Berat badan bayi merupakan salah satu tolak ukur seberapa baik tumbuh kembang si Kecil. Oleh karena itu, sering terjadi kekhawatiran jika BB bayi tidak naik, terlebih jika sudah masuk pada fase MPASI.MomDad sudah merasa memberikan MPASI yang baik, namun BB anak sulit untuk naik, di mana kesalahannya?Temukan jawabannya pada video di atas, ya!

BB Anak Sulit Naik di Masa MPASI, Apa yang Salah? 

bb-anak-sulit-naik-di-masa-mpasi--apa-yang-salah---1678768794359

Setiap orang tua pasti ingin anaknya tumbuh dengan sehat. Namun faktanya, MomDad mungkin akan menemukan berbagai masalah selama proses tumbuh kembang si Kecil. Untuk mengetahui apakah tumbuh kembang si Kecil optimal, MomDad perlu melakukan skrining.&nbsp; Nah, sebenarnya apa saja sih kriteria bayi yang berisiko alami gangguan tumbuh kembang? Yuk, simak penjelasan singkat di bawah untuk tahu jawabannya!Skrining tumbuh kembang anak<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/fdf145a8c46394b129eedba4ab408104e_1678768490008.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-14T111131.425.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Untuk skrining pertumbuhan dilakukan dengan menimbang berat badan, mengukur panjang atau tinggi badan, serta lingkar kepala, dan kemudian diplotkan ke dalam kurva pertumbuhan&nbsp; yang sesuai untuk umur dan jenis kelamin yang ada di buku kesehatan anak atau bisa melalui aplikasi PrimaKu.Sementara untuk skrining perkembangan dapat dilakukan dengan pengamatan langsung pada bayi/anak oleh petugas kesehatan dan juga menggunakan kuesioner atau lembar jawaban pertanyaan yang dijawab oleh MomDad atau menggunakan buku kesehatan Ibu dan Anak.MomDad juga dapat memantau kurva pertumbuhan dan tonggak perkembangan anak&nbsp; yang ada di aplikasi Primaku? IDAI yang dapat diunduh di ponsel pintar.Lantas, siapa saja yang perlu dipantau dan di mana ?<ul><li style="text-align: justify;">Semua anak umur 0-6 tahun,&nbsp; dapat di tingkat puskesmas.&nbsp;&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Semua bayi atau anak yang mempunyai “risiko tinggi” dipantau oleh dokter anak di rumah sakit.</li></ul>Bayi “risiko tinggi” adalah bayi yang dalam perkembangannya masih normal tetapi dapat&nbsp; terjadi gangguan perkembangan. Contoh, bayi risiko tinggi&nbsp; yaitu bayi-bayi yang&nbsp; mempunyai riwayat&nbsp; lahir kurang bulan, berat lahir rendah, bayi baru lahir yang&nbsp; mengalami infeksi, penurunan kadar gula darah, sindrom sesak napas, atau kejang.&nbsp; &nbsp;&nbsp;Bila bayi atau anak dinyatakan normal, tetap masih diperlukan skrining perkembangan, karena tumbuh kembang anak merupakan suatu proses yang masih terus berlangsung dan dalam perjalanannya dapat mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.Skrining atau pemantauan tumbuh kembang untuk bayi dianjurkan tiap bulan,&nbsp; Anak usia 12 sampai 24 bulan dianjurkan tiap 3 bulan, dan anak usia 24 bulan sampai 72 bulan dianjurkan tiap 6 bulan.MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); text-align: inherit; font-size: 16px;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Sumber:<ul><li style="text-align: justify;">Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar, Kemenkes RI, 2014</li><li style="text-align: justify;">Divisi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM.</li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh&nbsp;DR.Dr. Rini Sekartini, Sp.A(K).

Ini Kriteria Bayi yang Berisiko Alami Gangguan Tumbuh Kembang

ini-kriteria-bayi-yang-berisiko-alami-gangguan-tumbuh-kembang-1679278678994

Pemantauan tumbuh kembang anak pada 1.000 hari pertama kehidupan sangat penting mengingat pesatnya pertumbuhan dan perkembangan pada usia ini. Yang disebut 1.000 hari pertama kehidupan yaitu mulai dari saat pembuahan di dalam rahim ibu sampai anak berusia 2 tahun.&nbsp; Coba perhatikan anak usia 2 tahun tinggi badannya&nbsp; sudah mencapai setengah dari tinggi orang dewasa, dan perkembangan otaknya sudah mencapai 80% dari otak dewasa. Nah, agar anak tidak mengalami gangguan tumbuh kembang, MomDad wajib tahu langkah pencegahan yang bisa dilakukan berikut ini!Perbedaan pertumbuhan &amp; perkembangan&nbsp;<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/85c6deb642d92e3a03f1082cf109612873_1678767772256.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-14T110024.132.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Tumbuh atau pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik. Anak menjadi bertambah berat dan tinggi. Sementara kembang atau perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh menjadi&nbsp; lebih kompleks, contohnya kemampuan bayi bertambah dari berguling menjadi duduk, berdiri, dan berjalan. Kemampuan ini harus sesuai dengan umurnya,&nbsp; disebut tonggak perkembangan anak.Perkembangan otak yang sangat pesat pada usia di bawah 2 tahun ini disebut periode kritis perkembangan, dan merupakan waktu yang&nbsp; tepat untuk melakukan pemulihan, bila ada gangguan perkembangan. Menurut penelitian, ternyata&nbsp; angka kejadian&nbsp; gangguan tumbuh kembang anak cukup tinggi. Riset Kesehatan Dasar 2013 menyebutkan bahwa angka kejadian anak pendek akibat masalah gizi di Indonesia sebesar 37,2% dan tentunya gangguan pertumbuhan ini&nbsp; akan mengganggu perkembangannya. Oleh karena itu penting bagi orang tua memantau tumbuh kembang anaknya&nbsp; terutama untuk anak di bawah usia 2 tahun.Tujuan pemantauan tumbuh kembang<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/1ce81083816d3c5425044910cac1185c33_1678767792146.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-14T105959.514.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Pemantauan tumbuh kembang, adalah suatu kegiatan untuk menemukan gangguan secara dini berupa:<ul><li style="text-align: justify;">Penyimpangan pertumbuhan: misalnya status gizi&nbsp; kurang atau buruk, anak pendek</li><li style="text-align: justify;">Penyimpangan perkembangan: misalnya terlambat bicara</li><li style="text-align: justify;">Penyimpangan mental emosional anak: misalnya gangguan konsentrasi dan hiperaktif</li></ul>Semua ini bertujuan agar MomDad dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak dan menemukan secara dini gangguan tumbuh kembang, sehingga dapat ditindaklanjuti segera agar hasilnya lebih baik.Mencegah gangguan tumbuh kembang<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/8d101dc10dae7e448f91ccabfdee106c892_1678767814578.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-14T110227.302.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Apa yang perlu dilakukan orangtua untuk mencegah gangguan pertumbuhan dan perkembangan? Yang paling penting adalah kebutuhan dasar anak harus dipenuhi, yaitu:<ul><li style="text-align: justify;">Asuh, kebutuhan fisik-biomedis meliputi antara lain pemberian ASI, gizi yang sesuai, kelengkapan imunisasi,&nbsp; pengobatan bila anak sakit, pemukiman yang layak, kebersihan individu dan lingkungan, rekreasi dan bermain.</li><li style="text-align: justify;">Asih, kebutuhan emosi dan kasih sayang.</li><li style="text-align: justify;">Asah, kebutuhan akan stimulasi mental yang merupakan cikal bakal untuk proses belajar anak.</li></ul>So, pastikan MomDad memenuhi kebutuhan dasar anak di atas untuk mencegah gangguan tumbuh kembang pada si Kecil. Semangat mengasuh, mengasih, dan mengasah si Kecil, MomDad!MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); text-align: inherit; font-size: 16px;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Sumber:<ul><li style="text-align: justify;">Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar, Kemenkes RI, 2014</li><li style="text-align: justify;">Divisi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM.</li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh&nbsp;DR.Dr. Rini Sekartini, Sp.A(K).

Cegah Gangguan Tumbuh Kembang Anak dengan Panduan Ini!

cegah-gangguan-tumbuh-kembang-anak-dengan-panduan-ini--1678854153870

Sebagian besar waktu bayi dihabiskan untuk tidur. Sangat penting bagi orang tua untuk mengetahui pengaturan tidur untuk bayi. Umumnya, bayi belum dapat mengangkat kepala atau berbalik posisi sampai usia 6 bulan. Bayi dapat tidur menyamping, atau tengkurap. Bolehkah bayi tidur tengkurap?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/46c596fa98092599b46cd810a82348d15_1678697894890.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-13T141539.176.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Posisi tidur tengkurap pada bayi diketahui berkaitan dengan sudden infant death syndrome (SIDS). SIDS merupakan kematian bayi yang tidak diketahui penyebabnya setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh, termasuk pemeriksaan tempat kejadian, autopsi, dan riwayat penyakit. Selain SIDS, kematian bayi yang berkaitan dengan tidur (sleep-related infant deaths) dapat disebabkan oleh kejadian terbekap, terperangkap, infeksi, penyakit metabolik, gangguan irama jantung, dan trauma.Berkaitan dengan SIDS dan meningkatnya kejadian sleep-relate infant deaths sejak tahun 2005, American Academy of Pediatrics pada tahun 2016 memperluas rekomendasi mengenai lingkungan tidur yang aman untuk bayi. Rekomendasi ini ditujukan untuk orang tua, pengawas bayi dan petugas kesehatan, yang bertujuan mengurangi kejadian SIDS dan kejadian tidak diingingkan lain.Rekomendasi tidur bayi oleh American Academy of Pediatrics:<ul><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Bayi diposisikan terlentang setiap kali tidur sampai usia 1 tahun. Tidur menyamping atau tengkurap tidak aman dan tidak dianjurkan. Posisi terlentang tidak meningkatkan risiko tersedak atau aspirasi karena bayi memiliki sistem perlindungan jalan napas. Bayi usia 1 tahun umumnya dapat berguling dari posisi tengkurap menjadi terlentang, sehingga pada usia ini bayi cukup aman tidur tengkurap.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Jangan gunakan alas tidur yang empuk atau lembut. Disarankan untuk menggunakan matras padat yang dibungkus oleh pelapis dengan ukuran pas. Bantal atau guling sebaiknya tidak digunakan sebagai pengganti alas tidur. Jangan letakkan barang – barang lunak di bawah bayi seperti boneka, kain, atau bantal. Bayi sebaiknya tidak dibiarkan tidur di ranjang dewasa karena terbekap atau terperangkap.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Bayi sebaiknya tidur di ruang yang sama dengan orang tua, namun di tempat tidur terpisah.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Jangan letakkan benda – benda lembut dan jangan gunakan sprei yang longgar pada tempat tidur bayi. Bantal, boneka, rajutan, selimut sebaiknya dijauhkan dari tempat tidur. Bantalan yang ditempel di sekeliling tempat tidur tidak terbukti mencegah trauma pada bayi dan tidak perlu digunakan.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Dot dapat digunakan saat menidurkan bayi. Hal ini diketahui dapat menurunkan risiko SIDS. Jika dot terlepas saat bayi tidur, dot tidak perlu dimasukkan kembali ke mulut bayi. Dot sebaiknya tidak dikalungkan di leher bayi karena meningkatkan risiko tercekik.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Pastikan suhu lingkungan tidur bayi tidak terlalu panas. Bayi sebaiknya menggunakan pakaian yang tidak terlalu tebal. Jika bayi tampak berkeringat, gelisah, serta panas saat disentuh, maka pakaian perlu diganti atau suhu ruangan perlu diturunkan. Bayi yang berada di lingkungan panas meningkatkan risiko SIDS.</li></ul>Selain pengaturan tidur seperti di atas, terdapat beberapa faktor yang diketahui berperan dalam menurunkan risiko SIDS, seperti perawatan rutin ibu selama kehamilan, penghindaran asap rokok dan alkohol selama hamil, dan ASI eksklusif. Bayi disarankan untuk diletakkan pada posisi tengkurap saat bangun penuh dan diawasi (tummy time) untuk membantu proses perkembangan motorik dan mencegah bentuk kepala belakang yang mendatar.MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); text-align: inherit; font-size: 16px;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Narasumber: dr. Rosalina Roeslani, SpA (Divisi Perinatologi FKUI-RSCM)

Bolehkah Bayi Tidur Tengkurap?

bolehkah-bayi-tidur-tengkurap--1678956509694

Belakangan ini sedang ramai pembahasan sumber-sumber makanan hemat yang ternyata bisa mencegah stunting, mulai dari ikan lele hingga telur.Selain dua jenis makanan tersebut, ada jenis makanan lainnya gak ya? Terus, kiat-kiat apa aja selain nutrisi yang bisa membantu mencegah si Kecil stunting? Yuk, cari tau jawabannya lewat video di atas!

Kiat Hemat & Praktis untuk Cegah Anak Stunting

kiat-hemat---praktis-untuk-cegah-anak-stunting-1678101254763

Setiap tahapan perkembangan bayi, seperti tengkurap, merangkak, hingga berjalan tentunya menjadi kebahagiaan bagi para orang tua. Perkembangan si Kecil yang terjadi sesuai tahapan usianya juga perlu dipantau ya, MomDad. Oleh karena itu, coba simak yuk seperti apa tahapan perkembangan si Kecil sesuai usianya!<ul><li style="text-align: justify;">Usia 2 bulan: bayi dapat menegakkan kepalanya dan mengangkat dada bila ditengkurapkan.</li><li style="text-align: justify;">Usia 4 bulan: bayi dapat menegakkan kepalanya saat diposisikan duduk. Bayi mulai belajar berguling di usia ini.</li></ul><div style="text-align: justify;"><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/5f6ddcb2753f9bd51a8633c382485109b_1677737099082.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-02T130312.160.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> </div><ul><li style="text-align: justify;">Usia 5-6 bulan: bayi mulai dapat tengkurap sendiri. Bila didudukkan dengan sandaran, mereka dapat memindahkan benda dari tangan satu ke tangan satunya lagi. Bila didudukkan tanpa sandaran, bayi akan menyangga badan dengan kedua tangan diletakkan di depan tubuh. (lihat gambar di atas)</li><li style="text-align: justify;">Usia 8 bulan: beberapa bayi akan mulai merangkak dan sudah mahir duduk sendiri.</li><li style="text-align: justify;">Usia 9 bulan: bayi akan mulai berdiri berpegangan.</li><li style="text-align: justify;">Usia 10 bulan: bayi belajar berjalan dengan berpegangan pada furnitur atau sering disebut dengan istilah ‘merambat’.</li><li style="text-align: justify;">Usia 11 bulan: bayi dapat berdiri tanpa berpegangan selama beberapa detik.</li><li style="text-align: justify;">Usia 12 bulan: bayi dapat berjalan, baik mandiri maupun berpegangan pada tangan orang tua atau pengasuh. [1]</li></ul>Melansir laman Kemenkes, dijelaskan bahwa setiap anak memiliki potensi yang sama untuk tumbuh dan berkembang dengan normal jika kebutuhan dasarnya terpenuhi. Kebutuhan tersebut meliputi asih (kasih sayang dan pengertian), asah (stimulasi dan keterampilan), serta asuh (kebutuhan sandang, pangan, papan).Tak hanya itu, stimulasi juga diperlukan, terutama pada 1000 hari pertama kehidupannya. Selain menunjang sel-sel pertumbuhan, stimulasi juga dibutuhkan untuk membantu perkembangan pusat sensori, pusat bahasa, dan fungsi kognitif anak. Stimulasi yang bisa diberikan antara lain mengajaknya bicara, bermain di luar ruangan, hingga mengambil keputusan. [2]MomDad mau&nbsp;share&nbsp;informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px; text-align: left;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Referensi:<ol><li style="text-align: justify;">Scharf, R. J.; Scharf, G. J.; Stroustrup, A. (2016). Developmental Milestones. Pediatrics in Review, 37(1), 25–38. doi:10.1542/pir.2014-0103&nbsp;</li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20180724/5627220/pahami-tahapan-tumbuh-kembang-anak-jangan-sampai-ada-terlewati/" title="https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20180724/5627220/pahami-tahapan-tumbuh-kembang-anak-jangan-sampai-ada-terlewati/">https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20180724/5627220/pahami-tahapan-tumbuh-kembang-anak-jangan-sampai-ada-terlewati/</a></li></ol>

Ketahui Tahapan Bayi Mulai dari Tengkurap hingga Berjalan

ketahui-tahapan-bayi-mulai-dari-tengkurap-hingga-berjalan-1678244171680

Berat badan (BB) menjadi indikator pertumbuhan si kecil yang perlu MomDad perhatikan dengan baik. Namun, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan berat badan anak turun. Salah satu penyebabnya adalah sakit. Lantas, bagaimana, ya cara agar berat badan anak bisa kembali normal setelah sakit? Simak informasinya, yuk!Penyebab umum BB anak turun<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/a894c181c7ba473cc558c8f74ba8be68_1677734655861.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-02T122408.945.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Berat badan naik-turun pada anak-anak menjadi hal yang umum, apalagi jika si Kecil termasuk anak yang aktif. Namun, berat badan yang turun secara drastis bisa mengindikasikan kondisi tertentu yang membutuhkan penanganan serius. Secara umum, penyebab berat badan anak turun, antara lain:1. Malas makanDi masa pertumbuhan, anak-anak harus mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang agar pertumbuhannya optimal. Namun, terkadang anak mengalami malas makan karena banyak hal, mulai dari khawatir bermain, pilih-pilih makan, hingga kebanyakan jajan di luar.2. Sakit jangka pendekPenyakit jangka pendek seperti flu dan batuk bisa membuat anak kehilangan berat badannya. Saat sakit, anak akan kehilangan napsu makannya, bahkan tak mau makan karena kondisi badan yang lemah dan mulut yang terasa pahit. Namun, umumnya napsu makan akan kembali setelah sehat kembali.3. Gangguan pencernaanBerbagai gangguan pencernaan seperti radang usus, diare, hingga alergi makanan tertentu bisa menyebabkan berat badan anak turun. Gangguan pencernaan bisa berbahaya bagi si kecil, namun terkadang sulit diidentifikasi sehingga MomDad harus segera ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.4. StresSiapa bilang stres hanya bisa dialami orang dewasa, anak-anak juga bisa, lho! Penyebabnya bisa karena pindah ke lingkungan baru di mana anak sulit beradaptasi, perceraian orang tua, kepergian ibu atau ayah, hingga kehidupan sosialnya. Stres yang berat bisa berpengaruh terhadap pola makan yang mengakibatkan turunnya berat badan.Menaikkan BB anak<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/93675a049abf7dd7ac91075f642b1709b_1677734719120.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-02T122512.980.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Mengatasi berat badan anak yang turun mungkin susah-susah gampang. Tentu dibutuhkan keseriusan dan peran MomDad dalam mengatasi hal ini. Setidaknya, berikut cara yang bisa dilakukan MomDad di rumah:1. Bayi berusia 0-12 bulan harus mendapat cukup susu (ASI maupun susu formula) untuk mencukupi kebutuhan cairan. Bayi usia 6 bulan ke atas yang lebih ingin menyusu ketika sakit masih merupakan hal yang wajar.2. Berikan makanan yang biasanya disukai anak. Namun, usahakan makanannya tetap terjamin kebersihannya, ya.3. Berikan lebih banyak protein, lemak, sayur dan buah untuk mencukupi kebutuhan nutrisi hariannya.4. Tawarkan makanan yang hangat, seperti sup, kaldu, maupun bubur untuk membuat anak lebih nyaman.5. Anak di atas usia 1 tahun dapat “dipancing” dengan makanan yang sedikit berbumbu untuk memancing napsu makannya.Bila BB anak tidak kunjung naik atau menjadi semakin turun, temui dokter terdekat untuk segera mendapatkan penanganan lebih lanjut ya, MomDad!MomDad mau&nbsp;share&nbsp;informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px; text-align: left;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho.

Cara Menaikkan BB Anak yang Turun setelah Sakit

cara-menaikkan-bb-anak-yang-turun-setelah-sakit-1678244183439

Sebagai orang tua, MomDad pasti khawatir dengan tubuh anak yang tampak kurus atau berat badan yang susah naik. Terlebih lagi, berat badan yang kurang dari ideal bisa jadi merupakan tanda bahwa anak kekurangan gizi atau memiliki kondisi medis tertentu.&nbsp;Untuk dapat mengambil tindakan yang sesuai, MomDad perlu mengetahui lebih jauh, apa penyebab berat badan anak susah naik. Yuk, simak artikel ini sampai selesai!Penyebab BB susah naik<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/1e66bbd472941044d1036b2534d670116a_1677575521589.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-02-28T143526.003.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Untuk menilai apakah penyebab ketidak-naikan berat badan berkaitan dengan kurangnya asupan nutrisi atau karena meningkatnya kebutuhan tubuh atau karena sebab lain, kita harus menggunakan kurva pertumbuhan sebagai pedoman.Ada 3 macam kurva pertumbuhan: kurva berat badan terhadap umur, kurva berat badan terhadap panjang atau tinggi badan, dan kurva panjang atau tinggi badan terhadap umur. Penambahan berat badan biasanya dinilai menggunakan kurva berat badan terhadap umur.Anak bisa tidak naik berat badannya karena dia tidak bertambah gemuk atau malah bertambah kurus, namun juga bisa karena dia tidak bertambah panjang atau tidak bertambah tinggi badannya. Untuk menilai apakah anak bertambah kurus, kita menggunakan kurva berat badan terhadap panjang/tinggi badan atau kurva indeks massa tubuh (body mass index, BMI) terhadap umur. Penurunan pada kurva ini menunjukkan bahwa anak bertambah kurus.&nbsp;Bila anak tidak bertambah berat badannya, namun posisinya pada kurva berat badan terhadap panjang/tinggi badan tidak berubah, atau pada garis yang sama, maka anak tidak bertambah kurus. Bila anak tidak bertambah kurus, MomDad perlu waspada, bahwa penyebab dia tidak bertambah berat badannya bukan karena masalah nutrisi. Keliru menginterpretasikan kurva pertumbuhan berisiko membuat anak menjadi obes.Bila dia memang bertambah kurus, sangat penting bagi orang tua untuk mempertimbangkan hal-hal berikut ini:Kurangnya asupan nutrisi<ul><li style="text-align: justify;">​Praktik pemberian makan yang tidak tepat (inappropriate feeding practice)﻿﻿</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Manajemen laktasi yang tidak tepat,&nbsp;</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">atau, pada anak yang mendapatkan susu formula, pemberian/pengenceran formula yang tidak tepat</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Malnutrisi kronis, misalnya karena masalah ekonomi dan kesulitan menyediakan makanan bergizi dalam jumlah yang cukup</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Penyakit refluks gastroesofagus</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Masalah mekanik saat makan, misalnya bibir/langit-langit sumbing</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Masalah oromotor yang mengakibatkan gangguan saat mengunyah/mengolah makanan di dalam mulut</li></ul>Meningkatnya kebutuhan tubuh<ul><li style="font-size: 12pt;">Infeksi berulang atau infeksi kronis</li><li style="font-size: 12pt;">Penyakit jantung bawaan</li><li style="font-size: 12pt;">Keganasan (kanker)</li><li style="font-size: 12pt;">Penyakit tiroid dan penyakit-penyakit kronis lainnya, seperti thalassemia, penyakit ginjal, dan lain-lain</li></ul>Gangguan penyerapan makanan<ul><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Alergi makanan, contohnya alergi susu sapi atau alergi telur</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Penyakit metabolisme bawaan (inborn error of metabolism)</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Atresia bilier yang mengakibatkan gangguan penyerapan lemak</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Malabsorpsi atau gangguan penyerapan zat gizi secara umum</li></ul>Bila anak memang bertambah kurus, sebaiknya MomDad segera berkonsultasi kepada dokter agar permasalahannya dapat dinilai dengan tepat. Jangan tergesa-gesa menambahkan susu formula atau susu tinggi kalori karena kesalahan atau keterlambatan mengenali permasalahan yang sesungguhnya bisa sangat merugikan anak di kemudian hari.&nbsp;Satu lagi yang perlu MomDad ingat, kriteria anak bertambah kurus harus dipastikan dengan melihat kurva berat badan terhadap panjang/tinggi badan atau kurva indeks massa tubuh (body mass index, BMI) terhadap umur. Tidak cukup dengan hanya melihat kurva berat badan terhadap umur seperti yang biasanya dilakukan oleh ibu-ibu kader kesehatan. Gagal menginterpretasikan kurva dengan benar sangat berisiko menimbulkan masalah kesehatan di kemudian hari.&nbsp;MomDad mau&nbsp;share&nbsp;informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px; text-align: left;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho.Referensi:<ul><li style="text-align: justify;">Homan GJ. Failure to Thrive: A Practical Guide. Am Fam Physician. 2016 Aug 15;94(4):295-9.</li><li style="text-align: justify;">Bourke CD, Berkley JA, Prendergast AJ. Immune Dysfunction as a Cause and Consequence of Malnutrition. Trends Immunol. 2016 Jun;37(6):386-398. doi: 10.1016/j.it.2016.04.003. Epub 2016 May 26. PMID: 27237815; PMCID: PMC4889773.</li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://kidshealth.org/en/parents/failure-thrive.html" title="https://kidshealth.org/en/parents/failure-thrive.html">https://kidshealth.org/en/parents/failure-thrive.html</a></li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

BB Anak Sulit Naik di Masa MPASI, Apa yang Salah?

BB Anak Sulit Naik di Masa MPASI, Apa yang Salah?

Ini Kriteria Bayi yang Berisiko Alami Gangguan Tumbuh Kembang

Ini Kriteria Bayi yang Berisiko Alami Gangguan Tumbuh Kembang

Cegah Gangguan Tumbuh Kembang Anak dengan Panduan Ini!

Cegah Gangguan Tumbuh Kembang Anak dengan Panduan Ini!

Bolehkah Bayi Tidur Tengkurap?

Bolehkah Bayi Tidur Tengkurap?

Kiat Hemat & Praktis untuk Cegah Anak Stunting

Kiat Hemat & Praktis untuk Cegah Anak Stunting

Ketahui Tahapan Bayi Mulai dari Tengkurap hingga Berjalan

Ketahui Tahapan Bayi Mulai dari Tengkurap hingga Berjalan

Cara Menaikkan BB Anak yang Turun setelah Sakit

Cara Menaikkan BB Anak yang Turun setelah Sakit

Ternyata Ini Penyebab Berat Badan Anak Susah Naik!

Ternyata Ini Penyebab Berat Badan Anak Susah Naik!