Beberapa bulan lalu, para orang tua sempat dihebohkan dengan berita seorang bayi di Palembang meninggal dunia setelah imunisasi hepatitis B. Dengan adanya berita ini, MomDad mungkin sempat merasa khawatir jika anak menerima imunisasi, apakah bisa berdampak juga pada si Kecil? Menanggapi hal ini, Ikatan Dokter Indonesia melalui Instagram Reels PrimaKu menjelaskan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Berikut penjelasannya.Kemungkinan Anak Meninggal Dunia setelah Imunisasi<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/9a7874ebf149ca11076419d3f12ab29b7_1711615924518.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="imunisasi meninggal dunia (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Penyebab anak meninggal setelah diimunisasi memiliki banyak kemungkinan, misalnya anak tersebut memang sebelumnya sedang sakit atau tidak disadari sedang sakit. Bisa juga anak tersebut sebelumnya mempunyai kelainan bawaan seperti kelainan jantung yang tidak terdeteksi sejak awal. Kemungkinan lainnya, bisa juga bayi tersebut tersedak saat menyusu atau penyebab lain yang mungkin terjadi setelah imunisasi, namun tidak berhubungan atau tidak disebabkan oleh imunisasi Apalagi anak-anak pasca vaksinasi akan menghadapi ancaman kematian dan kesakitan dari penyakit lain yang tidak terlindungi oleh vaksin tersebut (risiko kompetitor). Misalnya, anak-anak yang diselamatkan dari vaksin BCG mungkin akan meninggal karena penyakit difteri atau diare.Jadi, MomDad sebetulnya tidak perlu khawatir untuk melakukan imunisasi pada si Kecil. Sebab, bagaimanapun imunisasi yang diberikan sesuai usia dan tepat waktu sangat penting untuk anak dalam mencegah penyakit.Selalu pantau jadwal imunisasi si Kecil dan lakukan&nbsp;<span style="background-color: unset; text-align: inherit; --tw-border-spacing-x: 0; --tw-border-spacing-y: 0; --tw-translate-x: 0; --tw-translate-y: 0; --tw-rotate: 0; --tw-skew-x: 0; --tw-skew-y: 0; --tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ; font-weight: 700; font-size: 16px;"><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/booking_vaccine" title="https://primaku.com/booking_vaccine" target="_blank" style="--tw-border-spacing-x: 0; --tw-border-spacing-y: 0; --tw-translate-x: 0; --tw-translate-y: 0; --tw-rotate: 0; --tw-skew-x: 0; --tw-skew-y: 0; --tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ; text-decoration-line: underline;">Booking Vaksin</a>&nbsp;di aplikasi PrimaKu.&nbsp; Nikmati potongan harga setiap bulannya agar biaya vaksin si Kecil dan MomDad jadi lebih hemat. Jika memiliki pertanyaan seputar vaksinasi, MomDad bisa menghubungi Dokmin melalui Whatsapp di nomor&nbsp;<span style="background-color: unset; text-align: inherit; --tw-border-spacing-x: 0; --tw-border-spacing-y: 0; --tw-translate-x: 0; --tw-translate-y: 0; --tw-rotate: 0; --tw-skew-x: 0; --tw-skew-y: 0; --tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ; font-weight: 700; font-size: 16px;">0877-8688-881.Referensi:<ul><li>Aaby P. Is susceptibility to severe infection in low-income countries inherited or acquired? J.Intern. Med. 2007;261(2):112-22.</li><li>Instagram Reels PrimaKu <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/p/C35KersxxfI/" title="https://www.instagram.com/p/C35KersxxfI/">https://www.instagram.com/p/C35KersxxfI/ </a></li></ul>

Anak Meninggal Dunia Pasca Imunisasi, Apa Penyebabnya?

anak-meninggal-dunia-pasca-imunisasi--apa-penyebabnya--1711938030610

Ini Dampaknya jika Imunisasi Dasar Anak Tak Lengkap

ini-dampaknya-jika-imunisasi-dasar-anak-tak-lengkap-1719473998237

BPJS Kesehatan adalah Program Jaminan Kesehatan Nasional yang diinisiasi dan diusung oleh pemerintah Indonesia. Program ini bertujuan untuk memberikan akses pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau bagi seluruh penduduk Indonesia. Semua warga negara Indonesia, berhak mendapatkan BPJS Kesehatan, termasuk bayi baru lahir. Bayi yang terdaftar dalam BPJS Kesehatan, memiliki akses terhadap layanan kesehatan primer, salah satunya imunisasi.Nah, dari sekian banyak vaksin yang dianjurkan untuk anak, Pemerintah memberikan 5 jenis vaksin yang biayanya dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan, di antaranya:1. Vaksin BCG: Diberikan segera setelah lahir atau sebelum berusia 1 bulan.2. Vaksin pentavalen (DPT-Hepatitis B-HiB) (diberikan 3 kali): Untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B dan radang paru akibat kuman Haemophilus influenzae B. Vaksin ini diberikan saat bayi berusia 2, 3, dan 4 bulan.3. Vaksin Polio (diberikan 4 kali): Untuk mencegah penyakit polio yang mengakibatkan kelumpuhan dan radang selaput otak. Diberikan pada bayi berusia 1, 2, 3, dan 4 bulan. Baik vaksin polio tetes dan suntik bisa didapatkan secara cuma-cuma, terutama di fasilitas kesehatan primer.4. Vaksin Campak: Vaksin campak yang ditanggung oleh pemerintah diberikan pada usia 9 bulan bersama dengan polio suntik kedua. Kemudian, MomDad perlu memberikan vaksin booster saat anak berusia 18 bulan dan 5-7 tahun.5. Vaksin Hepatitis B: Vaksin ini rutin diberikan untuk bayi baru lahir.Untuk mendapatkan vaksin yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan, MomDad dapat melakukan <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/booking_vaccine" title="https://primaku.com/booking_vaccine" target="_blank">Booking Vaksin</a> di aplikasi PrimaKu dan menikmati potongan harga setiap bulannya. Jika memiliki pertanyaan seputar vaksinasi, MomDad bisa menghubungi Dokmin melalui Whatsapp di nomor 0877-8688-881.Cara Mendaftarkan BPJS Kesehatan pada Bayi Baru Lahir<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/f69a86ba7ac2fe49c9c86cb2529c9bb8_1711354985873.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="bpjs kesehatan untuk bayi baru lahir (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Ketentuan umum administrasi kepesertaan BPJS Kesehatan bagi bayi baru lahir antara lain:Bayi baru lahir dari Peserta JKN-KIS wajib didaftarkan kepada BPJS Kesehatan dan membayar iuran paling lambat 28 (dua puluh delapan) hari sejak dilahirkan;<ol><li>Status bayi baru lahir akan aktif setelah dilakukan pembayaran iuran;</li><li>Bayi baru lahir yang sudah terdaftar sebagai peserta JKN KIS wajib melakukan pembaharuan data NIK pada Dukcapil paling lambat 3 (tiga) bulan sejak dilahirkan;</li><li>Pendaftaran bayi yang berusia lebih dari 3 bulan wajib memiliki NIK yang terdaftar pada Dukcapil;</li><li>Peserta yang tidak mendaftar dan membayar iuran bayi baru lahir paling lama 28 hari sejak dilahirkan dikenakan kewajiban membayar iuran sejak bayi dilahirkan dan dikenakan sanksi sebagaimana sanksi atas keterlambatan pembayaran iuran.</li></ol>Mekanisme administrasi pendaftaran bayi baru lahir sebagai peserta JKN-KIS mengacu pada ketentuan masing-masing jenis kepesertaan yaitu:1. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan KesehatanBayi yang dilahirkan oleh Ibu Kandung yang terdaftar sebagai peserta PBI JK secara otomatis ditetapkan sebagai peserta PBI JK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Peserta dari penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda), mengacu kepada Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara BPJS Kesehatan dengan Pemerintah Daerah dan dilakukan melalui Dinas Kesehatan/ Dinas Sosial Kabupaten/ Kota.Syarat dan Cara Pendaftaran Bayi Baru Lahir:<ul><li>Menunjukkan nomor JKN dan data kependudukan ibu;</li><li>Surat keterangan kelahiran dari Bidan/RS/Fasilitas Kesehatan atau tenaga penolong persalinan.</li></ul>2. Peserta Pekerja Penerima Upah (PPU) Bayi baru lahir anak pertama sampai dengan ketiga dapat didaftarkan setelah bayi dilahirkan dan kepesertaannya langsung aktif mengacu pada status keaktifan orang tua PPU. Pendaftaran bisa dilakukan secara kolektif melalui Instansi/ Badan Usaha.Syarat dan Cara Pendaftaran Bayi Baru Lahir anak pertama sampai dengan ketiga:<ul><li>Menunjukkan nomor JKN dan data kependudukan ibu;</li><li>Surat keterangan kelahiran dari Bidan/RS/Fasilitas Kesehatan atau tenaga penolong persalinan;</li><li>Bayi baru lahir yang berusia lebih dari 3 bulan wajib memiliki NIK yang terdaftar pada Dukcapil.</li></ul>3. Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) &amp; Bukan Pekerja (BP) Bayi baru lahir peserta PBPU dan BP dapat didaftarkan dengan syarat:<ul><li>Menunjukkan nomor JKN dan data kependudukan ibu;</li><li>Surat keterangan kelahiran dari Bidan/RS/Fasilitas Kesehatan atau tenaga penolong persalinan;</li><li>Jika peserta belum melakukan auto debit tabungan dilengkapi dengan Buku rekening tabungan BNI, BRI, BTN, Mandiri dan BCA (dapat menggunakan rekening tabungan Kepala Keluarga/Anggota Keluarga dalam Kartu Keluarga/Penanggung);</li><li>Melakukan perubahan data bayi selambat- lambatnya 3 (tiga) bulan setelah kelahiran yang meliputi nama, tanggal lahir, jenis kelamin, dan NIK.</li></ul>Bayi yang terdaftar dalam BPJS Kesehatan memiliki akses ke layanan darurat dan rawat inap di rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Ini mencakup perawatan medis yang diperlukan dalam keadaan darurat, perawatan pasca-operasi, dan perawatan untuk kondisi medis serius. Dengan demikian, menjadi peserta BPJS Kesehatan memberikan manfaat yang signifikan dalam memastikan bayi mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas dan perlindungan finansial yang diperlukan untuk menjaga kesehatannya.Referensi: <a classname="e-rte-anchor" href="https://bpjs-kesehatan.go.id/#/" title="https://bpjs-kesehatan.go.id/#/">https://bpjs-kesehatan.go.id/#/ </a>

Begini Cara Mendaftarkan BPJS Kesehatan untuk Bayi Baru Lahir

begini-cara-mendaftarkan-bpjs-kesehatan-untuk-bayi-baru-lahir-1711355131761

Kata vaksin dan imunisasi pasti sudah tidak asing di telinga MomDad. Dalam rentang usia tertentu, anak pasti akan diberikan vaksin dan imunisasi untuk meningkatkan imunitas tubuh dan menjaganya dari berbagai penyakit. Nah, mungkin bagi sebagian orang menganggap bahwa keduanya adalah dua hal yang sama. Faktanya, vaksin dan imunisasi memiliki makna yang berbeda, lho. Apa, sih bedanya? Pengertian Vaksin dan Imunisasi<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/a767b4836d6587a7734bd336929c8deb_1711089975235.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="perbedaan_vaksin_dan_imunisasi_(1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1457px; min-height: 0px;"> Vaksin ada produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati atau masih hidup namun dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, atau berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid atau protein rekombinan, yang ditambahkan zat lainnya, yang diberikan kepada seseorang, sehingga akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.Sementara imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terjangkit penyakit tersebut, maka tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Perbedaan Vaksin dan Imunisasi<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/ac40cd5546f84ba59791e5ba1b99610ff_1711089990586.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="perbedaan_vaksin_dan_imunisasi.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1457px; min-height: 0px;"> Imun adalah kekebalan tubuh, sementara sasi adalah proses. Jadi, imunisasi adalah suatu proses untuk membuat seseorang, baik anak dan orang dewasa, mendapatkan imunitas. Imunisasi terbagi menjadi dua, yaitu imunisasi alamiah dan imunisasi buatan. Imunisasi alamiah pun terbagi menjadi dua bagian, yaitu ada secara aktif dan pasif, di mana tubuh akan menentukan apakah perlu bekerja atau tidak untuk mendapatkan imun.Misal, untuk imunisasi alamiah yang aktif, berarti anak mengalami sakit. Anak yang terkena cacar, sebelumnya tidak memiliki respon imun terhadap virus cacar. Lalu, setelah virus cacar masuk ke dalam tubuhnya, sang tubuh akan 'mengenal' virus cacar tersebut dan mengingatnya. Jadi, tubuh harus 'bekerja' dulu untuk mendapatkan imunitas alamiah. Sementara imunisasi pasif adalah ketika anak sudah mendapat kekebalan sendiri di dalam tubuh. Umumnya, kekebalan tersebut datang dari ibunya, baik pada masa kehamilan atau menyusui.&nbsp;&nbsp;Imunisasi buatan pun terbagi menjadi dua, yaitu aktif dan pasif. Kalau yang aktif, tubuh disuruh bekerja saat anak tidak sakit, contohnya vaksinasi. Saat anak melakukan vaksinasi, anak akan dimasukkan 'sesuatu' yang mirip dengan sebuah penyakit. Misal, anak yang vaksinasi BCG, tubuhnya akan mengalami gejala penyakit yang mirip dengan TB. Jadi, jika sewaktu-waktu anak mengalami TB, tubuh sudah mengerti dan memiliki memori mengenai penyakit TB.&nbsp;Sementara, imunisasi pasif berarti tubuh tidak perlu bekerja seperti imunisasi aktif, karena sudah langsung mendapat imunoglobulin yang merupakan antibodi. Namun, perlu diingat imunisasi pasif umumnya tidak bertahan lama jika dibaandingkan dengan aktif Yuk, cek jadwal vaksinasi si Kecil sesuai anjuran IDAI melalui aplikasi PrimaKu! Tak hanya itu, MomDad juga bisa <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/Imunisasi" title="https://primaku.page.link/Imunisasi" target="_blank">Booking Vaksin</a> dengan Klinik Partner PrimaKu dan mendapatkan harga spesial, lho. Cek, kode voucher untuk vaksin dewasa dan anak melalui aplikasi PrimaKu, ya.Jika memiliki pertanyaan seputar vaksinasi, MomDad bisa menghubungi Dokmin melalui Whatsapp di nomor 0877-8688-881. Referensi:<ul><li>Instagram Live PrimaKu, Serba-serbi Imunisasi yang Perlu Diketahui Orang Tua bersama dr. Lucky Yogasatria, Sp.A &amp; dr. Reza Fahlevi, Sp.A</li><li>Pedoman Pengelolaan Vaksin di Fasilitas Pelayanan Kesehatan oleh Kemenkes RI</li></ul>

Kerap Dianggap Sama, Apa sih Bedanya Vaksin & Imunisasi?

kerap-dianggap-sama--apa-sih-bedanya-vaksin---imunisasi--1711090060983

Dalam Islam, terdapat beberapa hal yang secara khusus dianggap membatalkan puasa, salah satunya memasukkan sesuatu ke dalam tubuh secara sengaja, khususnya makanan dan minuman.&nbsp; Dalam hal ini, mendapatkan vaksinasi juga berarti memasukkan zat atau cairan ke dalam tubuh. Namun, apakah vaksin dapat membatalkan puasa? Simak penjelasan singkatnya, yuk!Apakah Vaksin Membatalkan Puasa?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/c3d76cff510652ede1baf9838608835d6_1710919100193.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Apakah Vaksin Dapat Membatalkan Puasa.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Vaksin tidak membatalkan puasa dalam agama Islam. Mayoritas ulama sepakat bahwa penyuntikan vaksin atau obat-obatan yang diberikan melalui injeksi tidak membatalkan puasa. Ini karena vaksin atau obat-obatan tersebut tidak masuk ke dalam tubuh melalui rongga mulut atau hidung yang dapat membatalkan puasa.Pendapat ini didasarkan pada prinsip bahwa hal-hal yang membatalkan puasa adalah yang masuk ke dalam tubuh melalui jalan-jalan yang memungkinkan penyerapan, seperti makanan, minuman, atau zat-zat tertentu yang dimasukkan ke dalam tubuh.Menerima vaksin selama berpuasa juga tidak akan membatalkan puasa, sesuai dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 13 tahun 2021. Pada kesempatan tersebut, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menjelaskan alasan vaksin tidak membatalkan puasa di bulan Ramadan, karena proses injeksi tidak dilakukan melalui lubang yang tersedia pada tubuh manusia, seperti hidung, mulut, telinga, namun melalui lengan sehingga diperbolehkan.Pemberian vaksin tidak berdampak langsung pada kemampuan seseorang untuk melanjutkan puasa, tetapi ada kemungkinan efek samping yang dapat membuat seseorang merasa lemah atau tidak nyaman. Ini dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk menjalani puasa dengan baik.Jadi, MomDad tidak perlu ragu lagi jika ingin melakukan <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/booking_vaccine" title="https://primaku.com/booking_vaccine" target="_blank">Booking Vaksin</a> selama bulan Ramadan, ya.&nbsp;Jika memiliki pertanyaan seputar vaksinasi, MomDad bisa menghubungi Dokmin melalui Whatsapp di nomor 0877-8688-881.Referensi:&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.england.nhs.uk/2021/04/senior-nhs-figures-stress-muslims-can-get-covid-jab-in-ramadan/#:~:text=The%20vast%20majority%20of%20scholars,yourself%20and%20your%20loved%20ones" title="https://www.england.nhs.uk/2021/04/senior-nhs-figures-stress-muslims-can-get-covid-jab-in-ramadan/#:~:text=The%20vast%20majority%20of%20scholars,yourself%20and%20your%20loved%20ones" target="_blank">Senior NHS figures stress Muslims can get COVID jab in Ramadan</a>.<a class="e-rte-anchor" href="https://setkab.go.id/mui-keluarkan-fatwa-vaksinasi-tidak-membatalkan-puasa/" title="https://setkab.go.id/mui-keluarkan-fatwa-vaksinasi-tidak-membatalkan-puasa/" target="_blank">Sekretariat Kabinet Republik Indonesia | MUI Keluarkan Fatwa Vaksinasi Tidak Membatalkan Puasa&nbsp;&nbsp;</a>

Apakah Vaksin Dapat Membatalkan Puasa?

apakah-vaksin-dapat-membatalkan-puasa--1710922358632

Tak hanya anak yang rentan tertular penyakit, orang dewasa yang belum melakukan vaksinasi pun berisiko tinggi terserang penyakit serius. Dari sekian banyak penyakit yang merugikan kesehatan, ada 3 penyakit serius yang bisa diderita anak sekaligus orang tua. Jika tidak segera diatasi dengan cepat dan tepat, maka bisa mengakibatkan komplikasi serius, bahkan kematian. Apa saja, sih 3 penyakit tersebut dan bagaimana pencegahannya? Yuk, simak penjelasannya singkat di bawah!TetanusPenyakit tetanus, juga dikenal sebagai lockjaw, menyerang sistem saraf pusat manusia. Bakteri Clostridium tetani menyebabkan penyakit ini dengan melepaskan toksin yang mengganggu fungsi sistem saraf. Tetanus menyebabkan pengetatan otot yang menyakitkan dan kekakuan, biasanya di seluruh tubuh, khususnya otot di kepala dan leher sehingga MomDad tidak dapat membuka mulut, menelan, atau kadang-kadang bahkan bernapas. Tetanus membunuh sekitar 1 dari 10 orang yang terinfeksi bahkan setelah mendapatkan perawatan medis terbaik sekalipun.DifteriPenyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Penyakit ini menyerang saluran pernapasan dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius jika tidak diobati. Difteri dapat menyebabkan lapisan tebal yang terbentuk di belakang tenggorokan, sehingga dapat menyebabkan masalah pernapasan, gagal jantung, kelumpuhan, dan kematian.PertusisPenyakit pertusis, yang juga dikenal sebagai batuk rejan atau batuk 100 hari, menyerang sistem pernapasan manusia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis yang menyebabkan&nbsp;batuk yang parah, kesulitan bernafas, muntah dan gangguan tidur. Pertusis juga dapat mengakibatkan penurunan berat badan, inkontinensia, dan patah tulang rusuk.Bahkan, pasien dengan pertusis rentan alami komplikasi, termasuk pneumonia atau kematian.Ketiga penyakit ini disebabkan oleh bakteri. Penyebaran difteri dan pertusis tersebar dari orang ke orang melalui batuk atau bersin. Sementara tetanus menyebar memasuki tubuh melalui luka, goresan, atau luka.Cegah dengan Vaksin DTP<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/2d1ff11074e11ce182fc1472f63d66d9e_1710742868249.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="3_penyakit_serius_(1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1457px; min-height: 0px;"> Imunisasi DTP (Difteri-Tetanus-Pertusis) adalah salah satu jenis imunisasi yang diberikan kepada anak-anak untuk melindungi mereka dari tiga penyakit serius: difteri, tetanus, dan batuk rejan (pertusis). Vaksin DTP biasanya diberikan dalam bentuk suntikan dan merupakan bagian dari program imunisasi rutin pada anak-anak di banyak negara. DTP diberikan pada bayi usia 2, 3 dan 4 bulan dan diulang kembali di usia 18 bulan. Untuk dewasa, vaksin DTP diberikan mulai dari usia 19 tahun.Vaksin ini sangat penting bagi para tenaga kesehatan dan siapa pun yang memiliki hubungan dekat dengan bayi yang lebih muda dari 12 bulan. Wanita hamil harus mendapatkan dosis DTP selama setiap kehamilan, untuk melindungi bayi dari pertusis. Pasalnya, bayi adalah yang paling berisiko untuk mengalami sakit parah, komplikasi yang mengancam kehidupan dari pertusis. Satu vaksin lain, yang disebut Td, dapat melindungi MomDad dari tetanus dan difteri, bukan pertusis. Penguat untuk vaksin Td sebaiknya diberikan setiap 10 tahun. Vaksin Tdap dapat diberikan sebagai salah satu penguat jika MomDad belum mendapatkannya sebelumnya.Vaksin ini juga dapat diberikan jika ada luka sayat atau bakar yang parah untuk mencegah infeksi tetanus. Vaksin ini juga dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lainnya.Dapatkan vaksinasi lengkap bersama si Kecil melalui <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/booking_vaccine" title="https://primaku.com/booking_vaccine" target="_blank">Booking Vaksin</a> di PrimaKu dan nikmati potongan harga hingga Rp100.000! Jangan lupa pakai kode voucher RAMSEHAT50 &amp; PARENT50 untuk dapatkan diskon. Jika memiliki pertanyaan seputar vaksinasi, MomDad bisa menghubungi Dokmin melalui Whatsapp di nomor 0877-8688-881.Referensi: <a classname="e-rte-anchor" href="www.immunize.org/vis" title="www.immunize.org/vis">www.immunize.org/vis</a>

Vaksin Ini Dapat Lindungi Anak hingga Dewasa dari 3 Penyakit Serius!

vaksin-ini-dapat-lindungi-anak-hingga-dewasa-dari-3-penyakit-serius--1710908147941

Vaksinasi sebelum melakukan ibadah umroh atau haji merupakan langkah yang penting dan disyaratkan oleh pihak berwenang, baik pemerintah setempat maupun otoritas kesehatan internasional. Kedatangan jutaan jamaah dari berbagai negara ke satu tempat dalam waktu yang relatif singkat dapat meningkatkan risiko penularan penyakit menular. Vaksinasi membantu melindungi jamaah dari penyakit-penyakit yang dapat menular dengan mudah, seperti influenza, meningitis, dan infeksi saluran pernapasan. Nah, sebelum melakukan ibadah umroh, pastikan MomDad mendapatkan vaksinasi ini, ya!Vaksin MeningitisVaksin Meningokokus atau vaksin meningitis diperlukan sebelum umroh karena meningitis adalah penyakit serius yang dapat menyebar dengan cepat di antara kerumunan besar orang, seperti yang sering terjadi selama ibadah umroh atau haji. Sejak tahun 2023, vakin ini hanya diwajibkan untuk jemaah haji dan sangat dianjurkan untuk jemaah umrah. Ibu hamil dan menyusui dapat diberikan vaksin meningitis meningokokal polisakarida dan konjugat dengan pertimbangan manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risiko. Vaksin meningitis umumnya diberikan minimal 14 hari sebelum keberangkatan, karena titer antibodi tertinggi baru tercapai setelah 14 hari pasca imunisasiVaksin InfluenzaVaksin influenza perlu diberikan pada setiap jemaah umrah dan haji, mulai dari kelompok anak-anak, wanita hamil, dan usia lanjut. Vaksin ini khususnya diberikan pada musim tertentu saat rawan terjadi penularan penyakit influenza. Selain itu, vaksin influenza juga wajib diberikan pada jamaah dengan kondisi:<ul><li>Gagal jantung kronis</li><li>Asma</li><li>Penyakit paru-paru kronis</li><li>Gangguan metabolik</li><li>HIV/AIDS</li><li>Kelebihan berat badan atau obesitas</li></ul>Vaksin Pneumonia Pneumonia adalah manifestasi infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang paling berat karena dapat menyebabkan kematian.&nbsp; Penyebab pneumonia adalah berbagai macam virus, bakteri atau jamur. Bakteri penyebab pneumonia yang tersering adalah pneumokokus (Streptococcus pneumonia), HiB (Haemophilus influenza type b) dan stafilokokus (Staphylococcus aureus). Virus penyebab pneumonia sangat banyak, misalnya rhinovirus, respiratory syncytial virus (RSV), virus influenza. Virus campak (morbili) juga dapat menyebabkan komplikasi berupa pneumonia.Vaksinasi pneumonia sangat dianjurkan untuk calon jamaah umrah dan haji, khususnya yang memiliki kondisi:<ul><li>Jamaah umroh usia 65 tahun ke atas</li><li>Pengidap penyakit kronis, seperti asma, penyakit jantung, gangguan ginjal dan diabetes</li><li>Anak-anak</li></ul>MomDad bisa mendapatkan vaksinasi di atas di rumah sakit atau klinik. Nah, agar lebih mudah, kini MomDad bisa melakukan vaksinasi dewasa melalui <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/bookvaksin" title="https://primaku.page.link/bookvaksin" target="_blank">Booking Vaksin</a> di PrimaKu dan mendapatkan potongan harga hingga Rp100.000! Jika memiliki pertanyaan Jika memiliki pertanyaan seputar vaksinasi, jangan ragu untuk hubungi Dokmin di nomor Whatsapp 0877-8688-881.Penting untuk selalu memeriksa persyaratan vaksinasi terbaru dari pemerintah sebelum melakukan perjalanan untuk ibadah umroh. Hal ini akan membantu memastikan bahwa jamaah memenuhi semua persyaratan vaksinasi yang diperlukan sebelum berangkat.

Sebelum Ibadah Umroh, Pastikan MomDad Mendapatkan Vaksin Ini!

sebelum-ibadah-umroh--pastikan-momdad-mendapatkan-vaksin-ini--1710492654647

Vaksinasi adalah salah satu upaya pencegahan penyakit menular yang paling efektif untuk memutus rantai penularan penyakit. Tak hanya anak, orang dewasa, termasuk MomDad juga membutuhkan vaksinasi. Sama halnya seperti anak, orang dewasa juga memiliki jadwal imunisasi yang telah direkomendasikan. Well, berikut jadwal imunisasi dewasa terbaru yang dianjurkan oleh Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI Tahun 2023 beserta dengan penjelasannya. <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/4c7983f92fe76acee21fe3665b2081e2_1710231193322.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="jadwal_vaksin_dewasa.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1457px; min-height: 0px;"> Catatan kaki:1. InfluenzaSemua orang dewasa dianjurkan untuk vaksinasi influenza satu kali setiap tahun dan sepanjang tahun. Beberapa kelompok/kondisi yang sangat dianjurkan untuk mendapatkan vaksinasi influenza adalah orang dengan gangguan pernapasan kronik, penyakit ginjal kronik, gangguan kardiovaskular (gagal jantung, penyakit jantung koroner, hipertensi, aritmia, gangguan katup jantung, defek kongenital), diabetes melitus, imunokompromais (HIV/AIDS), kanker, dan lainnya), obesitas morbid, lansia, karyawan/pekerja, tenaga kesehatan, perokok, pelancong (traveller), orang yang tinggal di panti jompo/tempat penampungan, dan calon jemaah haji/umrah. Vaksin ini juga dianjurkan bagi ibu hamil.2. Tetanus, Difteri, Pertusis (Td/Tdap)Selain dapat menyerang anak-anak, difteri juga dapat mengenai orang dewasa yang kadar difteri antibodinya rendah. Orang dewasa menggunakan vaksin Td/Tdap, yang merupakan vaksin DTP dengan reduksi antigen difteri dan pertusis. Untuk mencegah tetanus neonatorum, status imunisasi tetanus bagi WUS (Wanita Usia Subur) dan calon pengantin perempuan juga harus diperhatikan.3. Varicella (Cacar Air)Varicella merupakan vaksin hidup, di mana semua orang dewasa yang tidak terbukti pernah mengalami cacar air atau tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap varicella, dianjurkan untuk vaksinasi. Vaksin ini dapat menyebabkan cacat janin bila infeksi primer terjadi pada trimester pertama kehamilan, sehingga dianjurkan diberikan sebelum menikah/hamil. Diperlukan waktu minimal 4 minggu untuk boleh hamil setelah vaksinasi terakhir.4. Human Papillomavirus (HPV) untuk PerempuanVaksinasi HPV untuk perempuan menggunakan vaksin bivalen, quadrivalent, atau nonavalent. Waktu pemberian terbaik untuk mendapatkan efektivitas maksimal adalah sebelum aktif secara seksual. Vaksin ini dapat diberikan hingga usia 45 tahun dan tidak direkomendasikan untuk ibu hamil.&nbsp;5. Human Papillomavirus (HPV) untuk Laki-LakiVaksinasi HPV untuk laki-laki disarankan menggunakan quadrivalent atau nonavalent yang mengandung serotipe 6 dan 11 untuk mencegah penularan kondiloma akuminata/kutil kelamin. Vaksinasi HPV pada laki-laki dapat diberikan hingga usia 26 tahun.6. ZosterZoster merupakan vaksin hidup yang perlu diberikan 1 dosis untuk semua individu berusia 50 tahun ke atas dengan atau tanpa episode zoster sebelumnya.&nbsp;7. Measless/Campak, Mumps/Gondongan, Rubella/Campak Jerman (MMR)Vaksin ini sangat dianjurkan bagi tenaga kesehatan, pelancong, dan orang yang tinggal di asrama, lingkungan padat, serta&nbsp; saat terjadi wabah. Jika belum pernah mendapatkan vaksin MMR saat kecil, maka perlu diberikan 2 dosis. Namun jika sudah pernah, cukup diberikan 1 dosis saja. Vaksin MMR dapat diberikan kepada perempuan sebelum menikah/hamil, minimal 4 minggu untuk boleh hamil setelah vaksinasi terakhir, dan tidak dianjurkan untuk ibu hamil.8. Pneumokokal Konjugat 13-valent (PCV13)Dianjurkan untuk usia 19 tahun ke atas, khususnya kelompok penderita penyakit kronis, seperti penyakit jantung kronik, penyakit paru kronik, diabetes melitus, penyakit hati kronis, alkoholisme dan kebiasaan merokok.&nbsp;9. Pneumokokal Polisakarida (PPSV23)Vaksinasi semua orang berusia 50 tahun ke atas, khususnya seluruh calon jemaah haji dan umrah, perlu dipertimbangkan.&nbsp;10, 11. Meningitis Meningokokal Polisakarida dan KonjugatVaksinasi ini tidak diberikan secara rutin. Sejak tahun 2023, vakin ini hanya diwajibkan untuk jemaah haji dan sangat dianjurkan untuk jemaah umrah. Ibu hamil dan menyusui dapat diberikan vaksin meningitis meningokokal polisakarida dan konjugat dengan pertimbangan manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risiko.12. Hepatitis ADiberikan pada semua individu, khususnya untuk peloncong dan penjamah makanan.13. Hepatitis BDiberikan pada semua orang dewasa tanpa terkecuali, dengan anjuran untuk memeriksa HbsAg terlebih dahulu.14. Hepatitis A dan Hepatitis B (Kombinasi)Bila tersedia, gunakan vaksin kombinasi hepatitis A dan hepatitis B. Selain lebih ekonomis, kesempatan untuk meningkatkan cakupan imunisasi lebih besar.15. Hepatitis A dan Typhoid (Kombinasi)Vaksin kombinsasi diberikan sebagai dosis pertama. Untuk dosis berikutnya, gunakan vaksin hepatitis A dan typhoid terpisah sesuai jadwal.16. Typhoid Fever (Demam Tifoid)Sebagai negara endemis, vaksin ini dianjurkan untuk semua orang dan dilakukan pengulangan vaksin setiap 3 tahun.17. Yellow Fever (Demam Kuning)Vaksin ini tidak diberikan secara rutin dan hanya diberikan kepada calon pelancong ke negara-negara tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.18. Japanese Encephalitis (JE)Vaksin ini diberikan pada seseorang yang akan bepergian ke daerah endemik JE.19. RabiesVaksin ini tersedia di rumah sakit dan puskesmas yang sudah ditunjuk sebagai Rabies Center atau Pusat Layanan Gigitan Hewan Tersangka Rabies.20. Vaksin COVID-19Setelah suntikan primer, diperlukan pemberian booster karena pada umumnya antibodi COVID-19 menurun setelah 6 bulan. Pemberian vaksin COVID-19 dan vaksin lain, jika memungkinan diberikan jarak waktu 14 hari. Namun, apabila waktu mendesak, dapat diberikan secara bersamaan.21. DengueVaksin ini diberikan pada orang dewasa usia 19-45 tahun. Vaksin dengue ditujukan untuk pencegahan penyakit dengue yang disebabkan oleh serotipe virus dengue apapun pada individu usia 6-45 tahun.22. Polio IPVVaksin ini diberikan 1 dosis pada calon jemaah haji di wilayah tertentu.&nbsp;<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/1ad98886f89fbfb710e6258e8e1024585c_1710231790050.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="B-Cover.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1457px; min-height: 0px;"> Nah, saat ini PrimaKu menyediakan Vaksin Dewasa untuk MomDad, lho! Jadi, MomDad bisa melakukan <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/bookvaksin" title="https://www.shutterstock.com/id/image-photo/young-asian-couple-showing-thumb-gesture-2015913620" target="_blank">Booking Vaksin</a> sekaligus bersama dengan si Kecil, sehingga vaksinasi lebih mudah dan praktis. Yuk, manfaatkan potongan harga hingga Rp100.000 dengan Booking Vaksin di PrimaKu!Jika memiliki pertanyaan seputar vaksinasi, MomDad bisa menghubungi Dokmin melalui Whatsapp di nomor 0877-8688-881.Referensi: Satgas Imunisasi PAPDI 2023

Anak Meninggal Dunia Pasca Imunisasi, Apa Penyebabnya?

Anak Meninggal Dunia Pasca Imunisasi, Apa Penyebabnya?

Ini Dampaknya jika Imunisasi Dasar Anak Tak Lengkap

Ini Dampaknya jika Imunisasi Dasar Anak Tak Lengkap

Begini Cara Mendaftarkan BPJS Kesehatan untuk Bayi Baru Lahir

Begini Cara Mendaftarkan BPJS Kesehatan untuk Bayi Baru Lahir

Kerap Dianggap Sama, Apa sih Bedanya Vaksin & Imunisasi?

Kerap Dianggap Sama, Apa sih Bedanya Vaksin & Imunisasi?

Apakah Vaksin Dapat Membatalkan Puasa?

Apakah Vaksin Dapat Membatalkan Puasa?

Vaksin Ini Dapat Lindungi Anak hingga Dewasa dari 3 Penyakit Serius!

Vaksin Ini Dapat Lindungi Anak hingga Dewasa dari 3 Penyakit Serius!

Sebelum Ibadah Umroh, Pastikan MomDad Mendapatkan Vaksin Ini!

Sebelum Ibadah Umroh, Pastikan MomDad Mendapatkan Vaksin Ini!

Catat, Ini Jadwal Vaksinasi Dewasa Terbaru yang Dianjurkan!

Catat, Ini Jadwal Vaksinasi Dewasa Terbaru yang Dianjurkan!