BAHAN:﻿﻿200 gram atau 1½ gelas nasi60 gram udang kupas, cincang30 gram bayam, iris tipis50 gram tepung roti1 telur ayamGaram secukupnyaMerica secukupnyaBUMBU HALUS:﻿﻿2 siung bawang putih½ buah bawang bombaiCARA MEMBUAT:﻿﻿1.⁠ ⁠Tumis bumbu halus hingga harum, kemudian masukkan udang, lalu bayam, garam, dan merica.2.⁠ ⁠Masak hingga semua matang.3.⁠ ⁠Campur nasi dan tumisan udang hingga rata.4.⁠ ⁠Bentuk nasi menjadi bola, celupkan ke telur, gulingkan ke tepung roti, lalu masukkan dahulu ke dalam kulkas selama 10-15 menit.5.⁠ ⁠Goreng hingga matang.

Resep BB Booster & Finger Foods: Bola Nasi Udang

resep-bb-booster---finger-foods--bola-nasi-udang-1731030712959

BAHAN:<ul><li>150 gram atau 10 sdm nasi</li><li>30 gram wortel, potong kecil</li><li>12 butir telur puyuh rebus</li><li>750 ml kaldu ayam</li><li>¼ buah tomat, potong kecil 1 batang daun bawang, potong kecil</li><li>½ cm jahe</li><li>2 sdm minyak jagung untuk menumis</li><li>Garam secukupnya</li><li>Merica secukupnya</li><li>Pala secukupnya</li></ul>BUMBU HALUS:<ul><li>﻿﻿2 siung bawang putih</li><li>3 butir bawang merah</li></ul>CARA MEMBUAT:﻿﻿1.⁠ ⁠Tumis bumbu halus, lalu masukkan jahe, masak sampai harum.2.⁠ ⁠Masukkan tumisan bumbu ke dalam kaldu ayam, tambahkan wortel.Masak hingga wortel lunak.3.⁠ ⁠Tambahkan telur puyuh, daun bawang, pala, garam, dan merica secukupnya, masak hingga mendidih.4.⁠ ⁠Masukkan tomat, masak hingga tomat layu.5.⁠ ⁠Sajikan dengan nasi.

Resep MPASI BB Booster: Nasi Sup Puyuh

resep-mpasi-bb-booster--nasi-sup-puyuh-1731030729743

Stroke pada anak adalah kondisi yang sering kali tidak disadari oleh banyak orang tua, meskipun dapat terjadi lebih sering daripada yang kita bayangkan. Ketika mendengar istilah "stroke," pikiran kita mungkin langsung tertuju pada orang dewasa, tetapi kenyataannya, anak-anak juga bisa mengalaminya. Meskipun kasus stroke pada anak relatif jarang, pemahaman yang tepat tentang kondisi ini sangat penting. Mengapa? Karena penanganan yang cepat dan tepat dapat membuat perbedaan besar dalam pemulihan dan kualitas hidup anak.Waspada Gejala Stroke pada Anak﻿﻿Stroke adalah kondisi yang jarang terjadi pada anak-anak, namun dapat memiliki dampak yang signifikan. Sekitar 1 dari 4.000 bayi dan 1 dari 2.000 anak mengalami stroke setiap tahun. Secara medis, stroke dapat dibedakan menjadi 2 kategori utama, yaitu:<ul><li>Stroke iskemik, yang disebabkan oleh kekurangan aliran darah ke otak</li><li>Stroke hemoragik, yang disebabkan oleh perdarahan di otak</li></ul>Ketika pembuluh darah di otak mengalami kerusakan, aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke jaringan otak menjadi terganggu, sehingga mengakibatkan kerusakan pada sel-sel otak.Stroke pada anak seringkali muncul secara mendadak, dan MomDad perlu mewaspadai sejumlah gejala yang dapat menunjukkan kondisi ini, antara lain:<ul><li>Kelemahan atau kebas di salah satu sisi tubuh.</li><li>Kesulitan berbicara, seperti bicara pelo atau tidak dapat mengeluarkan kata-kata dengan jelas.</li><li>Kesulitan berjalan atau menjaga keseimbangan.</li><li>Masalah penglihatan, termasuk penglihatan ganda atau kehilangan kemampuan melihat.</li><li>Gangguan kesadaran, seperti tampak mengantuk atau bingung.</li><li>Kejang, yang bisa terjadi sebagai reaksi terhadap kerusakan otak.</li></ul>Kelola Faktor Risiko untuk Mencegah Stroke pada AnakBeberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan stroke pada anak meliputi:<ul><li>Gangguan jantung yang menyebabkan pembentukan gumpalan darah, sehingga menghalangi aliran darah ke otak.</li><li>Masalah pada pembuluh darah otak, seperti kelainan bawaan.</li><li>Gangguan pembekuan darah, yang dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk menghentikan perdarahan.</li><li>Penyakit sickle cell, di mana sel darah merah yang abnormal dapat menyumbat pembuluh darah saat anak mengalami dehidrasi.</li></ul>Untuk mencegah stroke, penting bagi MomDad untuk mengelola faktor risiko yang ada, seperti memastikan kesehatan jantung anak, menjaga hidrasi yang baik, dan mengikuti pengobatan yang direkomendasikan oleh dokter untuk kondisi medis yang mendasarinya.Jika si Kecil Terkena Stroke, Lakukan Ini!<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/8bfce26d3c4246b865253871c3362b63_1729761720351.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Stroke-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> ﻿﻿Jika anak menunjukkan tanda-tanda stroke, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengenali gejala dan segera membawa anak ke instalasi gawat darurat. Penanganan awal bertujuan untuk memulihkan aliran darah ke otak. Dalam beberapa kasus, anak dapat diberikan aspirin atau pengencer darah untuk mengurangi pembekuan. Jika terjadi kejang, pemberian obat anti-kejang juga mungkin diperlukan.Pada kasus di mana stroke disebabkan oleh abnormalitas pembuluh darah, seperti malformasi arteri-vena atau aneurisma, tindakan pembedahan mungkin diperlukan untuk mengurangi sumbatan atau pembengkakan. Prosedur kateterisasi juga dapat dilakukan untuk membantu memperbaiki aliran darah.Dampak Jangka Panjang dan Upaya Pemulihan﻿﻿﻿﻿Dampak jangka panjang dari stroke pada anak bervariasi tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan stroke. Gejala yang mungkin muncul meliputi gangguan berjalan, bicara, melihat, dan membaca. Meskipun kemampuan otak anak dalam memulihkan diri umumnya lebih baik dibandingkan dengan orang dewasa, sekitar 20% anak yang mengalami stroke dapat mengalami gangguan neurologis yang berat, sehingga meningkatkan risiko jatuh atau trauma.Anak yang mengalami defisit neurologis fokal mungkin juga mengalami gejala sisa saat pulang dari rumah sakit, sehingga pemantauan jangka panjang sangat penting untuk mengevaluasi kemajuan mereka. Dukungan dari keluarga, terapi fisik, dan intervensi medis yang tepat dapat sangat membantu dalam proses pemulihan anak.Dengan memahami risiko, gejala, dan penanganan stroke pada anak, MomDad dapat lebih siap untuk merespons situasi darurat dengan cepat dan efektif, serta memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk pemulihan anak.Referensi:<ul><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/stroke/pediatric-stroke" title="https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/stroke/pediatric-stroke">https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/stroke/pediatric-stroke </a></li><li>Hollist M, Au K, Morgan L, Shetty PA, Rane R, Hollist A, Amaniampong A, Kirmani BF. Pediatric Stroke: Overview and Recent Updates. Aging Dis. 2021 Jul 1;12(4):1043-1055. doi: 10.14336/AD.2021.0219. PMID: 34221548; PMCID: PMC8219494.</li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.researchgate.net/profile/Dewi-Mahalini/publication/343281174_Recognition_diagnosis_stroke_in_children/links/5f2135b592851cd5fa508d33/Recognition-diagnosis-stroke-in-children.pdf" title="https://www.researchgate.net/profile/Dewi-Mahalini/publication/343281174_Recognition_diagnosis_stroke_in_children/links/5f2135b592851cd5fa508d33/Recognition-diagnosis-stroke-in-children.pdf">https://www.researchgate.net/profile/Dewi-Mahalini/publication/343281174_Recognition_diagnosis_stroke_in_children/links/5f2135b592851cd5fa508d33/Recognition-diagnosis-stroke-in-children.pdf </a></li></ul>

Jangan Anggap Remeh! Stroke pada Anak Bisa Muncul Tiba-Tiba

jangan-anggap-remeh--stroke-pada-anak-bisa-muncul-tiba-tiba-1731029141221

MomDad, tahu nggak kalau kekurangan zat besi bisa berdampak serius bagi si Kecil? Bukan hanya memengaruhi kecerdasannya, tetapi juga bisa membuat anak lebih mudah marah dan sulit mengontrol diri. Anak-anak yang mengalami anemia defisiensi besi sebelum usia 2 tahun biasanya lebih lambat dalam merespons. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa dampak buruk ini dapat terus berlanjut hingga mereka dewasa. Jadi, penting banget memastikan si Kecil mendapatkan zat besi yang cukup.Zat Besi Heme dan Non-Heme: Apa Bedanya?﻿﻿Zat besi dalam makanan ada 2 jenis, yaitu heme dan non-heme. Keduanya sangat penting untuk pertumbuhan anak, namun ada perbedaan mendasar antara keduanya:<ul><li>Zat besi heme: ditemukan terutama pada produk hewani, seperti daging merah, ayam, dan ikan. Zat besi heme lebih mudah diserap oleh tubuh dan tidak banyak dipengaruhi oleh zat gizi lain yang dikonsumsi bersamaan.</li><li>Zat besi non-heme: ditemukan sebagian besar dari sumber nabati, meskipun ada juga yang dari sumber hewani, seperti telur, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan beberapa jenis buah-buahan. Zat besi non-heme ini tidak larut air dan lebih mudah dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti asam lambung, zat makanan lain (seperti kalsium dari susu), serta konsumsi obat-obatan tertentu.</li></ul>Zat besi heme lebih mudah diserap dibandingkan dengan besi non-heme, dengan tingkat penyerapan mencapai 10-30%, bahkan bisa meningkat hingga 40% dalam kondisi kekurangan besi. Zat besi heme menyumbang sekitar 10-15% dari asupan harian, di sisi lain, besi non-heme mencakup 85-90% dari asupan harian, tetapi hanya sekitar 5% yang diserap tubuh. Menariknya, mengonsumsi besi heme bersama besi non-heme dapat meningkatkan penyerapan besi non-heme karena besi heme mengandung faktor meat fish poultry yang membantu meningkatkan penyerapan besi non-heme. Jadi, mencukupi kebutuhan zat besi dari kedua jenis ini sangat diperlukan untuk tumbuh kembang optimal.Sumber Makanan Kaya Zat Besi﻿﻿Penting untuk memberikan makanan yang kaya akan zat besi untuk memastikan si Kecil mendapatkan cukup dari kedua jenis zat besi ini. Berikut adalah beberapa sumber makanan sehari-hari yang bisa menjadi sumber zat besi untuk si Kecil:<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/bb57467bd10ca212f681276b9b295d733_1729761045658.png" alt="Table Makanan Zat Besi.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;" class="e-rte-image e-imgcenter e-imginline"> Selain memastikan anak mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi, MomDad juga bisa melakukan beberapa hal berikut untuk meningkatkan penyerapan zat besi, yaitu:<ul><li>Konsumsi makanan tinggi vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi dari makanan, terutama dari sumber nabati. Jadi, sajikan sayuran atau buah-buahan seperti jeruk, stroberi, atau tomat bersama makanan kaya zat besi.</li><li>Hindari konsumsi susu atau teh saat makan karena bisa menghambat penyerapan zat besi..</li><li>Konsumsi makanan yang difortifikasi, banyak produk makanan bayi yang sudah difortifikasi dengan zat besi, seperti sereal bayi. Ini bisa menjadi sumber zat besi tambahan yang baik.</li></ul>MomDad, pastikan selalu mencukupi kebutuhan zat besi si Kecil ya, karena kekurangan zat besi dapat mengganggu tumbuh kembangnya. Yuk, jaga kesehatannya dengan memberikan makanan yang kaya zat besi!Referensi:<ul><li>Gulec S, Anderson GJ, Collins JF. Mechanistic and regulatory aspects of intestinal iron absorption. Am J Physiol Gastrointest Liver Physiol. 2014;307:394-09.</li><li>IDAI. 2017. Pastikan Bayi Anda Cukup Zat Besi?</li></ul><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pastikan-bayi-anda-cukup-zat-besi" title="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pastikan-bayi-anda-cukup-zat-besi">https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pastikan-bayi-anda-cukup-zat-besi </a><ul><li>Marcia N, Karen L, Long R. Nutrition Therapy and Phatophysiology. Vol 2. Wadsworth Cengage Learning; 2010.</li><li>The Nutrition Source. 2023. Iron</li></ul><a classname="e-rte-anchor" href="https://nutritionsource.hsph.harvard.edu/iron/" title="https://nutritionsource.hsph.harvard.edu/iron/">https://nutritionsource.hsph.harvard.edu/iron/ </a>

5 Sumber Makanan Sehari-Hari yang Kaya Zat Besi untuk si Kecil

5-sumber-makanan-sehari-hari-yang-kaya-zat-besi-untuk-si-kecil-1731579104221

Selama bulan pertama, sebagian besar bayi baru lahir mengalami kenaikan berat badan sekitar 1 ons (30 gram) per hari. Bayi umumnya juga tumbuh dalam tinggi badan sekitar 1 hingga 1½ inci (2,54 hingga 3,81 sentimeter) dalam bulan pertama. Banyak bayi mengalami periode pertumbuhan cepat ketika mereka berusia 7 hingga 10 hari, serta pada usia 3 dan 6 minggu. Bayi yang berat badannya kurang atau di bawah normal, kerap dikaitkan dengan malnutrisi. Apakah benar demikian? Simak penjelasan DSA, yuk!Penyebab BB Anak di Bawah Normal﻿﻿Kriteria berat badan normal pada anak menggunakan acuan kurva BB menurut usia dan jenis kelamin kurva WHO, yakni berat badan yang ada di -2SD hingga + 1 SD. Berat badan dibawah range normal memerlukan evaluasi lebih lanjut terkait kecukupan energi yang didapatkan.Terdapat 3 penyebab umum yang membuat berat badan anak susah naik, yaitu:<ol><li>Kurangnya asupan nutrisi, di antaranya:</li></ol><ul><li>⁠Praktik pemberian makan yang tidak tepat (inappropriate feeding practice)</li><li>⁠Manajemen laktasi yang tidak tepat, pemberian/pengenceran formula yang tidak tepat</li><li>Malnutrisi kronis, misalnya karena masalah ekonomi dan kesulitan menyediakan makanan bergizi dalam jumlah yang cukup</li><li>Penyakit refluks gastroesofagus</li><li>Masalah mekanik saat makan, misalnya bibir/ langit-langit sumbing</li><li>⁠Masalah oromotor yang mengakibatkan gangguan saat mengunyah/mengolah makanan di dalam mulut</li></ul>2. Meningkatnya kebutuhan tubuh, di antaranya:<ul><li>⁠Infeksi berulang atau infeksi kronis</li><li>Penyakit jantung bawaan</li><li>⁠Keganasan (kanker)</li><li>Penyakit tiroid</li></ul>⁠3. Gangguan penyerapan makanan, di antaranya:<ul><li>Alergi makanan, contohnya alergi susu sapi atau alergi telur</li><li>Penyakit metabolisme bawaan (inborn error of metabolism)</li><li>Atresia bilier, yang mengakibatkan gangguan penyerapan lemak</li><li>Malabsorpsi atau gangguan penyerapan</li></ul>Sebaiknya lakukan pengukuran berkala untuk mendeteksi dini jika BB anak tidak naik, segera berkonsultasi dengan dokter terkait penyebab agar dapat ditangani dengan optimal.Parameter BB Anak, Kapan Orang Tua Harus Khawatir?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/a71057f2fd4d33f3837205aaef5784374_1729760672273.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BB Anak-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Berat badan adalah indikator paling sensitif untuk menilai kondisi nutrisi saat ini. Berat badan menjadi parameter pertumbuhan yang paling cepat berubah ketika seorang anak mengalami malnutrisi akut.Pada situasi seperti ini, yang biasanya diperhatikan adalah kurva berat badan menurut usia. Jika berat badan anak menurut usia berada di bawah -2 SD, berat badan menurut panjang badan tergolong gizi kurang, atau jika kecepatan kenaikan berat badan di bawah persentil 15 pada tabel weight increment WHO dan tren terus menurun, MomDad perlu segera berkonsultasi dengan dokter untuk menemukan penyebab kenaikan berat badan yang kurang optimal agar tidak berlanjut menjadi stunting.Cegah Malnutrisi dengan Panduan Nutrisi Sehat﻿﻿Memberikan makanan sehat kepada anak adalah salah satu cara penting bagi orang tua untuk memastikan pertumbuhan yang optimal. Pada bayi di bawah 6 bulan, ASI eksklusif adalah sumber nutrisi terbaik. Namun, jika kenaikan berat badan tidak optimal dengan ASI saja, dokter mungkin menyarankan untuk memulai MPASI dini. Setelah bayi mulai mengonsumsi MPASI, pastikan asupan karbohidrat, protein, lemak, serta mikronutrien seperti vitamin dan mineral tercukupi melalui makanan yang bervariasi. Misalnya, protein hewani dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti daging sapi, ikan, unggas, telur, dan makanan laut. Kebutuhan protein, karbohidrat, dan lemak pun bervariasi sesuai usia anak. Pada usia 6-8 bulan, protein hewani disarankan sebanyak 35-50 gram per hari, usia 9-12 bulan sebanyak 55-70 gram per hari, dan pada usia di atas 1 tahun sekitar 80-100 gram per hari.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/8762f166b439c94da425bb28721081413_1729760699757.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BB Anak-3.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Agar anak lebih tertarik pada makanan sehat yang dapat mendukung kenaikan berat badan, ada beberapa tips praktis yang bisa MomDad lakukan:<ul><li>Terapkan feeding rules atau aturan makan yang konsisten</li><li>Sajikan makanan dalam porsi kecil agar lebih mudah diterima oleh anak</li><li>Paparkan anak terhadap makanan baru sebanyak 10-15 kali sebelum mengatakan anak tidak menyukai makanan tertentu</li><li>Tawarkan makanan baru bersama dengan makanan yang sudah mau ia terima</li><li>Berikan contoh yang baik dengan mengonsumsi variasi makanan</li></ul>Memastikan pertumbuhan optimal anak memerlukan perhatian pada BB dan asupan nutrisi. Jika BB bayi di bawah normal, ini bisa menjadi tanda malnutrisi yang perlu diatasi. Orang tua disarankan untuk melakukan pengukuran berkala dan berkonsultasi dengan dokter jika BB tidak meningkat. Selain itu, memberikan makanan sehat yang bervariasi dan menerapkan tips praktis untuk meningkatkan minat anak pada makanan adalah langkah penting dalam mendukung kesehatan dan pertumbuhan mereka. Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat membantu anak mencapai berat badan ideal dan menghindari risiko malnutrisi dan risiko stunting.Referensi:<ul><li>Nemours KidsHealth. 2018. Your Newborn's Growth</li></ul><a classname="e-rte-anchor" href="https://kidshealth.org/en/parents/about.html" title="https://kidshealth.org/en/parents/about.html">https://kidshealth.org/en/parents/about.html </a><ul><li>Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali, Indonesia. Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (Hand, Foot, and Mouth Disease). 2016. </li></ul>

BB di Bawah Normal, Bisa Jadi Tanda Malnutrisi! Ini Kata DSA!

bb-di-bawah-normal--bisa-jadi-tanda-malnutrisi--ini-kata-dsa--1729760788766

Pernahkah MomDad mendengar bahwa lingkar lengan atas anak bisa menjadi petunjuk penting tentang status gizinya? Ternyata, ada metode sederhana namun sangat efektif untuk memantau kesehatan si Kecil, yaitu dengan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA). Pengukuran ini bisa dilakukan di rumah, dan cukup praktis, terutama bagi anak-anak berusia 6 bulan hingga 5 tahun. Dengan bantuan pita pengukur khusus, MomDad dapat menilai apakah si Kecil mengalami masalah gizi seperti wasting atau berat badan kurang.Metode LiLA ini tidak hanya bermanfaat sebagai indikator umum, tetapi juga mampu mendeteksi balita yang berisiko tinggi mengalami gizi buruk. Bahkan, pengukuran LiLA bisa memberikan peringatan dini mengenai risiko kesehatan serius yang memerlukan penanganan cepat. Bagaimana cara membaca hasil pengukuran LiLA dan apa saja artinya bagi status gizi anak? Yuk, simak lebih lanjut!Ketahui Makna Warna pada Pengukuran LiLA<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/12f106fdaaa4ae36073d51857f8731ea5_1729759859170.png" alt="LiLA.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px; max-height: 1188px;" class="e-rte-image e-imgcenter e-imginline"> ﻿﻿Ketika melakukan pengukuran LiLA, pita pengukur sering kali memiliki 3 warna berbeda yang membantu MomDad memahami status gizi anak. Setiap warna memiliki makna yang penting dan harus diperhatikan dengan baik:<ul><li>Merah: jika pengukuran LiLA anak jatuh di zona merah, ini menandakan kondisi gizi buruk atau malnutrisi akut berat. Situasi ini membutuhkan tindakan medis segera, karena anak berada pada risiko tinggi mengalami komplikasi kesehatan serius. Dalam kondisi ini, intervensi cepat sangat penting untuk menyelamatkan nyawa si Kecil.</li><li>Kuning: warna kuning menandakan bahwa anak mengalami malnutrisi ringan atau gizi kurang. Ini adalah sinyal peringatan bagi MomDad untuk mulai memperhatikan asupan nutrisi anak dengan lebih serius. Intervensi gizi bisa menjadi langkah tepat untuk mencegah kondisi yang lebih parah.</li><li>Hijau: warna hijau merupakan kabar baik! Ini menandakan bahwa status gizi anak dalam kategori normal. Anak dengan ukuran LiLA di zona hijau umumnya memiliki asupan gizi yang baik dan pertumbuhannya berada dalam jalur yang sehat.</li></ul>Jika pengukuran LiLA anak jatuh di zona kuning, penting bagi MomDad untuk segera mengambil langkah yang tepat, seperti meningkatkan asupan nutrisi anak dan memantau pertumbuhannya secara berkala. Sebaliknya, jika zona merah yang muncul, ini adalah tanda bahaya bahwa si Kecil mungkin memerlukan perawatan lebih lanjut di fasilitas kesehatan.Apa yang Diukur oleh LiLA?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/f4a4f2a8e28d8abe2fcc10f7c4105e638_1729759901453.png" alt="Pita LiLA.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px; max-height: 381px;" class="e-rte-image e-imgcenter e-resize e-imginline"> ﻿﻿Lingkar lengan atas merupakan indikator cadangan lemak tubuh seseorang. Oleh karena itu, hasil pengukuran LiLA sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi. Jika hasil pengukuran menunjukkan bahwa lingkar lengan anak berada di zona kuning atau merah, ini bisa menjadi tanda bahwa anak tidak mendapatkan cukup nutrisi untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.MomDad tidak perlu khawatir jika hasil pengukuran LiLA normal, namun bila berada di zona kuning atau merah, segera konsultasikan ke ahli gizi atau tenaga kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Langkah cepat dapat mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius dan menjaga si Kecil tetap sehat.Pengukuran LiLA adalah langkah sederhana yang bisa MomDad lakukan untuk memastikan si Kecil tumbuh sehat dan mendapatkan nutrisi yang cukup. Jangan ragu untuk melakukan pengukuran secara berkala di rumah dan selalu pantau perkembangan gizi si Kecil.Referensi:<ul><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.unicef.org/indonesia/id/gizi/artikel/pengukuran-lila-deteksi-dini-wasting" title="https://www.unicef.org/indonesia/id/gizi/artikel/pengukuran-lila-deteksi-dini-wasting">https://www.unicef.org/indonesia/id/gizi/artikel/pengukuran-lila-deteksi-dini-wasting </a></li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.unicef.org/indonesia/media/19776/file/Panduan%20Pita%20LiLA.pdf" title="https://www.unicef.org/indonesia/media/19776/file/Panduan%20Pita%20LiLA.pdf">https://www.unicef.org/indonesia/media/19776/file/Panduan%20Pita%20LiLA.pdf</a></li></ul>

LiLA Bisa Jadi Tanda Status Gizi Anak, Cek Faktanya!

lila-bisa-jadi-tanda-status-gizi-anak--cek-faktanya--1729760056191

BAHAN:60 gram atau 4 sdm beras60 gram atau 1½ cumi rebus ukuran kecil, cincang halus15 gram brokoli, iris tipis10 gram jamur merang, iris tipis½ sdt kecap manis½ cm jahe150 ml kaldu ayam15 ml atau 3 sdt minyak jagung untuk menumisGaram secukupnya (jika diperlukan)Merica secukupnya (jika diperlukan)BUMBU HALUS:﻿﻿1 siung bawang putih1 buah bawang merahCARA MEMBUAT:﻿﻿1.⁠ ⁠Tumis bumbu halus dengan jahe hingga harum, lalu masukkan jamur dan cumi.2.⁠ ⁠Tambahkan beras, kaldu ayam, kecap manis, garam, dan merica, lalu aduk dan masak sampai beras setengah matang.3.⁠ ⁠Tambahkan brokoli, kemudian lanjutkan masak dengan api kecil hingga air terserap habis dan semua matang.