Vaksinasi bertujuan untuk mencegah tidak terjadi sakit atau sakit yang berat atau bahkan risiko kematian akibat suatu penyakit. Vaksinasi adalah suatu bentuk imunisasi aktif yang mengajarkan tubuh seseorang untuk membentuk kekebalan terhadap suatu penyakit. Nah, dengan menunda imunisasi, risiko terjadinya suatu penyakit justru bertambah.&nbsp; Untuk itu, selama anak dalam keadaan sehat dan mekanisme pelayanan vaksinasi terjamin sudah memenuhi protokol kesehatan, sebaiknya tetap berikan vasksunasi sesuai jadwal yang telah diberikan dan jangan menunda, ya, MomDad.Meski begitu, ada beberapa kondisi yang memperbolehkan MomDad menunda imunisasi si Kecil. Misalnya saja sedang sakit, sedang dalam pengobatan dengan obat penekan imun, atau sedang dalam pengobatan untuk penyakit yang parah. Selain itu, apabila anak sedang minum obat prednison 2 mg/kgbb/hari, dianjurkan menunda imunisasi 1 bulan setelah selesai pengobatan.Kontra indikasi untuk setiap vaksin pun berbeda-beda, misalnya penggunaan obat penekan imun bukan kontra indikasi untuk imunisasi hepatitis B, jadi masih boleh dilakukan. Durasi penggunaan obat penekan imun serta dosis akan menentukan apakah anak dapat diimunisasi/tidak dan apakah boleh mendapat vaksin mati atau hidup sehingga hal ini perlu dikonsultasikan ke dokter. Selain itu, umumnya anak dengan kondisi demam ringan (kurang dari 38°C), diare ringan, batuk pilek, atau sedang mengonsumsi antibiotik, boleh divaksinasi. Kecuali apabila anak sangat rewel dan tidak nyaman, vaksinasi dapat ditunda 1 - 2 minggu kemudian.&nbsp;Selalu pantau jadwal vaksinasi anak dan lakukan <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/bookvaksin" title="https://primaku.page.link/bookvaksin" target="_blank">Booking Vaksin</a> melalui aplikasi PrimaKu, karena selalu ada promo setiap bulannya yang bikin biaya vaksin anak jadi lebih hemat!Referensi: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Tanya Jawab Orang Tua Mengenai Imunisasi, 2013.Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Tunda Vaksinasi jika si Kecil Alami Kondisi Ini!

tunda-vaksinasi-jika-si-kecil-alami-kondisi-ini--1725949460347

KIPI merupakan kejadian medis yang tidak diinginkan. KIPI terjadi setelah pemberian imunisasi, dan belum tentu memiliki hubungan kausalitas (hubungan sebab-akibat) dengan vaksin. Untuk mengetahui hubungan antara pemberian imunisasi dengan KIPI diperlukan pelaporan dan pencatatan semua reaksi yang tidak diinginkan yang timbul setelah pemberian imunisasi. Menurut badan kesehatan dunia (WHO) ada 5 jenis KIPI, yaitu:<ul><li style="font-size: 12pt;">Reaksi yang terkait produk vaksin: KIPI yang diakibatkan atau dicetuskan oleh satu atau lebih komponen yang terkandung di dalam produk vaksin.</li><li style="font-size: 12pt;">Reaksi yang terkait cacat mutu vaksin: KIPI yang disebabkan atau dicetuskan oleh satu atau lebih cacat mutu produk vaksin, termasuk alat pemberian vaksin yang disediakan oleh produsen</li><li style="font-size: 12pt;">Reaksi terkait kekeliruan prosedur imunisasi: ﻿﻿KIPI yang disebabkan oleh cara penanganan vaksin yang tidak memadai, penulisan resep atau prosedur pemberian vaksin yang sebetulnya dapat dihindari.</li><li style="font-size: 12pt;">Reaksi kecemasan terkait imunisasi: KIPI ini terjadi akibat kecemasan pada waktu pemberian imunisasi.</li><li style="font-size: 12pt;">Kejadian koinsidens: KIPI ini disebabkan oleh hal-hal di luar produk vaksin, kekeliruan imunisasi atau kecemasan akibat imunisasi.</li></ul>Secara umum reaksi vaksin dapat dibedakan menjadi reaksi ringan dan reaksi berat. Mayoritas reaksi adalah reaksi ringan, seperti demam yang tidak terlalu tinggi, pegal-pegal, gatal, kemerahan, atau pembengkakan ringan pada area penyuntikan. Kondisi ini bersifat self-limiting atau akan menghilang dengan sendirinya dalam beberapa hari, terkadang tidak memerlukan tata laksana khusus.KIPI berdasarkan Jenis Vaksin<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/10dd34109e42b5ae8b106ac24115ca574910_1708514151593.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="KIPI (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Nah, lain vaksin, kemungkinan KIPI nya pun berbeda. Yuk, kenali kemungkinan KIPI berdasarkan jenis vaksinnya!1. Vaksin BCGPemberian vaksin BCG bertujuan untuk memberikan kekebalan aktif bagi bayi terhadap tuberkulosis. Imunisasi BCG diberikan pada bayi &lt;3 bulan, atau pada anak dengan uji tuberkulin negatif. Vaksin BCG disuntikan secara di lengan kanan atas dan diberikan sekali seumur hidup. KIPI yang terjadi yaitu reaksi lokal di area penyuntikan yang timbul setelah imunisasi BCG adalah ulkus lokal (bisul terbuka) yang superfisial pada 3 minggu setelah penyuntikkan. Ulkus tertutup krusta, akan sembuh dalam 2- 3 bulan, dan meninggalkan parut bulat dengan diameter 4-8 mm. Apabila dosis terlalu tinggi, maka ulkus yang timbul lebih besar, namun apabila penyuntikkan terlalu dalam maka parut yang terjadi tertarik ke dalam.2. Vaksin PentavalenVaksin Pentavalen merupakan vaksin untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B Rekombinan, Haemophilus influenza tipe Vaksin ini harus disuntikkan secara intramuskular pada anterolateral paha atas, dengan dosis anak 0,5 ml. KIPI yang terjadi berupa reaksi lokal kemerahan, bengkak, dan nyeri pada lokasi injeksi, demam ringan, anak gelisah dan menangis terus menerus, dan lemas (Ranuh dkk, 2017.3. Vaksin Hepatitis BPemberian vaksin ini bertujuan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit hepatitis B. Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml, pemberian suntikan secara intramuskular (di otot), sebaiknya paha depan bagian samping. Pemberian sebanyak 3 dosis, dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum 4 minggu. KIPI yang terjadi yaitu reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.&nbsp;4. Vaksin PolioImunisasi polio yaitu proses pembentukan kekebalan terhadap penyakit polio. Vaksin yang digunakan yaitu IPV (Inactivated Polio Vaccine), yang berisis virus polio virulen yang sudah diinaktivasi/dimatikan. KIPI yang terjadi reaksi lokal pada tempat penyuntikan antara lain nyeri, kemerahan, indurasi dan bengkak bisa terjadi dalam waktu 48 jam setelah penyuntikan dan bisa bertahan selama satu atau dua hari. Kejadian dan tingkat keparahan dari reaksi lokal tergantung pada tempat dan cara penyuntikan serta jumlah dosis yang sebelumnya diterima. Reaksi sistemik yang ditimbulkan demam dengan atau tanpa disertai nyeri otot, sakit kepala atau limfadenopati.5. Vaksin MRCampak dan Rubella adalah penyakit infeksi menular melalui saluran napas yang disebabkan oleh virus. Campak dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti diare, radang paru (pneumonia), radang otak (ensefalitis), kebutaan bahkan kematian. Penyakit ini bisa dicegah dengan pemberian vaksin MR. KIPI yang terjadi yaitu dapat terjadi malaise (lemas), demam dan ruam yang berlangsung 7-12 hari setelah imunisasi dan pada umumnya berlangsung selama 1-2 hari.Selalu cek jadwal vaksin si Kecil dan lakukan Booking Vaccine di aplikasi PrimaKu! Tak hanya memudahkan setiap orang tua, MomDad juga bisa mendapatkan berbagai promo menarik setiap bulannya, lho! Spesial di bulan Februari, ada potongan harga Rp25.000 di Klinik Partner PrimaKu. Yuk, Booking Vaccine sekarang dan gunakan kode voucher: ​CINTA25.Referensi: <a class="e-rte-anchor" href="http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7806/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf" title="http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7806/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf" target="_blank">BAB II Tinjauan Poltekkes Denpasar</a>

Kenali Kemungkinan KIPI berdasarkan Jenis Vaksin

kenali-kemungkinan-kipi-berdasarkan-jenis-vaksin-1708514306790

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Dalam tahapannya, imunisasi dibagi ke beberapa program, salah satunya imunisasi dasar. Imunisasi dasar merupakan imunisasi awal yang diberikan kepada bayi sebelum berusia satu tahun.Pada kondisi ini, diharapkan sistem kekebalan tubuh dapat bekerja secara optimal. Setiap bayi (usia 0-11 bulan) diwajibkan untuk mendapatkan imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari:<ul><li>Hepatitis B: Vaksin hepatitis B (HB) monovalen disuntikkan pada bayi segera setelah lahir, sebelum berumur 24 jam, didahului penyuntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya. Kemudian, dilanjutkan saat bayi berusia 2, 3, dan 4 bulan bersama vaksin DPT.</li><li>Polio: Vaksin polio oral saat bayi baru lahir dan usia 1 bulan. Kemudian, diberikan kembali secara berulang saat bayi berusia 2, 3, dan 4 bulan.</li><li>BCG: Vaksin BCG disuntikan segera setelah lahir atau sebelum berusia 1 bulan.&nbsp;</li><li>DTP: Vaksin DTP diberikan pada bayi sebanyak 3 kali, yaitu pada usia 2, 3, dan 4 bulan.&nbsp;</li><li>HiB: Vaksin Haemophilus influenzae B (Hib) diberikan pada usia 2,4,6 bulan atau 2,3,4 bulan, dan usia 18 bulan.</li><li>PCV: Vaksin PCV diberikan sebanyak 3 kali, yaitu saat bayi berusia 2, 4, dan 6 bulan.&nbsp;</li><li>Rotavirus: Vaksin RV monovalen (RV1) diteteskan ke dalam mulut diberikan dalam 2 dosis, dosis pertama usia 6-12 minggu, dosis kedua dengan interval minimal 4 minggu,&nbsp; paling lambat usia 24 minggu. Vaksin RV pentavalen (RV5) diberikan dalam 3 dosis, dosis pertama pada usia 6-12 minggu, interval antar dosis 4-10 minggu, dosis ketiga paling lambat&nbsp; usia 32 minggu.&nbsp;</li><li>Influenza: Vaksin influenza diberikan mulai dari usia 6 bulan. Kemudian, dilanjutkan dengan pemberian setahun sekali saat memasuki usia 18 bulan hingga 18 tahun.</li></ul>Anak-anak yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap memiliki peluang lebih besar untuk tumbuh dan berkembang secara sehat. Mereka memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit-penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan normal. Oleh karena itu, berikan imunisasi dasar lengkap pada si Kecil sesuai jadwal dengan Booking Vaksin di PrimaKu. Nikmati berbagai promo menarik, yang dapat mengurangi budget vaksin anak setiap bulannya!Nah, buat yang mau dapatkan diskon vaksin 100.000, MomDad bisa ikutan Giveaway di <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/p/C3fULbHRLam/?img_index=1" title="https://www.instagram.com/p/C3fULbHRLam/?img_index=1" target="_blank">link berikut</a>. Good luck! Referensi: Jadwal Imunisasi Anak IDAI 2023

Daftar Imunisasi Dasar Lengkap Bayi Usia 0-6 Bulan

daftar-imunisasi-dasar-lengkap-bayi-usia-0-6-bulan-1708396638511

Imunisasi pada dasarnya adalah pemberian vaksin kepada seseorang untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya terhadap penyakit tertentu. Baik imunisasi yang diberikan oleh bidan maupun dokter memiliki tujuan yang sama, yaitu melindungi setiap anak dari penyakit yang dapat dicegah melalui vaksinasi. Perbedaan utama antara imunisasi yang diberikan oleh bidan dan dokter mungkin terletak pada jenis atau tempat pemberian imunisasi tersebut. Nah, untuk lebih jelasnya, yuk simak perbedaan imunisasi anak di bidan vs dokter berikut! Perbedaan Imunisasi Anak oleh Bidan dan Dokter<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/055b810828c7842387c9cfdf1ac9c5fd6_1708068380022.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="imunisasi_di_bidan_vs_dokter.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1457px; min-height: 0px;"> Imunisasi yang dilakukan oleh bidan umumnya adalah imunisasi yang disubsidi oleh pemerintah, seperti BCG, DPT/HepB/HiB, PCV, Rotavirus, OPV dan MR. Imunisasi oleh dokter umum dilakukan di klinik swasta atau dilakukan oleh DSA dan meliputi imunisasi yang disubsidi pemerintah maupun imunisasi yang belum disubsidi pemerintah seperti influenza, JE, varicella, hepatitis A, MMR, typhoid, dengue, serta beberapa pilihan imunisasi DPT seperti kombinasi 6 vaksin DPT/HepB/HiB/IPV.&nbsp;Sementara imunisasi oleh dokter, umumnya dapat mencakup imunisasi yang belum disubsidi pemerintah.Bidan dapat memberikan imunisasi di faskes primer, misalnya di Puskesmas. Sebagai tenaga kesehatan, bidan juga dapat memberikan edukasi mengenai pentingnya imunisasi, bahkan sejak ibu masih mengandung, sehingga akan meningkatkan cakupan imunisasi. Selain itu, bidan yang bekerja di faskes primer akan lebih mudah dijangkau oleh kalangan ibu yang kesulitan menjangkau faskes yang lebih tinggi tingkatnya, atau yang tidak tinggal di kota besar.Nah, lain halnya dengan dokter. Imunisasi dapat diberikan di pusat kesehatan, klinik dokter umum, rumah sakit, atau fasilitas kesehatan lain yang ditangani oleh dokter. Untuk memudahkan setiap orang tua, MomDad dapat melakukan Booking Vaksin di aplikasi PrimaKu dan memilih klinik atau rumah sakit terdekat dari lokasi MomDad. Selalu pantau dan cek jadwal imunisasi si Kecil di aplikasi PrimaKu dan manfaatkan diskonnya setiap bulan!Kesimpulannya, bidan dan dokter dapat melakukan imunisasi pada anak, namun perbedaannya terdapat pada pilihan jenis imunisasi yang dapat diberikan.

Apa Bedanya Imunisasi Anak di Bidan vs Dokter?

apa-bedanya-imunisasi-anak-di-bidan-vs-dokter--1708068485619

Setelah anak menerima vaksinasi, ia mungkin akan merasa tidak nyaman karena adanya efek samping. Sebagai orang tua, MomDad perlu memperhatikan kenyamanannya agar si Kecil tidak rewel. Beberapa tindakan perlu dihindari untuk memberikan rasa nyaman, serta tidak berdampak buruk pada kesehatannya. Nah, setelah anak vaksinasi, pastikan MomDad hindari lakukan 5 hal berikut!Hindari Sentuhan Terlalu KasarSetelah vaksinasi, area di sekitar tempat suntikan mungkin menjadi sedikit nyeri atau merah. Hindari menyentuh atau menggosok area ini dengan kasar untuk menghindari iritasi.Hindari Mengompres dengan Es atau Benda Dingin<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/1edc3cddb4fc13f3874c10715be4a38d_1707119916969.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="anak_setelah_vaksinasi_(1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1457px; min-height: 0px;"> Penggunaan es atau benda dingin pada area suntikan setelah vaksinasi tidak selalu direkomendasikan. Beberapa vaksin mungkin merespon lebih baik terhadap panas daripada dingin. Konsultasikan dengan ahli tentang cara terbaik untuk meredakan rasa sakit.Hindari Memberikan Obat Tanpa BerkonsultasiSebaiknya tidak memberikan obat penghilang rasa sakit atau demam kepada anak tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli. Beberapa anak mungkin memerlukan perawatan khusus berdasarkan jenis vaksin yang diberikan.Hindari Pakaian yang Ketat di Area Suntikan<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/29b8a6e97033cb536e2fbfa86195cf5d_1707119942232.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="anak_setelah_vaksinasi_(2).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1457px; min-height: 0px;"> Pakaian yang ketat di area suntikan dapat menyebabkan iritasi. Pastikan untuk memilih pakaian yang longgar dan nyaman.Jangan Mandikan Anak dengan Air Panas BerlebihanMandi dengan air panas berlebihan dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada area suntikan. Sebaiknya gunakan air hangat dan hindari suhu yang terlalu tinggi saat anak mandi.Terkadang, anak-anak mengalami reaksi ringan setelah disuntik, seperti nyeri di tempat suntikan, ruam, atau demam. Reaksi ini normal dan akan segera hilang. Berikut tips untuk mengidentifikasi dan meminimalkan efek samping ringan:<ul><li>Kurangi demam dengan mandi air hangat.</li><li>Berikan cairan (air putih) lebih sering. Normal jika beberapa anak makan lebih sedikit selama 24 jam setelah mendapatkan vaksin.</li><li>Tanyakan kepada ahli apakah boleh memberikan obat pereda nyeri&nbsp; kepada anak.</li></ul>Perhatikan si Kecil dengan lebih cermat selama beberapa hari setelah vaksinasi. Jika melihat sesuatu yang membuat MomDad khawatir, jangan ragu konsultasi dengan ahli.Selalu cek jadwal vaksin si Kecil dan lakukan Booking Vaccine di aplikasi PrimaKu! Tak hanya memudahkan setiap orang tua, MomDad juga bisa mendapatkan berbagai promo menarik setiap bulannya, lho! Spesial di bulan Februari, ada potongan harga Rp25.000 di Klinik Partner PrimaKu. Yuk, Booking Vaccine sekarang dan gunakan kode voucher: ​CINTA25.Referensi:<a class="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/vaccines/parents/visit/before-during-after-shots.html" title="https://www.cdc.gov/vaccines/parents/visit/before-during-after-shots.html" target="_blank"> Before, During, and After Your Child's Shots | CDC&nbsp;</a>

Hindari Lakukan 5 Hal Ini setelah Anak Vaksinasi!

hindari-lakukan-5-hal-ini-setelah-anak-vaksinasi--1707190435488

Imunisasi adalah langkah penting untuk menjaga anak dari berbagai macam penyakit. Setiap jadwal imunisasi tiba, MomDad mungkin menghadapi sedikit “drama,” di mana si Kecil takut dengan suntikan. Rasa nyeri yang mungkin terjadi selama atau setelah suntikan dapat menciptakan pengalaman yang tidak menyenangkan bagi anak. Ditambah, imajinasi anak-anak sering kali kuat, dan mereka dapat membayangkan situasi yang lebih buruk daripada yang sebenarnya. <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/226b5bc93575ad13e4c39e10f4ada7ded_1706888037963.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="anak_takut_disuntik_(1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1457px; min-height: 0px;"> Menghadapi anak yang takut disuntik memerlukan pendekatan yang lembut dan pengertian. Nah, MomDad bisa mencoba cara berikut untuk atasi si Kecil yang takut disuntik:<ul><li style="font-size: 14pt;">Tenangkan dan Beri Pengertian</li></ul>Cobalah untuk berbicara dengan anak secara tenang dan jelas. Jelaskan bahwa suntikan bertujuan untuk membantu menjaga kesehatannya. Gunakan kata-kata yang mudah dimengerti sesuai usia anak. Tidak lupa, berikan pengertian tentang proses suntikan secara sederhana dan positif. Sebaiknya, anak diberitahu mengenai rencana penyuntikan dari hari sebelumnya.<ul><li style="font-size: 14pt;">Libatkan Anak</li></ul>Biarkan si Kecil melihat peralatan medis yang akan digunakan, seperti jarum dan spuit, dan jelaskan fungsinya dengan cara yang positif. Ajak ia untuk bertanya dan berbicara tentang ketakutannya.<ul><li>Gunakan distraksi</li></ul>Gunakan alat distraksi seperti mainan, buku, atau permainan selama proses suntikan. MomDad bisa mengajaknya terus berbicara atau menyanyi untuk mengalihkan perhatiannya selama proses penyuntikan.<ul><li style="font-size: 14pt;">Berikan ASI jika Memungkinkan</li></ul>Pemberian ASI dapat menjadi cara yang baik untuk menenangkan dan merilekskan si Kecil, karena dapat membantu mengalihkan perhatian dan memberikan kontak dekat yang nyaman. Selain itu, ASI memiliki rasa manis yang dapat membantu mengurangi rasa sakit pada anak selama penyuntikan.<ul><li style="font-size: 14pt;">Berikan Dukungan pada Anak yang Lebih Besar</li></ul>Jika anak lebih besar, MomDad dapat mengajaknya rileks dengan mengatur napas. untuk membantu "menghilangkan" rasa sakit. Ajak ia membayangkan bahwa rasa sakit akan hilang ketika menghembuskan napas. Ceritakan sebuah cerita atau tunjukkan hal-hal menarik di ruangan untuk membantu menciptakan distraksi.<ul><li style="font-size: 14pt;">Berikan Sesuatu yang Manis</li></ul>Mencicipi sesuatu yang manis dapat membantu mengurangi respons nyeri pada anak. Jika si Kecil berusia dua tahun atau lebih, minta dokter anak untuk memberikan permen, satu hingga dua menit sebelum penyuntikan.&nbsp;Mengatasi ketakutan anak terhadap suntikan melibatkan pendekatan yang sensitif, pengertian, dan pemberian informasi yang baik. Menjelaskan proses dengan positif, memberikan pujian, dan menggunakan teknik distraksi dapat membantu mengurangi kecemasan anak.Well, berbicara tentang vaksinasi, MomDad bisa dengan mudah melakukan Booking Vaccine di aplikasi PrimaKu! Tak hanya memudahkan setiap orang tua, MomDad juga bisa mendapatkan berbagai promo menarik setiap bulannya, lho! Spesial di bulan Februari, ada potongan harga Rp25.000 di Klinik Partner PrimaKu. Yuk, Booking Vaccine sekarang dan gunakan kode voucher: ​CINTA25.Referensi: <a class="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/vaccines/parents/visit/less-stressful.html" title="https://www.cdc.gov/vaccines/parents/visit/less-stressful.html" target="_blank">9 Things to Make Shots Less Stressful for You and Your Baby | CDC&nbsp;</a>

Anak Takut Disuntik? Coba Atasi dengan Cara Ini, MomDad!

anak-takut-disuntik--coba-atasi-dengan-cara-ini--momdad--1707116036530

Setiap imunisasi memiliki peran penting untuk melawan penyakit tertentu yang bahkan bisa menyebabkan kematian. Batuk dan pilek merupakan penyakit yang rentan dialami anak. Untuk mencegah anak dari batuk dan pilek, pemberian imunisasi influenza sangat dibutuhkan. Seberapa penting sih imunisasi influenza berperan dalam menjaga tumbuh kembang anak? Yuk, simak penjelasannya! Peran Penting Imunisasi Influenza<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/77c1083e3f536fe30e9257c645966b3ff_1706268165229.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="imunisasi_influenza_(2).jpeg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;"> Tujuan imunisasi influenza adalah untuk mencegah influenza yang berat pada anak, khususnya bayi. Influenza dapat menyebabkan komplikasi berat yang memerlukan perawatan di rumah sakit, khususnya bagi populasi khusus seperti anak. Batuk pilek dapat disebabkan oleh berbagai macam virus, seperti misalnya rinovirus, namun virus influenza lah yang memiliki komplikasi yang cukup berat, bahkan dapat berakibat fatal.Untuk melindungi si Kecil dari bahaya batuk dan pilek, imunisasi influenza dapat diberikan sejak usia 6 bulan bayi. Dosis dasar diberikan sebanyak dua kali berjarak minimal 4 minggu dengan dosis pengulangan setiap 1 tahun sekali.Anak perlu diberikan imunisasi influenza karena:<ul><li>Anak merupakan populasi khusus yang memiliki risiko tinggi untuk mengalami komplikasi flu.</li><li>Anak sangat mudah tertular dan dengan demikian sangat mudah menularkan flu pada orang serumah. Apabila anak tinggal Bersama lansia atau orang dewasa dengan penyakit kronik, maka orang dewasa tersebut juga berisiko mengalami komplikasi flu.</li><li>Mengurangi risiko bayi sakit flu, terkena komplikasi flu dan juga mengurangi kunjungan ke dokter karena sakit.</li></ul> Perbedaan Influenza (Flu) dan Batuk Pilek Biasa<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/4d3f87911447836d42ecf10ca724b139e_1706268204393.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="imunisasi_influenza_(1).jpeg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;"> Flu, batuk, dan pilek adalah penyakit yang seringkali memiliki gejala yang mirip, dan inilah mengapa kadang-kadang sulit untuk membedakan di antara mereka. Namun, ketiga kondisi ini disebabkan oleh patogen yang berbeda, dan ada perbedaan dalam tingkat keparahan gejalanya. Flu merupakan infeksi sal napas atas akibat virus influenza. Gejalanya bisa berupa demam, batuk, dan pilek, sama seperti virus-virus lainnya. Namun, flu memiliki risiko komplikasi yang bisa menyebabkan pneumonia hingga berat jika tidak diimunisasi.Sementara batuk pilek pada umumnya disebut common cold atau selesma dan tidak bisa dibilang sakit flu atau influenza, karena belum terbukti penyebabnya dari influenza. Referensi:Hadinegoro SR, Soedjatmiko. Rekomendasi Satgas Imunisasi. Sari Pediatri. 2006.<a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/flu/highrisk/children.htm" title="https://www.cdc.gov/flu/highrisk/children.htm">https://www.cdc.gov/flu/highrisk/children.htm </a><a class="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/flu/prevent/flushot.htm" title="https://www.cdc.gov/flu/prevent/flushot.htm" target="_blank">Seasonal Flu Vaccines | CDC</a>