Ketika si Kecil sudah memasuki usia 6 bulan, menurut rekomendasi IDAI dan WHO, bayi siap diperkenalkan dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Tapi, bukan berarti semua makanan bisa diberikan sembarangan, ya! Nutrisi si Kecil harus tetap terpenuhi, dan metode penyajian makanan pun beragam, mulai dari direbus, dikukus, hingga digoreng.Nah, pertanyaannya, boleh nggak sih si Kecil makan makanan yang digoreng? Yuk, kita bahas!<h3 style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0);">Dampak Memberikan Makanan yang Digoreng pada Bayi</h3>﻿﻿Pada dasarnya, makanan yang digoreng mengandung lebih banyak lemak dan kalori dibandingkan makanan yang direbus atau dikukus. Ini karena minyak yang digunakan saat menggoreng mengandung kalori lebih tinggi. Kalau si Kecil tergolong kurus, biasanya dokter akan merekomendasikan MPASI dengan kandungan kalori yang lebih tinggi, misalnya dengan menambahkan sedikit minyak atau margarin ke dalam MPASI, atau bahkan menggoreng makanan sebelum dihaluskan.Tapi ingat, MomDad, jika ingin memberikan makanan yang digoreng, pastikan menggunakan minyak yang baru dan bersih. Hindari pemberian makanan gorengan terlalu sering, ya, karena bisa memicu kenaikan berat badan yang tidak sehat atau bahkan obesitas.<h3 style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0);">Batasan Konsumsi Makanan yang Digoreng untuk Bayi</h3><div><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/f4acaf2fd7a93fca7489f406338852bc_1728290759862.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Gorengan-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> </div>﻿﻿﻿﻿Lemak memang penting untuk perkembangan otak si Kecil, jadi tidak ada batasan ketat mengenai asupan lemak pada bayi di bawah dua tahun. Namun, pemberian lemak berlebihan tetap tidak dianjurkan. Bayi yang sering mengonsumsi makanan berlemak cenderung akan menyukai makanan tinggi lemak hingga dewasa, dan ini bukan kebiasaan yang baik untuk dibentuk.﻿﻿Sebagai pedoman, lemak pada masa MPASI sebaiknya diberikan sekitar 30-40% dari total kebutuhan kalori harian si Kecil. Misalnya, untuk bayi berusia 6-8 bulan yang membutuhkan 200 kKal dari MPASI, sekitar 60-80 kKal harus berasal dari lemak. Satu gram lemak setara dengan 9 kKal, jadi kebutuhan lemak harian si Kecil sekitar 6-10 gram lemak per hari. Namun, pastikan lemak ini tidak semuanya berasal dari minyak goreng, ya. Ada banyak sumber lemak sehat lainnya seperti ikan, telur, daging, kacang-kacangan, dan alpukat.Jadi, kapan si Kecil boleh makan makanan yang digoreng? Jawabannya, boleh, tapi tetap dalam batasan yang wajar dan seimbang. Selalu utamakan sumber lemak sehat untuk tumbuh kembang optimal si Kecil, ya, MomDad!Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D. Referensi:<ul><li>﻿﻿Uauy R, Dangour AD. Fat and Fatty Acid Requirements and Recommendations for Infants of 0–2 Years and Children of 2–18 Years. Ann Nutr Metab 2009;55:76–96. Tersedia di:</li><li>A Institute of Nutrition and Food Technology (INTA), University of Chile, Santiago , Chile; b Nutrition and Public Health Intervention Research Unit, London School of Hygiene and Tropical Medicine, London , UK</li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-eating/eat-smart/nutrition-basics/dietary-recommendations-for-healthy-children" title="https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-eating/eat-smart/nutrition-basics/dietary-recommendations-for-healthy-children">https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-eating/eat-smart/nutrition-basics/dietary-recommendations-for-healthy-children </a></li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://raisingchildren.net.au/toddlers/nutrition-fitness/nutrients/fats" title="https://raisingchildren.net.au/toddlers/nutrition-fitness/nutrients/fats">https://raisingchildren.net.au/toddlers/nutrition-fitness/nutrients/fats </a></li><li>Benton JM. Fats. <a classname="e-rte-anchor" href="https://kidshealth.org/en/parents/fat.html" title="https://kidshealth.org/en/parents/fat.html">https://kidshealth.org/en/parents/fat.html </a></li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://raisingchildren.net.au/toddlers/nutrition-fitness/nutrients/fats#how-to-reduce-or-replace-unhealthy-fats-in-your-family-diet-tips-nav-title" title="https://raisingchildren.net.au/toddlers/nutrition-fitness/nutrients/fats#how-to-reduce-or-replace-unhealthy-fats-in-your-family-diet-tips-nav-title">https://raisingchildren.net.au/toddlers/nutrition-fitness/nutrients/fats#how-to-reduce-or-replace-unhealthy-fats-in-your-family-diet-tips-nav-title </a></li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.who.int/health-topics/complementary-feeding" title="https://www.who.int/health-topics/complementary-feeding">https://www.who.int/health-topics/complementary-feeding </a></li></ul>

Bolehkah Bayi Makan Gorengan? Cari Tau Jawabannya di Sini!

bolehkah-bayi-makan-gorengan--cari-tau-jawabannya-di-sini--1731029123672

Nasi memang jadi pilihan utama untuk memenuhi kebutuhan energi kita sehari-hari, terutama di Indonesia. Tapi, tahukah MomDad bahwa ada banyak sumber karbohidrat lain yang bisa menjadi pengganti nasi yang lezat dan bergizi untuk si Kecil? Selain itu, beberapa di antaranya juga bisa diolah menjadi MPASI yang nikmat! <a href="https://primaku.page.link/mpasi101" target="_blank"><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/69a12e3428775b1062eba10c13589c41033_1733192975422.png" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="MPASI-101.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px; max-height: 538px;"></a> Jangan bingung atau khawatir lagi soal memulai MPASI! Di <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/mpasi101" title="https://primaku.page.link/mpasi101" target="_blank"></a><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/mpasi101" title="https://primaku.page.link/mpasi101" target="_blank">Kelas MPASI 101</a>&nbsp;bersama dr. Nunki Andria Samudra, Sp.A, dan Nadya Puteri (1st RU MasterChef Indonesia S8), MomDad akan belajar cara menyusun jadwal MPASI ideal sekaligus mencoba resep MPASI praktis yang mudah dipraktikkan di rumah. <a href="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" target="_blank"><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/ad49c5a515716103dad16f6d4a9f1005e7_1733193001221.png" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="Kelas-tantangan-MPASI.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px; max-height: 538px;"></a> Untuk mempersiapkan MomDad dalam menghadapi GTM, picky eater, atau tantangan MPASI lainnya, <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" title="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" target="_blank"></a><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" title="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" target="_blank">Kelas Tantangan MPASI</a> bersama ​dr. Citra, Sp.A, IBCLC, M.Kes siap membantu MomDad melalui berbagai tips dan trik langsung dari ahlinya.&nbsp; Jadi, tunggu apalagi, beli&nbsp;​<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/mpasi101" title="https://primaku.page.link/mpasi101" target="_blank"></a><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/mpasi101" title="https://primaku.page.link/mpasi101" target="_blank">Kelas MPASI 101</a>&nbsp;bersama&nbsp;​dr. Nunki Andria Samudra, Sp.A, dan&nbsp;​Nadya Puteri (1st RU MasterChef Indonesia S8) dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" title="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" target="_blank">Kelas Tantangan MPASI</a>&nbsp;bersama&nbsp;​dr. Citra, Sp.A, IBCLC, M.Kes untuk mendampingi&nbsp;perjalanan MPASI si Kecil jadi lebih tenang dan percaya diri! Sekarang, yuk, kita intip dulu pilihan-pilihan sumber karbohidrat lainnya untuk MPASI! <h4 style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0);">1. Kentang</h4><div> </div><div><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/136a6641dd12f79d51d7d10b442bd8f6d_1728287386761.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Kentang.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> </div> ﻿﻿Kentang bisa jadi alternatif pengganti nasi yang enak, loh! Dalam 100 gram kentang, terkandung 17 gram karbohidrat, 2,2 gram serat, dan 2 gram protein. Kentang bisa diolah dengan berbagai cara: digoreng (seperti french fries), direbus, dikukus, atau dibuat kroket. Enak dan praktis!<h4 style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0);"> </h4><h4 style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0);">2. Ubi Kayu atau Singkong</h4><div> </div><div><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/f3c965358624566ae8d4417c09475d9b_1728287533232.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Singkong.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> </div>﻿﻿Ubi kayu, atau yang biasa disebut singkong, merupakan sumber karbohidrat kompleks yang juga kaya serat. Dalam 100 gram singkong, terdapat 160 kKal yang terdiri dari 38 gram karbohidrat, 1,4 gram protein, dan 1,8 gram serat. Singkong bisa diolah menjadi MPASI seperti singkong saus santan atau singkong goreng. Ubi lainnya seperti ubi putih, kuning, atau ungu juga bisa jadi pilihan yang sehat untuk si Kecil.<h4 style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0);"> </h4><h4 style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0);">3. Mie</h4><div> </div><div><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/a0586fac069d27e0c5788a3dd09d72b4_1728287723462.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Mie.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> </div> ﻿﻿Mie, yang biasanya terbuat dari tepung terigu, adalah sumber karbohidrat yang padat kalori. Dalam 100 gram mie kering, terdapat 380 kKal energi, 70 gram karbohidrat, 14 gram protein, dan 4 gram lemak. Selain mie dari tepung terigu, ada juga mie yang dibuat dari tepung beras atau tepung singkong. Jangan lupa untuk memasak mie sesuai selera si Kecil agar nafsu makannya meningkat!<h4 style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0);"> </h4><h4 style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0);">4. Pasta</h4><div> </div><div><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/6c2c210daf94dcb2104afd1505aec771c8_1728287921320.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Pasta.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> </div>﻿﻿Pasta merupakan pilihan karbohidrat pengganti nasi yang juga lezat. Terbuat dari campuran tepung gandum, air, dan telur, pasta memiliki 131 kKal energi, 25 gram karbohidrat, dan 5 gram protein dalam 100 gramnya. Pasta whole grain memiliki lebih banyak serat dan lebih rendah kalori, sehingga lebih sehat. MomDad bisa memasak pasta dengan protein hewani seperti spaghetti bolognese atau macaroni keju untuk si Kecil!<h4 style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0);"> </h4><h4 style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0);">5. Jagung</h4><div> </div><div><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/2ba1d1105a65dac1102010cc316125545a3_1728288150365.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Jagung.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> </div> ﻿﻿Jagung adalah sumber karbohidrat kompleks yang bisa dijadikan pilihan terakhir. Dalam 100 gram jagung, terkandung 90 kKal, 19 gram karbohidrat, 3 gram protein, dan 2 gram serat. Jagung enak dimasak sebagai lauk atau dicampurkan dalam menu MPASI si Kecil. Nah, MomDad, sekarang sudah tahu kan berbagai sumber karbohidrat pengganti nasi yang bisa membantu memenuhi kebutuhan energi si Kecil? Jangan ragu untuk berkreasi dengan berbagai pilihan ini dan pastikan si Kecil mendapatkan nutrisi yang tepat! Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Bosen Makan Nasi? Coba 5 Alternatif Karbohidrat Ini untuk si Kecil 

bosen-makan-nasi--coba-5-alternatif-karbohidrat-ini-untuk-si-kecil--1734325654485

Selain memberikan MPASI yang sehat, penting juga untuk tetap memberikan si Kecil susu formula atau susu UHT sebagai pendamping. Tapi, jangan asal berikan susu UHT ya, MomDad! Ada beberapa aturan dan waktu yang perlu diperhatikan agar si Kecil mendapatkan manfaat maksimal.<h4 style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0);">Kenali Susu UHT</h4>﻿﻿Susu UHT (Ultra High Temperature) adalah susu sapi segar yang sudah diproses dengan cara khusus, sehingga memiliki kandungan nutrisi yang mirip dengan susu sapi segar. Susu UHT, susu formula pertumbuhan, dan susu sapi terpasteurisasi dapat diberikan pada anak di atas usia 1 tahun. Konsumsi susu ini bisa dilakukan setiap hari, lho!Namun, MomDad harus ingat, pemberian susu sebaiknya tidak melebihi anjuran IDAI,&nbsp;yaitu sebanyak 30% asupan harian anak.&nbsp;Jadi, untuk anak di atas 1 tahun, sekitar 480-720 ml susu per hari adalah jumlah yang ideal. Ini penting supaya&nbsp;MomDad masih dapat menerapkan&nbsp;feeding rules dan&nbsp;si Kecil tetap punya nafsu makan untuk makanan padat yang bergizi agar tercukupi kebutuhan mikro dan makronutriennya.&nbsp;<h4 style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0);">﻿﻿Waktu yang Tepat untuk Memberikan Susu UHT</h4>﻿﻿ anak, memberikan tambahan kalori dan protein. Juga, bisa diberikan sebelum tidur. Tapi ingat, setelah minum susu, jangan lupa untuk menggosok gigi si Kecil agar terhindar dari masalah gigi seperti karies.Susu UHT bisa jadi pilihan yang tepat saat jam snack<h4 style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0);">﻿﻿Cara Penyajian Susu UHT yang Tepat</h4><div><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/d9193314b6f3ddbe85d45ece6486b7a2_1728286409970.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Susu UHT-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> </div>Keunggulan susu UHT adalah sudah steril, jadi tidak perlu dipanaskan lagi sebelum disajikan. Memanaskan susu bisa merubah kandungan gizinya. Misalnya, laktosa yang ada dalam susu dapat berubah menjadi laktulosa yang tidak diserap usus, dan memanaskan protein bisa membuat susu jadi tampak bergumpal. Namun, jangan khawatir, pemanasan tidak mengurangi jumlah dan kualitas protein.Lemak juga dapat berdampak pemanasan. Umumnya, meskipun total kandungan lemak dalam susu tidak berubah, namun pemanasan dapat mengubah ikatan ganda lemak rantai panjang menjadi rantai sedang atau rantai pendek. Pemanasan juga dapat mengubah beberapa jenis kandungan vitamin, seperti vitamin B.Pemanasan bisa dilakukan kalau MomDad ingin menggunakan susu UHT sebagai campuran bahan masakan, seperti untuk membuat puding. Dalam hal ini, perubahan yang terjadi tidak akan berdampak signifikan.Jadi, pastikan MomDad memberikan susu UHT pada si Kecil di waktu yang tepat agar dia tidak merasa kenyang menjelang jam makan. Semoga info ini bermanfaat untuk MomDad, ya!

Susu UHT Gak Bisa Sembarangan Diberikan ke Anak, Cek Faktanya!

susu-uht-gak-bisa-sembarangan-diberikan-ke-anak--cek-faktanya--1730800429432

Anak kurus udah pasti cacingan! Bener nggak sih, MomDad? Cacingan memang sering dikaitkan dengan anak yang kurus, tapi ternyata ada banyak gejala lain yang perlu MomDad waspadai. Yuk, kita bahas lebih lanjut tentang cacingan pada anak, mulai dari penyebab, gejala, hingga cara mencegahnya. Apa sih Penyebab Cacingan pada Anak?Cacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing parasit dalam tubuh. Cacing ini biasanya masuk melalui makanan atau tanah yang kotor. Akibatnya, tubuh jadi kehilangan banyak nutrisi penting, seperti protein dan zat besi, sehingga membuat anak jadi lemas dan kurang sehat.Ada beberapa jenis cacing yang sering menyebabkan kecacingan pada anak di Indonesia, yaitu cacing gelang, cacing kremi, dan cacing tambang. Umumnya, penularan kecacingan adalah melalui hygiene diri yang tidak baik, seperti tidak mencuci makan sebelum dan sesudah mengolah makanan, tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang makanan, serta jarang menggunakan alas kaki di luar rumah. Tidak mencuci tangan setelah buang air besar, sering menggigit kuku, dan tidak memperhatikan kebersihan makanan yang dikonsumsi juga berpotensi menyebabkan kecacingan. Apa saja Gejala Cacingan?Untuk mendeteksi cacingan pada anak, MomDad perlu mewaspadai beberapa gejala berikut:<ul><li>Gatal di sekitar anus, terutama malam hari</li><li>Kemerahan atau iritasi kulit di sekitar anus</li><li>Kurang nafsu makan</li><li>Tampak kurus, lemas, tidak bertenaga</li><li>Sering sakit perut</li><li>Gelisah, iritabel, mudah marah karena tidur tidak berkualitas</li></ul> Waspada Dampak Jangka Panjang pada Cacingan<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/52821a481c6da23f31910b77ac2144d78_1728285646471.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Cacingan-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;">Infeksi cacing tambang menyebabkan anemia berat pada anak-anak. Kekurangan darah ini membuat tubuh kekurangan oksigen sehingga anak menjadi lemah, letih, dan mudah terserang penyakit. Dalam jangka panjang, cacingan dapat membuat anak kurang gizi, mengalami stunting, kecerdasan berkurang, menurunnya daya tahan tubuh, hingga kematian. Mencegah Anak dari CacinganUntuk mencegah anak terkena cacingan, MomDad bisa lakukan beberapa hal sederhana, seperti:<ul><li>Biasakan diri sendiri dan anak untuk selalu menjaga kebersihan tangan, baik sebelum memegang makanan/bahan makanan, setelah menggunakan kamar mandi, setelah beraktivitas di luar rumah, sebelum dan sesudah makan</li><li>Biasakan anak menggunakan pakaian bersih dan mengganti pakaian setiap hari</li><li>Potong kuku anak secara rutin</li><li>Gunakan alas kaki yang bersih setiap keluar rumah</li><li>Pastikan kebersihan makanan yang dikonsumsi</li></ul> Apabila anak mengalami cacingan, perlu dicari tahu terlebih dahulu jenis cacing yang menginfeksinya. Umumnya, bisa dilakukan pemeriksaan tinja untuk melihat adanya telur atau larva cacing, kemudian dapat diberikan pengobatan sesuai jenis cacing. Referensi:<ul><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1288/cacingan-pada-anak" title="https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1288/cacingan-pada-anak">https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1288/cacingan-pada-anak </a></li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1554/pengaruh-cacingan-pada-kesehatan-anak" title="https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1554/pengaruh-cacingan-pada-kesehatan-anak">https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1554/pengaruh-cacingan-pada-kesehatan-anak </a></li><li>Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2017 Tentang Penanggulangan Cacingan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2017</li></ul>

Anak Kurus Udah Pasti Cacingan? Cari Tahu Faktanya di Sini!

anak-kurus-udah-pasti-cacingan--cari-tahu-faktanya-di-sini--1729227702802

Anak-anak belajar bahasa dengan kecepatan yang berbeda-beda, namun kebanyakan mengikuti garis waktu umum, yang dimulai dengan komunikasi nonverbal dan secara bertahap berkembang menjadi berbicara. Beberapa anak mulai berbicara lebih awal dan secara bertahap mengembangkan kemampuan mereka seiring waktu, sementara yang lain mungkin menunda sampai mereka lebih percaya diri, lalu tiba-tiba menyusul teman sebayanya ketika mereka sedikit lebih tua. Apabila kemampuan bicara si Kecil belum lancar, khususnya di usia balita, MomDad dapat mencoba 3 teknik stimulasi berikut di rumah! Teknik Stimulasi untuk Kembangkan Kemampuan Bahasa BalitaBicara dan bahasa adalah bagian yang berbeda dari komunikasi, dan bisa berkembang dengan kecepatan yang berbeda-beda juga. Bicara lebih khusus mengacu pada kemampuan berbicara atau mengkomunikasikan pikiran, ide, dan pertanyaan secara verbal, sedangkan bahasa adalah istilah lebih luas yang mencakup bagaimana si Kecil menerima dan menyampaikan informasi.Keduanya memiliki banyak kesamaan, tetapi anak yang mengalami keterlambatan bicara belum tentu mengalami keterlambatan bahasa dan begitu pula sebaliknya. Nah, untuk mengembangkan kemampuan bahasa si Kecil, MomDad bia lakukan 3 teknik berikut:<ul><li>Ulangi, ulangi, ulangi. Anak perlu memahami arti sebuah kata terlebih dahulu sebelum dapat menggunakannya dan ia perlu mendengar kata itu berulang-ulang sebelum bisa memahami artinya, sehingga MomDad perlu mengulang-ulang kata-kata kepada si Kecil.</li><li>Membacakan buku secara rutin agar si Kecil mendapatkan kosa kata baru. Tunjuk gambar untuk memberikan si Kecil pengertian mengenai arti kata tersebut.</li><li>Menggunakan metode menyanyi, ada beberapa anak yang lebih mudah memahami kata melalui nada. Maka, coba ajak si Kecil bernyanyi bersama untuk mengenalkan kata-kata.</li></ul>Teknik ini bisa MomDad lakukan sedini mungkin, terutama, sejak fase newborn, MomDad bisa mulai menyanyikan lagu dan membacakan buku pada si Kecil, yang bisa menjadi media dalam berinteraksi dan stimulasi bahasanya. Mengenali Tanda Keterlambatan Bicara pada BalitaKenali red flag perkembangan bicara bahasa pada usia-usia tertentu, ada beberapa usia yang bisa dijadikan patokan, seperti 6 bulan, 12 bulan, 18 bulan, dan 2 tahun. Lakukan skrining mandiri melalui aplikasi PrimaKu dan selalu tanyakan pada dokter pada saat pemeriksaan mengenai kemampuan bicara dan bahasa anak. Perlu MomDad ketahui, keterlambatan bicara pada balita bisa disebabkan oleh 2 faktor, di antaranya:<ul><li>Faktor medis: riwayat kelahiran, riwayat kejang, masalah orofaring, ketulian.</li><li>Faktor lingkungan: tingkat pendidikan orangtua, riwayat keluarga, stimulasi yang tidak adekuat, termasuk screen time yang panjang.</li></ul> Keterlibatan MomDad dalam Bahasa Sehari-hari<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/0d96ac259ebe3a2e22e9abf987cda85a_1728285185371.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Terlambat_bicara-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;">Keterlibatan MomDad dalam bahasa sehari-sehari sangat memengaruhi kemampuan anak dalam berbahasa. Yuk, coba terapkan cara ini di kehidupan sehari-hari:<ul><li>Gunakan nada atau intonasi yang berbeda ketika MomDad ingin si Kecil lebih memperhatikan suatu kata.</li><li>Banyak bertanya pada anak menggunakan pertanyaan 5W1H, bila anak belum bisa menjawab, bantu anak untuk menjawab.</li><li>Lengkapi kalimat anak dengan kata keterangan bila anak belum bisa menggunakannya. Misal, anak berkata “ada mobil”. MomDad bisa melanjutkan dengan “ada mobil merah lagi dicuci.”</li><li>Mengobrol dengan anak dan bermain taking turn games, seperti cilukba, petak umpet, dan lempar tangkap bola.</li></ul><div> </div>Jika si Kecil tampak mulai berbicara lebih lambat dibandingkan teman-teman seusianya, konsultasi dengan dokter anak akan membantu menentukan apakah ada masalah yang perlu ditangani. Apabila memang ada keterlambatan, intervensi dini bisa sangat membantu untuk mengarahkan si Kecil ke jalur yang benar. Referensi:<ul><li>Royal Children Hospital. Communication: tips to encourage language development. Diunduh dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.rch.org.au/uploadedFiles/Main/Content/speech/200101%20Language%20Tips%20Encourage%20Language%20A4%20FSheet_FA_WEB.pdf" title="https://www.rch.org.au/uploadedFiles/Main/Content/speech/200101%20Language%20Tips%20Encourage%20Language%20A4%20FSheet_FA_WEB.pdf">https://www.rch.org.au/uploadedFiles/Main/Content/speech/200101%20Language%20Tips%20Encourage%20Language%20A4%20FSheet_FA_WEB.pdf </a></li><li>Sunderajan T, Kanhere SV. Speech and language delay in children: Prevalence and risk factors. J Family Med Prim Care. 2019 May;8:1642-1646.</li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.babycenter.com/toddler/development/my-18-month-old-doesnt-talk-yet-what-should-i-do_6893" title="https://www.babycenter.com/toddler/development/my-18-month-old-doesnt-talk-yet-what-should-i-do_6893">https://www.babycenter.com/toddler/development/my-18-month-old-doesnt-talk-yet-what-should-i-do_6893</a></li></ul>

Anak Belum Lancar Ngomong, Sudah Coba Teknik Stimulasi Ini?

anak-belum-lancar-ngomong--sudah-coba-teknik-stimulasi-ini--1728558144269

Siapa yang nggak khawatir ketika melihat si Kecil kehilangan berat badan? Pastinya, ini jadi perhatian utama kita sebagai orang tua. Nah, salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan memberikan makanan yang kaya protein hewani (prohe) dalam menu MPASI. Yuk, simak pilihan prohe yang bisa bantu meningkatkan berat badan si Kecil!<h4 style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0);">1. Daging Sapi</h4>﻿﻿Daging sapi adalah sumber protein yang sangat baik untuk si Kecil. Mengandung berbagai vitamin, mineral, dan asam amino esensial, daging ini juga memiliki variasi kadar lemak yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan anak. Dalam setiap 100 gram daging sapi yang mengandung 70% lean meat, terdapat sekitar 14 gram protein dan 332 kalori. Idealnya, MomDad bisa memberikan sekitar 100 gram daging sapi per hari untuk anak dengan berat badan 10 kg.Mau tahu menu MPASI yang bisa dibuat? Coba spaghetti Bolognese atau kroket daging sapi!<h4 style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0);">2. Salmon</h4>﻿﻿Ikan salmon bukan hanya enak, tapi juga kaya omega-3 yang baik untuk perkembangan otak si Kecil. Dalam 100 gram salmon, terdapat 20 gram protein dan 200 kalori. Coba deh olah salmon menjadi nugget atau panggang untuk MPASI yang menggugah selera!<h4 style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0);">3. Ikan Kembung</h4>﻿﻿Kalau lagi cari pilihan lokal yang bergizi, ikan kembung bisa jadi solusi! Dengan kandungan omega-3 lebih tinggi dari salmon, yaitu 2,7 gram per 100 gram, ikan ini juga mengandung 19 gram protein dan 200 kalori. Ikan kembung juga ekonomis dan bisa diolah menjadi berbagai jenis masakan, mulai dari bubur hingga ikan goreng crispy. Hati-hati dengan durinya ya, Mom!<h4 style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0);">4. Telur</h4>﻿﻿Siapa yang nggak kenal telur? Ini adalah sumber protein yang sangat fleksibel! Satu butir telur ukuran besar mengandung 6 gram protein dan 78 kalori. Selain itu, telur juga kaya DHA yang penting untuk pertumbuhan anak. MomDad bisa mencampurkan telur dalam berbagai hidangan, seperti nugget atau pancake!<h4 style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0);">5. Hati Ayam</h4>﻿﻿Terakhir, hati ayam! Meskipun kalori hati ayam lebih rendah dibandingkan daging sapi, protein yang terkandung di dalamnya cukup tinggi, yakni 25 gram per 100 gram. Hati ayam juga kaya zat besi, yang penting untuk pertumbuhan si Kecil. Cocok banget dijadikan MPASI untuk meningkatkan berat badannya!Itulah 5 pilihan protein hewani yang bisa MomDad gunakan dalam MPASI untuk membantu menaikkan berat badan si Kecil. Ingin tahu lebih banyak resep menarik? Cek aplikasi PrimaKu, ya!Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

5 Pilihan Prohe MPASI untuk Meningkatkan BB Anak

5-pilihan-prohe-mpasi-untuk-meningkatkan-bb-anak-1730800515750

Selain tulang yang kuat, vitamin D ternyata punya banyak peran penting untuk tumbuh kembang si Kecil, lho! Mulai dari menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit, sampai membantu mencegah penyakit serius seperti diabetes dan kanker. Penasaran berapa kebutuhan vitamin D harian anak? Yuk, cari tahu lebih lanjut agar si Kecil selalu sehat dan aktif! Kebutuhan Vitamin D Harian untuk Anak<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/2f45d1ab3848b6c9956484989ee410c9_1728284775959.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="vitamin_D-2-min.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> Sebenarnya, anak membutuhkan vitamin D sebanyak 400 IU setiap harinya. Namun, pada populasi yang berisiko mengalami kekurangan vitamin D, maka dianjurkan pada bayi usia 0-1 tahun untuk mendapatkan vitamin D sebanyak 400 IU per hari dan di atas 1 tahun sebanyak 600 IU/hari. Vitamin D sendiri terdiri dari vitamin D2 dan vitamin D3, vitamin D2 diperoleh dari radiasi sinar ultraviolet dan vitamin D3 dibentuk di kulit serta dapat ditemukan pada minyak ikan seperti salmon, makarel, dan herring. Vitamin D yang berasal dari makanan hanya menyumbang sebesar 20% dari kebutuhan vitamin D harian, sehingga sumber utama vitamin D tentu berasal dari paparan langsung sinar matahari. Cara untuk mencukupinya adalah dengan terpapar sinar matahari pada daerah wajah, tangan, dan lengan selama 20-30 menit selama 3 kali dalam seminggu. Tanda Anak Kekurangan Vitamin DKekurangan vitamin D akan menyebabkan metabolisme tulang yang tidak normal. Umumnya, kekurangan vitamin D yang berat, dapat terdeteksi dari massa tulang yang sudah sangat sedikit. Pada anak-anak, kekurangan vitamin D dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan, bentuk tulang yang tidak normal, penyakit rikets, dan patah tulang.Di samping itu, kekurangan vitamin D pada orang dewasa dapat menyebabkan berkurangnya massa tulang, osteoporosis, pelunakan tulang, dan kelemahan otot. Lalu, Perlukah Suplementasi vitamin D?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/218a5f613f11fd9f354443d92da8afbb_1728284819064.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="vitamin_D-3-min.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> Sebenarnya, sebagian besar kebutuhan vitamin D didapatkan dari paparan sinar matahari ke kulit. Namun, bila anak sering menggunakan pakaian tertutup atau menggunakan tabir surya, maka pembentukan vitamin D juga akan tidak maksimal. Jika tidak yakin anak mendapat paparan sinar matahari yang cukup, MomDad bisa memberikan suplementasi sesuai dosis yang dianjurkan. Referensi:<ul><li>UKK ENdokrinologi IDAI. Panduan Praktik Klinis IDAI: Vitamin D. Jakarta;2018.</li><li>Weydert JA. Vitamin D in Children's Health. Children (Basel). 2014;1(2):208-26.</li></ul>

Kebutuhan Vitamin D Harian Anak: Jangan Sampai Terlewatkan!

kebutuhan-vitamin-d-harian-anak--jangan-sampai-terlewatkan--1728293765282

Menjadi orang tua baru itu penuh tantangan, apalagi saat menceboki si Kecil. Selain harus menahan aroma yang mungkin kurang sedap, MomDad juga perlu tahu teknik yang tepat untuk menjaga kebersihan si Kecil. Mengapa kebersihan itu penting? Karena menjaga area kulit si Kecil dapat mencegah terjadinya ruam atau iritasi. Nah, langsung saja kita simak cara menceboki bayi yang benar dan higienis berikut ini!<h4 style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0);">1. Gunakan Air Biasa</h4>﻿﻿Menggunakan air biasa adalah langkah pertama yang sangat penting. Ambil kapas dan basahi dengan air bersih. Saat menceboki, ingatlah untuk melakukannya dari depan ke belakang (dari arah alat kelamin ke arah anus). Hindari menggunakan kapas yang sama untuk area yang berbeda agar tidak terjadi kontaminasi. Ini akan membantu menjaga area sensitif tetap bersih dan terhindar dari kuman.<h4 style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0);">﻿﻿2. Hindari Penggunaan Tisu Basah</h4>Meskipun tisu basah terlihat praktis, sebaiknya MomDad menghindarinya. Tisu basah dapat mengandung bahan kimia yang bisa mengiritasi kulit halus bayi. Jika terjadi iritasi, kulit si Kecil bisa menjadi merah dan gatal. Setelah menceboki dengan air, pastikan untuk mengeringkan area tersebut sebelum memasangkan popok, agar kulit bayi tidak lembap.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/c3d891b9b131088abc2fc2622fdf31f59_1728277442363.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Menceboki-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> <h4 style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0);">3. Mengeringkan Area Alat Kelamin dan Bokong</h4>Setelah menceboki, penting untuk mengeringkan area bokong dan alat kelamin. Jika area ini lembap dan langsung ditutup dengan popok, risiko iritasi dan ruam popok akan meningkat. Pastikan untuk membiarkan udara masuk dan mengeringkan area tersebut dengan lembut sebelum menutupnya kembali.<h4 style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0);">4. Boleh Dilakukan di Bawah Air Mengalir</h4>Jika si Kecil sudah cukup besar, MomDad bisa menceboki bayi di bawah air mengalir. Ingat, tetap bersihkan area lipatan, ya! Penggunaan krim atau bedak kadang tertinggal di area tersebut, jadi pastikan semuanya bersih agar tidak ada sisa yang dapat menyebabkan iritasi.<h4 style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0);">5. Sering Mengganti Popok Sekali Pakai</h4>Terakhir, jangan lupa untuk sering mengganti popok sekali pakai! Idealnya, popok harus diganti setiap 2-3 jam untuk menghindari ruam popok akibat iritasi dari urine atau feses. Dengan rajin mengganti popok, si Kecil akan merasa lebih nyaman dan terhindar dari masalah kulit.Nah, itu dia 5 cara tepat untuk membersihkan pup bayi. Menjaga kebersihan area bokong bayi sangat penting agar si Kecil tetap nyaman dan terhindar dari masalah kulit. Selamat mencoba, MomDad!Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Bolehkah Bayi Makan Gorengan? Cari Tau Jawabannya di Sini!

Bolehkah Bayi Makan Gorengan? Cari Tau Jawabannya di Sini!

Bosen Makan Nasi? Coba 5 Alternatif Karbohidrat Ini untuk si Kecil

Bosen Makan Nasi? Coba 5 Alternatif Karbohidrat Ini untuk si Kecil

Susu UHT Gak Bisa Sembarangan Diberikan ke Anak, Cek Faktanya!

Susu UHT Gak Bisa Sembarangan Diberikan ke Anak, Cek Faktanya!

Anak Kurus Udah Pasti Cacingan? Cari Tahu Faktanya di Sini!

Anak Kurus Udah Pasti Cacingan? Cari Tahu Faktanya di Sini!

Anak Belum Lancar Ngomong, Sudah Coba Teknik Stimulasi Ini?

Anak Belum Lancar Ngomong, Sudah Coba Teknik Stimulasi Ini?

5 Pilihan Prohe MPASI untuk Meningkatkan BB Anak

5 Pilihan Prohe MPASI untuk Meningkatkan BB Anak

Kebutuhan Vitamin D Harian Anak: Jangan Sampai Terlewatkan!

Kebutuhan Vitamin D Harian Anak: Jangan Sampai Terlewatkan!

Kurang Higienis bikin Kulit Bayi Iritasi, Cegah dengan Cara Ini!

Kurang Higienis bikin Kulit Bayi Iritasi, Cegah dengan Cara Ini!