Pada saat baru lahir, mungkin bayi memang akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan tidur saja dan belum terlalu aktif. Seiring berjalannya waktu, ia akan menjadi lebih aktif dan sering banyak bergerak. Namun, bagaimana jika bayi terlihat lebih banyak diam, seperti malas bergerak? Apakah hal tersebut perlu diwaspadai dan apa penyebabnya?&nbsp;<ul><li style="text-align: justify;">Bayi sedang sakit. Bayi yang sedang sakit akan cenderung sedikit bergerak karena berusaha mengurangi kebutuhan energi yang harus dikeluarkan. Kondisi sakit sendiri sudah memerlukan energi yang cukup besar untuk penyembuhan, maka bayi akan cenderung kurang aktif.&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Adanya keterbatasan fisik. Misalnya, bayi tidak melihat atau mendengar. Bayi akan merespon stimulasi indrawi dari lingkungan, seperti misalnya menengok ke sumber suara atau berusaha merangkak meraih benda. Jika bayi tidak tertarik atau kurang aktif bergerak, mungkin saja ada salah satu indra yang mengalami gangguan.&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Obesitas. Kelebihan berat badan yang ekstrim dapat membuat bayi sulit untuk bergerak maupun berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Namun, gerak akan membakar kalori sehingga bayi tetap harus didukung untuk&nbsp; bergerak.&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Adanya masalah dalam perkembangan sistem saraf pusat. Bayi tampak bergerak karena otot-ototnya lemas (hipotonia) dan juga cenderung mengalami keterlambatan perkembangan. Banyak kemungkinan penyebab, salah satunya adalah kekurangan hormon kelenjar gondok (tiroid)</li><li style="text-align: justify;">Faktor lingkungan. Misalnya, kurang stimulasi dari pengasuh. Sebagai contoh, anak yang sejak bayi diberikan gadget atau tontonan lain akan hanya fokus pada layar dan tidak tertarik untuk mengeksplorasi lingkungan.&nbsp;</li></ul>Itu dia 5 penyebab bayi malas bergerak. Jadi, MomDad perlu mewaspadai apabila si Kecil tampak tidak aktif bergerak, ya. Segera konsultasikan ke dokter anak untuk mengetahui penyebabnya agar bisa ditangani dengan tepat.Jika MomDad punya pertanyaan seputar kondisi si Kecil, jangan ragu untuk segera konsultasidi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>.&nbsp;Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh ahli, lho!Referensi:&nbsp;Sander J. Encyclopedia of child behavior and movement.<div style="text-align: justify;"> </div>

Anakku Malas Bergerak, Kenapa ya?

anakku-malas-bergerak--kenapa-ya--1683600801834

Bayi umumnya dapat duduk sendiri pada usia antara 6 hingga 8 bulan. Tetapi, setiap bayi dapat mencapai tonggak perkembangan ini dengan kecepatan yang berbeda-beda. Beberapa bayi mungkin dapat duduk sendiri pada usia yang lebih muda, sementara yang lain membutuhkan waktu lebih lama. Lantas, faktor apa saja sih yang menyebabkan bayi belum bisa duduk sendiri? Yuk, simak penjelasannya di bawah!Kekuatan otot leher, punggung, dan perut yang belum cukup kuatKetidakmampuan bayi untuk duduk mungkin disebabkan oleh kelemahan otot leher, punggung, dan perut yang belum cukup kuat. Hal ini biasanya terjadi pada bayi yang lahir prematur atau mengalami kelainan perkembangan otot. [1]Perkembangan otak dan saraf yang belum matang sepenuhnyaKetidakmampuan bayi untuk duduk juga bisa disebabkan oleh perkembangan otak dan saraf yang belum matang sepenuhnya. Bayi perlu belajar dan memperkuat koneksi saraf dalam otak untuk mempertajam koordinasi motoriknya. [2]Kelainan perkembangan tulang belakang atau pinggulKelainan perkembangan tulang belakang atau pinggul pada bayi dapat memengaruhi kemampuan bayi untuk duduk. [3]Bayi mengalami kondisi kesehatan tertentuKondisi kesehatan tertentu seperti kelainan jantung, kelainan paru-paru, atau kelainan otot dapat memengaruhi kemampuan bayi untuk duduk. [4]Faktor lingkunganFaktor lingkungan seperti kurangnya kesempatan untuk bergerak atau kurangnya rangsangan motorik pada bayi dapat memengaruhi kemampuan bayi untuk duduk. [5]Harap diingat bahwa beberapa bayi dapat mencapai tonggak perkembangan ini dengan lebih lambat atau lebih cepat dari yang lain. Jika MomDad memiliki kekhawatiran tentang perkembangan motorik si Kecil, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli perkembangan anak.Referensi:1. Gupta, M., &amp; Shrivastava, S. (2018). Management of motor delay. Indian Pediatrics, 55(9), 785–791. <a classname="e-rte-anchor" href="https://doi.org/10.1007/s13312-018-1413-6" title="https://doi.org/10.1007/s13312-018-1413-6">https://doi.org/10.1007/s13312-018-1413-6 </a>2. Piek, J. P., Dawson, L., Smith, L. M., &amp; Gasson, N. (2008). The role of early fine and gross motor development on later motor and cognitive ability. Human Movement Science, 27(5), 668–681. <a classname="e-rte-anchor" href="https://doi.org/10.1016/j.humov.2008.05.007" title="https://doi.org/10.1016/j.humov.2008.05.007">https://doi.org/10.1016/j.humov.2008.05.007 </a>3. Oetgen, M. E. (2015). Developmental Dysplasia of the Hip. Pediatrics in Review, 36(6), 234–243. <a classname="e-rte-anchor" href="https://doi.org/10.1542/pir.36-6-234" title="https://doi.org/10.1542/pir.36-6-234">https://doi.org/10.1542/pir.36-6-234 </a>4. Gupta, M., &amp; Shrivastava, S. (2018). Management of motor delay. Indian Pediatrics, 55(9), 785–791. <a classname="e-rte-anchor" href="https://doi.org/10.1007/s13312-018-1413-6" title="https://doi.org/10.1007/s13312-018-1413-6">https://doi.org/10.1007/s13312-018-1413-6 </a>5. Valdez, V., &amp; Gómez, J. C. (2018). Early stimulation and its contribution to the development of motor skills in children from 0 to 24 months. Revista Chilena de Pediatria, 89(3), 351–357. <a classname="e-rte-anchor" href="https://doi.org/10.4067/s0370-41062018005000301" title="https://doi.org/10.4067/s0370-41062018005000301">https://doi.org/10.4067/s0370-41062018005000301 </a>

Anakku Belum Bisa Duduk Sendiri, Kenapa ya?

anakku-belum-bisa-duduk-sendiri--kenapa-ya--1683201635626

Saat baru lahir, MomDad akan selalu membantu bayi untuk minum susu, entah saat minum ASI atau susu formula dari botol. Namun, seiring pertumbuhannya, bayi akan mampu melakukan banyak hal sendiri, termasuk memegang botol susu. Nah, kira-kira kapan si Kecil bisa pegang botol susu sendiri?Kapan bayi bisa pegang botol susu sendiri?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/d4e9381087757c9a60841073fbf10392c3_1682581735319.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="source freepik 1 (4).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Pada umumnya, bayi mulai bisa pegang botol sendiri pada usia 6-10 bulan [1 &amp; 2]. Tentunya ada perkembangan yang terjadi dibalik bayi yang sudah bisa memegang botol susu sendiri. Terdapat perkembangan kognitif, motor halus untuk menggenggam botol susu, koordinasi, serta perkembangan kekuatan otot terutama otot batang tubuh dan tungkai atas.Cara melatih bayi agar bisa pegang botol susu sendiri<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/f20e665ba5171f834e1f9e4b2f4cdb101_1682582019205.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-04-27T145312.662.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Tanda-tanda bahwa bayi sudah mampu memegang botol sendiri adalah ia sudah mampu duduk tegak tanpa bantuan dan ketika duduk dapat meraih mainan dengan posisi duduk tetap stabil atau seimbang, kemudian membawanya ke dekat tubuhnya. Selain itu, bayi juga mampu memegang makanan dan memasukkan ke mulutnya dan jika MomDad memberikan botol susu, bayi sudah mampu memegang dan meraih botol susu dengan kedua tangannya [3].Jika tanda-tanda di atas sudah dijumpai, maka MomDad dapat membantu bayi untuk memegang botol dan jika ia melepasnya setelah beberapa menit, ulang kembali prosesnya. Perlu diingat untuk jangan memberikan bayi botol yang terisi penuh karena umumnya akan menjadi lebih berat. MomDad dapat melatih bayi menggunakan botol kosong terlebih dahulu, perbanyak juga tummy time agar bayi memiliki kekuatan otot batang tubuh yang baik untuk memegang botol dengan tangannya. Penting untuk tidak membiarkan bayi menyusu sendiri atau ditinggalkan untuk memegang sendiri karena dapat beresiko tersedak, overfeeding, dan meningkatkan risiko infeksi telinga serta karies gigi [4 &amp; 5].Itulah penjelasan mengenai kapan bayi bisa pegang botol susu sendiri dan cara yang bisa dilakukan untuk melatihnya agar bisa pegang botol sendiri. Jangan lupa untuk tetap mengawasi bayi saat sedang memegang botol sendiri agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, ya.Referensi:<ol><li style="text-align: left;">Roberts, A. (2018, 20 Agustus). Bye-Bye, Bottle. Parents. Diakses pada 27 April 2023, dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.parents.com/baby/breastfeeding/weaning/bye-bye-bottle/" title="https://www.parents.com/baby/breastfeeding/weaning/bye-bye-bottle/">https://www.parents.com/baby/breastfeeding/weaning/bye-bye-bottle/ </a></li><li style="text-align: left;">Meredith, C. (2022, 18 Januari). When can my baby hold his own bottle? BabyCenter. Diakses pada 27 April 2023, dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.babycenter.com/baby/formula-feeding/when-can-my-baby-hold-his-own-bottle_1368471" title="" target="_blank">https://www.babycenter.com/baby/formula-feeding/when-can-my-baby-hold-his-own-bottle_1368471</a></li><li style="text-align: left;">Gleason, M. M. (2021, May 10). When Do Babies Hold Their Own Bottle? Healthline Parenthood. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthline.com/health/baby/when-do-babies-hold-their-own-bottle#average-age" title="https://www.healthline.com/health/baby/when-do-babies-hold-their-own-bottle#average-age">https://www.healthline.com/health/baby/when-do-babies-hold-their-own-bottle#average-age </a> </li><li style="text-align: left;">Centers for Disease Control and Prevention. (2021, April 1). Bottle Feeding. National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion, Division of Nutrition, Physical Activity, and Obesity. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/nutrition/infantandtoddlernutrition/bottle-feeding/index.html" title="https://www.cdc.gov/nutrition/infantandtoddlernutrition/bottle-feeding/index.html">https://www.cdc.gov/nutrition/infantandtoddlernutrition/bottle-feeding/index.html </a></li><li style="text-align: left;">American Academy of Pediatrics. (2021, February 23). Practical Bottle Feeding Tips. Healthy Children. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/feeding-nutrition/Pages/Practical-Bottle-Feeding-Tips.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/feeding-nutrition/Pages/Practical-Bottle-Feeding-Tips.aspx">https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/feeding-nutrition/Pages/Practical-Bottle-Feeding-Tips.aspx</a></li></ol>

Salah Satu Ceklis Tumbuh Kembang: Bayi Bisa Pegang Botol Susu Sendiri!

salah-satu-ceklis-tumbuh-kembang--bayi-bisa-pegang-botol-susu-sendiri--1683539437988

Pada usia 9 bulan, bayi biasanya sudah mengalami beberapa kemajuan dalam tumbuh kembang fisik, motorik, bahasa, dan sosial-emosional. Berikut adalah beberapa perkembangan yang dapat terlihat pada bayi usia 9 bulan:<ul><li style="text-align: justify;">Fisik: Bayi biasanya sudah mampu duduk tanpa dukungan, merangkak atau berjalan dengan dukungan, dan meraih benda dengan jari-jarinya.</li><li style="text-align: justify;">Motorik: Bayi sudah bisa bergerak secara teratur dan mulai berlatih memegang, menjatuhkan, memasukkan, dan memindahkan benda-benda ke dalam wadah. Bayi juga sudah bisa memainkan tangan dan jari-jarinya dengan lebih terampil.</li><li style="text-align: justify;">Bahasa: Bayi sudah mulai mengeluarkan suara, seperti "mama" dan "papa", serta mampu memahami perintah sederhana, seperti "ambil bola" atau "berikan mainan".</li><li style="text-align: justify;">Sosial-emosional: Bayi sudah mulai menunjukkan ketertarikan terhadap orang lain dan meniru ekspresi wajah dan gerakan orang dewasa. Bayi juga sudah mulai memperlihatkan emosi seperti senang, sedih, dan marah.</li></ul>Selain itu, bayi usia 9 bulan juga sudah mulai mengenal jenis makanan baru dan dapat diperkenalkan pada makanan dengan tekstur yang lebih kasar, seperti potongan buah dan sayur, roti, atau pasta. Bayi juga memerlukan asupan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya.Berikut ini beberapa jenis mainan yang cocok untuk bayi berusia 9 bulan:<ul><li style="text-align: justify;">Mainan gigitan berbahan silikon atau karet untuk membantu meredakan rasa gatal saat gigi tumbuh.</li><li style="text-align: justify;">Mainan empuk dan berbentuk benda-benda sehari-hari, seperti bola, boneka, atau mobil, untuk merangsang motorik halus dan koordinasi mata-tangan.</li><li style="text-align: justify;">Mainan berbentuk kubus atau blok yang bisa disusun dan dijatuhkan, untuk melatih keterampilan membangun dan memecahkan masalah.</li><li style="text-align: justify;">Mainan yang bisa diputar-putar dan menimbulkan suara, seperti musik box atau genta, untuk merangsang pendengaran dan koordinasi antara tangan dan mata.</li><li style="text-align: justify;">Buku bergambar dengan bahan yang aman dan halaman yang tidak mudah sobek, untuk merangsang minat membaca dan pengenalan huruf dan angka.</li></ul>Namun, perlu diingat bahwa setiap bayi memiliki perkembangan yang berbeda-beda dan tidak selalu mengikuti pola yang sama. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang tumbuh kembang bayi Anda, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli perkembangan anak.Referensi:<ul><li style="text-align: justify;">American Academy of Pediatrics. (2019). Choosing Baby's Toys: Birth to One Year. Retrieved from <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/Choosing-Babys-Toys-0-12-Months.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/Choosing-Babys-Toys-0-12-Months.aspx">https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/Choosing-Babys-Toys-0-12-Months.aspx </a></li><li style="text-align: justify;">What To Expect. (2021). The 9-Month-Old Baby. Retrieved from <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.whattoexpect.com/first-year/month-by-month/month-9.aspx" title="https://www.whattoexpect.com/first-year/month-by-month/month-9.aspx">https://www.whattoexpect.com/first-year/month-by-month/month-9.aspx </a></li><li style="text-align: justify;">Parents. (2021). Best Baby Toys for Every Age. Retrieved from <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.parents.com/baby/toys/best-baby-toys-for-every-age/" title="https://www.parents.com/baby/toys/best-baby-toys-for-every-age/">https://www.parents.com/baby/toys/best-baby-toys-for-every-age/</a></li></ul>

Mainan yang Mampu Optimalkan Tumbuh Kembang Bayi Usia 9 Bulan

mainan-yang-mampu-optimalkan-tumbuh-kembang-bayi-usia-9-bulan-1682563993269

Stimulasi lingkungan dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak melalui pengaruhnya pada perkembangan otak dan perilakunya. Lingkungan yang kaya dengan rangsangan dapat membantu memperkuat koneksi saraf dalam otak anak, yang pada gilirannya dapat membantu meningkatkan kemampuan belajar dan pengalaman sensori anak. Selain itu, lingkungan yang mendukung juga dapat membantu meningkatkan keterampilan sosial dan emosional anak.Sebaliknya, lingkungan yang kurang stimulasi atau tidak mendukung dapat memperlambat perkembangan anak dan bahkan dapat memicu masalah kesehatan dan perkembangan. Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang kurang stimulasi mungkin mengalami keterlambatan dalam bahasa, motorik, dan keterampilan sosial.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/78110b0ceb1bf58b35f439add9696aa56_1681526382365.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-04-14T155140.580.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang baik bagi si Kecil agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, di antaranya:<ul><li style="text-align: justify;">Menciptakan lingkungan yang aman dan teratur, termasuk memastikan kebersihan lingkungan dan membatasi akses si Kecil ke area yang berbahaya.</li><li style="text-align: justify;">Memberikan rangsangan sensori yang sesuai untuk si Kecil, seperti mainan yang sesuai dengan usia dan minatnya.</li><li style="text-align: justify;">Memberikan waktu dan perhatian yang cukup untuk bermain dan berinteraksi dengan si Kecil, dan terlibat aktif dalam kegiatannya.</li><li style="text-align: justify;">Memberikan nutrisi yang seimbang dan menjaga kesehatan si Kecil, termasuk memberikan vaksinasi yang diperlukan.</li><li style="text-align: justify;">Mendorong aktivitas fisik dan olahraga yang sesuai dengan usia si Kecil.</li><li style="text-align: justify;">Memberikan pendidikan yang baik dan mengembangkan keterampilan akademik dan sosial si Kecil.</li><li style="text-align: justify;">Memberikan pengawasan dan arahan yang tepat pada perilaku si Kecil dan memberikan konsekuensi yang konsisten pada perilaku yang tidak diinginkan.</li><li style="text-align: justify;">Menjaga hubungan yang positif dengan si Kecil dan memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan.</li></ul>Referensi:<ul><li style="text-align: justify;">Shonkoff, J. P., &amp; Phillips, D. A. (Eds.). (2000). From neurons to neighborhoods: The science of early childhood development. National Academies Press.</li><li style="text-align: justify;">Reynolds, A. J., Temple, J. A., Ou, S. R., Robertson, D. L., Mersky, J. P., Topitzes, J. W., &amp; Niles, M. D. (2011). Effects of a school-based, early childhood intervention on adult health and well-being: A 19-year follow-up of low-income families. Archives of Pediatrics &amp; Adolescent Medicine, 165(8), 756-762.</li><li style="text-align: justify;">Landry, S. H., Smith, K. E., Swank, P. R., &amp; Guttentag, C. (2008). A responsive parenting intervention: The optimal timing across early childhood for impacting maternal behaviors and child outcomes. Developmental psychology, 44(5), 1335-1353.</li><li style="text-align: justify;">Duncan, G. J., Ziol-Guest, K. M., &amp; Kalil, A. (2010). Early-childhood poverty and adult attainment, behavior, and health. Child development, 81(1), 306-325.</li><li style="text-align: justify;">National Scientific Council on the Developing Child. (2004). Young Children Develop in an Environment of Relationships: Working Paper No. 1. Retrieved from <a classname="e-rte-anchor" href="https://developingchild.harvard.edu/wp-content/uploads/2004/04/Young-Children-Develop-in-an-Environment-of-Relationships.pdf" title="https://developingchild.harvard.edu/wp-content/uploads/2004/04/Young-Children-Develop-in-an-Environment-of-Relationships.pdf">https://developingchild.harvard.edu/wp-content/uploads/2004/04/Young-Children-Develop-in-an-Environment-of-Relationships.pdf </a></li><li style="text-align: justify;">American Academy of Pediatrics. (2019). Creating a Safe and Stimulating Environment for Your Child. Retrieved from <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/Creating-a-Safe-and-Stimulating-Environment-for-Your-Baby.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/Creating-a-Safe-and-Stimulating-Environment-for-Your-Baby.aspx">https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/Creating-a-Safe-and-Stimulating-Environment-for-Your-Baby.aspx </a></li><li style="text-align: justify;">U.S. Department of Health and Human Services, Administration for Children and Families, Early Childhood Learning &amp; Knowledge Center. (2017). Creating a Safe and Healthy Environment for Your Child. Retrieved from <a classname="e-rte-anchor" href="https://eclkc.ohs.acf.hhs.gov/parenting/article/creating-safe-healthy-environment-your-child" title="https://eclkc.ohs.acf.hhs.gov/parenting/article/creating-safe-healthy-environment-your-child">https://eclkc.ohs.acf.hhs.gov/parenting/article/creating-safe-healthy-environment-your-child </a></li></ul>

Pengaruh Penting Lingkungan terhadap Tumbuh Kembang Anak

pengaruh-penting-lingkungan-terhadap-tumbuh-kembang-anak-1681526457541

Orang tua mana yang nggak senang melihat berat badan (BB) anaknya terus bertambah dan sesuai dengan grafik pertumbuhan. Sebab, pertambahan BB menjadi salah satu tolak ukur penting untuk mengetahui apakah tumbuh kembang anak optimal atau tidak. Namun, terkadang ada kasus di mana BB anak naik, tapi tinggi badan (TB) stuck. Bahaya nggak, ya?Apakah termasuk gejala stunting?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/0562bfe103481be6d33a732ee10b15ebf6_1681381906437.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-04-13T173123.654.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Penambahan tinggi badan dipengaruhi oleh berbagai hal, mulai dari etnis, genetik, hormonal, nutrisi, penyakit, dan faktor lingkungan lainnya. Selain itu, tinggi badan juga perlu bertambah sesuai dengan kecepatan tumbuh normal berdasarkan usia. Apabila kecepatan tumbuh melambat dan akhirnya tinggi badan anak berada di bawah -2 SD kurva WHO atau di bawah persentil 3 kurva CDC, maka anak dikatakan mengalami perawakan pendek. Namun, tidak semua perawakan pendek adalah stunting. Perlu dilakukan evaluasi lebih dalam mengenai apa yang menjadi penyebab anak berperawakan pendek [1].<span style="font-size: 11pt; font-family: Arial; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><img src="https://lh5.googleusercontent.com/151TfD-0iOME7CxvHtkSNDcZ7_kl5-Oqn66zy6tEhQMYOTT4SBZFFAjUPMP_JkpVE91YwvRScWkts_n54kDKZ92hSHNrzgZKY8aErpEY7DgdglTzwx6Uhb1zkapjponnRAaVGcm4_2PdNRsmauuNzs4" width="565" height="232" style="margin-left:0px;margin-top:0px;" class="e-rte-image e-imginline"> Apakah BB dan TB akan mengalami pertumbuhan dalam waktu bersamaan?Betul, berat dan tinggi badan anak akan bertambah bersama-sama walaupun dengan kecepatan yang berbeda. Sebagai contoh, dalam satu tahun pertama kehidupan, berat badan mencapai 3 kali berat lahir dan panjang badan bertambah 50% dari panjang lahir. Oleh sebab itu, pemantauan pertumbuhan baik berat dan tinggi badan perlu dilakukan secara berkala. Frekuensi yang disarankan adalah tiap 1 bulan sampai usia 1 tahun, tiap 3 bulan sampai usia 3 tahun, tiap 6 bulan sampai usia 6 tahun, dan setelahnya dilakukan per tahun [2].Cara agar pertumbuhan BB dan TB anak dapat seimbang<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/0a10e75b6e7b70cae14c6594b14e46f41_1681381930434.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-04-13T173138.623.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Karena pertumbuhan dipengaruhi oleh berbagai faktor, maka MomDad perlu memastikan bahwa kebutuhan anak sudah tercukupi baik dari segi nutrisi, aktivitas fisik, lingkungan psikososial, serta mencegah atau mendeteksi dini adanya penyakit yang berpotensi mengganggu pertumbuhan.Apabila MomDad menyadari bahwa TB anak stuck sedangkan BB anak tetap naik, lakukan pemeriksaan dengan dokter untuk mengetahui apakah kondisi tersebut merupakan gejala stunting. Selain itu, jangan lupa untuk selalu cukup kebutuhan nutrisi sehari-hari anak, ya.&nbsp;​MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); text-align: inherit; font-size: 16px;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Referensi:1. UKK Endokrinologi IDAI. Panduan praktik klinis perawakan pendek pada anak dan remaja di Indonesia. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2017.2.&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pentingnya-memantau-pertumbuhan-dan-perkembangan-anak-bagian-1" title="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pentingnya-memantau-pertumbuhan-dan-perkembangan-anak-bagian-1">https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pentingnya-memantau-pertumbuhan-dan-perkembangan-anak-bagian-1</a>

BB Anak Naik, tapi TB Stuck, Perlukah Khawatir?

bb-anak-naik--tapi-tb-stuck--perlukah-khawatir--1681382058202

Merangkak adalah salah satu tahap perkembangan motorik pada bayi yang biasanya terjadi pada usia 6-10 bulan. Merangkak merupakan tahap penting dalam perkembangan motorik bayi karena membantu menguatkan otot dan persendian pada tangan dan kaki serta membantu meningkatkan kemampuan koordinasi gerakan. Umumnya, ada beberapa gaya merangkak yang terjadi pada bayi. Apa aja, sih?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/a81015bcedaad5a5732c72896341a8a9f_1680765925231.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-04-06T142518.974.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Sumber: Patrick SK, Noah JA, Yang JF. Developmental constraints of quadrupedal coordination across crawling styles in human infants. J Neurophysiol. 2012 Jun;107(11):3050-61. doi: 10.1152/jn.00029.2012. Epub 2012 Mar 7. PMID: 22402655; PMCID: PMC3378364. Classic crawl. Pada gaya ini, bayi menggunakan kedua tangan dan lutut untuk menumpu badannya dan ia bergerak menggunakan gerakan menyilang, yaitu ketika tangan kanan maju maka akan diikuti oleh lutut kirinya (gambar A)Bear crawl. Pada gaya ini, bayi bergerak juga dengan gerakan menyilang pada classic crawl. Perbedaannya hanyalah bayi menggunakan kedua tangan dan kaki untuk menopang beban tubuhnya dan posisi sendi lutut dan siku ada pada keadaan lurus, seperti seekor beruang.&nbsp;Step crawl mix. Pada gaya ini, terdapat perpaduan gerakan menjejak dengan merangkak. Misalnya, pada gambar C bayi bergerak menggunakkan kaki kiri dan lutut kanan. Ketika kaki kiri menjejak maka lengan kiri dan tungkai kanan akan bergerak maju bersama, serta lutut kanan akan diayunkan ke depan dan digunakan untuk bertumpu, kemudian lengan kiri bergerak ke depan dan disusul oleh kaki kiri yang menjejak kembali (gambar C).Belly crawl. Pada gaya ini, bayi bergerak menggunakan kedua siku dan perut menempel ke lantai seperti seorang tentara (gambar D).Bottom scooting. Bayi bergerak menggunakan bokong sebagai tumpuan dan ia dapat bergerak maju menggunakan ayunan lengannya (gambar E).Step stoop mix using three limbs. Pada gerakan ini, bayi memulai dengan posisi duduk bertumpu pada bokong dan paha salah satu sisi (misal sisi kanan), kemudian bergerak maju hingga beban bertumpu pada ketiga titik yaitu salah satu tangan, salah satu kaki (satu sisi dengan lengan) dan kaki sisi sebelahnya. Kemudian, bayi akan mengayunkan tungkai yang digunakan untuk menopang dan akhirnya disusul dengan gerakan kaki yang digunakan untuk menjejak (gambar F) .Perlu diingat bahwa setiap bayi memiliki tempo perkembangan yang berbeda-beda, sehingga tidak perlu khawatir jika si Kecil tidak mengikuti tahapan perkembangan dengan waktu yang sama dengan bayi lainnya. Namun, jika MomDad memiliki kekhawatiran tentang perkembangan motorik atau tumbuh kembang si Kecil, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter anak.<div style="text-align: justify;">MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); text-align: left; font-size: 16px;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. </div>