Dilansir dari situs resmi IDAI, diare adalah satu kondisi dimana buang air besar (BAB) yang frekuensinya lebih sering dan konsistensi tinja lebih encer dari biasanya. Diare pada anak rentan terjadi dan bisa berlangsung selama satu atau dua hari, kemudian hilang dengan sendirinya. Namun, jika diare berlangsung lebih dari dua hari, kemungkinan memiliki penyebab yang lebih serius.Oleh sebab itu, MomDad harus segera waspada. Gejala diare yang parah dapat menyebabkan anak dehidrasi lantaran kekurangan cairan di tubuhnya. Lantas, apa yang harus MomDad lakukan untuk mengatasi diare pada anak di rumah?Tanda-tanda diareSebelum mengetahui apa saja yang harus lakukan untuk mengatasi diare pada anak, MomDad perlu mengenali tanda-tanda atau gejalanya terlebih dulu. Selain frekuensi BAB yang terlalu sering, berdasarkan webmd.com, berikut ini ada beberapa gejala umum yang sering terjadi saat anak mengalami diare, diantaranya:<ul><li>Demam</li><li>Mual</li><li>Muntah</li><li>Sakit perut</li><li>Dehidrasi</li><li>Ruam</li></ul>Langkah awal penanganan diare pada anak di rumahNah, jika MomDad sudah mengetahui tanda-tanda awal anak mengalami diare, langkah awal yang MomDad bisa lakukan yaitu:<ul><li style="text-align: justify;">Berikan cairan rehidrasi oral (CRO atau ORALIT)</li><li style="text-align: justify;">Pemberian ASI harus terus dilakukan</li><li style="text-align: justify;">Berikan tablet zink selama 10 hari</li><li style="text-align: justify;">Penggunaan antibiotik hanya diberikan sesuai petunjuk dokter</li><li style="text-align: justify;">Jaga kebersihan tangan setiap akan dan selesai memegang si Kecil</li></ul>Namun, bila ditemukan anak terlihat cenderung mengantuk, sangat lemas, menolak minum, muntah terus menerus, dan tidak buang air kecil, MomDad harus segera periksakan ke dokter sebelum terlambat.Sebab, bila diare dibiarkan akan berakibat fatal, seperti dehidrasi yang berlebihan, risiko kerusakan otak meningkat, kejang, dan bahkan menyebabkan kematian.Makanya, MomDad harus pastikan anak mendapatkan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi dan mengonsumsi makanan yang bergizi. Selain itu, akan lebih baik jika diare dicegah dengan membiasakan hidup yang sehat dengan menjaga kebersihan, baik itu kebersihan diri sendiri, lingkungan, makanan dan minuman. Semoga membantu.Jika MomDad punya pertanyaan seputar kondisi si Kecil, jangan ragu untuk segera konsultasidi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>.&nbsp;Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh ahli, lho! Referensi:&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bagaimana-menangani-diare-pada-anak" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bagaimana-menangani-diare-pada-anak">https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bagaimana-menangani-diare-pada-anak </a>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Si Kecil Alami Diare? Begini Cara Penanganannya di Rumah!

si-kecil-alami-diare--begini-cara-penanganannya-di-rumah--1673588792613

Orang tua tidak bisa mengawasi anak selama 24 jam penuh. Ada kalanya MomDad lengah dan tidak melihat apa yang si Kecil lakukan. Baik anak yang diawasi atau tanpa pengawasan, bisa saja terjatuh saat bermain atau berlari dan mengalami luka hingga berdarah. Jika sudah begini, pertolongan pertama apa sih yang bisa orang tua lakukan?&nbsp;Tips mengatasi luka gores atau berdarahPertolongan pertama yang dapat MomDad lakukan saat anak terluka atau berdarah adalah menggunakan kasa steril, kemudian tekan perlahan area luka gores sampai perdarahannya berhenti. Cara lain yang bisa MomDad lakukan adalah dengan mencuci area luka menggunakan sabun antiseptik di bawah keran yang mengalir atau mengoleskan salep antibiotik di area luka, kemudian tutup menggunakan plesterJika perdarahan tak kunjung sembuh berhenti, area luka mengeluarkan nanah atau cairan kekuningan, dan luka cukup luas sehingga membutuhkan jahitan, segeralah bawa si Kecil ke dokter agar ditangani lebih lanjut.&nbsp;<div style="text-align: justify;">Referensi:&nbsp;Mommyclopedia Panduan Lengkap Merawat Batita, dr. Meta Hanindita, Sp.A.</div>

Pertolongan Pertama untuk Anak Terluka & Berdarah

pertolongan-pertama-untuk-anak-terluka-&-berdarah-1673105592424

Gagap atau dikenal pula dengan istilah&nbsp;stuttering&nbsp;merupakan masalah ketidaklancaran bicara dalam bentuk pengucapan kata maupun aliran kalimat yang dialami pada anak-anak maupun dewasa.&nbsp;Gejalanya dapat berupa gangguan pengucapan kata, dapat berupa pengulangan sebagian kata atau seluruhnya (‘saya…saya…saya’,sa..sa..sa..ya’), pemanjangan pengucapan kalimat (ssssayaa…), blokade bagian kata (S…ya) atau keragu-raguan dalam mengucapkan suatu kata (saya….’mau’..makan).&nbsp; Lantas apa sih penyebab dan bagaimana cara mengatasi anak dengan gejala stuttering?Penyebab stuttering<img src="https://storage.primaku.com/editor/1672745973942-13e80aa8.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1369596152-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Penyebab gagap belum sepenuhnya dipahami dan diperkirakan, apakah merupakan gabungan antara faktor genetik dan lingkungan. Pada anak lelaki dengan gagap menetap diduga dipengaruhi oleh faktor genetik dengan anggota keluarga yang gagap juga. Pada anak-anak dalam periode perkembangan berbahasa sering dijumpai gagap ketika mulai belajar menggabungkan 2-3 kata dalam kalimat kompleks.Periode ini dimulai dari usia 18-24 bulan dimana anak-anak sangat berminat belajar berbicara namun menghadapi stres karena keterbatasan pertumbuhan organ-organ wicara. Orang tua dapat melihat adanya pengulangan seluruh atau sebagian kata, hilang kata, penambahan suara, dan ragu-ragu berbicara. Sebagian besar gagap pada anak akan hilang dengan sendirinya namun beberapa akan menetap dengan beberapa komplikasi seperti rendah diri, ketakutan, pemalu, dan frustasi.&nbsp; &nbsp;&nbsp;Kapan situasi stuttering muncul?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1672745979403-7bbe2447.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1213336943-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Gagap normalMuncul saat lelah, gembira, berbicara mengenai sesuatu yang baru atau kalimat yang sulit, bertanya atau menjawab sesuatu, berbicara pada orang yang tidak memperhatikannya dan terburu-buru menjawab.Gagap ringan-menengahLebih sering terjadi pada saat lelah, gembira, berbicara mengenai sesuatu yang baru atau kalimat yang sulit, bertanya atau menjawab sesuatu, berbicara pada orang yang tidak memperhatikannya.Gagap beratTimbul pada berbagai situasi.Apa yang dapat dilakukan oleh orang tua?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1672746167948-972cbffe.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1284415021-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Beberapa saran umum untuk orang tua yang mempunyai anak gagap adalah sebagai berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Bicara pada anak tanpa terburu-buru, berikan jeda beberapa detik setiap anak selesai berbicara lalu mulai meresponnya. Ritme kalimat MomDad yang perlahan-lahan lebih efektif dibandingkan dengan peringatan ‘pelan-pelan bicaranya’.</li><li style="text-align: justify;">Kurangi pertanyaan-pertanyaan pada anak, namun dengarkanlah perkataan anak dan respon setiap pembicaraannya. Anak dapat lebih bebas bercerita dibandingkan harus menjawab pertanyaan.</li><li style="text-align: justify;">Gunakan ekspresi muka atau gerakan tubuh ketika anak mulai gagap, untuk menenangkan dan meyakinkannya bahwa MomDad memahami isi pembicaraannya dan tidak mempermasalahkan gagapnya.</li><li style="text-align: justify;">Berikan beberapa kesempatan khusus untuk berkomunikasi dan beraktivitas berdua dengan ana. Biarkan ia memilih melakukan aktivitas atau bercakap-cakap. Saat bercakap-cakap, pilih kalimat sederhana dengan pengucapan perlahan dan suasana nyaman. Ketika umur anak bertambah, kecepatan berbicara dapat disesuaikan berdasarkan kemampuannya.</li><li style="text-align: justify;">Ajak anggota keluarga lain untuk selalu mendengarkan percakapan anak dan tidak memotong percakapan tersebut. Jadilah pendengar yang baik.</li><li style="text-align: justify;">Amati dan evaluasi interaksi dengan anak. Usahakan selalu memberikan waktu yang cukup padanya untuk bercakap-cakap. Hindari kritikan, bicara cepat, interupsi dan pertanyaan.</li><li style="text-align: justify;">Terima keadaan gagap anakapa adanya. Dengan meyakinkan bahwa gagap anak bukan sebuah masalah dan MomDad selalu mendukungnya, ia akan merasa nyaman dan mengurangi keluhan gagapnya.&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp;&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">MomDad juga perlu memahami, bahwa gagap adalah proses pembelajaran, seperti belajar berjalan, belajar menulis atau belajar bersepeda. Kesalahan pengucapan dan gagap merupakan hal yang wajar dan orangtua jangan memarahi anaknya.&nbsp;</li></ul>MomDad dapat melatih anak gagap untuk berbicara yang benar seperti bicara perlahan-lahan, menggunakan kalimat pendek-pendek dan mengurangi pertanyaan kompleks ketika berbicara dengan anak mereka. MomDad juga harus menyediakan waktu dan menciptakan suasana tenang dan nyaman untuk bercakap-cakap dengan anak mereka. Melatih mengulang ucapan yang gagap&nbsp; dengan perlahan-lahan dapat mengurangi keluhan gagap. Jadi peran orang tua dan keluarga sangatlah penting untuk menangani anak yang gagap.MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px; text-align: left;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Artikel ini ditulis oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia:<ul><li style="text-align: justify;">Dr.dr. Rini Sekartini, Sp.A(K)</li><li style="text-align: justify;">dr. Daniel Surjadinata, Sp.A</li></ul>Catatan:Artikel pernah dimuat dalam dua bagian terpisah di harian Kompas tanggal 20/4/2014 dan 27/4/2014, pada kolom Klasika.

Gangguan Bicara Stuttering pada Anak Saat Belajar Merangkai Kata

gangguan-bicara-stuttering-pada-anak-saat-belajar-merangkai-kata-1672747540693

Saat tersedak atau menelan benda asing, tidak semua anak dapat memberikan kode pertolongan. Oleh karena itu, MomDad perlu mengetahui tanda-tanda serta mengawasi anak agar tidak menelan benda asing yang dapat menyebabkan tersedak, bahkan risiko kesehatan lainnya yang mengancam keselamatan.Lantas, apa saja yang perlu dilakukan orang tua jika anak tersedak atau menelan benda asing?

Pertolongan Pertama Jika Anak Tersedak & Menelan Benda Asing

pertolongan-pertama-jika-anak-tersedak-&-menelan-benda-asing-1672037721910

Musim hujan seperti saat ini membuat cuaca menjadi lebih dingin dan lembap. Kondisi ini sering menyebabkan si Kecil terserang demam disertai batuk pilek. Pada momen ini, MomDad perlu mengetahui obat apa yang mungkin cocok untuk diberikan kepada si Kecil.&nbsp;Nah, agar MomDad tidak melakukan hal yang sia-sia dan malah berisiko memperburuk keadaan si Kecil, yuk ketahui kesalahan yang harus dihindari dalam mengatasi batuk-pilek pada si Kecil!Membeli obat batuk-pilek sembarangan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671606681012-175ba0e5.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="portrait-beautiful-mother-with-her-baby (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Batuk pilek pada anak paling sering disebabkan oleh virus, yang pada umumnya dapat sembuh sendiri. Penggunaan obat-obatan over the counter (obat-obatan yang dijual bebas) yang tidak sesuai indikasi akan menempatkan anak berisiko mengalami efek samping dari bahan aktif pada obat-obatan tersebut, terutama untuk anak yang berusia &lt; 2 tahun. Efek samping ini bisa saja mengancam nyawa. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau membeli obat-obat bebas untuk anak, ya.Memaksa anak makan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671606757434-bd996f5c.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-172713903-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Pada kondisi sakit, umumnya anak akan mengalami penurunan nafsu makan dan berkurangnya jumlah asupan. Terkadang orang tua terlampau khawatir sehingga memaksakan anak untuk tetap makan saat sakit. Hati-hati karena hal ini dapat menyebabkan pengalaman negatif terkait makanan untuk anak dan menyebabkan trauma makan di kemudian hari. Umumnya nafsu makan anak akan kembali normal dalam waktu 1-2 minggu setelah masa penyembuhan. Di situlah orang tua dapat memberikan asupan makanan yang bernutrisi untuk kejar tumbuh anakTidak menghindari paparan rokok<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671606809373-49c57bc6.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1331977499-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Paparan rokok pada anak yang sedang mengalami batuk-pilek dapat memperburuk gejala dan dapat menghambat penyembuhan. Perlu diingat bahwa anak dapat menjadi second-hand smoker atau third-hand smoker yang berasal dari polutan asap rokok yang menempel pada permukaan benda, seperti rambut, furniture, pakaian, kacamata, dan lain-lain.Mengonsumsi antibiotik tanpa nasehat dokter<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671606901298-38c61799.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-500728878-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Seperti telah dijelaskan sebelumnya, batuk-pilek pada anak tersering disebabkan oleh virus. Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri, sehingga penggunaannya pada kasus batuk-pilek tidaklah tepat guna.Berbagi alat makan/minum dengan orang lain<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671606994561-73b37a05.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1136215586-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Transmisi kuman atau virus dapat terjadi ketika anak yang sedang mengalami batuk-pilek menggunakan peralatan makan atau minum yang sama dengan orang lain. Pastikan agar anak memiliki peralatan makan masing-masing untuk mencegah penularan batuk-pilek antar anak di sekolah atau tempat penitipan anak atau acara keluarga.Ketika anak sakit, sebagai orang tua mungkin MomDad akan merasa sedih dan gelisah. Namun sebaiknya, tetaplah bertindak tenang dalam menangani si Kecil, ya. Pastikan anak mendapatkan istirahat yang cukup dan makan makanan yang bisa mempercepat kesembuhan si Kecil, ya.&nbsp;Yuk, hindari 5 hal di atas saat si Kecil batuk pilek agar proses penyembuhannya bisa lebih cepat.Itulah yang perlu MomDad ketahui hal yang sebaiknya dihindari saat anak batpil.&nbsp;Jika ingin konsultasikan kondisi si Kecil, MomDad dapat bertanya di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>&nbsp;dan pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh ahli. Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Hindari Lakukan Hal Ini Saat Anak Batuk Pilek!

hindari-lakukan-hal-ini-saat-anak-batuk-pilek--1677608335576

MomDad mungkin pernah mendengar istilah tongue tie, yakni kondisi ketika frenulum lidah bayi berukuran terlalu pendek sehingga mengganggu pergerakan lidah. Tongue tie juga bisa mengganggu proses menyusu, makan, menelan, hingga berbicara. Namun, apakah MomDad pernah mendengar istilah lip tie dan apa bahayanya bagi bayi? Ketahui lebih lanjut, yuk! Pengertian lip tie<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671599014526-f49fec65.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="5ca5ed11fcfc82030bb4ec4de459fadc.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Lip tie didefinisikan sebagai adanya jaringan yang bersifat mengikat (frenum/ frenulum) yang menghubungkan gusi bagian atas dengan bibir atas. Frenulum ini merupakan bagian normal yang dijumpai pada mulut setiap orang. Ada beberapa klasifikasi untuk menentukan derajat lip tie ini.Frenulum dapat melekat mulai dari bagian atas maksila (rahang atas) hingga ke bagian bawah dan meluas hingga langit-langit. Namun, semuanya ini masih dapat merupakan variasi anatomi normal, sehingga yang penting dievaluasi pertama-tama adalah fungsinya dan apakah kondisi ini memengaruhi kemampuan bayi menyusu.Gejala lip tie<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671599136312-8f17a7a7.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="portrait-beautiful-mother-with-her-baby (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Hingga saat ini, belum terdapat bukti yang kuat apakah lip tie memengaruhi kemampuan bayi menyusu. Lip tie yang kaku dapat menghambat terpuntirnya bibir atas ke luar saat bayi menyusui. Namun, perlekatan dan posisi lidah yang tepat lebih berperan dalam kemampuan bayi menyusu dan mengosongkan payudara.Bibir berperan untuk menciptakan segel (seal) di sekitar payudara agar saat bayi menyusu tidak ada udara yang masuk dan menyebabkan bayi kembung (aerophagia). Untuk membentuk segel ini, bibir atas harus berada dalam posisi netral atau sedikit terpuntir (slightly everted), dan bibir bawah dalam posisi terpuntir ke luar. Justru ketika bayi tampak menyusu dengan kedua bibir terpuntir ke luar, ia sedang menggunakan kedua bibirnya untuk menciptakan sedotan (suction) sebagai kompensasi perlekatan yang kurang baik.Penting diingat, bahwa tidak semua bayi yang mengalami keluhan menyusui memiliki lip tie dan tindakan pemotongan frenulum lip tie tidak selalu dapat memperbaiki keluhan menyusu. Beberapa gejala yang mungkin dapat dijumpai bersamaan di antaranya adalah frenulum yang tampak tebal dan tidak elastis, bayi tampak rewel saat menyusu, bunyi berdecak saat menyusu, kenaikan berat badan yang tidak adekuat, hingga bayi yang tampak kesulitan mempertahankan perlekatan yang baik pada payudara.Mengatasi lip tieHingga saat ini, belum terdapat cukup bukti untuk melakukan tindakan pemotongan lip tie. Hal ini karena frenulum bibir memiliki pembuluh darah yang lebih banyak daripada frenulum lidah (tongue tie), serta kemungkinan frenulum tersebut melekat kembali pasca pemotongan lebih tinggi karena bibir relatif tidak banyak bergerak dibandingkan lidah.Namun, seiring dengan pertambahan usia dan pertumbuhan gigi si Kecil, ukuran rahang atas juga akan membesar dan frenulum yang tadinya melekat ke bagian bawah rahang atas akan tertarik dan tidak lagi menghalangi pertumbuhan kedua gigi atas. Tindakan frenotomy atau pemotongan lip tie mungkin diperlukan apabila terdapat kekhawatiran orang tua terkait risiko terjadinya diasthema atau adanya jarak antara kedua gigi seri atas pada anak usia 11-12 tahun, ketika gigi sudah berubah menjadi gigi permanen.Itulah yang perlu MomDad ketahui mengenai lip tie&nbsp;pada bayi baru lahir. Jika bayi mengalami&nbsp;lip tie,&nbsp;segera periksa ke dokter spesialis atau konsultasikan di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>! Referensi:<ul><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://sarahoakleylactation.co.uk/wp-content/uploads/2015/05/lip-tie-article.pdf" title="https://sarahoakleylactation.co.uk/wp-content/uploads/2015/05/lip-tie-article.pdf">https://sarahoakleylactation.co.uk/wp-content/uploads/2015/05/lip-tie-article.pdf </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.medicalnewstoday.com/articles/lip-tie#definition" title="https://www.medicalnewstoday.com/articles/lip-tie#definition">https://www.medicalnewstoday.com/articles/lip-tie#definition </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.llli.org/breastfeeding-info/tongue-lip-ties/" title="https://www.llli.org/breastfeeding-info/tongue-lip-ties/">https://www.llli.org/breastfeeding-info/tongue-lip-ties/ </a></li></ul>Sumber foto: PinterestArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Kondisi Lip Tie pada Bayi, Apakah Memengaruhi Proses Menyusu?

kondisi-lip-tie-pada-bayi,-apakah-memengaruhi-proses-menyusu-1671599359542

Setiap orang tua pasti ingin anaknya tumbuh sehat. Namun, saat ini MomDad perlu waspada terhadap berbagai penyakit yang bisa menyerang si Kecil tiba-tiba, termasuk penyakit gagal ginjal akut yang belakangan ini ramai diperbincangkan. Salah satu penyakit yang dapat diderita si Kecil adalah infeksi saluran kemih yang bila tidak mendapatkan tatalaksana yang baik bisa berisiko menyebabkan gagal ginjal. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai penyakit ini, pastikan MomDad scroll artikel ini sampai akhir ya!Apa itu ISK?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671520867163-542aea4b.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1298316328-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Infeksi saluran kemih atau yang dikenal dengan singkatan ISK merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering terjadi pada anak. Penyakit infeksi ini merupakan salah satu penyebab gagal ginjal pada anak, terutama bila tidak atau terlambat terdiagnosis. ISK disebabkan oleh tumbuh dan berkembang biaknya kuman dalam saluran kemih dalam jumlah yang cukup untuk menimbulkan radang. Tumbuhnya kuman ini dapat dideteksi melalui pemeriksaan biakan urine yang merupakan baku emas dalam penegakkan diagnosis ISK.Gejala ISK<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671520552551-130c0fa1.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-841321834-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Gejala yang ditimbulkan oleh ISK sangat bervariasi. Pada bayi, ISK dapat hanya memberikan gejala demam tanpa gejala lainnya. Gejala lain yang dapat ditunjukkan adalah penurunan berat badan, gagal tumbuh, muntah dan diare. Pada anak yang lebih besar, mulai tampak gejala khas dari saluran kemih seperti nyeri saat berkemih, mengompol, rasa anyang-anyangan, dan peningkatan frekuensi berkemih. Gejala yang tidak jelas tersebut, terutama pada bayi dan anak yang lebih kecil, membuat penegakkan diagnosis ISK ini terkadang sulit sehingga beberapa sumber menyarankan untuk selalu memeriksakan urine pada anak dengan gejala demam maupun gagal tumbuh.Untuk membantu menegakkan diagnosis ISK, diperlukan pemeriksaan biakan urine, yaitu pengumpulan contoh urine untuk ditanam pada suatu media. Urin seharusnya steril, tidak mengandung bakteri apapun, sehingga adanya pertumbuhan bakteri dalam jumlah yang bermakna membuktikan adanya ISK. Pemeriksaan lainnya seperti urine rutin dan darah tidak selalu membantu karena dapat memberikan hasil yang bervariasi.Penyebab ISK<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671520628659-a431c3f2.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-488990016-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Selain pemeriksaan biakan, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk mencari faktor risiko terjadinya ISK pada seorang anak, seperti adanya fimosis (kulup atau kulit kepala penis melekat erat pada kepala penis), kelainan letak lubang saluran kemih (uretra), hingga masalah kelainan saraf pada kandung kemih. Anak berusia di bawah 2 tahun mungkin memerlukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk mencari faktor risiko terjadinya ISK. Hal ini terutama penting apabila ISK terjadi berulang kali.Tips mencegah ISK<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671520682344-d5c4f0c5.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-956949984-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Untuk membantu pencegahan ISK, orang tua dapat melakukan hal-hal berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Ingatkan anak untuk berkemih setiap 1,5 hingga 2 jam dan ajari untuk tidak menahan BAK. Dengan asupan cairan yang cukup, anak mungkin akan berkemih setiap 2-4 jam, tergantung usia dan asupan cairannya.</li><li style="text-align: justify;">Pastikan higiene area kelamin terjaga dengan baik. Anak perempuan harus diajari untuk membasuh kelamin dari arah depan ke belakang dan tidak sebaliknya. Bila anak belum dapat membasuh alat kelaminnya sendiri, orang tua atau pengasuh anak harus melakukannya dengan cara yang benar.</li><li style="text-align: justify;">Hindari konstipasi pada anak dengan mengkonsumsi cukup makanan yang mengandung serat, seperti buah-buahan dan sayuran serta cukup minum.</li><li style="text-align: justify;">Gunakan pakaian dalam berbahan katun dan hindari penggunaan celana yang ketat. Bayi yang menggunakan popok sekali pakai harus diganti popoknya maksimal setiap 4 jam.</li><li style="text-align: justify;">Hindari sabun berpewangi dan zat-zat kimia yang dapat mengiritasi area kelamin.</li></ul>Yuk, cegah ISK pada si Kecil dengan terapkan cara-cara di atas!Apabila punya pertanyaan seputar kondisi si Kecil, MomDad bisa konsultasikan pada dokter di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>&nbsp;melalui aplikasi PrimaKu. Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh ahli. Daftar bacaan:1. UKK Nefrologi IDAI. Konsensus infeksi saluran kemih pada anak. Badan Penerbit IDAI. 2011.2. Leung AKC, Wong AHC, Leung AAM, Hon KL. Urinary tract infection in children. Recent Pat Inflamm Allergy Drug Discov. 2019;13:2-18.3. Johns Hopkins Medicine. Urinary tract infections (UTI) in children. Tersedia di: <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/urinary-tract-infections/urinary-tract-infections-uti-in-children" title="https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/urinary-tract-infections/urinary-tract-infections-uti-in-children">https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/urinary-tract-infections/urinary-tract-infections-uti-in-children</a>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Waspadai Penyebab ISK pada Balita!

waspadai-penyebab-isk-pada-balita-1671529584350

Memar atau kebiruan pada kulit merupakan hal yang sering dialami oleh anak. Memar biasanya terjadi pada anak-anak ketika mereka terjatuh pada permukaan yang keras ketika bermain atau pada saat berolahraga. Umumnya, memar yang timbul akibat benturan tersebut adalah sesuatu yang normal. Namun, MomDad juga harus waspada bahwa ada memar yang tidak normal, lho!Penyebab memar<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671444758919-41a66e2b.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1285415215-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Memar pasti diawali oleh adanya perdarahan. Perdarahan terjadi akibat adanya gangguan pada dinding pembuluh darah. Pada anak sehat, jika gangguan dinding pembuluh darah tersebut tidak terlalu besar, maka proses pembekuan darah akan menghentikan perdarahan tersebut. Memar akan terjadi bila terjadi bekuan darah di bawah kulit sebagai hasil dari kerusakan pembuluh darah.Nah, ada satu memar yang disebabkan penyakit bernama hemofilia, yaitu gangguan pembekuan darah yang diturunkan secara genetik dari garis keturunan ibu (x-linked recessive). Pada anak yang mengalami hemofilia, terjadi penurunan kadar faktor pembekuan darah sehingga mudah terjadi perdarahan spontan atau perdarahan sulit berhenti. Hemofilia harus dicurigai pada pasien dengan riwayat sebagai berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Jenis kelamin laki-laki</li><li style="text-align: justify;">Mudah memar kebiruan tanpa penyebab yang jelas terutama pada masa bayi dan balita</li><li style="text-align: justify;">Bengkak dan nyeri pada sendi</li><li style="text-align: justify;">Riwayat perdarahan yang sulit berhenti pasca trauma atau setelah tindakan medis seperti cabut gigi, sirkumsisi, atau operasi lainnya</li><li style="text-align: justify;">Adanya keluhan yang sama pada saudara laki-laki pasien atau saudara laki-laki ibu pasien</li></ul>Terdapat 2 jenis hemofilia, yaitu hemofilia A (kekurangan faktor VIII) dan hemofilia B (kekurangan faktor IX). Jumlah penderita hemofilia A lebih banyak daripada hemofilia B, dengan total penyandang hemofilia di Indonesia pada tahun 2018 adalah sebanyak 2098 orang.Gejala hemofilia<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671444799115-e4ac3d73.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1440445111-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Gejala utama hemofilia adalah perdarahan yang sulit berhenti, perdarahan memanjang, dan mudahnya anak berdarah, terutama pada area sendi dan otot. Diagnosis pasti hemofilia dilakukan dengan pemeriksaan kadar faktor VIII dan IX. Berdasarkan aktivitas faktor VIII dan IX yang ditemukan, hemofilia diklasifikasikan sebagai:<ul><li style="text-align: justify;">Ringan: aktivitas faktor &gt;5-40%. Perdarahan sendi yang terjadi umumnya akibat trauma atau operasi, sangat jarang terjadi perdarahan spontan</li><li style="text-align: justify;">Sedang: aktivitas faktor 1-5%. Perdarahan spontan atau akibat trauma ringan lebih sering terjadi, sekitar 1 kali per bulan</li><li style="text-align: justify;">Berat: aktivitas faktor &lt;1%. Perdarahan sendi spontan dapat terjadi 1-2 kali per minggu.</li></ul>Selain perdarahan sendi, terdapat perdarahan serius lain yang dapat dialami anak dengan hemofilia, seperti perdarahan otot, mulut, gusi, hidung, dan saluran kemih. Perdarahan yang termasuk mengancam nyawa meliputi perdarahan otak, saluran cerna, leher, dan tenggorok.ReferensiDiakses pada 25 November 2022:<ul><li style="text-align: justify;">Bruises and bruising, didapat dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/bruises" title="https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/bruises">https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/bruises </a></li><li style="text-align: justify;">Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Tata laksana hemofilia. Didapat dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/professional-resources/pedoman-konsensus/pedoman-nasional-pelayanan-kedokteran-tata-laksana-hemofilia" title="https://www.idai.or.id/professional-resources/pedoman-konsensus/pedoman-nasional-pelayanan-kedokteran-tata-laksana-hemofilia">https://www.idai.or.id/professional-resources/pedoman-konsensus/pedoman-nasional-pelayanan-kedokteran-tata-laksana-hemofilia</a></li></ul>

Si Kecil Alami Diare? Begini Cara Penanganannya di Rumah!

Si Kecil Alami Diare? Begini Cara Penanganannya di Rumah!

Pertolongan Pertama untuk Anak Terluka & Berdarah

Pertolongan Pertama untuk Anak Terluka & Berdarah

Gangguan Bicara Stuttering pada Anak Saat Belajar Merangkai Kata

Gangguan Bicara Stuttering pada Anak Saat Belajar Merangkai Kata

Pertolongan Pertama Jika Anak Tersedak & Menelan Benda Asing

Pertolongan Pertama Jika Anak Tersedak & Menelan Benda Asing

Hindari Lakukan Hal Ini Saat Anak Batuk Pilek!

Hindari Lakukan Hal Ini Saat Anak Batuk Pilek!

Kondisi Lip Tie pada Bayi, Apakah Memengaruhi Proses Menyusu?

Kondisi Lip Tie pada Bayi, Apakah Memengaruhi Proses Menyusu?

Waspadai Penyebab ISK pada Balita!

Waspadai Penyebab ISK pada Balita!

Anak sering Memar, Kapan Curiga Hemofilia?

Anak sering Memar, Kapan Curiga Hemofilia?