Tak hanya di 1000 hari pertama kehidupan, gangguan perkembangan pada anak juga bisa muncul saat anak memasuki usia pra-sekolah. Ada anak yang terlihat sehat, namun gerakannya terkesan lamban dalam melakukan berbagai kegiatan sehari-hari, misalnya tidak dapat bersepeda dengan teman-temannya atau masih membutuhkan bantuan dalam berpakaian. Lantas, apa yang sebenarnya terjadi pada anak yang lamban dalam beraktivitas? Gangguan perkembangan<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/810cf818d579bc1fac4e3ab58a276c7c_1679557627664.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-23T132838.598.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Contoh di atas adalah gambaran ‘anak lamban’ yang tidak jarang ditemukan. Istilah anak lamban di sini sebenarnya adalah terjemahan bebas dari “clumsy child”. Dalam terminologi terbaru, hal ini disebut Gangguan Perkembangan Koordinasi (GPK), sebagai terjemahan dari Developmental Coordination Disorder yang artinya gangguan keterampilan motor (alat gerak) yang berpengaruh terhadap kemampuan untuk melakukan tugas umum sehari-hari. Gangguan ini bukan karena kelainan visus, mental retardasi atau palsi serebral tetapi karena ketidakmampuan melakukan kordinasi antara beberapa fungsi sensoris, gerak kasar dan halus.Anak yang mengalami gangguan perkembangan koordinasi perlu mendapat perhatian orang tua dan guru sekolah dasar mengingat dampaknya terhadap tumbuh kembang anak. Gangguan pertumbuhan yang dimaksud di sini yaitu anak menjadi gemuk/obesitas karena menarik diri dari aktivitas fisik.Gangguan perkembangan dapat berupa prestasi belajar/akademik yang rendah, sering gagal dalam ujian karena tulisan yang jelek dan lamban. Di dalam keluarga, kemandirian anak kurang, sering dibantu oleh anggota keluarga lain, cenderung terjadi kecelakaan seperti menjatuhkan barang.Gangguan perkembangan lainnya berupa :<ul><li style="text-align: justify;">Di lingkungan sosial, aktivitas fisik bersama teman bermain berkurang dan penolakan oleh teman kelompok bermainnya, anak lebih senang bermain dengan anak yang lebih kecil umurnya</li><li style="text-align: justify;">Emosi dan perilaku, cepat marah bila anak mengalami kesulitan dengan tugas sehari-hari</li><li style="text-align: justify;">Kepercayaan diri kurang atau tidak ada, karena sering disebut sebagai anak lamban atau ceroboh</li></ul>Gejala gangguan perkembangan dari berbagai aspek<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/1ef69f421c1044469cfe78aaa7342777_1679557641459.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-23T133014.849.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Mengingat dampak gangguan perkembangan koordinasi ini terhadap tumbuh kembang anak, maka orang tua perlu mengenal gejala dan cara membantu anak.Gejala anak lamban/gangguan perkembangan koordinasi pada usia pra-sekolah :<ul><li style="text-align: justify;">Terlambat dalam perkembangan motor kasar dan halus,</li><li style="text-align: justify;">Sering menabrak benda, mudah jatuh, makan cenderung berantakan dan lebih memilih menggunakan tangan , kesulitan dalam menggenggam pensil atau menggunakan gunting</li></ul>Gejala anak lamban pada usia sekolahAspek fisik:<ul><li style="text-align: justify;">Mudah terjatuh bila berjalan atau lari, tidak dapat memperkirakan jarak secara akurat</li><li style="text-align: justify;">Kesulitan beraktivitas fisik bersama teman seperti bermain sepak bola</li><li style="text-align: justify;">Komentar guru olahraga : lamban, dan kesulitan mempelajari aktivitas fisik yang baru.</li></ul>Aspek belajar:<ul><li style="text-align: justify;">Sering mengubah postur tubuh selama menulis untuk menyesuaikan posisi buku, lambat dalam menyalin/menulis, tulisan tangan jelek karena kesulitan dalam memanipulasi pena.</li><li style="text-align: justify;">Tidak dapat memotong, melipat ketika melakukan kerajinan tangan.</li></ul>Aspek perawatan diri:<ul><li style="text-align: justify;">Sulit mengancingkan baju, mengikat tali sepatu, sehingga tampak lusuh</li><li style="text-align: justify;">Mudah menjatuhkan benda atau menumpahkan minuman</li></ul>Penelitian menunjukkan bahwa GPK tidak akan menghilang dengan usia. Namun, anak akan menunjukkan perbaikan yang jelas setelah pelatihan.Tips menghadapi GPK pada anak<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/827aae1065eb37b47fe9ea885aabccd47_1679557649013.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-23T133248.313.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Konsultasikan anak ke klinik tumbuh kembang bila ada kecurigaan gangguan perkembangan koordinasi seperti : terlambat mencapai tonggak perkembangan motor: jalan, merangkak, duduk, menabrak benda, clumsy/lamban, prestasi buruk dalam olahraga, tulisan tangan yang jelek. Dalam hal ini penting deteksi dini agar dapat diberikan pelatihan yang tepat sedini mungkin untuk meminimalkan gejala , disamping untuk meningkatkan kepercayaan diri.Bila terbukti anak mengalami gangguan perkembangan koordinasi, orang tua berperan penting dalam membantu anak baik di rumah maupun di sekolah. Berikut tips yang bisa MomDad lakukan saat anak alami GPK:<ul><li style="text-align: justify;">Dorong anak untuk berpartisipasi dalam olahraga yang disukainya.</li><li style="text-align: justify;">Perkenalkan kegiatan individu (misal : berenang) dahulu, kemudian berkelompok.</li><li style="text-align: justify;">Dorong anak berinteraksi dengan temannya melalui kegiatan lain (misalnya musik, seni)</li><li style="text-align: justify;">Pilihkan pakaian yang mudah untuk dipakai atau dilepas</li><li style="text-align: justify;">Dorong anak melakukan kegiatan praktis sehari-hari terutama yang banyak menggunakan koordinasi tangan dan kaki, dan tonjolkan kelebihan anak.</li><li style="text-align: justify;">Bekerja sama dengan guru, bahas kesulitan anak dan cara mengatasinya</li></ul>Sementara itu, tips yang dapat dilakukan oleh guru untuk si Kecil:<ul><li style="text-align: justify;">Pastikan posisi anak sudah sesuai dengan meja kerjanya. Kaki anak harus menginjak lantai, lengan harus ditopang di atas meja dengan nyaman.</li><li style="text-align: justify;">Menetapkan tujuan jangka pendek yang realistis untuk anak</li><li style="text-align: justify;">Menyediakan waktu ekstra bagi anak untuk menyelesaikan tugas akademik</li><li style="text-align: justify;">Memperkenalkan komputer untuk mengurangi jumlah tulisan tangan</li><li style="text-align: justify;">Fokus pada tujuan dari pelajaran yang diberikan.</li><li style="text-align: justify;">Metode presentasi lain agar anak dapat menunjukkan pemahaman subjek, misalnya, menggunakan gambar untuk menggambarkan ide mereka</li></ul>Dalam edukasi fisik:<ul><li style="text-align: justify;">Buat partisipasi, bukan kompetisi, karena partisipasi adalah tujuan utama</li><li style="text-align: justify;">Hargai usaha anak, bukan keterampilan. Beri dorongan umpan balik positif</li><li style="text-align: justify;">Gabungkan kegiatan yang memerlukan respon koordinasi lengan dan kaki</li><li style="text-align: justify;">Biarkan anak mengambil peran kepemimpinan</li><li style="text-align: justify;">Modifikasi peralatan untuk mengurangi risiko cedera.</li></ul>Belum dipastikan apa penyebab gangguan perkembangan koordinasi pada anak. Banyak teori/hipotesis tentang penyebab GPK. Namun, salah satu penyebabnya adalah karena adanya ketidakmampuan anak untuk mengintegrasikan informasi sensorik yang masuk ke otak untuk menghasilkan gerakan yang terampil.Diperkirakan terdapat pada 5% - 15% pada populasi sekolah dasar dan paling sedikit 5% - 6% dari semua anak. Perbandingan rasio laki-laki : perempuan = 2 : 1.Penelitian lain menunjukkan hampir 50% anak dengan ADHD ( Attention Deficit Hyperactivity Disorder) mengalami juga gangguan perkembangan koordinasi, demikian pula kesulitan belajar dan gangguan bahasa spesifik juga dapat disertai gangguan perkembangan koordinasi (GPK).MomDad mau&nbsp;share&nbsp;informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); text-align: inherit; font-size: 16px;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Daftar Pustaka:<ul><li style="text-align: justify;">Zwicker JG, Missiuna C, Harris SR, Boyd LA. Developmental coordination disorder : A review and update. European Journal of Paediatric Neurology 2012; 16 : 573-581.</li><li style="text-align: justify;">Missiuna C. Does your child have DCD ?.Today’s kids in motion. 2003: 22-24. Diakses pada : 8 oktober 2015. Diunduh dari : <a classname="e-rte-anchor" href="http://" title="http://">http:// </a>dcd.canchild.ca/</li><li style="text-align: justify;">Missiuna C, Rivard L, Pollock N. Children with Develeopmental Coordination Disorder : at home, at school, and in the community. 2011 : 5 – 8. Diakses pada : 8 oktober 2015. Diunduh dari : <a classname="e-rte-anchor" href="http://www.canchild.ca" title="http://www.canchild.ca">http://www.canchild.ca </a></li><li style="text-align: justify;">Missiuna C, Gaines R, Soucie H, McLean J. Parental questions about developmental coordination disorder: A synopsis of current evidence. Paediatr Child Health 2006; 11(8) : 507- 512.</li><li style="text-align: justify;">What is DCD. Diakses pada : 23 september 2015. Diunduh dari : <a classname="e-rte-anchor" href="http://www.mscdevelopmentaldisorders.org" title="http://www.mscdevelopmentaldisorders.org">http://www.mscdevelopmentaldisorders.org</a></li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh DR. Dr, Soedjatmiko, Sp.A(K), M.Si.

Anak Lamban Beraktivitas? Waspada Gangguan Perkembangan!

anak-lamban-beraktivitas--waspada-gangguan-perkembangan--1680177338774

Tumbuh dan berkembang merupakan ciri khas seorang anak. Parameter pertumbuhan berupa berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala merupakan indikator penting kesehatan anak sehingga masalah pada salah satu parameter merupakan pertanda adanya&nbsp; masalah pertumbuhan. Masalah pada tinggi badan yang banyak disoroti adalah anak pendek. Istilah stunting atau pendek karena masalah gizi kronik, menjadi marak diberitakan karena memiliki dampak jangka panjang. Lantas, anak yang berperawakan pendek, apakah bisa tumbuh tinggi?Kapan anak dikatakan pendek?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/1bfaca10425a4929343b611055e102a6b7_1679369569891.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="2.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Seorang anak dikatakan pendek apabila ia memiliki tinggi badan di bawah -2 deviasi standar pada kurva yang sesuai usia dan jenis kelaminnya. Ada pula istilah gagal tumbuh, yaitu penurunan laju pertumbuhan sehingga anak akan cenderung pendek karena pertumbuhannya lambat.Perawakan pendek (short stature) disebabkan oleh faktor internal (genetik, kromosom dan hormonal) serta eksternal (lingkungan). Faktor lingkungan yang berperan antara lain adalah status gizi dan kesehatan ibu saat hamil, pola pemberian makan pada anak, kebersihan lingkungan, dan infeksi. Faktor lingkungan ini terutama berperan dalam dua tahun pertama kehidupan anak dan sangat bergantung pada peran orangtua. Namun, ada pula penyebab genetik atau hormonal untuk perawakan pendek, seperti:1.&nbsp; &nbsp;Kekurangan hormon pertumbuhan (growth hormone, GH)2.&nbsp; &nbsp;Kekurangan hormon tiroid/kelenjar gondok (hipotiroid)3.&nbsp; &nbsp;Kelebihan hormon steroid (penyakit Cushing, akibat konsumsi obat steroid)4.&nbsp; &nbsp;Terlambat pubertas5.&nbsp; &nbsp;Kelainan kromosom (sindrom Turner, sindrom Down)Tips atasi perawakan pendek<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/beb2a4c8619ffc47b4850921e2e522ce_1679369620022.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="3.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Untuk mengatasi masalah perawakan pendek, terdapat berbagai macam pilihan terapi. Tentu saja, pilihan terapi ini harus disesuaikan dengan penyebab pendeknya anak. Pilihan terapi untuk anak&nbsp; pendek meliputi :1.&nbsp; &nbsp;Perbaikan gizi (makanan, suplemen)2.&nbsp; &nbsp;Hormon tiroid3.&nbsp; &nbsp;Hormon steroid seks4.&nbsp; &nbsp;Hormon pertumbuhan (untuk anak dengan kekurangan hormon pertumbuhan, bayi lahir kecil (SGA) yang tidak mengalami kejar tumbuh, beberapa kelainan genetik, pendek karena sakit ginjal kronik, dan lain-lain)Mengapa anak pendek perlu diobati? Bagi orang tua, masa depan anak adalah segalanya. Mulai dari concern mengenai pekerjaan di kemudian hari hingga pasangan hidup dan kepercayaan diri anak menjadi beberapa alasan orangtua ingin mengobati anaknya yang pendek. Namun, secara umum tujuan pengobatan anak pendek menggunakan hormon pertumbuhan bertujuan untuk kejar tumbuh, menjaga agar laju pertumbuhan anak tetap normal, dan mencapai tinggi potensi genetik anak.Referensi:Diakses pada 27 November 2022:<ul><li style="text-align: justify;">Batubara JRL. Practical approach on management of short stature in children and adolescence. Dipresentasikan pada Growth Workshop 2021 Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM.</li><li style="text-align: justify;">Batubara JRL. Growth hormone treatment in children. Dipresentasikan pada Growth Workshop 2021 Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM.</li></ul>Artikel edukasi kesehatan ini ditulis independen dan didukung oleh Novo Nordisk.

Anakku Berperawakan Pendek, Apakah Bisa Tumbuh Tinggi?

anakku-berperawakan-pendek--apakah-bisa-tumbuh-tinggi--1679369686445

Gangguan perkembangan pada anak tidak hanya bisa dilihat dari masalah bahasa penglihatan, kemampuan motorik kasar (pergerakan), atau kognitif saja, melainkan dari kegiatan sehari-hari yang sederhana. Gangguan perkembangan yang dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari bisa meliputi anak yang kesulitan mengancingkan baju, hingga kesulitan mengikat tali sepatu. Pada gambaran tersebut, kemungkinan anak mengalami suatu Gangguan Perkembangan Koordinasi (GPK).&nbsp;Gangguan perkembangan koordinasi<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/95e52ba90aa3b55c1a2e7b447fa94035_1679300086000.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-20T125351.367.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Gangguan Perkembangan Koordinasi merupakan terjemahan dari Developmental Coordination Disorder (DCD), yaitu gangguan keterampilan alat gerak yang berpengaruh terhadap kemampuan anak untuk melaksanakan tugas yang umum dilakukan sehari-hari. Penyebabnya belum pasti. Banyak teori yang dikemukakan mengenai kemungkinan penyebab GPK, salah satunya adalah karena ketidakmampuan otak anak mengintegrasikan informasi sensori untuk menghasilkan gerakan yang terampil.Usia anak alami GPK<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/7ebfab4432525ded8ca5b8bf3cfe447d_1679300094644.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-20T124617.636.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Gangguan Perkembangan Koordinasi diperkirakan terdapat pada 5-15% anak usia sekolah dasar dan paling sedikit&nbsp; 5-6% dari semua anak. Kepustakaan menyebutkan bahwa anak laki-laki dua kali lebih banyak mengalami gangguan ini dibandingkan dengan anak perempuan. Gangguan ini seringkali tidak terjadi sendiri. Penelitian menunjukkan hampir 50% anak dengan gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas, kesulitan belajar dan gangguan bahasa spesifik juga mengalami GPK.Gejala GPK<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/2964ef2881087c8769ea9ec45210a3723_1679300103060.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-20T124554.299.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Beberapa gejala GPK dapat mulai dikenali sejak usia prasekolah. Apabila anak memiliki tanda keterlambatan dalam perkembangan gerak kasar dan halus, sering menabrak benda-benda, mudah jatuh, makan cenderung berantakan dan lebih memilih makan dengan tangan langsung daripada dengan sendok garpu, sering mengalami kesulitan menggenggam pensil atau menggunakan gunting, serta tidak dapat membuat menara kubus, ada baiknya orang tua mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan dokter anak.Gejala GPK pada usia sekolah dapat dilihat dari aspek fisik, belajar, maupun dalam perawatan diri, seperti:<ul><li style="text-align: justify;">Anak mungkin mudah terjatuh bila berjalan atau lari.</li><li style="text-align: justify;">Sering tidak dapat memperkirakan jarak secara akurat dan mudah menabrak benda.</li><li style="text-align: justify;">Kesulitan beraktivitas fisik bersama teman seperti bermain sepak bola.</li><li style="text-align: justify;">Cenderung lamban, serta kesulitan mempelajari kegiatan baru misalnya lompat tali.</li><li style="text-align: justify;">Saat belajar di kelas, anak mungkin sering mengubah postur tubuh selama menulis untuk menyesuaikan posisi buku, karena keterampilan memegang pensil yang kurang. Kesulitan koordinasi gerak mengakibatkan anak cenderung lambat dalam menyalin dan menulis, tulisan tangan jelek karena kesulitan dalam memanipulasi pena atau pensil, serta kesulitan memotong dan melipat ketika melakukan kerajinan tangan.</li><li style="text-align: justify;">Dalam hal perawatan diri, anak mungkin sulit mengancingkan baju, mengikat tali sepatu, sehingga tampak lusuh. Anak juga mungkin sering menjatuhkan benda atau menumpahkan minuman.</li></ul>Nah, itu dia penjelasan mengenai gangguan perkembangan koordinasi pada anak yang perlu MomDad perhatikan.MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-align: inherit; text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho.

Anak Nggak Bisa Mengikat Tali Sepatu, Apakah Tanda Gangguan?

anak-nggak-bisa-mengikat-tali-sepatu--apakah-tanda-gangguan--1679309506081

Apakah MomDad pernah mendengar istilah tripod position pada bayi? Tripod position adalah salah satu tahapan yang dilakukan pada saat bayi belajar duduk. Nah, kira-kira kapan bayi bisa melakukan tripod position dan apa manfaatnya untuk bayi? Yuk, cari tahu jawabannya melalui penjelasan di bawah! Pengertian tripod position<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/6b7cb5109b73e714e5ac6dd81f1f3ebe8_1679290254426.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-20T123028.865.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Tripod position adalah posisi duduk dimana bayi menggunakan salah satu atau kedua lengannya untuk menopang beban tubuhnya. Posisi tripod ini mulai dijumpai saat bayi berusia sekitar 4-6 bulan, yang lambat laun seiring perkembangan motor kasar bayi, ia akan beralih dari tripod position hingga bisa duduk tegak tanpa bantuan [1].<span style="font-size: 11pt; font-family: Arial; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><img src="https://lh4.googleusercontent.com/8mD8nBzvyTG-TZ6qVeU4AuuiqGOTAsL_31iDR2PfabCOx0hngVxI3-qC0tNeDTSsvSWCpUhFL616rzo5FpbsUYYeOwrFJtGkr3FZGdxe2S-gREizUGVVqi-LXHbrDj6ecIYl4XX6SLzhGmUyJr_V-Xo" width="602" height="141" style="margin-left:0px;margin-top:0px;" class="e-rte-image e-imginline"> Gambar 2. Kronologi perkembangan motor kasarSumber gambar: Johnson CP, Blasco PA. Infant growth and development. Pediatrics in review. 1997;18:231 [2]<span style="font-size: 11pt; font-family: Arial; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><img src="https://lh3.googleusercontent.com/VWxomrpBgOKR95WImLvG2ea0fxhm6mnpPYw7AEZP2uJyi0vvGCGP30BXAkb05eWWP_LJuu9wkZ_Sj2MRrleSYRhGo-0yD5g7GXoi4k9UIl2pTK0u8RlgobkJrNmQ6eh3pxUN6WZ1djn1FLIdn4IAENU" width="602" height="181" style="margin-left:0px;margin-top:0px;" class="e-rte-image e-imginline"> Gambar 1. Perkembangan motor kasar usia 6-12 bulanSumber gambar: Johnson CP, Blasco PA. Infant growth and development. Pediatrics in review. 1997;18:231 [2]Apakah tripod position berkaitan dengan pursed lip breathing?Pursed lip breathing ​adalah&nbsp;teknik pernapasan yang membantu penderita asma atau penyakit paru obstruktif kronik&nbsp;mengalami sesak napas.&nbsp;Tripod position pada pasien dengan penderita asma merupakan suatu teknik respirasi yang dapat meningkatkan tekanan intra abdomen, mengontrol frekuensi, meningkatkan saturasi oksigen, dan membuat setiap hirupan napas menjadi lebih efektif [3].Apakah bayi harus bisa melakukan tripod position?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/d2f927ea4d8ce8b6bc9aa289e4432216_1679290243486.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-20T123006.294.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Seperti dijelaskan melalui gambar di atas, tripod position merupakan fase perkembangan motor kasar anak, dimana ia mulai belajar duduk namun kekuatan otot batang tubuhnya belum berkembang secara sempurna, sehingga memerlukan bantuan lengan untuk menopang tubuhnya. Pada usia di atas 6 bulan, bayi dapat duduk tanpa bantuan, tengkurap bolak-balik, dan berpindah posisi dari duduk ke tengkurap. Namun, MomDad perlu berhati-hati jika pada usia 6 bulan terdapat kontrol kepala yang buruk saat bayi didudukkan atau tidak dapat mengangkat kepala, badan lemas seperti boneka kain, tungkai bawah kaku dan punggung melengkung saat bayi ditarik dari posisi berbaring ke posisi duduk, serta belum bisa duduk dengan dibantu pada usia 6 bulan [1 &amp; 4]. Jika bayi mengalami kondisi yang disebutkan, segera lakukan konsultasi dengan dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan.Nah itulah penjelasan mengenai tripod position pada bayi. Penting bagi orang tua untuk selalu mengawasi perkembangan bayi agar tumbuh kembang optimal.&nbsp;MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px; text-align: left;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Sumber foto: iStockReferensi:<ol><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.babycentre.co.uk/a6505/developmental-milestones-sitting" title="https://www.babycentre.co.uk/a6505/developmental-milestones-sitting">https://www.babycentre.co.uk/a6505/developmental-milestones-sitting </a></li><li style="text-align: justify;">Johnson CP, Blasco PA. Infant growth and development. Pediatrics in review. 1997;18:231</li><li style="text-align: justify;">American Lung Association, Pursed Lip Breathing on Youtube</li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://pathways.org/growth-development/4-6-months/milestones/" title="https://pathways.org/growth-development/4-6-months/milestones/">https://pathways.org/growth-development/4-6-months/milestones/</a></li></ol>

Ini Tahapan Tumbuh Kembang Bayi sebelum Bisa Duduk Mandiri

ini-tahapan-tumbuh-kembang-bayi-sebelum-bisa-duduk-mandiri-1679902426050

Berjalan dengan kaki jinjit, cukup umum terjadi pada bayi yang baru mulai berjalan. Namun, terkadang kebiasaan ini terbawa oleh si Kecil, sehingga ia terus berjalan jinjit sampai usia batita. Lantas, apakah anak yang berjalan jinjit merupakan pertanda ada gangguan? Apa yang menyebabkan anak jalan jinjit?&nbsp;<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/255f34fc33b3b353ebc14cad9477085a_1678871577771.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-15T161052.454.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Jalan jinjit masih dapat dikatakan normal hingga anak berusia 2 tahun, kemudian setelah 2 tahun anak akan menyesuaikan pola jalan seperti orang dewasa yaitu heel toe gait. Penyebab jalan jinjit sendiri beragam, mulai dari idiopatik (idiopathic toe walking), kelainan bawaan, masalah saraf seperti kelumpuhan otak atau cerebral palsy, poliomyelitis, masalah otot, dan faktor kebiasaan, serta juga dikaitkan dengan adanya gangguan perilaku seperti gangguan spektrum autism. Pada jalan jinjit idiopatik, didapatkan riwayat keluarga pada 30-42% anak yang memiliki habitual toe walking dan sebenarnya anak dengan ITW (idiopathic toe walking) mampu berjalan normal [1].&nbsp;Di usia berapa anak yang jalan jinjit dikatakan bahaya dan normal?&nbsp;<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/ac10110b56cff108ada58a897e986f15967_1678871585527.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="source freepik 2 (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Anak masih bisa dikatakan normal hingga 2 tahun. Jika anak masih menjinjit setelah lebih dari usia 2 tahun, pernah mampu berjalan normal namun dalam perkembangannya menjadi jinjit, dan disertai gejala lain berupa gangguan neurologis, gerak dan masalah perkembangan, maka sebaiknya MomDad melakukan konsultasi ke dokter agar dapat mengetahui apa penyebabnya [1].&nbsp;Bagaimana cara mengajarkan anak agar jalannya tidak jinjit?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/f3923170c698410e64aea45944196fc62_1678871597654.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-15T161105.579.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Ada beberapa cara variatif untuk mengajarkan anak agar tidak berjalan jinjit, tergantung pada penyebab, usia, serta tingkat keparahan. Pada umumnya, terapi dapat dikerjakan dengan membiasakan anak melangkah untuk menyentuhkan tumit ke lantai. Beberapa anak memerlukan terapi fisik seperti peregangan, casting, bracing, bermain sambil jongkok, berjalan naik pada jalanan menanjak, serta bermain di tanah yang tidak rata [1].&nbsp;Ada banyak hal yang menyebabkan anak berjalan jinjit. Jika anak masih berjalan jinjit hingga di atas usia 2 tahun, lakukan pemeriksaan ke dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat ya, MomDad.MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px; text-align: left;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Sumber foto: Freepik&nbsp;Referensi:<ol><li style="text-align: justify;">Wahyuni LK. Anak berjalan menjinjit?. Jakarta: CV Read Octopus. 2019&nbsp;</li></ol>

Anak Jalan Jinjit, Apakah Tanda Ada Gangguan?

anak-jalan-jinjit--apakah-tanda-ada-gangguan--1679278651720

Berat badan bayi merupakan salah satu tolak ukur seberapa baik tumbuh kembang si Kecil. Oleh karena itu, sering terjadi kekhawatiran jika BB bayi tidak naik, terlebih jika sudah masuk pada fase MPASI.MomDad sudah merasa memberikan MPASI yang baik, namun BB anak sulit untuk naik, di mana kesalahannya?Temukan jawabannya pada video di atas, ya!

BB Anak Sulit Naik di Masa MPASI, Apa yang Salah? 

bb-anak-sulit-naik-di-masa-mpasi--apa-yang-salah---1678768794359

Setiap orang tua pasti ingin anaknya tumbuh dengan sehat. Namun faktanya, MomDad mungkin akan menemukan berbagai masalah selama proses tumbuh kembang si Kecil. Untuk mengetahui apakah tumbuh kembang si Kecil optimal, MomDad perlu melakukan skrining.&nbsp; Nah, sebenarnya apa saja sih kriteria bayi yang berisiko alami gangguan tumbuh kembang? Yuk, simak penjelasan singkat di bawah untuk tahu jawabannya!Skrining tumbuh kembang anak<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/fdf145a8c46394b129eedba4ab408104e_1678768490008.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-14T111131.425.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Untuk skrining pertumbuhan dilakukan dengan menimbang berat badan, mengukur panjang atau tinggi badan, serta lingkar kepala, dan kemudian diplotkan ke dalam kurva pertumbuhan&nbsp; yang sesuai untuk umur dan jenis kelamin yang ada di buku kesehatan anak atau bisa melalui aplikasi PrimaKu.Sementara untuk skrining perkembangan dapat dilakukan dengan pengamatan langsung pada bayi/anak oleh petugas kesehatan dan juga menggunakan kuesioner atau lembar jawaban pertanyaan yang dijawab oleh MomDad atau menggunakan buku kesehatan Ibu dan Anak.MomDad juga dapat memantau kurva pertumbuhan dan tonggak perkembangan anak&nbsp; yang ada di aplikasi Primaku? IDAI yang dapat diunduh di ponsel pintar.Lantas, siapa saja yang perlu dipantau dan di mana ?<ul><li style="text-align: justify;">Semua anak umur 0-6 tahun,&nbsp; dapat di tingkat puskesmas.&nbsp;&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Semua bayi atau anak yang mempunyai “risiko tinggi” dipantau oleh dokter anak di rumah sakit.</li></ul>Bayi “risiko tinggi” adalah bayi yang dalam perkembangannya masih normal tetapi dapat&nbsp; terjadi gangguan perkembangan. Contoh, bayi risiko tinggi&nbsp; yaitu bayi-bayi yang&nbsp; mempunyai riwayat&nbsp; lahir kurang bulan, berat lahir rendah, bayi baru lahir yang&nbsp; mengalami infeksi, penurunan kadar gula darah, sindrom sesak napas, atau kejang.&nbsp; &nbsp;&nbsp;Bila bayi atau anak dinyatakan normal, tetap masih diperlukan skrining perkembangan, karena tumbuh kembang anak merupakan suatu proses yang masih terus berlangsung dan dalam perjalanannya dapat mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.Skrining atau pemantauan tumbuh kembang untuk bayi dianjurkan tiap bulan,&nbsp; Anak usia 12 sampai 24 bulan dianjurkan tiap 3 bulan, dan anak usia 24 bulan sampai 72 bulan dianjurkan tiap 6 bulan.MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); text-align: inherit; font-size: 16px;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Sumber:<ul><li style="text-align: justify;">Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar, Kemenkes RI, 2014</li><li style="text-align: justify;">Divisi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM.</li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh&nbsp;DR.Dr. Rini Sekartini, Sp.A(K).

Ini Kriteria Bayi yang Berisiko Alami Gangguan Tumbuh Kembang

ini-kriteria-bayi-yang-berisiko-alami-gangguan-tumbuh-kembang-1679278678994

Pemantauan tumbuh kembang anak pada 1.000 hari pertama kehidupan sangat penting mengingat pesatnya pertumbuhan dan perkembangan pada usia ini. Yang disebut 1.000 hari pertama kehidupan yaitu mulai dari saat pembuahan di dalam rahim ibu sampai anak berusia 2 tahun.&nbsp; Coba perhatikan anak usia 2 tahun tinggi badannya&nbsp; sudah mencapai setengah dari tinggi orang dewasa, dan perkembangan otaknya sudah mencapai 80% dari otak dewasa. Nah, agar anak tidak mengalami gangguan tumbuh kembang, MomDad wajib tahu langkah pencegahan yang bisa dilakukan berikut ini!Perbedaan pertumbuhan &amp; perkembangan&nbsp;<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/85c6deb642d92e3a03f1082cf109612873_1678767772256.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-14T110024.132.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Tumbuh atau pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik. Anak menjadi bertambah berat dan tinggi. Sementara kembang atau perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh menjadi&nbsp; lebih kompleks, contohnya kemampuan bayi bertambah dari berguling menjadi duduk, berdiri, dan berjalan. Kemampuan ini harus sesuai dengan umurnya,&nbsp; disebut tonggak perkembangan anak.Perkembangan otak yang sangat pesat pada usia di bawah 2 tahun ini disebut periode kritis perkembangan, dan merupakan waktu yang&nbsp; tepat untuk melakukan pemulihan, bila ada gangguan perkembangan. Menurut penelitian, ternyata&nbsp; angka kejadian&nbsp; gangguan tumbuh kembang anak cukup tinggi. Riset Kesehatan Dasar 2013 menyebutkan bahwa angka kejadian anak pendek akibat masalah gizi di Indonesia sebesar 37,2% dan tentunya gangguan pertumbuhan ini&nbsp; akan mengganggu perkembangannya. Oleh karena itu penting bagi orang tua memantau tumbuh kembang anaknya&nbsp; terutama untuk anak di bawah usia 2 tahun.Tujuan pemantauan tumbuh kembang<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/1ce81083816d3c5425044910cac1185c33_1678767792146.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-14T105959.514.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Pemantauan tumbuh kembang, adalah suatu kegiatan untuk menemukan gangguan secara dini berupa:<ul><li style="text-align: justify;">Penyimpangan pertumbuhan: misalnya status gizi&nbsp; kurang atau buruk, anak pendek</li><li style="text-align: justify;">Penyimpangan perkembangan: misalnya terlambat bicara</li><li style="text-align: justify;">Penyimpangan mental emosional anak: misalnya gangguan konsentrasi dan hiperaktif</li></ul>Semua ini bertujuan agar MomDad dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak dan menemukan secara dini gangguan tumbuh kembang, sehingga dapat ditindaklanjuti segera agar hasilnya lebih baik.Mencegah gangguan tumbuh kembang<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/8d101dc10dae7e448f91ccabfdee106c892_1678767814578.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-14T110227.302.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Apa yang perlu dilakukan orangtua untuk mencegah gangguan pertumbuhan dan perkembangan? Yang paling penting adalah kebutuhan dasar anak harus dipenuhi, yaitu:<ul><li style="text-align: justify;">Asuh, kebutuhan fisik-biomedis meliputi antara lain pemberian ASI, gizi yang sesuai, kelengkapan imunisasi,&nbsp; pengobatan bila anak sakit, pemukiman yang layak, kebersihan individu dan lingkungan, rekreasi dan bermain.</li><li style="text-align: justify;">Asih, kebutuhan emosi dan kasih sayang.</li><li style="text-align: justify;">Asah, kebutuhan akan stimulasi mental yang merupakan cikal bakal untuk proses belajar anak.</li></ul>So, pastikan MomDad memenuhi kebutuhan dasar anak di atas untuk mencegah gangguan tumbuh kembang pada si Kecil. Semangat mengasuh, mengasih, dan mengasah si Kecil, MomDad!MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); text-align: inherit; font-size: 16px;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Sumber:<ul><li style="text-align: justify;">Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar, Kemenkes RI, 2014</li><li style="text-align: justify;">Divisi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM.</li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh&nbsp;DR.Dr. Rini Sekartini, Sp.A(K).

Anak Lamban Beraktivitas? Waspada Gangguan Perkembangan!

Anak Lamban Beraktivitas? Waspada Gangguan Perkembangan!

Anakku Berperawakan Pendek, Apakah Bisa Tumbuh Tinggi?

Anakku Berperawakan Pendek, Apakah Bisa Tumbuh Tinggi?

Anak Nggak Bisa Mengikat Tali Sepatu, Apakah Tanda Gangguan?

Anak Nggak Bisa Mengikat Tali Sepatu, Apakah Tanda Gangguan?

Ini Tahapan Tumbuh Kembang Bayi sebelum Bisa Duduk Mandiri

Ini Tahapan Tumbuh Kembang Bayi sebelum Bisa Duduk Mandiri

Anak Jalan Jinjit, Apakah Tanda Ada Gangguan?

Anak Jalan Jinjit, Apakah Tanda Ada Gangguan?

BB Anak Sulit Naik di Masa MPASI, Apa yang Salah?

BB Anak Sulit Naik di Masa MPASI, Apa yang Salah?

Ini Kriteria Bayi yang Berisiko Alami Gangguan Tumbuh Kembang

Ini Kriteria Bayi yang Berisiko Alami Gangguan Tumbuh Kembang

Cegah Gangguan Tumbuh Kembang Anak dengan Panduan Ini!

Cegah Gangguan Tumbuh Kembang Anak dengan Panduan Ini!