Gumoh merupakan keluhan yang umum dijumpai pada bayi &lt; 1 tahun. Kebanyakan bayi tentu sudah pernah mengalami gumoh terutama sesaat setelah diberi susu atau ASI. Gumoh merupakan hal yang wajar terjadi, karena lambung bayi yang baru lahir terlalu kecil untuk menampung semua susu yang masuk. Namun bagaimana kita bisa tahu bahwa keluhan ini masih normal ataukah sudah harus dievaluasi lebih lanjut? Yuk, cari tahu!Apa itu gumoh?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/c892b95298cd75967375a697c328d45b_1685187919226.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-27T183618.904.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Sebelum berbicara tentang gumoh, MomDad perlu tahu apa itu refluks gastroesofageal/gastroesophageal reflux (GER). GER adalah kembali masuknya isi lambung ke kerongkongan. Apabila kembalinya isi lambung ke kerongkongan ini terus naik ke atas sehingga keluar dari mulut/hidung maka disebut sebagai regurgitasi atau yang umum dikenal sebagai gumoh.Sebenarnya GER adalah kondisi normal yang dapat terjadi pada semua bayi. GER biasanya mulai terjadi pada umur 2-3 minggu, memuncak pada umur 4-5 bulan, kemudian berangsur menghilang pada umur 9-12 bulan pada bayi yang lahir cukup bulan. Bayi yang mengalami gumoh “normal” sering disebut sebagai “happy spitters”. Dia tidak menunjukkan gejala tidak nyaman atau rewel, ataupun nyeri saat terjadinya gumoh.Gumoh akan berkurang seiring dengan perkembangan maturasi saluran cerna, pengenalan makanan padat (MPASI) pada bayi, perkembangan kemampuan perkembangan bayi, misalnya ketika dia sudah bisa duduk tegak dan melakukan kontrol kepala dengan baik.Mengapa GER bisa terjadi?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/aa4c4b6b98af010184ff105ba66a2aeefc_1685187931901.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-27T184504.718.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Kita semua mempunyai katup yang menghubungkan esofagus (kerongkongan) dan lambung (lower esophageal sphincter). Katup ini akan membuka saat makanan masuk dari kerongkongan ke dalam lambung, kemudian mengunci kembali agar makanan yang sudah berada di dalam lambung tidak kembali masuk ke esofagus.Pada bayi, katup ini mungkin belum berkembang sempurna sehingga membuka kembali pada saat yang “salah” dan mengakibatkan terjadinya GER. Pada anak yang lebih besar, makanan yang asam, berminyak, bersoda, atau berkafein dapat meningkatkan risiko terbukanya katup ini dan menimbulkan gejala GER. GER juga lebih sering dijumpai pada anak yang overweight atau obese.Nah, berikut langkah tepat yang sebaiknya MomDad lakukan saat bayi gumoh:<ul><li style="text-align: justify;">Menyendawakan bayi secara berkala saat menyusu</li><li style="text-align: justify;">Memposisikan bayi tegak sampai 30 menit setelah sesi menyusui (dengan supervisi orangtua/pengasuh)</li><li style="text-align: justify;">Pada bayi yang minum susu formula, dapat dilakukan pengentalan susu untuk mengurangi GER (konsultasikan dengan dokter spesialis anak)</li><li style="text-align: justify;">Hindari overfeeding. Berikan small frequent feedings/ sedikit namun lebih sering. Konsultasikan hal ini dengan dokter spesialis anak untuk menjamin kecukupan nutrisi bayi</li></ul>Kapan GER disebut tidak normal?GER disebut tidak normal ketika menimbulkan komplikasi akibat refluks asam, disebut juga dengan penyakit refluks gastroesofagus/ gastroesophageal reflux disease (GERD). Gejala yang dapat timbul di antaranya:<ul><li style="text-align: justify;">Bayi menolak menyusu</li><li style="text-align: justify;">Bayi menangis selama menyusu dan melengkungkan punggungnya (tampak kesakitan)</li><li style="text-align: justify;">Terdapat darah atau warna kehijauan saat gumoh</li><li style="text-align: justify;">Frekuensi dan intensitas gumoh meningkat (dapat disertai dorongan seperti muntah)</li><li style="text-align: justify;">Perut tampak cembung dan tegang</li><li style="text-align: justify;">Disertai gejala saluran napas seperti mengi atau batuk</li><li style="text-align: justify;">Kenaikan berat badan tidak adekuat</li></ul>Apabila dijumpai tanda-tanda di atas segera berobat ke dokter ya MomDad!Pada kondisi khusus, seperti palsi serebral, GER masih dapat berlangsung sampai di atas usia 1 tahun. Jika GER berlangsung terus menerus maka dapat menimbulkan gangguan saluran napas karena potensi masuknya isi lambung ke saluran napas, kemerahan dan iritasi di kerongkongan (esofagitis), perdarahan esofagus hingga jaringan parut yang mengakibatkan gangguan menelan, pneumonia, serangan asma berulang, serta gangguan nutrisi.Referensi:<ul><li style="text-align: left;">Porto A. Gastroesophageal Reflux &amp; Gastroesophageal Reflux Disease: Parent FAQs. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/abdominal/Pages/GERD-Reflux.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/abdominal/Pages/GERD-Reflux.aspx">https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/abdominal/Pages/GERD-Reflux.aspx </a></li><li style="text-align: left;">Denham JM. Gastroesophageal reflux. Diakses dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://kidshealth.org/en/parents/gerd-reflux.html" title="https://kidshealth.org/en/parents/gerd-reflux.html">https://kidshealth.org/en/parents/gerd-reflux.html </a></li><li style="text-align: left;">The Royal Children's Hospital Melbourne. Reflux (GOR) and GORD. Kids Health Info. Diakses dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Reflux_GOR_and_GORD/" title="https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Reflux_GOR_and_GORD/">https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Reflux_GOR_and_GORD/ </a></li><li style="text-align: left;">InfantReflux.org. (n.d.). Sandifer Syndrome. Diperoleh dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.infantreflux.org/sandifer-syndrome/" title="https://www.infantreflux.org/sandifer-syndrome/">https://www.infantreflux.org/sandifer-syndrome/</a></li></ul>

Apakah Gumoh Anakku Normal?

apakah-gumoh-anakku-normal--1686192495403

Toileting atau toilet training merupakan proses penting yang perlu anak pelajari guna membantunya untuk buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) secara mandiri. Pada tahap ini, MomDad bisa mengajarkan anak untuk tidak lagi BAK dan BAB di popok melainkan mulai untuk melakukannya di toilet.Namun, ada beberapa hal yang perlu MomDad ketahui termasuk tanda anak siap menjalani toilet training. Selain itu, kemampuan toileting juga bisa diketahui berdasarkan usia anak. Yuk, cari tahu!Tanda anak siap toilet training<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/62c7ef928ffb53ca1c73761a4fc96720_1685186277152.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-27T181328.019.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda. Namun, kalau melihat usia pada umumnya anak siap menjalani toilet training pada usia 1,5 tahun atau 2 tahun. Anak memiliki kemampuan sekaligus ketertarikan untuk BAB dan BAK di toilet.&nbsp;Secara fisik, tanda-tanda anak siap adalah saat ia bisa mengontrol keinginan untuk BAK dan BAB. Tanda-tanda yang biasa terjadi misalnya saat popok anak yang kering setelah 2 jam pemakaian atau anak tidak BAB di popok saat malam hari.Sementara, kesiapan emosional biasanya butuh waktu lama. Tandanya misalnya saat anak lebih memilih menggunakan celana ketimbang popok, saat anak menunjukkan ketertarikan MomDad menggunakan kamar mandi, atau saat ia memberi tahu MomDad kalau ia ingin buang air.&nbsp;Kemampuan toileting berdasarkan usia<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/bcdec48245988297776aaffda769d49b_1685186259488.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-27T181314.202.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Untuk mengetahui kapan anak mulai siap untuk menggunakan toilet sendiri, berikut kemampuan toileting berdasarkan usianya:Usia 18 bulan<ul><li style="text-align: justify;">Berkemih secara teratur</li><li style="text-align: justify;">Tertarik pada kursi toilet</li></ul>Usia 2 tahun<ul><li style="text-align: justify;">Berusaha tetap kering selama minimal 2 jam</li><li style="text-align: justify;">Mampu membilas atau menyiram toilet secara mandiri</li><li style="text-align: justify;">Jarang BAB di luar jadwal</li><li style="text-align: justify;">Mencapai toileting yang teratur dengan sesekali BAK mendadak di siang hari (bisa baru tercapai di usia 35 bulan)</li></ul>Usia 2,5 tahun<ul><li style="text-align: justify;">Mampu memberitahu bila ia perlu ke kamar kecil</li><li style="text-align: justify;">Bangun di malam hari dalam keadaan kering</li><li style="text-align: justify;">Mandiri mencuci tangan</li><li style="text-align: justify;">Mampu membilas dan membersihkan kemaluan setelah selesai berkemih</li></ul>Usia 3 tahun<ul><li style="text-align: justify;">Pergi ke kamar kecil secara mandiri</li><li style="text-align: justify;">Masih perlu bantuan membersihkan diri setelah BAB</li><li style="text-align: justify;">Kadang masih perlu bantuan memakai dan mengencangkan celana</li></ul>Usia 4 tahun<ul><li style="text-align: justify;">Mandiri dalam toileting (pergi ke toilet, menyiram, merobek tisu, membersihkan diri, memakai baju Kembali, mencuci tangan)</li></ul>Jika anak masih belum menunjukkan kesiapan untuk toilet training dan kemampuan toileting hingga usia 4 tahun, MomDad bisa berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis anak. Jika toilet training tidak berhasil, dokter juga bisa melakukan pemeriksaan terhadap saluran kemih anak.&nbsp;Referensi: Wahyuni LK. Toilet training. Jakarta: PERDOSRI; 2016.

Kemampuan Toileting pada Anak berdasarkan Usia

kemampuan-toileting-pada-anak-berdasarkan-usia-1685186446529

Momen tumbuh kembang bayi pasti sangat dinanti-nanti setiap orang tua. Untuk mendukung tumbuh kembang bayi, ternyata tidak sebatas pada kapan si Kecil bisa berguling, tengkurap atau mengangkat leher. Nyatanya, tepuk tangan dan melambaikan tangan seperti ‘dadah’ juga sangat penting.Tepuk tangan dan ‘dadah’ ternyata nggak hanya seru bagi anak, tetapi juga merupakan milestone penting baginya, lho, MomDad. Mau tahu bagaimana manfaatnya untuk tumbuh kembang dan kapan normalnya bayi bisa bertepuk tangan? Yuk, simak penjelasan berikut!Kapan normalnya bayi bisa menepuk tangan &amp; 'dadah' ?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/107ad1e4911b7e454e7e5b457ef96bcfa_1685082654660.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-26T133048.834.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Di usia sekitar 9 bulan, bayi mulai bisa tepuk tangan dan melambaikan tangan (dadah). Mungkin gestur yang ditunjukkan tidak tepat seperti yang dilakukan anak besar maupun orang dewasa, namun lambat laun bayi akan bisa tepuk tangan dan melambai seperti kita orang tuanya.Setelah bayi bisa duduk, umumnya ia sudah bisa mendorong dan menarik tubuhnya termasuk tangan. Walau terlihat mudah bagi orang dewasa, nyatanya bayi butuh perjuangan untuk bisa menguasai kemampuan tepuk tangan, lho.Apa manfaatnya untuk tumbuh kembang anak?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/17b17c93113eaf088e746bf66b1056294_1685082721654.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-26T133154.524.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Saat bayi bisa tepuk tangan dan melambai, bayi mampu mengikuti gestur yang ditampilkan orang tuanya. Hal tersebut menunjukkan bahwa bayi mempelajari dan mengerti komunikasi non-verbal. Jauh sebelum bayi bisa mengucapkan kata pertamanya, Bahasa reseptif bayi harus berkembang sehingga bayi harus dapat berkomunikasi secara nonverbal.Kedua kemampuan tersebut mulai berkembang di usia sekitar 9 bulan. MomDad dapat terus melatih kedua kemampuan tersebut hingga usia 12 bulan. Bila di usia 12 bulan bayi tidak menunjukkan kemampuan komunikasi non-verbal (dadah, tepuk tangan, menunjuk) konsultasikan pada dokter.Nah, berikut stimulasi yang bisa dilakukan untuk melatih keduanya:<ul><li style="text-align: justify;">Tunjukkan pada bayi bagaimana caranya bertepuk tangan dan melambai. Gerakkan tangan bayi sambil berkata “Dadah papa, Dadah kakek”. Atau MomDad dapat bertepuk tangan dan melambai sendiri agar dilihat bayi.</li><li style="text-align: justify;">Gunakan lagu, nyanyikan lagu sambil bertepuk tangan atau lagu yang mengandung kata-kata “tepuk tangan” dan “dadah”.</li><li style="text-align: justify;">Ulangi gestur tepuk tangan dan melambai setiap hari agar bayi terstimulasi dan memiliki kesempatan berlatih.</li></ul>Umumnya bayi sudah bisa melambaikan tangan pada usia 6 bulan. Namun, karena tumbuh kembang tiap anak berbeda, jadi kemungkinan beberapa anak bisa terlambat melewati milestone ini. Ketika bayi lebih dari 1 tahun tapi masih belum bisa tepuk tangan, MomDad bisa berkonsultasi langsung pada dokter, ya.Referensi: What to Expect. (2021). Wave Clap: Baby Development, Milestones &amp; Tips. What to Expect. Diperoleh dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.whattoexpect.com/first-year/wave-clap/" title="https://www.whattoexpect.com/first-year/wave-clap/">https://www.whattoexpect.com/first-year/wave-clap/</a>

Pentingnya Tepuk Tangan & Dadah untuk Pertumbuhan Bayi

pentingnya-tepuk-tangan---dadah-untuk-pertumbuhan-bayi-1685082810071

Ide Resep MPASI Bergizi Anti Ribet, Bikinnya Cepat & Gampang!

ide-resep-mpasi-bergizi-anti-ribet--bikinnya-cepat---gampang--1685076447234

Saat bepergian keluar dengan si Kecil, MomDad mungkin akan mampir ke sebuah restoran untuk makan siang atau makan malam. Tak jarang, ada saja tingkah si Kecil yang membuat MomDad jadi sulit untuk makan. Belum lagi peraturan beberapa restoran yang tidak memperbolehkan membawa makanan dari luar. Sementara si Kecil belum cukup umur untuk konsumsi makanan keluarga. Well, agar MomDad dan si Kecil sama-sama nyaman, coba yuk perhatikan hal ini sebelum mengajak bayi makan di restoran!Pilih restoran yang ramah anakCari restoran yang memiliki fasilitas seperti kursi bayi atau meja ganti popok. Restoran yang memiliki menu khusus untuk anak-anak juga bisa menjadi pilihan yang baik.Pilih waktu yang tepatPilih waktu makan yang tepat, seperti menjelang atau setelah jadwal makan bayi. Hindari waktu makan saat restoran penuh atau ketika bayi lelah.Bawa perlengkapan makanPastikan MomDad membawa perlengkapan makan bayi yang diperlukan, seperti piring makanan, sendok bayi, tisu basah, dan tisu kering. MomDad juga dapat membawa makanan bayi sendiri jika restoran tidak menyediakan pilihan yang sesuai.Pilih makanan yang tepatPilih makanan yang sesuai dengan usia dan kebiasaan makan bayi. Bawalah makanan yang mudah diolah atau potong menjadi potongan kecil agar mudah dikonsumsi oleh bayi.Persiapkan distraksiBawa mainan atau buku kecil untuk mengalihkan perhatian bayi saat menunggu makanan datang. Hal ini dapat membantu menjaga bayi tetap tenang dan terhibur selama makan di restoran.Jaga kebersihanPastikan meja dan area sekitarnya bersih sebelum bayi duduk. Gunakan tisu basah untuk membersihkan permukaan yang akan digunakan oleh bayi. Juga, pastikan tangan MomDad dan si Kecil telah dicuci sebelum makan.Siapkan makanan sendiriJika ingin lebih memastikan tentang kualitas makanan yang diberikan pada si Kecil, MomDad dapat mempersiapkan makanan bayi sendiri dan membawanya ke restoran. Hal ini memastikan bahwa MomDad memiliki kendali penuh terhadap nutrisi dan bahan yang digunakan. Jangan lupa pastikan restoran yang dituju memperbolehkan membawa makanan dari luar, ya.Jadi, MomDad mau ajak si Kecil jalan-jalan ke mana weekend ini?&nbsp;Referensi:<ul><li style="text-align: left;">American Academy of Pediatrics. (2019). Dining Out with Your Baby. Diperoleh dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/feeding-nutrition/Pages/Dining-Out-With-Your-Baby.aspx." title="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/feeding-nutrition/Pages/Dining-Out-With-Your-Baby.aspx.">https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/feeding-nutrition/Pages/Dining-Out-With-Your-Baby.aspx.</a></li><li style="text-align: left;">What to Expect. (2021). Eating Out with Baby: Restaurant Tips and Tricks. Diperoleh dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.whattoexpect.com/first-year/feeding-your-baby/eating-out-with-baby.aspx." title="https://www.whattoexpect.com/first-year/feeding-your-baby/eating-out-with-baby.aspx.">https://www.whattoexpect.com/first-year/feeding-your-baby/eating-out-with-baby.aspx.</a></li><li style="text-align: left;">BabyCenter. (2020). Eating Out with Your Baby. Diperoleh dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.babycenter.com/baby/feeding/eating-out-with-your-baby_1368675." title="https://www.babycenter.com/baby/feeding/eating-out-with-your-baby_1368675.">https://www.babycenter.com/baby/feeding/eating-out-with-your-baby_1368675.</a></li></ul>

Mau Ajak Bayi Makan di Restoran? Perhatikan 7 Hal Ini!

mau-ajak-bayi-makan-di-restoran--perhatikan-7-hal-ini--1685585669064

Nikita Willy kerap menjadi perbincangan para orang tua karena memiliki gaya parenting yang unik. Mulai dari menerapkan sleep training, baby led weaning, hingga membiasakan anaknya membaca buku. Nah, MomDad penasaran nggak, sih dari mana aktris kelahiran tahun 1994 itu mendalami ilmu parenting? Melalui akun <a class="e-rte-anchor" href="https://www.youtube.com/watch?v=UZ7qlvSMLw8" title="https://www.youtube.com/watch?v=UZ7qlvSMLw8" target="_blank">Youtube</a> nya, Nikita membagikan buku-buku parenting yang selama ini ia baca. Yuk, simak!The Happiest Baby on the Block<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/d964ecfa148d3e73939099ec7b6887ff_1685014737479.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-25T183230.691.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Buku tentang bayi newborn karya Harvey Karb ini mengajarkan Nikita tentang bagaimana cara agar bayi tetap tenang, senang, mengatasi anak menangis, dan semua jawabannya ada di buku ini, ungkapnya. Dari buku ini, ia juga jadi lebih paham tentang bayi newborn. Ada teori penting untuk bayi supaya jadi lebih tenang, namanya 5S, yaitu swadling, side or stomach position, shushing, swinging and sucking. Kalau penasaran sama penjelasan dari 5S, silakan googling atau baca buku ini ya, MomDad.The Montessori Baby<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/3e7aff3cf25704726375cfcf21cdb6a1_1685014755708.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-25T183339.927.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Metode Montessori adalah pendekatan pendidikan yang dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori, seorang dokter dan pendidik Italia. Metode ini didasarkan pada pandangan bahwa setiap anak memiliki potensi bawaan untuk belajar dan mengembangkan diri secara mandiri. Di buku ini, MomDad bisa belajar tentang bagaimana memupuk keingintahuan bayi, serta mendorong bayi jadi lebih berani dan mandiri. “Metodenya emang gak semua aku terapin ke Issa. Cuma ada beberapa aja yang aku terapin, karena balik lagi di parenting. Nggak semuanya cocok di setiap keluarga,” ungkap Nikita.Baby Led Weaning<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/3445b71f3108d7b56610348ac6e249e85e_1685014872089.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-25T183503.530.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Waktu memasuki usia 6 bulan, Issa sudah mulai MPASI dan Nikita memutuskan untuk membaca buku ini supaya paham apa sih baby led weaning dan apa saja langkah-langkahnya. “Kalau kalian liat Instagram Story aku dan ngeliat Issa BLW, aku nggak sembarang ngasih finger food. Ada tipsnya gimana cara serve makanannya, cara bayi duduk, kapan bayi perlu makan, cara membaca mood bayi, dan cara antisipasi bayi menolak makan. Di sini juga dijelasin gimana kalau kita makan di restoran sama bayi, apa yang harus dilakukan.”Bringing Up Bébé<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/83104231626a3c7ab41084ae272847e788_1685014904551.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="{BB1B4640-DF01-4D55-A2E1-0DF68177B330}Img100.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> “Ini buku yang bikin aku bisa ngejaga kewarasan saat mengasuh anak.” Buku ini mengisahkan tentang Pamela Druckerman, seorang mantan reporter di Wallstreet yang pindah ke Paris setelah dipecat dari pekerjaannya. Di Paris, ia punya anak dan melihat para ibu di sana tetap cantik, kurus-kurus, dan nggak riweuh bawa perlengkapan bayi waktu bepergian. Jawaban dari rahasianya ada di sini. Buku ini juga mengajarkan kita tentang bagaimana melatih anak tetap sabar, belajar menunggu, melatih makan anak dengan tenang di meja makan, mengajarkan adab kesopanan, hingga melatih bayi tidur sepanjang malam.Tetap ingat pesan Nikita ya, MomDad bahwa tidak semua yang ditulis di buku harus dipraktikkan ke si Kecil. MomDad perlu melihat apa saja yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan anak.&nbsp;<div style="text-align: justify;"> </div>

Rekomendasi Buku Parenting ala Nikita Willy, Inspiratif! 

rekomendasi-buku-parenting-ala-nikita-willy--inspiratif---1685015112812

Di sebuah kota kecil yang tenang, tinggal lah sebuah keluarga yang bahagia. Mereka adalah Sarah dan Roni, pasangan suami istri yang memiliki seorang anak laki-laki bernama Keenan. Keenan adalah anak yang ceria dan penuh kecerdasan. Tetapi, ada satu tantangan yang harus dihadapi oleh Sarah dan Roni, Keenan mengalami keterlambatan bicara.Sejak Keenan masih bayi, Sarah dan Roni menyadari bahwa perkembangan bicaranya lebih lambat daripada anak-anak seumurannya. Mereka merasa khawatir dan ingin memberikan yang terbaik bagi putra mereka. Sarah dan Roni segera meminta saran dari dokter anak setempat dan diminta untuk melakukan evaluasi perkembangan bicara lebih lanjut.Setelah menjalani serangkaian tes dan observasi oleh ahli terapis wicara, diketahui bahwa Keenan mengalami speech delay. Orang tua Keenan menerima berita tersebut dengan campuran perasaan; mereka merasa sedih dan khawatir, tetapi juga termotivasi untuk membantu anak mereka berkembang.Sarah dan Roni mulai mengambil langkah-langkah untuk membantu Keenan mengatasi keterlambatan bicaranya. Mereka secara aktif bekerja sama dengan terapis wicara untuk menyusun rencana terapi yang tepat bagi Keenan. Terapis memberikan mereka latihan-latihan dan strategi untuk mendorong perkembangan bicara Keenan melalui permainan dan kegiatan sehari-hari.Orang tua Keenan juga berkomitmen untuk menjadi pendukung yang kuat baginya. Mereka membaca buku-buku cerita setiap malam dan berbicara dengan Keenan secara terus-menerus. Mereka menyediakan lingkungan yang kaya akan kata-kata dan kesempatan untuk berinteraksi dengan anak-anak sebaya.Meskipun perjalanan itu tidak selalu mudah, Sarah dan Roni tidak menyerah. Mereka memahami bahwa setiap anak memiliki waktu perkembangan yang berbeda dan bahwa Keenan membutuhkan dukungan ekstra. Mereka terus memotivasi Keenan dan memberikan pujian yang tulus setiap kali dia mencoba berbicara atau mengungkapkan dirinya.Seiring berjalannya waktu, Keenan mulai menunjukkan kemajuan yang signifikan. Ia mulai mengucapkan kata-kata pertamanya, menggambarkan objek-objek, dan mulai memahami instruksi sederhana. Sarah dan Roni merasa bangga melihat putra mereka mengatasi tantangan tersebut.Perjalanan ini juga mengajarkan Sarah dan Roni tentang kesabaran, ketekunan, dan cinta yang tak terbatas untuk anak mereka. Mereka menyadari bahwa setiap anak memiliki keunikan dan potensi yang tak terbatas, dan penting bagi orang tua untuk menjadi pilar dukungan yang tak tergoyahkan.Dengan waktu, perawatan yang tepat, dan cinta yang mendalam dari orang tuanya, Keenan terus berkembang dalam hal bicara dan komunikasi. Sarah dan Roni tetap berpegang pada keyakinan bahwa keberhasilan Keenan bukan hanya tentang seberapa cepat ia bisa bicara, tetapi juga memperhatikan dan memenuhi berbagai hal yang dibutuhkan oleh sang anak agar pertumbuhannya dapat optimal.

Kisah Inspiratif Orang Tua Hadapi Anak yang Speech Delay

kisah-inspiratif-orang-tua-hadapi-anak-yang-speech-delay-1685001469095

Beberapa hari lalu, pemilik akun Tiktok <a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@esawisesap/video/7236194927422491909?_r=1&amp;_t=8caUuAx8J6H" title="https://www.tiktok.com/@esawisesap/video/7236194927422491909?_r=1&amp;_t=8caUuAx8J6H" target="_blank">@esawisesap</a> membagikan kisah bahwa bayi perempuannya yang baru lahir mengalami menstruasi. Sang bayi mengalami keputihan di hari kedua setelah lahir, yang kemudian berlanjut mengalami menstruasi di hari ketiga lahir. Dalam segi medis, kondisi ini dikenal dengan istilah neonatal uterine bleeding (NUB).&nbsp;Neonatal uterine bleeding atau perdarahan uterus neonatal adalah kondisi di mana bayi perempuan baru lahir mengalami perdarahan vagina. Ini adalah perdarahan yang terjadi pada bayi perempuan dalam beberapa hari pertama atau minggu kehidupannya. NUB tidak sama dengan menstruasi, karena itu terjadi sebelum bayi mencapai usia pubertas.NUB bisa terjadi karena efek hormon ibu yang masih ada dalam tubuh bayi, termasuk estrogen yang diteruskan dari ibu ke janin selama kehamilan. Estrogen dapat merangsang penebalan lapisan dalam rahim (endometrium) pada bayi perempuan yang baru lahir, yang kemudian dapat mengalami perdarahan setelah lahir.NUB biasanya terjadi dalam beberapa hari pertama atau minggu pertama kehidupan bayi perempuan. Durasi perdarahan dapat bervariasi antara individu, tetapi secara umum NUB akan berhenti dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari hingga beberapa minggu.Penting untuk diingat bahwa perdarahan pada bayi perempuan yang baru lahir harus dievaluasi oleh tenaga medis yang kompeten untuk menyingkirkan penyebab lain yang mungkin terjadi. Jika perdarahan berlanjut lebih lama dari yang diharapkan atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan, seperti perdarahan yang berlebihan atau tanda-tanda infeksi, penting untuk berkonsultasi dengan ahli segera.Setiap kasus NUB perlu dinilai secara individual, dan dokter atau profesional kesehatan anak akan memberikan informasi lebih lanjut tentang durasi dan penanganan yang tepat berdasarkan kondisi spesifik sang bayi.Referensi:<ul><li style="text-align: justify;">Abdelaziz M, Azab AS, Sherief L, et al. Neonatal uterine bleeding: Case series, literature review, and management approach. Pediatr Neonatal. 2021 Feb;62(1):64-69. doi: 10.1016/j.pedneo.2020.07.004. PMID: 32718862.&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Belfort MB, Martin CR, Smith VC. Neonatal uterine bleeding: revisiting a forgotten condition associated with under-recognized risk. Clin Perinatol. 2005 Jun;32(2):567-82. doi: 10.1016/j.clp.2005.03.013. PMID: 15922785.</li><li style="text-align: justify;">American Academy of Pediatrics. Uterine bleeding in the newborn. In: Guidelines for Perinatal Care, 9th Edition. Elk Grove Village, IL: American Academy of Pediatrics; Washington, DC: American College of Obstetricians and Gynecologists; 2012:348–349.</li></ul>

Apakah Gumoh Anakku Normal?

Apakah Gumoh Anakku Normal?

Kemampuan Toileting pada Anak berdasarkan Usia

Kemampuan Toileting pada Anak berdasarkan Usia

Pentingnya Tepuk Tangan & Dadah untuk Pertumbuhan Bayi

Pentingnya Tepuk Tangan & Dadah untuk Pertumbuhan Bayi

Ide Resep MPASI Bergizi Anti Ribet, Bikinnya Cepat & Gampang!

Ide Resep MPASI Bergizi Anti Ribet, Bikinnya Cepat & Gampang!

Mau Ajak Bayi Makan di Restoran? Perhatikan 7 Hal Ini!

Mau Ajak Bayi Makan di Restoran? Perhatikan 7 Hal Ini!

Rekomendasi Buku Parenting ala Nikita Willy, Inspiratif!

Rekomendasi Buku Parenting ala Nikita Willy, Inspiratif!

Kisah Inspiratif Orang Tua Hadapi Anak yang Speech Delay

Kisah Inspiratif Orang Tua Hadapi Anak yang Speech Delay

Menstruasi pada Bayi Newborn, kok Bisa?

Menstruasi pada Bayi Newborn, kok Bisa?