Umumnya, speech delay disebabkan oleh dua faktor penting, yakni intrinsik (dari dalam diri anak) dan ekstrinsik (faktor lingkungan). Selain memperhatikan stimulasi yang tepat, memenuhi kebutuhan nutrisi juga tak kalah penting untuk pencegahan speech delay. Salah satu nutrisi yang perlu dipenuhi adalah zat besi. Sebab, menurut<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@official.primaku/video/7279772845083806982" title="https://www.tiktok.com/@official.primaku/video/7279772845083806982" target="_blank"> dr. Wulan Sasmeita, Sp.A</a>, kekurangan zat besi bisa berdampak pada speech delay, lho. Yuk, simak penjelasannya lebih lanjut di bawah!Dampak Kekurangan Zat Besi pada Speech Delay<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/3abb86ccbfb2c5aeec46f47aecc73f07_1695977124580.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="speech_delay_1_(1).jpeg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Zat besi merupakan salah satu unsur yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan saraf. Zat besi berperan dalam proses mielinisasi saraf pembentukan neurotransmitter dan sinaptogenesis. Beberapa jurnal menyebutkan, anak yang kekurangan zat besi dapat mengalami gangguan kecepatan hantaran saraf pendengaran karena kurangnya mielinisasi. Kekurangan neurotransmitter dapat menyebabkan anak menjadi hiperaktif. Sedangkan perkembangan bahasa membutuhkan sinaptogenesis yang optimal pada usia 9 bulan sampai 5 tahun. Jadi, kekurangan zat besi dapat berhubungan secara tidak langsung dengan gangguan berbahasa.Namun, MomDad perlu ingat, anak yang terlambat bicara dapat disebabkan oleh banyak faktor. Selain faktor nutrisi, terlambat bicara juga dapat disebabkan oleh faktor genetik, cacat pendengaran, kurangnya stimulasi, atau pengenalan 2 bahasa atau lebih pada awal perkembangan.Untuk mengetahui dengan pasti penyebab anak terlambat bicara dan langkah apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya. Segera konsultasi ke dokter, ya.Referensi: Schirmer CR, Fontouraand DR and Nunes ML. Distúrbios da aquisição da linguagem e da aprendizagem. Jornal de pediatria, 2004; 80(2): 95-103.

Speech Delay dapat Dipicu oleh Kekurangan Nutrisi Ini

speech-delay-dapat-dipicu-oleh-kekurangan-nutrisi-ini-1695984257140

Vaksinasi tambahan untuk bayi usia 12 bulan merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan dan kekebalan tubuh anak. Pada usia ini, beberapa vaksin tambahan biasanya diberikan untuk melindungi bayi dari penyakit-penyakit tertentu. Apa saja sih vaksinasi tambahan yang perlu MomDad tahu? Yuk, simak penjelasan dari <a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@official.primaku/video/7273062612575849733" title="https://www.tiktok.com/@official.primaku/video/7273062612575849733" target="_blank">dr. Nunki Andria, Sp.A</a> berikut! Vaksin Tambahan Bayi 12 Bulan<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/73393f10ec257795f7a51e55109bbdca56_1695976884180.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="vaksinasi_tambahan_!.jpeg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Sebelumnya kita refresh dulu, yang termasuk vaksinasi dasar bisa dilihat di buku KIA terbaru, yaitu hepatitis B, BCG, DPT, polio tetes dan polio suntik, HIB, rotavirus, PCV, campak rubella, dan Japanese encephalitis. Kemudian, diikuti oleh imunisasi lanjutan, yaitu DPT booster, MR booster, serta imunisasi HPV pada usia sekolah. Kemudian, yang termasuk vaksinasi tambahan antara lain, influenza, hepatitis A, varicella, tifoid, MMR, dan dengue. Rentang jeda pemberian vaksin dilihat berdasarkan antigen yang diberikan. Ada vaksin yang berisi antigen hidup yang dilemahkan atau kita sebut sebagai live attenuated vaccine, dan ada juga vaksin yang berisi antigen yang mati atau inaktif yang disebut sebagai inactivated vaccine. Jika ingin memberikan lebih dari satu vaksin hidup dilemahkan atau live attenuated vaccine, maka bisa diberikan simultan di hari yang sama atau jika dijeda, jaraknya minimal 4 minggu. Vaksin yang dapat diberikan mulai usia 12 bulan adalah varicella atau cacar air dan juga hepatitis A. Vaksinasi tifoid diberikan mulai anak berusia 2 tahun, dan dengue mulai usia 6 tahun. Jangan lupa juga memberikan dosis booster untuk imunisasi PCV, DPT, dan juga MR. Sedangkan untuk jeda waktu pemberian antara dua jenis vaksin inactivated atau antara vaksin inactivated dengan vaksin hidup dilemahkan, atau antara dua vaksin hidup dilemahkan yang diberikan peroral, bisa diberikan bersamaan atau tanpa jeda khusus atau bebas. Referensi: US Departement of Health and Human Services. December, 2022. <a class="e-rte-anchor" href="https://www.hhs.gov/immunization/basics/types/index.html" title="https://www.hhs.gov/immunization/basics/types/index.html" target="_blank">Vaccine Types | HHS.gov&nbsp;</a>

Ini Vaksin Tambahan yang Bisa Diberikan pada Bayi 12 Bulan

ini-vaksin-tambahan-yang-bisa-diberikan-pada-bayi-12-bulan-1695977039166

ASI sebaiknya diberikan secara eksklusif sejak lahir hingga 6 bulan ke depan sebagai makanan utama bagi bayi. Setelah bayi berusia 6 bulan, pemberian ASI diteruskan dan mulai diperkenalkan MPASI. Namun, ada kasus di mana ASI tidak keluar atau seret, sehingga khawatir si Kecil kurang nutrisi. Kalau sudah begini, boleh nggak sih pemberian ASI diganti oleh sufor atau susu formula? Yuk, simak penjelasan dari <a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@official.primaku/video/7270855632801041669" title="https://www.tiktok.com/@official.primaku/video/7270855632801041669" target="_blank">DR. dr. Naomi Esthernita Fauzia Dewanto, Sp.A(K) </a>berikut! Gimana jika Bayi Harus Ganti ASI dengan Sufor?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/d959b9102061649d0e1071cea94b397663_1695976725567.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="ASI_diganti_sufor_2.jpeg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Kebutuhan nutrisi nomor satu untuk bayi adalah ASI. Kalau memungkinkan dan seharusnya diatur dengan manajemen laktasi yang baik, maka Mom akan bisa memberikan ASI eksklusif. Tetapi, kalau memang ternyata tidak memungkinkan, Mom perlu memberikan suplementasi, yaitu dengan susu formula misalnya. At least, diusahakan anak mendapat kolostrum dan selanjutnya diberikan ASI semampunya. Tapi kalau tidak pun jangan berkecil hati. Prinsipnya, kalau Mom sudah melakukan yang terbaik yang kita bisa, itu adalah hasil yang terbaik buat si Kecil. Jadi, jangan sedikit-sedikit menyerah sudah mau dikasih formula tapi Mom perlu melihat juga case by case apakah Mom harus menambah sufor atau tidak. Kadang, ada yang terlalu agresif memberikan suplementasi, itu juga tidak boleh. Tetapi ada juga yang kekeh memberikan ASI, padahal BB nya sudah turun drastis, itu juga tidak boleh. Jadi, lagi-lagi kita harus menilai secara klinis, tetapi tetap porsi ASI adalah yang utama.&nbsp; Kalau tidak memungkinkan, tidak cukup, Mom bisa menambahnya dengan susu formula. Referensi: <a class="e-rte-anchor" href="https://www.babycentre.co.uk/x8907/can-i-give-my-baby-formula-milk-if-i-am-not-sure-my-breastmilk-is-enough" title="https://www.babycentre.co.uk/x8907/can-i-give-my-baby-formula-milk-if-i-am-not-sure-my-breastmilk-is-enough" target="_blank">Can I give my baby formula milk if I am not sure my breastmilk is enough? - BabyCentre UK&nbsp;</a><div style="text-align: justify;"> </div>

Gimana jika Bayi Harus Ganti ASI dengan Sufor?

gimana-jika-bayi-harus-ganti-asi-dengan-sufor--1695980412712

ASI merupakan nutrisi utama yang dibutuhkan bayi. Namun, memasuki usia 6 bulan, memberikan ASI saja tidaklah cukup. Di usia ini, bayi tumbuh dengan pesat, sehingga membutuhkan nutrisi tambahan dari makanan pendamping ASI atau MPASI. Nah, sebelum memberikan si Kecil MPASI, MomDad perlu memperhatikan beberapa hal agar nutrisinya terpenuhi. Apa saja?Kesiapan Bayi<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/c2805240ba9150a74cb4e1addb9c8480_1695953950403.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="persiapan MPASI_1.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> ﻿﻿Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, salah satu tanda bayi sudah bisa diberikan MPASI adalah ketika ia sudah bisa mengangkat kepalanya sendiri. Selain itu, pastikan bayi juga sudah bisa menahan lehernya tanpa harus bersandar atau dibantu. Jika leher dan kepala sudah tegak, bayi pun bisa menjaga keseimbangan tubuhnya saat makan.Tanda selanjutnya yang bisa dijadikan acuan untuk memberikan MPASI adalah ketika si Kecil sudah bisa duduk sendiri maupun dibantu MomDad. Akan lebih baik jika sudah bisa duduk sendiri karena ia sudah bisa menjaga keseimbangan tubuh, serta bisa meraih benda di sekitarnya.MPASI harus Adekuat&nbsp;<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/3afe16d2e7319e9323dcfa4bd4d9e93b_1695954227218.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="persiapan MPASI_2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> MPASI harus memenuhi nutrisi bayi, baik makronutrien (karbohidrat, lemak, protein) serta mikronutrien berupa vitamin dan mineral seperti zat besi, vitamin A, B, kalsium, dan lain sebagainya. Gimana sih cara memastikan MPASI yang diberikan adekuat? Nah, MomDad bisa lihat secara kualitas dan kuantitas. Kuantitas bisa tergantung pada usia, bagaimana teksturnya, frekuensi, dan jumlahnya per kali makan. Sementara kualitas, maka MomDad harus memperhatikan protein, terutama protein hewani yang dapat mencegah stunting.&nbsp;Berikut rumus dasar MPASI adekuat yang bisa MomDad terapkan:<ul><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Prioritaskan protein 10-15% dari total kebutuhan kalori.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Sumber karbohidrat antara 35-55% dari kebutuhan kalori.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Sumber lemak 30-45% dari total kebutuhan kalori.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Sayur atau buah sifatnya hanya sebagai pengenalan. Jadi, MomDad bisa memberikannya sedikit saja, jangan terlalu banyak.</li></ul>Buat Jadwal Menu MPASI<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/86d0ce3fde475cca135686696f72e589_1695954280595.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Persiapan MPASI_4.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Menentukan menu MPASI mungkin menjadi salah satu tantangan untuk para orang tua. Khawatir si Kecil bosan atau bahkan tidak suka dengan makanannya. Oleh karena itu, MomDad perlu membuat berbagai menu MPASI agar si Kecil tidak bosan. Sebaiknya, buat jadwal menu MPASI untuk seminggu ke depan untuk memudahkan MomDad saat menyiapkan MPASI, ya.Terapkan Responsive Feeding<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/d426204f2de220fbcd9ed624d7b627c8_1695954323803.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="persiapan MPASI_5.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Orang tua bertugas menyediakan makanan yang sehat, bergizi dan bervariasi (what to eat), mengatur jadwal makan (when to eat), dan tempat makan (where to eat). Namun, anaklah yang menentukan seberapa banyak yang ia mau makan (how much). Di sini, responsive feeding sangat perlu diterapkan, dengan melihat sinyal lapar dan kenyang anak.Perhatikan Tekstur<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/394c10348fbe914e6f3da3c435cb1067f9_1695954353992.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Persiapan MPASI_3.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Pastikan tekstur makanan sesuai dengan tingkat kemampuan makan anak. mulailah dengan tekstur makanan yang lembut dan mudah dikunyah, seperti bubur halus, pure, atau makanan tumbukan, dan secara perlahan tambahkan makanan dengan tekstur yang lebih keras dan bervariasi.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/4082177a1353ef528e8458f8db4a429f_1695954445800.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="persiapan MPASI_6 (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Nah, untuk mengenalkan si Kecil MPASI yang lezat, kaya nutrisi, serta sesuai tekstur, MomDad dapat memberikan SUN Bubur Bayi Pisang Susu! Bubur sereal susu untuk bayi usia 6 bulan ke atas ini, hadir dengan tekstur lembut, sesuai dengan kebutuhan bayi usia 6 bulan dan mengandung gizi lengkap seimbang, di antaranya:<ul><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Tinggi protein, diperkaya 11 vitamin dan 6 mineral</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Tinggi zat besi, yang diperlukan untuk membawa nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh, dukung tumbuh kembang optimal</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Tinggi zink, magnesium dan vitamin D untuk pertumbuhan optimal</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Mengandung DHA dan Kolin</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Dibuat dari bahan alami sehingga aman dan tanpa pengawet</li></ul><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/5859fed3b361faf64e5b7ead4f13f17c_1695954512635.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="persiapan MPASI_7.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Tertarik ingin memberikan SUN Bubur Bayi Pisang Susu atau varian SUN lainnya sebagai tahapan awal MPASI si Kecil? Produk ini bisa MomDad dapatkan melalui <a class="e-rte-anchor" href="https://linktr.ee/SUNOfficialStore" title="https://linktr.ee/SUNOfficialStore" target="_blank">e-commerce</a>, Indomaret dan AlfamartReferensi:<ul><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Yuliarti K. Apa yang perlu ibu ketahui tentang MPASI. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2017</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Instagram Live PrimaKu &amp; IDAI, Hari Gizi Nasional 2023 “Cegah Stunting dengan Protein Hewani” bersama dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A sebagai moderator &amp; Dr. dr. Meta Herdiana Hanindita, Sp.A(K) sebagai narasumber.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Rekomendasi praktik pemberian makan berbasis bukti pada bayi dan balita di Indonesia untuk mencegah malnutrisi. UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2015</li></ul><div style="text-align: justify;"> </div>

Sebelum Memberikan si Kecil MPASI, Perhatikan Dulu 5 Hal Ini!

sebelum-memberikan-si-kecil-mpasi--perhatikan-dulu-5-hal-ini--1695954676930

Cacingan pada anak, juga dikenal sebagai infeksi cacing usus, adalah kondisi medis di mana anak terinfeksi oleh parasit cacing dalam usus. Infeksi ini dapat disebabkan oleh beberapa jenis cacing usus, termasuk cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura), dan cacing tambang (hookworms). [1]Menurut <a class="e-rte-anchor" href="https://drive.google.com/drive/folders/1YmDgmx4WEl5UEeiktJmL98VQyXbRaVni?usp=share_link" title="https://drive.google.com/drive/folders/1YmDgmx4WEl5UEeiktJmL98VQyXbRaVni?usp=share_link" target="_blank">dr. Lucky Yogasatria Natasukma, Sp.A</a>, ada banyak penyebab di balik kondisi anak yang cacingan. Seringkali penyebab-penyebab tersebut tidak disadari oleh anak maupun MomDad. Berikut ini 5 hal yang bisa membuat anak cacingan:1.Tidak cuci tangan sebelum makan&nbsp;MomDad perlu memperhatikan apakah anak cuci tangan terlebih dahulu setiap ingin makan? Jika ya, perhatikan juga apakah cara mencuci tangannya sudah benar atau belum seperti memakai sabun, menggosok jari-jari, atau hanya sekadar membasahkan tangan dengan air?&nbsp; MomDad juga perlu menjadi contoh yang baik untuk si Kecil. Sebab, bisa jadi anak malas cuci tangan karena melihat orang tua yang juga malas cuci tangan.&nbsp;2. Tidak rutin gunting kuku﻿﻿Saat anak sedang main keluar rumah, main pasir, atau main tanah, cacing dapat masuk ke bawah kuku apabila kukunya panjang. Maka dari itu, MomDad wajib periksa kuku anak setiap seminggu sekali. Jika dalam seminggu kuku anak sudah tumbuh panjang, maka MomDad perlu memotong kukunya seminggu sekali.&nbsp;3. Tidak pakai alas kakiBukan hanya lewat mulut, ternyata cacing juga bisa lewat kulit, lho. Jadi, pastikan bahwa anak selalu memakai alas kaki ya.&nbsp;4. Tidak bersih mencuci buah dan sayur-sayuranCacing bisa juga berasal dari buah dan sayur-sayuran yang dikonsumsi karena keduanya kontak dengan tanah. Jika buah dan sayur-sayuran tidak dicuci dengan benar, maka bisa menjadi penyebab anak cacingan. Itulah mengapa MomDad wajib mencuci buah dan sayur-sayuran dengan air mengalir hingga bersih.&nbsp;5. Tidak minum obat cacingSebenarnya anak yang tidak cacingan tidak diwajibkan minum obat cacing. Namun, karena Indonesia memiliki angka infeksi cacingan yang tinggi, maka MomDad boleh memberi si Kecil obat cacing mulai dari umur 2 tahun dan bisa diulang setiap 6 bulan.&nbsp;Gejala cacingan pada anak dapat bervariasi, termasuk perut kembung, diare, mual, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, dan kurang energi. Jika tidak diobati, infeksi cacingan pada anak dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan mereka.Sumber foto: FreepikReferensi:<ul><li style="text-align: left;">Bethony, J., et al. (2006). Soil-transmitted helminth infections: ascariasis, trichuriasis, and hookworm. The Lancet, 367(9521), 1521-1532.</li></ul>

Awas, 5 Hal Ini Bisa Menyebabkan Anak Cacingan!

awas--5-hal-ini-bisa-menyebabkan-anak-cacingan--1696133288789

Setelah melahirkan, setiap ibu pasti berharap tidak ada kendala dengan produksi ASI-nya. Namun, tak sedikit ibu menyusui memiliki masalah dengan produksi ASI yang kurang atau tersumbat. Perlu diketahui bahwa ASI kurang dan tersumbat ternyata berbeda, lho. Nah, gimana sih cara mengetahui perbedaan antara ASI kurang dan tersumbat? Yuk, simak penjelasannya di bawah!Perbedaan ASI Kurang dan Tersumbat&nbsp;Dilansir melalui <a class="e-rte-anchor" href="https://drive.google.com/drive/folders/1YmDgmx4WEl5UEeiktJmL98VQyXbRaVni?usp=share_link" title="https://drive.google.com/drive/folders/1YmDgmx4WEl5UEeiktJmL98VQyXbRaVni?usp=share_link" target="_blank" style="font-size: 12pt;">Instagram dr. Lucky Yogasatria Natasukma, Sp.A,</a> ASI yang tersumbat artinya produksi ASI bagus tetapi tidak bisa keluar, yang biasanya ditandai dengan rasa nyeri dan bengkak tanpa ada kemerahan pada payudara.&nbsp;Ada beberapa cara untuk mengatasinya:<ol><li style="text-align: justify;">Kompres air hangat. Cara ini dapat membantu memancarkan asi yang tersumbat dan memberikan kenyamanan&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Memijat payudara. Lakukan pijatan ke arah puting secara perlahan, tetapi jangan pencet bagian yang tersumbat karena akan sakit</li><li style="text-align: justify;">Terus menyusui. Ibu disarankan untuk terus menyusui karena kebiasaan menyusui yang tidak teratur bisa membuat ASI tersumbat.&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Mengonsumsi makanan yang membantu melancarkan ASI tersumbat. Makanan seperti telur, kacang-kacangan, dan biji-bijian karena makanan tersebut mengandung lecithin yang berguna untuk melancarkan asi yang tersumbat.&nbsp;</li></ol>Sedangkan, kalau ASI kurang artinya memang produksi ASInya kurang cukup dan ditandai dengan bayi tidak puas, buang air kecil sedikit, dan berat badan bayi naik tidak adekuat.&nbsp;Berikut ini cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan jumlah ASI:<ol><li style="text-align: justify;">Sering-seringlah menyusui bayi. Ibu perlu sering menyusu bayi selama 2-3 jam dengan total sedikitnya 8 kali dalam 24 jam, setidaknya 15 menit setiap payudara agar pengosongan payudara terjadi sesering mungkin.&nbsp; </li><li style="text-align: justify;">Lakukan skin to skin antara bayi dan kulit payudara ibu. Hal ini dapat membantu pelepasan hormon yang terlibat dalam produksi ASI.&nbsp;&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Pastikan mulut bayi dan puting perlekatannya benar. Menyusui perlu dilakukan dengan cara yang benar juga agar bayi efisien dalam menghisap dan menelan.&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Memompa ASI. Jangan lupa untuk memompa ASI karena pompa ASI penting untuk mengosongkan payudara baik ketika bekerja ataupun di malam hari.&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Mengonsumsi makanan yang mengandung galactogogue. Galactogogue berguna untuk meningkatkan produksi ASI. Mengonsumsi beberapa makanan yang mengandung galactogogue seperti daun kelor, jahe, kunyit, fenugreek, dan lain-lain dapat membantu meningkatkan jumlah ASI.&nbsp;</li></ol>Apabila ibu susah makan, mengonsumsi suplementasi yang mengandung galactogogue atau lecithin juga diperbolehkan. Asal, pilihlah suplementasi yang sudah BPOM dan konsumsi dengan dosis yang sesuai ya, Mom.Sumber foto: FreepikReferensi: UNICEF, <a class="e-rte-anchor" href="https://www.unicef.org/parenting/food-nutrition/5-common-breastfeeding-problems" title="https://www.unicef.org/parenting/food-nutrition/5-common-breastfeeding-problems" target="_blank">5 common breastfeeding problems&nbsp;</a>

ASI Kurang vs Tersumbat, Apa Bedanya?

asi-kurang-vs-tersumbat--apa-bedanya--1695966045041

Selain memberikan MPASI sebagai makanan utama, bayi perlu diberikan camilan untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Salah satu camilan yang bisa diberikan pada bayi adalah berupa finger food. Selain dapat melengkapi nutrisi, memberikan finger food juga dapat membantu anak mengembangkan motorik halusnya. Saat mencoba memegang dan memindahkan makanan ke mulut mereka sendiri, ia melatih koordinasi mata-tangan dan otot-otot halus. Nah, kapan sih waktu yang tepat memberikan si Kecil finger food? ﻿﻿Pemberian Finger Food﻿﻿<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/3223e2bc4575f49364a2e25338bd064a_1695813875456.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="finger_food_1_(1).jpeg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Umumnya, orang tua dapat mulai memberikan finger food ketika anak sudah mampu memegang makanan dan memasukkannya ke dalam mulut, kemudian mengunyahnya. Kemampuan ini mulai dicapai pada usia anak mendekati 9 bulan. Sebelum mengenalkan finger food, MomDad dapat meningkatkan tekstur makanan anak sesuai usia dan kemampuannya. Mulai dari bubur saring halus, bubur saring kasar, bubur kasar tanpa disaring kemudian finger food.Kriteria Finger Food yang Baik<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/a101053ac5161922bb4f279c9df4b20b98_1695813903503.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="finger_food_2_(1).jpeg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Ketika memberikan finger food pada bayi, MomDad perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu:<ul><li style="text-align: justify;">Memperkenalkan makanan yang cukup dapat digenggam oleh bayi (biasanya dalam bentuk finger food; makanan seukuran jari orang dewasa).</li><li style="text-align: justify;">Pastikan makanan cukup lembut sehingga mudah hancur di mulut.</li><li style="text-align: justify;">Berikan kebebasan mengeksplor makanannya meskipun suasana makan akan berantakan.</li><li style="text-align: justify;">Pada anak yang baru mulai diberikan finger food pilihlah tekstur yang dapat digenggam namun lumat jika sudah masuk ke mulut bayi, misalnya perkedel, nugget homemade, kentang tumbuk daging, pisang, apel kukus, wortel yang telah dimasak hingga lembek, dan lain-lain.</li></ul>Dengan memberikan finger food, si Kecil akan mendapatkan berbagai manfaat yang baik untuk mendukung pertumbuhannya, antara lain:1. Melatih kemandirianAnak yang berlatih memakan finger food belajar memasukkan makanan ke mulutnya sendiri, hal ini sangat penting dalam melatih kemandirian anak untuk “self feeding”. Seiring Perkembangan kemampuan ini, orang tua dapat menambah penggunaan alat makan pada usia &gt; 1 tahun untuk melatih anak menggunakan sendok/garpu untuk memasukkan makanan ke mulutnya.&nbsp;2. Melatih motor halusKoordinasi mata dan tangan serta kemampuan menjimpit adalah yang dilatih ketika seorang anak belajar makan finger food. Awalnya, gerakan menjimpit ini mungkin tampak sloppy/clumsy, namun seiring Latihan dan perkembangan kemampuan gerakan ini akan semakin precise.&nbsp;3. Melatih self regulationAnak yang makan menggunakan finger food belajar untuk merasakan sinyal tubuhnya. Ia akan makan ketika lapar, dan berhenti makan ketika kenyang. Pada anak yang makan dengan disuapi dan dibantu distraksi dapat terjadi mindless eating, yakni kondisi anak tidak sadar bahwa ia sedang makan karena fokusnya bukan ke makanan atau proses makan itu sendiri melainkan distraksi yang disediakan oleh pengasuh/orang tua.&nbsp;4. Mengenalkan anak terhadap berbagai stimulasi sensori dari suatu makananMelatih anak makan sendiri menggunakan finger food dapat memanjakan anak dari stimulasi multisensori dari suatu makanan. Ia dapat merasakan stimulasi taktil dari meraba makanan, stimulasi menghidu dari bau dan aroma makanan, stimulasi gustatory (pengecapan) dari rasa makanan di mulutnya, stimulasi visual (melihat makanan) dan stimulasi pendengaran (dari bunyimakanan tersebut ketika dikunyah atau masuk ke mulutnya). Hal ini dapat memperkaya pengalaman anak dan meningkatkan kemungkinan ia menerima berbagai makanan baru.&nbsp;Referensi:<ul><li style="text-align: left;">Dr. Cut Nurul Hafifah, Sp.A, Dr. Titis Prawitasari , Sp.A(K). <a class="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/betulkah-baby-led-weaning-lebih-baik" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/betulkah-baby-led-weaning-lebih-baik" target="_blank">Betulkah Baby Led Weaning Lebih Baik?</a> Ikatan Dokter Anak Indonesia. 7 November 2017.</li><li style="text-align: left;">Dr.Lina Ninditya,&nbsp; Dr.Siti Rayhani Fadhila, Dr.Yoga Devaera,Sp.A(K).&nbsp; <a class="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/memberi-makan-pada-bayi-kapan-apa-dan-bagaimana" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/memberi-makan-pada-bayi-kapan-apa-dan-bagaimana" target="_blank">Memberi Makan pada Bayi: Kapan, Apa, dan Bagaimana?</a></li><li style="text-align: left;">&nbsp;Ikatan Dokter Anak Indonesia. 25 Agustus 2016. Elana Pearl Ben-Joseph, MD. <a class="e-rte-anchor" href="https://kidshealth.org/en/parents/finger-foods.html" title="https://kidshealth.org/en/parents/finger-foods.html" target="_blank">Finger Foods for Babies (for Parents) - Nemours KidsHealth. Kids Health. June 2018.</a></li></ul>

Kapan Anak Perlu Diberikan Finger Food?

kapan-anak-perlu-diberikan-finger-food--1718074430919

Berat badan (BB) yang kurang atau seret pada anak dapat berpotensi membahayakan kesehatan mereka. BB anak susah naik bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti kurangnya asupan nutrisi, penyakit refluks gastroesofagus, penyakit tertentu, hingga gangguan penyerapan makanan. Lantas, apa sih bahayanya jika BB anak susah naik dan bagaimana cara penanganannya? Yuk, scroll artikel ini sampai bawah agar tahu jawabannya! Gangguan Pertumbuhan dan PerkembanganAnak-anak yang memiliki berat badan yang jauh di bawah rata-rata untuk usia dan tinggi mereka mungkin mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Ini dapat memengaruhi perkembangan fisik dan kognitif mereka. [1] Kurangnya EnergiBerat badan yang kurang dapat mengakibatkan kurangnya energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, aktivitas fisik, dan fungsi tubuh yang sehat. Anak-anak dengan kurang berat badan mungkin merasa lemah dan kekurangan energi. [2] ​Risiko PenyakitAnak-anak dengan berat badan yang seret memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi dan penyakit. Sistem kekebalan tubuh mereka mungkin kurang kuat, sehingga membuat mereka rentan terhadap penyakit. [3] Masalah Kesehatan MentalMasalah berat badan pada anak-anak juga dapat memengaruhi kesehatan mental mereka. Ini termasuk rendahnya harga diri, depresi, dan masalah emosional lainnya yang dapat terjadi akibat tekanan sosial dan perasaan tidak nyaman terkait dengan berat badan.[4] Gangguan MakanAnak-anak dengan berat badan yang seret mungkin berisiko mengembangkan gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia, ketika mereka tumbuh dewasa. Ini bisa menjadi masalah serius yang memengaruhi kesehatan jangka panjang mereka. [5]<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/516fadf98d34a90c8b4163549944102510_1695813735622.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BB_susah_naik_2.jpeg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Jika si Kecil mengalami kesulitan dalam kenaikan berat badan, tidak perlu cemas karena ada beberapa cara yang bisa dilakukan:<ul><li style="text-align: justify;">Beri ASI eksklusif. Bayi yang belum genap berusia 6 bulan sebaiknya cukup diberi ASI secara eksklusif. Hal ini dikarenakan sistem pencernaan bayi yang belum siap untuk mengolah makanan, sehingga ASI menjadi makanan terbaik untuknya.</li><li style="text-align: justify;">Menyusui sesering mungkin. Jika berat badan si kecil kurang, MomDad sebaiknya menyusui sesering mungkin. Bahkan, bayi yang baru lahir harus disusui setidaknya setiap 1,5 jam atau 2 jam sekali. Menyusui secara teratur akan membantu menaikkan berat badan bayi ke angka ideal.</li><li style="text-align: justify;">Cek perlekatan dan posisi menyusui. Tidak hanya memberikan ASI eksklusif dan sering menyusui, tapi MomDad juga perlu memastikan lagi apakah perlekatan dan posisi menyusui sudah benar atau belum. Pastikan agar Mom dan bayi sama-sama berada dalam posisi nyaman saat menyusui, serta pelekatan bayi ke puting payudara ibu sudah efektif.</li><li style="text-align: justify;">Beri MPASI tepat waktu dan adekuat. Jika bayi sudah berusia 6 bulan, ini waktu yang tepat untuk memberinya makanan pendamping ASI (MPASI). MomDad bisa menambahkan makanan yang mengandung banyak kalori, seperti telur, ikan, daging, keju, hingga kentang.</li><li style="text-align: justify;">Periksa ke dokter. Jika sudah mencoba berbagai cara, namun berat badan bayi tak kunjung bertambah, sebaiknya MomDad periksakan kondisi si Kecil ke ahlinya. Dokter akan memeriksa kondisi dan melihat apakah si Kecil memiliki masalah tertentu, serta memberikan solusi terbaik.</li></ul> Penting untuk memantau pertumbuhan dan berat badan anak secara rutin, memberikan nutrisi yang cukup, dan mencari bantuan medis jika anak memiliki masalah berat badan yang serius. Keseimbangan nutrisi dan pola makan yang sehat sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada anak-anak. Referensi:<ul><li style="text-align: left;">Victora, C. G., et al. (2008). Maternal and child undernutrition: consequences for adult health and human capital. The Lancet, 371(9609), 340-357.</li><li style="text-align: left;">Black, R. E., et al. (2008). Maternal and child undernutrition: global and regional exposures and health consequences. The Lancet, 371(9608), 243-260.</li><li style="text-align: left;">Bhutta, Z. A., et al. (2013). Evidence-based interventions for improvement of maternal and child nutrition: what can be done and at what cost? The Lancet, 382(9890), 452-477.</li><li style="text-align: left;">Puhl, R. M., &amp; King, K. M. (2013). Weight discrimination and bullying. Best Practice &amp; Research Clinical Endocrinology &amp; Metabolism, 27(2), 117-127.</li><li style="text-align: left;">Smink, F. R. E., et al. (2013). Prevalence and severity of DSM-5 eating disorders in a community cohort of adolescents. International Journal of Eating Disorders, 46(6), 610-619.</li></ul>

Speech Delay dapat Dipicu oleh Kekurangan Nutrisi Ini

Speech Delay dapat Dipicu oleh Kekurangan Nutrisi Ini

Ini Vaksin Tambahan yang Bisa Diberikan pada Bayi 12 Bulan

Ini Vaksin Tambahan yang Bisa Diberikan pada Bayi 12 Bulan

Gimana jika Bayi Harus Ganti ASI dengan Sufor?

Gimana jika Bayi Harus Ganti ASI dengan Sufor?

Sebelum Memberikan si Kecil MPASI, Perhatikan Dulu 5 Hal Ini!

Sebelum Memberikan si Kecil MPASI, Perhatikan Dulu 5 Hal Ini!

Awas, 5 Hal Ini Bisa Menyebabkan Anak Cacingan!

Awas, 5 Hal Ini Bisa Menyebabkan Anak Cacingan!

ASI Kurang vs Tersumbat, Apa Bedanya?

ASI Kurang vs Tersumbat, Apa Bedanya?

Kapan Anak Perlu Diberikan Finger Food?

Kapan Anak Perlu Diberikan Finger Food?

BB Anak Susah Naik? Ketahui Bahaya & Cara Penanganannya!

BB Anak Susah Naik? Ketahui Bahaya & Cara Penanganannya!