Anak-anak mungkin sering terlihat duduk dalam posisi kaki berbentuk huruf W atau disebut W sitting. Posisi duduk di lantai dengan lutut di depan tubuh dan kaki mengarah keluar membentuk huruf W ini membuat anak lebih mudah bermain. Sebenarnya, W sitting apakah bisa mempengaruhi perkembangan anak atau tidak, ya? Temukan jawabannya, yuk!&nbsp;Benarkah W sitting memengaruhi perkembangan anak?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1669705788135-e20227d4.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sumber Today com.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Pada posisi W sitting, anak bisa menstabilkan batang badannya dan otot-otot di dada, punggung, dan perut tidak perlu bekerja keras untuk menstabilkan posisi tubuh. Dengan posisi tersebut pun anak lebih mudah menggunakan lengan dan tangan untuk bermain. Pada beberapa anak, otot panggul yang kurang lentur juga dapat menjadi penyebabnya. Pada beberapa anak lain, W sitting sudah menjadi kebiasaan sehingga terkadang sulit diubah.W sitting bukanlah posisi duduk yang dianggap normal. W sitting diperbolehkan bila anak hanya sesekali dalam posisi tersebut ketika bermain atau berpindah-pindah posisi duduk dalam satu waktu bermain. Selain itu, posisi duduk ini dapat berpengaruh terhadap:<ul><li style="text-align: justify;">Berjalan posisi pigeon toed</li></ul><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><img src="https://lh4.googleusercontent.com/Y63_ffncXqgoWeBsOWbZa83qy3MeC0frs8rzHy7cePalgimMTpzkkiwj18EEeqHtoi1-jV26FuO7KHaWe7UPC6tiom3f5YrI2BpReKJahzZmKJuhyeYBJwEj52YBG9Hrl7y13EuFOaw4OVuNqMQCrjuM1WZQhiAwBULmHcHvoOot7zN-DmWy5mgxXuSbkw" width="380" height="200" style="margin-left:0px;margin-top:0px;" class="e-rte-image e-imginline"> <ul><li style="text-align: justify;">Gangguan perkembangan panggul (walaupun tidak selalu terjadi)</li><li style="text-align: justify;">Otot batang tubuh yang lemah</li><li style="text-align: justify;">Otot paha belakang tegang</li><li style="text-align: justify;">Postur berbentuk swayback</li></ul><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><img src="https://lh6.googleusercontent.com/K1b7zW7iOQcf-ujzoKz5QZR4_IcacOD32MMx-_PqGFZ44Ia4tgIAWnA8etH5YPi9ICBoMT-8QH7I-fbO0UJGp_By7aGlPg66Tlsq6UWlFxB6vwGWCZVRKIpdRhGnkvpKFHaCXkXm22OG5Gqoefm_Mm-vZy2jVDgZBA9dsbQgxaBfTJmnlyZsSwXB-BH9Tw" width="503" height="391" style="margin-left: 0px; margin-top: 0px;" class="e-resize e-rte-image e-imginline"> Posisi duduk yang baik untuk anak<img src="https://storage.primaku.com/editor/1669705677997-14b898c7.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="small-caucasian-boy-playing-with-colored-plasticine-making-figures-white-table-happy-child-idea.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Anak dianjurkan untuk duduk dalam berbagai posisi, seperti bersila, bersimpuh, menyamping, duduk kaki lurus dan berganti-ganti posisi. Karena itu, berikut yang bisa Mom lakukan untuk membiasakan anak duduk dalam posisi yang benar:<span style="font-size: 11pt; font-family: Arial; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><img src="https://lh6.googleusercontent.com/nDJpGgKkuU0rMWZkDDGS_yHbIWXUYG-JAD79IqPtn7SrrQvXlyQT3fs2cSTE8pVpOnsKhpL1qCdiOaeE60VCWsgSslvIi8P7XBJF5DhjzA0rO1mFU3dOxzTYvl_I3UXbQYa8IrVJ7IV4mNUls8TZjx8ksXbsWFNjRru8zi-cQuWR_TKeCRZzTRbPlWz8Ng" width="512" height="310" style="margin-left:0px;margin-top:0px;" class="e-rte-image e-imginline"> <ul><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Ajari anak duduk tegak dengan punggung lurus dan bahu ke belakang, terdapat beberapa alternatif posisi duduk seperti bersila, meluruskan kaki, atau duduk menyamping</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Biasakan anak untuk tidak duduk membungkuk</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Posisi lutut sebaiknya lebih tinggi dari pinggul</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Saat menulis atau menggambar, biasakan untuk melakukannya di meja belajar</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Ajari anak untuk bergerak ke depan saat hendak berdiri dan tidak memutar pinggulnya</li></ul><div style="text-align: justify;">Yuk, ajarkan si Kecil posisi duduk yang benar agar kelak tidak mengganggu tumbuh kembangnya.</div> MomDad mau&nbsp;share&nbsp;informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Posisi ‘W Sitting’ Pengaruhi Perkembangan Anak, Benarkah?

posisi-‘w-sitting’-pengaruhi-perkembangan-anak--benarkah-

Tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda. Ada yang belum satu tahun sudah bisa berjalan, dan ada juga yang sudah berbicara lebih dulu. Meskipun berbeda-beda, namun MomDad juga perlu mengamati standar grafik pertumbuhan. Salah satunya adalah kemampuan berbicara. Jika si Kecil belum mampu berbicara, ada kemungkinan ia mengalami gangguan berbicara. Simak penjelasannya, yuk!Jenis gangguan berbicara<img src="https://storage.primaku.com/editor/1669624101068-be41a88a.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="woman-talking-phone-side-view.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Gangguan berbicara atau komunikasi adalah gangguan kemampuan anak untuk menerima, mengerti, atau menyampaikan suatu pesan baik secara verbal maupun non-verbal. Gangguan komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi gangguan pendengaran, gangguan bahasa, gangguan proses bicara, dan gangguan kelancaran bicara.Gangguan proses bicara terdiri dari:<ul><li style="text-align: justify;">Gangguan fonasi adalah gangguan dalam intonasi atau penekanan nada. Penyebabnya antara lain adalah laryngitis akut, adanya nodul atau polip di pita suara, dan kelumpuhan pita suara.</li><li style="text-align: justify;">Gangguan resonansi dapat disebabkan oleh celah langit-langit atau pembesaran adenoid.</li><li style="text-align: justify;">Gangguan artikulasi, dapat disebabkan sumbing bibir dan langit-langit, adanya gangguan bahasa, masalah kognitif, atau palsi serebral.</li><li style="text-align: justify;">Gangguan bicara motorik adalah gangguan kejelasan bicara yang disebabkan oleh masalah persarafan yang memengaruhi perencanaan dan koordinasi gerak, termasuk gerak organ bicara, misalnya karena kelumpuhan pada otot-otot bicara.</li></ul>Sementara itu, gangguan kelancaran bicara antara lain adalah gagap (stuttering). Gangguan bahasa dapat berupa gangguan bahasa reseptif (bahasa pemahaman), bahasa ekspresif (bahasa ucapan), maupun kesulitan belajar. Gangguan bicara bahasa dapat pula terjadi pada kondisi khusus, seperti pada spektrum autism, gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH/ADHD), palsi serebral, dan sumbing bibir.Stimulasi kemampuan bicara anak<img src="https://storage.primaku.com/editor/1669624178427-5c34dcd8.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="little-boy-enjoy-talking-with-megaphone_1150-15410.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Kemampuan anak berbicara tidak didapatkan dengan sendirinya, melainkan peran orang tua juga sangat berpengaruh. Karena itu, MomDad pun bisa mulai sejak dini melakukan stimulasi kemampuan komunikasi anak, yaitu dengan cara:1. Mengikuti ucapannyaMeskipun bicaranya masih tidak jelas dan tidak bisa dimengerti, namun MomDad bisa mencoba mengulangi apa yang si Kecil katakan dan perjelas maksudnya. Dengan begitu, ia perlahan akan belajar meniru apa yang MomDad katakan.2. Bicara dan melakukanUcapan si Kecil memang tidak jelas, sehingga MomDad harus lebih aktif. Dari hal-hal kecil seperti makan, MomDad bisa mengatakan, 'Ayo kita makan!' sambil menggerakkan tangan ke mulut.3. MengobrolMeskipun si Kecil belum bisa berbicara seperti orang dewasa, MomDad bisa mulai mengajaknya ngobrol. Misalnya, tanyakan baju apa yang ingin si kecil pakai. Obrolan-obrolan kecil akan membuatnya terbiasa untuk berkomunikasi.4. BermainSaat bermain dengan anak, ajaklah ia untuk berbicara. Misalnya saat bermain mobil-mobilan, perlihatkan bagaimana cara memainkannya sambil berbicara menjelaskan. Dengan begitu, anak juga akan mempelajari banyak kata-kata baru yang nantinya bisa dimengerti olehnya.Apabila si Kecil mengalami gangguan bicara, MomDad dapat melatihnya dengan pilihan stimulasi di atas dan konsultasikan kondisinya ke ahli, ya.MomDad mau&nbsp;share&nbsp;informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho.Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Mengenal Gangguan Proses Bicara pada Anak 

mengenal-gangguan-proses-bicara-pada-anak-

Calistung atau baca, tulis, dan hitung merupakan kemampuan dasar yang perlu dikuasai anak. Untuk mengasah kemampuan ini, MomDad perlu mengajarkan calistung pada anak agar ia siap saat memasuki usia sekolah. Nah, kapan sih calistung dapat diajarkan oleh anak? Perkembangan membaca dan menulis anak<img src="https://storage.primaku.com/editor/1669434660239-aa602fe4.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="calistung.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Belajar adalah suatu proses membentuk keterampilan, termasuk keterampilan untuk membaca, menulis, dan berhitung. Sistem pendengaran dan kecerdasan manusia mampu melakukan adaptasi untuk memproses ucapan, sedangkan indera penglihat kita tidak secara otomatis mampu mengenali bentuk huruf dan angka. Membaca dan menulis merupakan sesuatu yang harus diajarkan. Untuk anak dapat membaca dan menulis, ia harus sudah mampu mengenali kesesuaian antara bunyi huruf dengan bentuknya. Kemudian barulah ia dapat memahami arti kata yang dibaca.Usia 0 sampai dengan usia kindergarten (5-6 tahun) disebut sebagai usia pra-literasi. Pada tahap ini anak masih belajar membaca melalui sistem fonologi, yaitu kesesuaian bunyi huruf dengan bentuk. Setelah usianya 8 tahun, anak dapat membaca dan menulis dengan cakap, dan belajar hal baru melalui membaca dan menulis, bukan lagi belajar mengenali kata.Nah, berikut tahapan membaca dan menulis anak sesuai usia dan kemampuan:Usia 1-3 tahun:<ul><li style="text-align: justify;">Mengidentifikasi objek dalam sebuah buku, misal: Mana sapi?</li><li style="text-align: justify;">Mencoret-coret di kertas</li><li style="text-align: justify;">Menyambung kalimat dari cerita di buku</li><li style="text-align: justify;">Mengetahui nama buku favorit mereka dan mengidentifikasi judul dari gambar halaman judul</li></ul>Usia 3-4 tahun:<ul><li style="text-align: justify;">Mengeksplorasi buku secara mandiri</li><li style="text-align: justify;">Dapat menceritakan ulang cerita yang sering didengarnya</li><li style="text-align: justify;">Menyanyikan lagu alfabet</li><li style="text-align: justify;">Mengenali huruf pertama dari nama mereka</li><li style="text-align: justify;">Membuat symbol-simbol yang menyerupai tulisan</li><li style="text-align: justify;">Mengenali berbagai tanda dan label (misal rambu lalu lintas)</li><li style="text-align: justify;">Mengenali beberapa huruf</li><li style="text-align: justify;">Mencocokkan bentuk huruf dengan bunyinya</li><li style="text-align: justify;">Mengenali huruf-huruf dalam namanya</li><li style="text-align: justify;">Mengenali bahwa buku dibaca dari kiri ke kanan dan atas ke bawah</li></ul>Usia 5 tahun:<ul><li style="text-align: justify;">Mencocokkan bunyi kata dengan tulisan</li><li style="text-align: justify;">Menulis beberapa huruf dan angka</li><li style="text-align: justify;">Mengenali beberapa kata familiar yang tercetak di buku/tulisan</li><li style="text-align: justify;">Membaca beberapa kata sederhana</li></ul>Usia 6-8 tahun:<ul><li style="text-align: justify;">Mampu membaca dan menulis huruf besar dan kecil</li><li style="text-align: justify;">Mengerti cerita yang berbentuk gambar</li><li style="text-align: justify;">Menulis dengan baik</li></ul>Usia 7-8 tahun:<ul><li style="text-align: justify;">Membaca buku mandiri</li><li style="text-align: justify;">Dapat menulis dalam bentuk paragraf</li><li style="text-align: justify;">Menggunakan tanda baca</li><li style="text-align: justify;">Mengenali ejaan yang salah</li><li style="text-align: justify;">Menulis pesan singkat</li></ul>Untuk kemampuan menulis, sebenarnya sejak usia 1 tahun, anak sudah mampu memegang alat tulis dan mencoret-coret. Tahap perkembangan pra-menulis anak adalah sebagai berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Usia 1-1,5 tahun : mencoret-coret, cara pegang pensil dengan cylindrical grasp</li><li style="text-align: justify;">Usia 2-3 tahun: membuat garis vertikal, horizontal, lingkaran dengan cara pegang pensil digital grasp</li><li style="text-align: justify;">Usia 3,5-4 tahun: membuat tanda tambah, cara pegang pensil modified tripod grasp</li><li style="text-align: justify;">Usia 4-7 tahun: menyalin berbagai bentuk, cara pegang pensil tripod grasp</li></ul>Kemampuan menghitung<img src="https://storage.primaku.com/editor/1669434681475-8ca5dfb6.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1341475236-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Usia 2-3 tahun, anak sudah mampu menghitung benda dengan cara menyentuh atau menunjuk. Di usia 3-5 tahun, anak sudah mampu menyebutkan angka dalam urutan bilangan serta mengerti tanda hitung. Dalam mencapai keterampilan berhitung, anak perlu memiliki memori yang baik, perhatian atau fokus yang baik, dan perencanaan terhadap tujuan selanjutnya.Prinsip pembelajaran adalah dengan pengulangan terus-menerus. Dibutuhkan pengulangan hingga berjuta kali agar keterampilan yang didapat maksimal. Perkembangan otak balita salah satunya bergantung pada stimulasi yang diberikan oleh pengasuh. Belajar membaca, menulis, dan berhitung harus dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan sesuai dengan periode perkembangan anak. Beberapa referensi menyatakan bahwa ada anak yang dapat diajarkan mulai usia 4 tahun, namun ada pula yang belum mampu ajar hingga usianya 8 tahun. Apabila anak belum mampu atau belum siap diajarkan calistung, maka ia akan terpaksa dan merasa bahwa belajar itu tidak menyenangkan.Tips mengajarkan calistung<img src="https://storage.primaku.com/editor/1669434697353-a965291f.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-950295528-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan pada balita untuk menstimulasi ketertarikan terhadap calistung antara lain adalah :<ul><li style="text-align: justify;">Membaca buku cerita</li><li style="text-align: justify;">Menumpuk balok</li><li style="text-align: justify;">Menirukan gerakan tubuh</li><li style="text-align: justify;">Memberi instruksi anak untuk mengambil, memindahkan, atau memasukkan mainan</li><li style="text-align: justify;">Coret-coret atau mewarnai dengan krayon (tergantung usia anak)</li><li style="text-align: justify;">Merangkai puzzle</li><li style="text-align: justify;">Bermain di luar rumah, untuk mengenalkan kosa kata baru</li><li style="text-align: justify;">Menyediakan berbagai alat (kertas, krayon, spidol)</li><li style="text-align: justify;">Menghitung makanan, mainan, jari</li><li style="text-align: justify;">Bermain peran, jual-beli, masak-masakan</li><li style="text-align: justify;">Tracing huruf dan angka (usia 4-5 tahun)</li><li style="text-align: justify;">Menghitung lebih dari 10 (usia 4-5 tahun)</li><li style="text-align: justify;">Story telling (usia 4-5 tahun)</li><li style="text-align: justify;">Melatih cara menggenggam pensil</li></ul>Nah, itu dia penjelasan seputar calistung yang perlu MomDad terapkan pada si Kecil sesuai usia.Pastikan MomDad membaca dan memahami penjelasan di atas agar bisa menjawab Kuis dengan tepat. Good luck, MomDad!Sumber bacaan:<ul><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://kidshealth.org/en/parents/milestones.html" title="https://kidshealth.org/en/parents/milestones.html">https://kidshealth.org/en/parents/milestones.html</a></li><li style="text-align: justify;">Wahyuni LK. Belajar calistung pada anak balita. Dipresentasikan dalam webinar LKW series 2022.</li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh dr. Angga Wirahmadi, SpA(K) - UKK TKPS IDAI

Kapan Usia Tepat untuk Anak Belajar Calistung?

kapan-usia-tepat-untuk-anak-belajar-calistung-

Ada banyak alasan yang membuat orang tua memberikan gadget kepada anak, salah satunya agar anak tidak rewel.&nbsp;Screen time&nbsp;pada anak tentunya memiliki nilai plus dan minus. Namun, jika anak terlalu banyak&nbsp;screen time, tentunya akan berisiko bagi tumbuh kembang anak. Sebelum terlambat, yuk ketahui akibat kalau anak terlalu banyak&nbsp;screen time!

Pedoman Screen Time pada Anak

pedoman-screen-time-pada-anak

Tahapan Tumbuh Kembang Anak Usia 7-12 Bulan

tahapan-tumbuh-kembang-anak-usia-7-12-bulan

Speech delay&nbsp;adalah suatu kondisi di mana anak mengalami keterlambatan bicara atau belum mampu mengucapkan sejumlah kosakata yang seharusnya sudah bisa diucapkan pada usianya.&nbsp;Apabila tidak segera diatasi, hal ini akan berdampak pada tumbuh kembangnya di masa depan. Oleh karena itu, MomDad perlu tahu gejala dan penangan yang tepat untuk atasi speech delay. Yuk, simak penjelasan dari&nbsp;dr. Herbowo Agung F S, Sp.A(K) di video berikut!

Speech Delay, Kenali Gejala & Penangannya

speech-delay--kenali-gejala---penangannya

Salah satu tahap tumbuh kembang penting anak menuju kemandirian adalah kemampuannya untuk buang air sendiri di toilet. Peran orang tua pun amat dibutuhkan agar proses melatih anak terbiasa buang air di toilet (toilet training) berjalan dengan baik. Namun, pada prosesnya, terkadang orang tua menemukan berbagai tantangan. Sebenarnya, kapan sih waktu yang tepat untuk melakukan toilet training pada anak? Tahap pelaksanaan toilet training<img src="https://storage.primaku.com/editor/1669261581378-82aab29f.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="toilet training_1.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Sebelum melakukan toilet training, orang tua perlu sepakat dengan pihak yang terlibat dalam pengasuhan anak, seperti anggota keluarga, pengasuh, atau petugas tempat penitipan anak (day care). MomDad juga bisa menemui dokter anak lebih dulu untuk menentukan kesiapan anak serta rencana pendekatan yang akan dilakukan.MomDad juga perlu memberikan dorongan kepada anak untuk percaya diri melakukannya sendiri dan beri pujian setiap ia berhasil. Jangan sampai memaksakan jika anak belum siap, karena jika ia merasa tertekan atau tidak nyaman, ia mungkin akan menahan buang airnya.Anak mungkin masih akan buang air di celana karena masih belum terbiasa. Hal ini tentunya wajar dan sebaiknya MomDad tetap memberikan dukungan. Jangan sampai emosi atau bahkan membentak anak karena tekanan yang ia alami bisa menjadi kemunduran. Tetap beri pengertian agar ia mau belajar dan terbiasa.Waktu yang tepat untuk toilet training<img src="https://storage.primaku.com/editor/1669261588943-cc6d3e78.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="toilet training_2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Jika membahas berapa usia yang tepat, sebenarnya tidak ada usia yang pasti. Kesiapan anak bisa dilihat dari kematangan fisik dan psikologis yang umumnya muncul mulai usia 18 bulan hingga 2,5 tahun. Karena itu, MomDad bisa melihat tanda-tanda kesiapan anak, antara lain:<ul><li style="text-align: justify;">Mampu menirukan orang tua dan menunjukkan ketertarikan untuk belajar</li><li style="text-align: justify;">Mampu mengembalikan benda-benda ke tempat semula, baik diminta atau tidak</li><li style="text-align: justify;">Mampu menunjukkan tanda kemandirian dengan berkata tidak</li><li style="text-align: justify;">Mampu berjalan dan duduk dengan baik</li><li style="text-align: justify;">Mampu menyampaikan keinginan buang air</li><li style="text-align: justify;">Mampu melepas dan memakai pakaiannya</li></ul>Setelah membaca penjelasan di atas, apakah si Kecil sudah diap untuk diajarkan toilet training, MomDad?​Pastikan MomDad membaca dan memahami penjelasan di atas ya, agar bisa menjawab Kuis dengan benar. Good luck, MomDad! Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Kapan Anak Siap Diajarkan Toilet Training?

kapan-anak-siap-diajarkan-toilet-training-

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), angka stunting di Indonesia tahun 2021 mencapai 24,4% dan masih tergolong tinggi karena prevalensi angka stunting seharusnya kurang dari 20% mengacu pada data World Health Organization (WHO). Gejala stunting kerap dikaitkan dengan tinggi badan anak yang kurang optimal atau pendek. Namun, apakah anak pendek sudah pasti stunting?Pendek tidak selalu stunting<img src="https://storage.primaku.com/editor/1668999234242-fd031bec.jpg" class="e-rte-image e-imginline e-resize e-img-focus" alt="stunting_2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Perawakan pendek dapat disebabkan oleh variasi normal atau kondisi patologis, seperti stunting, atau kelainan endokrin. Stunting sendiri menjadi merupakan masalah kesehatan yang masih menjadi beban di negara kita. Stunting adalah perawakan pendek yang disebabkan oleh malnutrisi dan atau penyakit kronik. Perlu diingat, stunting merupakan salah satu penyebab perawakan pendek, tetapi tidak semua perawakan pendek adalah stunting.Perawakan pendek bisa dikatakan normal, terutama bila orang tua juga memiliki postur tubuh yang tidak terlalu tinggi. Bagaimana pun, anak akan mewarisi genetik kedua orang tuanya secara alami. Hal ini disebut familial short stature.Mengukur tinggi badan anak<img src="https://storage.primaku.com/editor/1668999240875-c7a2f9e8.jpg" class="e-rte-image e-imginline e-resize e-img-focus" alt="stunting_3.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px; outline: rgb(74, 144, 226) solid 2px;"> Untuk menentukan apakah perawakan pendek anak dianggap familial short stature atau tidak, bisa kita ukur dengan Tinggi Potensi Genetik (TPG). TPG adalah perkiraan tinggi akhir (tinggi dewasa) anak yang dihitung berdasarkan tinggi badan orang tua. MomDad bisa melakukan pengukuran dengan melihat rumus di bawah ini:<ul><li style="text-align: justify;">TPG anak laki-laki = ((TB ibu (cm) + 12 cm) + TB ayah (cm))/2 ± 8,5 cm</li><li style="text-align: justify;">TPG anak perempuan = ((TB ayah (cm) - 12 cm) + TB ibu (cm))/2 ± 8,5 cm</li></ul>Angka 12 cm adalah rata-rata selisih tinggi badan laki-laki dan perempuan dewasa di suatu populasi. Angkanya dapat berbeda di berbagai negara. Di Indonesia, selisihnya 12 cm. Angka 8,5 cm adalah rentang ketidakpastian estimasi TPG ke atas dan ke bawah.&nbsp;Setelah mendapatkan nilainya, skor-z tinggi badan anak dibandingkan dengan skor-z dari rentang estimasi TPG. Bila nilai skor-z tinggi badan anak berada di dalam rentang skor-z TPG, maka tinggi anak masih dapat disebut sebagai variasi normal untuk potensi genetiknya.&nbsp;Hal lain yang sangat penting diperhatikan dalam menilai tinggi badan anak adalah laju pertumbuhannya. Anak harus diukur pertumbuhannya secara berkala, sehingga setiap masalah yang mungkin terjadi dapat dideteksi lebih dini.Jadi, sebelum menentukan apakah anak berperawakan pendek mengalami stunting atau faktor lainnya, MomDad perlu melakukan pengukuran lebih dulu, ya! Jangan ragu untuk menemui dokter jika masih ada yang perlu ditanyakan.Sumber foto: iStockArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Posisi ‘W Sitting’ Pengaruhi Perkembangan Anak, Benarkah?

Posisi ‘W Sitting’ Pengaruhi Perkembangan Anak, Benarkah?

Mengenal Gangguan Proses Bicara pada Anak

Mengenal Gangguan Proses Bicara pada Anak

Kapan Usia Tepat untuk Anak Belajar Calistung?

Kapan Usia Tepat untuk Anak Belajar Calistung?

Pedoman Screen Time pada Anak

Pedoman Screen Time pada Anak

Tahapan Tumbuh Kembang Anak Usia 7-12 Bulan

Tahapan Tumbuh Kembang Anak Usia 7-12 Bulan

Speech Delay, Kenali Gejala & Penangannya

Speech Delay, Kenali Gejala & Penangannya

Kapan Anak Siap Diajarkan Toilet Training?

Kapan Anak Siap Diajarkan Toilet Training?

Anak Pendek, Apakah Sudah Tentu Stunting?

Anak Pendek, Apakah Sudah Tentu Stunting?