Tahukah MomDad? Ternyata tidak semua produk snack bayi yang dijual di pasaran sudah pasti aman untuk si Kecil, lho. Ada beberapa produk snack yang terlihat seperti ditujukan untuk bayi, tapi sebenarnya tidak memenuhi standar keamanan dan gizi yang sesuai. Hmm, kok bisa? Yuk, kita bahas lebih lanjut! Pentingnya Memilih Snack Bayi yang Tepat<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/a45310864d28b7c4c65522af37d1ecb77_1738730489629.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Artikel (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;"> Snack atau camilan adalah makanan selingan yang dikonsumsi di antara jadwal makanan utama, yaitu di antara makan pagi dan makan siang, serta di antara makan siang dan makan malam. Meski snack hanya diberikan dalam porsi kecil, namun pemberiannya penting untuk mendukung kebutuhan energi dan nutrisi bayi di antara waktu makan berat. Bayi memiliki kapasitas perut yang kecil, sehingga tidak dapat makan dalam porsi besar sekaligus. Pemberian snack yang padat kalori dan bernutrisi seimbang secara terjadwal di antara jam makanan utama dapat mendukung terpenuhinya kebutuhan nutrisi seorang anak.1Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Pediatric Obesity, pemberian snack yang sehat dan sesuai usia dapat membantu membentuk kebiasaan makan yang baik sejak dini.2 Snack juga menjadi kesempatan untuk mengenalkan berbagai tekstur dan rasa baru, yang penting untuk stimulasi oral dan perkembangan keterampilan makan bayi. Tipe Snack berdasarkan Kategori BPOMSnack untuk bayi seharusnya memenuhi standar gizi tertentu sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya. Namun, menurut data dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), tidak semua produk snack bayi memiliki label yang jelas atau memenuhi kriteria yang diatur. Banyak snack yang sebenarnya dikategorikan sebagai makanan umum, yang berarti tidak ada aturan ketat terkait kandungan gula, garam, pengawet, atau perisa. Padahal, konsumsi bahan-bahan ini secara berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan bayi.3Sebaliknya, MomDad perlu tahu kalau makanan khusus bayi dan anak diawasi ketat oleh BPOM, mulai dari pemilihan bahan baku, proses produksi, kandungan gizi, hingga keamanannya. Semua bahan yang digunakan harus berkualitas dan sesuai dengan regulasi yang berlaku.Khusus untuk MPASI fortifikasi, BPOM menerapkan standar yang lebih ketat karena menyangkut keamanan dan kecukupan gizi bayi. Oleh karena itu, makanan bayi yang beredar di Indonesia dilarang mengandung pengawet, penguat rasa, perisa buatan, pewarna, serta kadar gula dan garam yang tinggi.Kalau sebuah produk sudah mendapatkan izin edar dari BPOM, berarti produk tersebut telah melewati proses pengawasan yang sesuai dengan standar Codex Alimentarius, yaitu standar berbasis sains yang disusun secara global oleh FAO dan WHO untuk melindungi kesehatan konsumen. Bagaimana Cara Memastikan Snack Benar-Benar Aman untuk si Kecil?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/a98c72e104eab10e868bf9c8ca3bad8682_1738738649502.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Artikel (2).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;"> Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:<ol><li>Cek Label BPOM di Kemasan Produk yang aman untuk bayi biasanya memiliki keterangan “Makanan Kudapan untuk Bayi dan Anak” di labelnya. Jika label ini tidak ada, besar kemungkinan snack tersebut tidak memenuhi standar keamanan untuk bayi.</li><li>Perhatikan Label Usia Pastikan kemasan snack mencantumkan label usia yang sesuai, misalnya “Untuk Bayi Usia 6 Bulan ke Atas”. Jika tidak ada informasi usia, berarti kandungan pada produk tersebut tidak disesuaikan secara khusus dengan kebutuhan bayi pada kategori usia tertentu.</li></ol> ﻿﻿Pentingnya Memilih Snack yang TepercayaMemilih snack bayi harus dilakukan dengan cermat. Salah satu produk yang dapat menjadi pilihan adalah <a class="e-rte-anchor" href="https://shopee.co.id/Promina-Baby-Crunchies-Rumput-Laut-20-g-x-1-i.136137338.22735340828?sp_atk=ae5eb67a-f372-498e-8665-ad7965a956f7&amp;xptdk=ae5eb67a-f372-498e-8665-ad7965a956f7&amp;utm_campaign=s136137338_ss_id_webs_website&amp;utm_source=website&amp;utm_medium=seller&amp;utm_content=website" title="https://shopee.co.id/Promina-Baby-Crunchies-Rumput-Laut-20-g-x-1-i.136137338.22735340828?sp_atk=ae5eb67a-f372-498e-8665-ad7965a956f7&amp;xptdk=ae5eb67a-f372-498e-8665-ad7965a956f7&amp;utm_campaign=s136137338_ss_id_webs_website&amp;utm_source=website&amp;utm_medium=seller&amp;utm_content=website" target="_blank">Promina Baby Crunchies.</a> Produk ini telah terdaftar sebagai makanan kudapan untuk bayi usia 8 bulan ke atas. Selain memenuhi standar gizi harian bayi, Promina Baby Crunchies juga telah melalui berbagai uji kelayakan untuk memastikan bahwa produknya bebas dari kandungan berbahaya seperti pengawet, pewarna, atau perisa.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/8157f521e3c1ddcf18aa17c10c4d48f62_1738739122223.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="id-11134207-7r98r-lsuu3wy1p2od2b (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;"> Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), pola makan bayi yang sehat harus minimal gula dan garam, serta bebas dari bahan kimia tambahan.4 Nah, Promina Baby Crunchies telah memenuhi kriteria tersebut. Dengan begitu, MomDad pun tidak perlu khawatir lagi saat ingin memberikan snack ini pada si Kecil.Memastikan keamanan dan kualitas snack bayi adalah langkah penting untuk mendukung tumbuh kembangnya. Selalu periksa label BPOM dan usia pada kemasan snack sebelum membeli dan hindari terpengaruh oleh kemasan menarik atau klaim yang belum tentu benar. Yuk, jadi konsumen cerdas dan selalu prioritaskan yang terbaik untuk si Kecil! Referensi:<ul><li>Indonesian Pediatric Association. (2015, November 10). Tips memilih snack sehat untuk anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/tips-memilih-snack-sehat-untuk-anak" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/tips-memilih-snack-sehat-untuk-anak">https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/tips-memilih-snack-sehat-untuk-anak </a></li><li>Pediatric Obesity Journal, "Healthy Snacking in Early Childhood," 2020. DOI: <a classname="e-rte-anchor" href="https://doi.org/10.1111/ijpo.12604" title="https://doi.org/10.1111/ijpo.12604">https://doi.org/10.1111/ijpo.12604 </a></li><li>Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2020). Peraturan BPOM No. 28 Tahun 2020 tentang CPPOB Makanan Pendamping ASI. Badan Pengawas Obat dan Makanan. <a classname="e-rte-anchor" href="https://standarpangan.pom.go.id/dokumen/peraturan/202x/PerBPOM_No_28_Tahun_2020_tentang_CPPOB_Makanan_Pendamping_ASI.pdf" title="https://standarpangan.pom.go.id/dokumen/peraturan/202x/PerBPOM_No_28_Tahun_2020_tentang_CPPOB_Makanan_Pendamping_ASI.pdf">https://standarpangan.pom.go.id/dokumen/peraturan/202x/PerBPOM_No_28_Tahun_2020_tentang_CPPOB_Makanan_Pendamping_ASI.pdf </a></li><li>American Academy of Pediatrics. (2019). Nutrition for the pediatrician. In Pediatric nutrition (6th ed.). National Center for Biotechnology Information. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/books/NBK561318/" title="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/books/NBK561318/">https://www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/books/NBK561318/</a></li></ul>

Tak Semua Snack Bayi Aman, Begini Cara Memilih yang Tepat!

tak-semua-snack-bayi-aman--begini-cara-memilih-yang-tepat--1738739305109

<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/983882a16a4ddc7ed55b8899dd1d585b_1738639390203.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Barbie Hsu meninggal dunia di usia 48 tahun akibat pneumonia yang dipicu oleh influenza.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Baru-baru ini, dunia hiburan dikejutkan oleh kabar duka atas meninggalnya aktris Barbie Hsu, yang dikenal sebagai pemeran Dong Sanchai dalam serial Meteor Garden (2001). Barbie Hsu meninggal dunia di usia 48 tahun akibat pneumonia yang dipicu oleh influenza, setelah tertular virus ini saat berlibur merayakan Imlek di Jepang. Kejadian ini mengingatkan kita akan bahaya influenza yang kerap dianggap sebagai masalah kesehatan ringan, namun bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat. Apa Hubungan antara Influenza dan Pneumonia?Influenza atau flu merupakan infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan dan sangat mudah menular. Kebanyakan orang yang terinfeksi influenza bisa sembuh dalam beberapa hari hingga dua minggu. Di beberapa kasus, flu dapat menyebabkan komplikasi serius, salah satunya adalah pneumonia.[1]Pneumonia sendiri merupakan infeksi yang menyebabkan peradangan pada kantung udara di paru-paru, yang bisa terisi cairan atau nanah, kemudian menghambat pasokan oksigen ke darah. Jika tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen, organ-organ vital bisa mengalami kerusakan. Dalam kasus yang parah, kondisi ini dapat berujung pada kematian.[2]Flu adalah penyebab umum pneumonia, terutama pada anak-anak, lansia, wanita hamil, atau mereka yang memiliki kondisi kesehatan kronis tertentu atau tinggal di panti jompo. Sebagian besar kasus flu memang tidak menyebabkan pneumonia, tapi ada juga yang mengalami komplikasi serius sehingga mengakibatkan pneumonia berat dan mematikan. Meski penyakit tersebut sekilas tampak sepele, namun keduanya bahkan menjadi penyebab kematian kedelapan terbanyak di Amerika Serikat pada tahun 2016.[2] Siapa Saja yang yang Berisiko Tinggi Alami Flu dengan Komplikasi Pneumonia?[1,3]<ol><li>Orang berusia 65 tahun ke atas: Semakin bertambah usia, semakin tinggi risikonya. Misalnya, seseorang yang berusia 80 tahun memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan yang berusia 65 tahun.</li><li>Orang dengan kondisi medis kronis: Termasuk asma, diabetes, penyakit jantung, dan kondisi medis lainnya, yang membuat mereka lebih rentan terhadap komplikasi flu atau pneumonia.</li><li>Ibu hamil: Kehamilan dapat meningkatkan risiko komplikasi serius akibat flu, yang berpotensi berkembang menjadi pneumonia.</li><li>Anak-anak di bawah usia 5 tahun: Anak-anak, terutama yang berusia di bawah 2 tahun, memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena flu dan pneumonia. Semakin muda usia anak, semakin besar risiko terkena pneumonia.</li></ol>Flu dan pneumonia dapat menjadi penyakit serius bagi mereka yang berada dalam kelompok berisiko tinggi ini, sehingga penting untuk melindungi diri dengan vaksinasi dan menjaga kesehatan dengan baik. Pentingnya Vaksinasi untuk Mencegah Flu dan Pneumonia<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/a84c50a3c973fec3e261229e3c9895ff_1738639445628.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Meninggal akibat Pneumonia, Waspadai Komplikasi Influenza yang Dialami Barbie Hsu - Vaksinasi.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Berdasarkan data BPJS Kesehatan pada 2023, pneumonia menempati peringkat pertama sebagai penyakit dengan biaya pengobatan tertinggi, yaitu Rp 8,7 triliun.[4] Oleh karena itu, penting bagi MomDad untuk melakukan vaksinasi guna mencegah influenza dan pneumonia, tak hanya anak tetapi juga dewasa dan lansia.Vaksin flu pada anak diberikan pada usia 6 bulan sebanyak 2 kali dengan interval 1 bulan, yang kemudian harus diperbarui setiap tahun untuk melindungi tubuh dari strain terbaru, sementara vaksin pneumonia biasanya diberikan sekali atau dengan dosis booster tergantung usia dan kondisi kesehatan.[5] Vaksin PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) khususnya sangat penting untuk melindungi anak-anak dari infeksi bakteri penyebab pneumonia, seperti Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae tipe b (Hib). Dengan vaksinasi ini, risiko pneumonia pada anak-anak dapat berkurang secara signifikan, dan jika mereka tetap terinfeksi, gejalanya cenderung lebih ringan dan pemulihannya lebih cepat.[6]Vaksinasi PCV pada anak-anak dilakukan mulai sejak usia 2 bulan, dengan dosis pertama pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan, serta dosis booster pada usia 12-15 bulan. Jika vaksinasi terlambat, tidak perlu khawatir, karena vaksin tetap bisa diberikan sesuai jadwal yang disarankan oleh dokter.[7] Semoga dengan memahami risiko dan cara pencegahan pneumonia, terutama yang dipicu oleh influenza, MomDad bisa melindungi diri dan anak-anak dari bahaya yang mengancam jiwa. Ingat, salah satu cara terbaik untuk memastikan perlindungan adalah dengan mengikuti vaksinasi yang tepat. Untuk informasi lebih lanjut mengenai vaksinasi dan pentingnya vaksin influenza, vaksin pneumonia, serta berbagai jenis vaksin lainnya beserta info lengkap lainnya, jangan lupa ikuti <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/kelasvaksin" title="https://primaku.page.link/kelasvaksin" target="_blank">Kelas Vaksin</a> bersama dr. Yuni Astria, Sp.A hanya di <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/PI2024" title="https://primaku.page.link/PI2024" target="_blank">SuperClass Parenthood Institute.</a><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/9cdf76b606d2e54c34cf64110abe97eca_1738639481446.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Kelas Parenting Bundling Telkomsel &amp; Bundling Regular SuperClass.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Psst, kabar baiknya, di tahun 2025 ini, Parenthood Institute hadir dengan Promo Kelas Bundling mulai dari Rp215.000 dan Kelas Bundling Bonus Kuota Internet hingga 5GB mulai dari Rp129.000. Akses kelasnya di sini atau melalui <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/parenthood-institute/super-class/0192f50b-7d4a-7a34-9d11-227de2798952" title="https://primaku.com/parenthood-institute/super-class/0192f50b-7d4a-7a34-9d11-227de2798952" target="_blank">primaku.com/parenthood-institute.</a> Referensi:<ul><li>American Centers for Disease Control and Prevention. (n.d.). Signs and symptoms of flu. Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 3 Februari 2025, dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/flu/signs-symptoms/" title="https://www.cdc.gov/flu/signs-symptoms/">https://www.cdc.gov/flu/signs-symptoms/ </a></li><li>American Lung Association. (n.d.). Apa hubungan antara pneumonia dan penyakit lainnya? American Lung Association. Diakses pada 3 Februari 2025, dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/pneumonia/what-is-the-connection" title="https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/pneumonia/what-is-the-connection">https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/pneumonia/what-is-the-connection </a></li><li>Centers for Disease Control and Prevention. (2024). Faktor risiko pneumonia. Diakses pada 3 Februari 2025, dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/pneumonia/risk-factors/index.html" title="https://www.cdc.gov/pneumonia/risk-factors/index.html">https://www.cdc.gov/pneumonia/risk-factors/index.html </a></li><li>Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2024). Pneumonia terus ancam anak-anak. Diakses pada 3 Februari 2025, dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://kemkes.go.id/id/pneumonia-terus-ancam-anak-anak" title="https://kemkes.go.id/id/pneumonia-terus-ancam-anak-anak">https://kemkes.go.id/id/pneumonia-terus-ancam-anak-anak </a></li><li>National Center for Biotechnology Information. (2009). Pneumococcal vaccines and their role in preventing pneumonia. Diakses pada 3 Februari 2025, dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC2647441/" title="https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC2647441/">https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC2647441/ </a></li><li>National Center for Biotechnology Information. (2018). Long-term effects of pneumonia in children. Diakses pada 3 Februari 2025, dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5922344/" title="https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5922344/">https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5922344/ </a></li><li>Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2024). Laporan Kinerja Kementerian Kesehatan Tahun 2023. Diakses pada 3 Februari 2025, dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://repositori-ditjen-nakes.kemkes.go.id/626/1/LKJ-2023.pdf" title="https://repositori-ditjen-nakes.kemkes.go.id/626/1/LKJ-2023.pdf">https://repositori-ditjen-nakes.kemkes.go.id/626/1/LKJ-2023.pdf </a></li></ul>

Meninggal akibat Pneumonia, Waspadai Komplikasi Influenza yang Dialami Barbie Hsu

meninggal-akibat-pneumonia--waspadai-komplikasi-influenza-yang-dialami-barbie-hsu-1738639820247

Perkembangan bicara pada anak menjadi perhatian utama bagi banyak orang tua. Namun, penting untuk memahami bahwa ada perbedaan antara keterlambatan bicara (speech delay) dan gangguan bicara (speech disorder) [1]. Keduanya memiliki implikasi yang berbeda terhadap perkembangan anak. Perbedaan antara Speech Delay dan Speech DisorderSpeech delay adalah kondisi di mana perkembangan bicara anak terjadi lebih lambat dibandingkan dengan anak seusianya, namun mengikuti pola perkembangan yang normal. Artinya, meskipun terlambat, anak tetap menunjukkan kemajuan dalam kemampuan bicaranya [2]. Sebaliknya, speech disorder adalah gangguan di mana pola perkembangan bicara anak berbeda atau tidak sesuai dengan tahapan yang seharusnya. Dalam kasus ini, anak mungkin mengalami kesulitan dalam artikulasi, kefasihan, atau resonansi suara [1]. Penyebab dan GejalaPenyebab speech delay bisa beragam, termasuk faktor lingkungan seperti kurangnya stimulasi verbal, paparan berlebihan terhadap layar (screen time), atau kurangnya interaksi sosial [3]. Gejalanya meliputi keterlambatan dalam mengucapkan kata pertama, kosakata yang terbatas, atau kesulitan membentuk kalimat sederhana [2].Sementara itu, speech disorder dapat disebabkan oleh faktor neurologis, kelainan struktural pada organ bicara, gangguan pendengaran, atau kondisi medis lainnya [1]. Gejalanya mencakup kesulitan dalam mengucapkan bunyi tertentu, pengulangan kata atau suku kata yang tidak semestinya (gagap), atau suara yang terdengar tidak biasa [3]. Arahan untuk Orang TuaJika MomDad mengamati tanda-tanda keterlambatan atau gangguan bicara pada si Kecil, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter anak atau spesialis terkait. Deteksi dini dan intervensi yang tepat dapat membantu mengatasi masalah ini sebelum berdampak lebih lanjut pada perkembangan anak [1]. Untuk mendukung orang tua dalam memahami dan menangani masalah ini, Parenthood Institute menghadirkan <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/speechdelay" title="https://primaku.page.link/speechdelay" target="_blank">Kelas Speech Delay bersama dr. Herbowo Agung, Sp.A(K)</a>. Di kelas ini, MomDad akan mempelajari penyebab keterlambatan bicara, cara stimulasi yang tepat, dan kapan harus berkonsultasi dengan profesional. Klik <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/speechdelay" title="https://primaku.page.link/speechdelay" target="_blank">di sini</a> untuk beli kelasnya.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/5bd4485c91b1b8c1085321b893400f10ae_1738729438626.jpg" alt="Kelas Parenting Bundling Telkomsel &amp; Bundling Regular SuperClass.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;" class="e-rte-image e-imgcenter e-imginline"> Psst, kabar baiknya, di tahun 2025 ini, Parenthood Institute hadir dengan Promo Kelas Bundling mulai dari Rp215.000 dan Kelas Bundling Bonus Kuota Internet hingga 5GB mulai dari Rp129.000. Akses kelasnya di sini atau melalui&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="http://primaku.com/parenthood-institute" title="http://primaku.com/parenthood-institute" target="_blank">primaku.com/parenthood-institute</a>.Referensi:<ul><li>American Academy of Pediatrics. "Speech and Language Concerns." Pediatric Care Online, 12 Agustus 2022.</li><li>Rosenberg, M., &amp; Tarshis, N. "Speech and Language Concerns." American Academy of Pediatrics Textbook of Pediatric Care, Chapter 195.</li><li>Nelson, H. D., et al. "Screening for Speech and Language Delay in Preschool Children: Systematic Evidence Review for the US Preventive Services Task Force." Pediatrics, 2006.</li></ul>

Speech Delay & Speech Disorder Tak Sama, Bagaimana Membedakannya?

speech-delay---speech-disorder-tak-sama--bagaimana-membedakannya--1738379514522

Rutinitas tidur yang konsisten membantu tubuh anak mengenali kapan waktunya istirahat, sehingga ia lebih mudah tertidur dan mendapatkan kualitas tidur optimal. Tanpa rutinitas jelas, anak bisa kesulitan tidur, sering terbangun di malam hari, atau merasa lelah di siang hari. Tidur bukan sekadar waktu istirahat, tetapi juga momen penting bagi tumbuh kembangnya. Saat tidur, tubuh melepaskan hormon pertumbuhan yang berperan dalam perkembangan fisik dan otak. Oleh karena itu, membangun rutinitas tidur yang baik sejak dini sangat penting agar anak bisa mendapatkan kualitas tidur yang optimal. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan!<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/ad71b13592b95b3105210abe10e02f13edd_1738335874845.png" alt="Ternyata Ini Alasannya Kenapa Anak Perlu Punya Rutinitas Tidur 2.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;" class="e-rte-image e-imgcenter e-resize e-img-focus e-imginline"> ﻿﻿ Batasi Screen Time﻿﻿<span style="font-size: 12pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Paparan layar elektronik sebelum tidur bisa mengganggu ritme alami tubuh anak. Cahaya biru dari ponsel, tablet, atau televisi dapat menekan produksi melatonin, hormon yang membantu tubuh merasa mengantuk. Akibatnya, anak jadi sulit tidur atau mengalami tidur yang tidak nyenyak. Untuk menghindarinya, coba hentikan penggunaan gadget setidaknya satu jam sebelum tidur. Sebagai gantinya, ajak anak membaca buku atau mendengarkan cerita sebelum tidur agar transisi ke waktu tidur lebih nyaman.[1]<h3 dir="ltr" style="line-height:1.2;margin-top:14pt;margin-bottom:4pt;">﻿﻿<span style="font-size: 14pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-weight: 700; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ciptakan Suasana Nyaman</h3>﻿﻿<span style="font-size: 12pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Lingkungan yang nyaman akan membantu anak tidur lebih nyenyak. Pastikan suhu kamar tidak terlalu panas atau dingin, gunakan pakaian tidur yang nyaman, dan redupkan lampu agar tubuhnya lebih rileks. Jika perlu, MomDad bisa memberikan pijatan lembut atau menimang anak sebelum tidur agar ia merasa tenang dan siap untuk beristirahat.<h3 dir="ltr" style="line-height:1.2;margin-top:14pt;margin-bottom:4pt;">﻿﻿<span style="font-size: 14pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-weight: 700; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Terapkan Sleep Hygiene</h3>﻿﻿<span style="font-size: 12pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Rutinitas sebelum tidur membantu anak memahami bahwa sudah waktunya beristirahat. Beberapa kebiasaan yang bisa diterapkan adalah mandi sore dengan air hangat, membaca buku bersama, atau menyanyikan lagu pengantar tidur. Aktivitas-aktivitas ini bisa menjadi sinyal bagi tubuh anak bahwa sudah waktunya tidur, sehingga ia lebih mudah tertidur tanpa drama.[3]<h3 dir="ltr" style="line-height:1.2;margin-top:14pt;margin-bottom:4pt;"><span style="font-size: 14pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-weight: 700; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Konsisten dengan Rutinitas Tidur</h3>﻿﻿<span style="font-size: 12pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Salah satu kunci tidur berkualitas adalah konsistensi. Pastikan jam tidur dan bangun anak tetap sama setiap hari, termasuk di akhir pekan. Hindari aktivitas yang terlalu merangsang sebelum tidur dan gunakan tempat tidur hanya untuk tidur, bukan untuk bermain. Dengan kebiasaan yang teratur, tubuh anak akan lebih mudah menyesuaikan diri, dan tidur pun menjadi lebih nyenyak.[2]<span style="font-size: 12pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Membantu anak mendapatkan tidur yang berkualitas memang bukan hal mudah, tapi dengan strategi yang tepat, MomDad bisa membangun kebiasaan tidur yang baik sejak dini. Jika masih bingung bagaimana memulainya, Parenthood Institute<span style="background-color: transparent; text-align: inherit; font-size: 12pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> punya <span style="background-color: transparent; text-align: inherit; font-size: 12pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/sleeptraining" title="https://primaku.page.link/sleeptraining" target="_blank">Kelas Sleep Training bersama dr. Frecillia Regina, Sp.A, IBCLC</a><span style="background-color: transparent; text-align: inherit; font-size: 12pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">. Di kelas parenting ini, MomDad bisa belajar lebih dalam tentang rutinitas tidur, <span style="background-color: transparent; text-align: inherit; font-size: 12pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); font-style: italic; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">sleep hygiene<span style="background-color: transparent; text-align: inherit; font-size: 12pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">, serta metode <span style="background-color: transparent; text-align: inherit; font-size: 12pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); font-style: italic; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">sleep training<span style="background-color: transparent; text-align: inherit; font-size: 12pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> yang sesuai untuk si Kecil. Yuk, cari tahu lebih lanjut dengan mengakses kelasnya <span style="background-color: transparent; text-align: inherit; font-size: 12pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/sleeptraining" title="https://primaku.page.link/sleeptraining" target="_blank">di sini</a><span style="background-color: transparent; text-align: inherit; font-size: 12pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> atau kunjungi situs <a href="http://primaku.com/parenthood-institute" style="text-align: inherit;"><span style="font-size: 12pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(17, 85, 204); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; text-decoration-line: underline; text-decoration-skip-ink: none; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">primaku.com/parenthood-institute</a><span style="background-color: transparent; text-align: inherit; font-size: 12pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">.<span style="font-size: 14pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-weight: 700; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Referensi:<ol style="margin-top:0;margin-bottom:0;padding-inline-start:48px;"><li dir="ltr" style="list-style-type: decimal; font-size: 12pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre;" aria-level="1"><span style="font-size: 12pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Chang, A. M., et al. (2015). Evening use of light-emitting eReaders negatively affects sleep, circadian timing, and next-morning alertness. PNAS, 112(4), 1232-1237.</li><li dir="ltr" style="list-style-type: decimal; font-size: 12pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre;" aria-level="1"><span style="font-size: 12pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ahmad Fadzil. Factors Affecting the Quality of Sleep in Children. Children (Basel). 2021 Feb; 8(2): 122.</li><li dir="ltr" style="list-style-type: decimal; font-size: 12pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre;" aria-level="1"><span style="font-size: 12pt; font-family: Roboto, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sekartini R. Sleep for optimal growth and development. Dipresentasikan dalam webinar PKB Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. Sleep training and nutrients to support learning foundation. 20 Maret 2021.</li></ol>

Ternyata Ini Alasannya Kenapa Anak Perlu Punya Rutinitas Tidur

ternyata-ini-alasannya-kenapa-anak-perlu-punya-rutinitas-tidur-1738339529522

Salah satu penyebab berat badan anak sulit naik adalah porsi MPASI yang kurang sesuai. Agar tumbuh kembangnya optimal, pastikan si Kecil mendapatkan nutrisi cukup dari karbohidrat, protein, dan lemak setiap harinya. Yuk, simak panduan takaran MPASI dari dr. Meta Hanindita, Sp.A(K) berikut! <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/3e57a5f4af921992e945305b1c412b310_1738333657586.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="WhatsApp Image 2025-01-31 at 22.18.36 (1).jpeg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 562px; min-height: 0px;"> <div><div> </div><div>Karbohidrat (Takaran Per-kali Makan)</div><div>Usia 6-8 bulan:</div><ul><li><div>20-30 gram nasi</div></li><li><div>50 gram nasi tim</div></li><li><div>50 gram atau ½ kentang berukuran sedang</div></li></ul><div> </div><div>Usia 9-11 bulan:</div><ul><li><div>25-40 gram nasi</div></li><li><div>60-80 gram nasi tim</div></li><li><div>70 gram kentang</div></li></ul><div> </div><div>Usia 12-23 bulan:</div><ul><li><div>50-70 gram nasi</div></li><li><div>80-130 gram nasi tim</div></li><li><div>75-130 gram kentang</div></li></ul><div> </div><div>Protein (Takaran Per-hari)</div><div>Usia 6-8 bulan:</div><ul><li><div>30-45 gram daging ayam (1 potong sedang)</div></li><li><div>20-30 gram hati ayam (1 potong sedang)</div></li><li><div>30-45 gram ikan (⅓ potong sedang)</div></li><li><div>25-40 gram udang (4-6 udang sedang)</div></li><li><div>50-75 gram tempe (2-2 ½ potong sedang)</div></li><li><div>1 butir telur ayam</div></li></ul><div> </div><div>Usia 9-11 bulan:</div><ul><li><div>45-60 gram daging ayam (1-1 ½ potong sedang)</div></li><li><div>30-50 gram hati ayam (1-1 ½ potong sedang)</div></li><li><div>45-60 gram ikan</div></li><li><div>37,5-55 gram udang (5-8 udang sedang)</div></li><li><div>75-110 gram tempe (2 ½ - 3 ¼ potong sedang)</div></li><li><div>1-1 ½ butir telur ayam</div></li></ul><div> </div><div>Usia 12-23 bulan:</div><ul><li><div>80-120 gram daging ayam (2-3 potong sedang)</div></li><li><div>60-90 gram hati ayam (2-3 potong sedang)</div></li><li><div>80-120 gram ikan</div></li><li><div>70-100 gram udang (10-15 udang sedang)</div></li><li><div>140-200 gram tempe (2 ¾ - 3 ½ potong sedang)</div></li><li><div>2-3 butir telur ayam</div></li></ul><div> </div><div>Lemak (Takaran Per-kali Makan)</div><div>Usia 6-8 bulan:</div><ul><li><div>2,5 ml (½ sdt) minyak kelapa/jagung/kedelai</div></li><li><div>20 gram santan</div></li></ul><div> </div><div>Usia 9-11 bulan:</div><ul><li><div>5 ml (1 sdt) minyak kelapa/jagung/kedelai</div></li><li><div>30-40 gram santan</div></li></ul><div> </div><div>Usia 12-23 bulan:</div><ul><li><div>7,5 ml (1 ½ sdt) minyak kelapa/jagung/kedelai</div></li><li><div>40-50 gram santan</div></li></ul><div> </div><div>Selain memastikan takaran MPASI cukup, MomDad juga perlu menerapkan responsive feeding agar anak terbiasa makan sesuai jadwal. Jangan sampai si Kecil mengalami kurang gizi karena MPASI yang tidak adekuat! Kalau masih bingung menyusun menu MPASI yang tepat atau menghadapi tantangan anak susah makan, yuk, ikuti <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/mpasi101" title="https://primaku.page.link/mpasi101" target="_blank">Kelas MPASI 101 bersama dr. Nunki Andria, Sp.A &amp; Ched Nadya Puteri</a><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/mpasi101" title="https://primaku.page.link/mpasi101" target="_blank">&nbsp;</a>untuk belajar langsung dari ahlinya serta <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" title="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" target="_blank">Kelas Tantangan MPASI bersama dr. Citra Amelinda, Sp.A, IBCLC, MKes</a>, untuk mendapatkan solusi serta panduan yang lebih intensif tentang permasalahan makan anak dengan strategi makan yang lebih efektif. Klik banner di bawah untuk membeli kelasnya secara bundling.</div></div><div> </div><div style="text-align: center;"><a href="https://primaku.page.link/mpasimasterclass" target="_blank"><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/8a3a438104ef7a4f5e873b1034b1323f92_1740538653812.png" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="mpasi-masterclass.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px; max-height: 821px;"></a> ﻿﻿ </div><div><div style=""> </div><div style="">Referensi: Mommyclopedia 78 Resep MPASI oleh dr. Meta Hanindita, Sp.A(K)</div><div style="font-size: 12pt;"> </div></div>

Cek Panduan Berapa Takaran MPASI yang Tepat untuk Cegah BB Seret

cek-panduan-berapa-takaran-mpasi-yang-tepat-untuk-cegah-bb-seret-1738339547159

Bahan:<ul><li style="font-size: 12pt;">60 gr (4 sdm) nasi</li><li style="font-size: 12pt;">45 gr (½ hati ayam ukuran sedang), cincang halus</li><li style="font-size: 12pt;">10 gr bayam, iris kecil</li><li style="font-size: 12pt;">60 ml (4 sdm) santan</li><li style="font-size: 12pt;">½ batang serai</li><li style="font-size: 12pt;">½ ruas kunyit</li><li style="font-size: 12pt;">1 helai daun jeruk</li><li style="font-size: 12pt;">Garam secukupnya (jika diperlukan)</li></ul> Bumbu Halus:<ul><li style="font-size: 12pt;">½ siung bawang putih</li><li style="font-size: 12pt;">½ buah bawang merah</li></ul> Cara Membuat:<ul><li style="font-size: 12pt;">Rebus santan bersama bumbu halus, serai, kunyit, dan daun jeruk hingga mendidih.</li><li style="font-size: 12pt;">Masukkan hati ayam, aduk dengan api kecil hingga mengental.</li><li style="font-size: 12pt;">Tambahkan bayam dan garam, masak hingga matang, lalu tiriskan.</li><li style="font-size: 12pt;">Buang serai, kunyit, dan daun jeruk.</li><li style="font-size: 12pt;">Campurkan dengan nasi, lalu saring sesuai tekstur yang diinginkan.</li></ul><div> </div><div>Setelah mencoba resep MPASI sederhana ini, kini saatnya untuk belajar lebih dalam tentang MPASI yang tepat untuk si Kecil! Yuk, ikuti Kelas Parenting dimana MomDad juga akan belajar langsung tentang pengenalan, jadwal, hingga cara memberi MPASI yang tepat untuk mendukung tumbuh kembang si Kecil bersama dokter spesialis anak.&nbsp;</div><div> </div><div><div style="">Pilih kelas yang sesuai dengan kebutuhan MomDad:</div><div style=""> </div><div style="">🍽&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/mpasimasterclass" title="" target="_blank">MPASI Masterclass</a>–&nbsp;Panduan lengkap dari dasar hingga tantangan MPASI (Rp 215.000)</div><div style="">🥛 <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/LactationNkit" title="https://primaku.page.link/LactationNkit" target="_blank">Lactation &amp; Nutrition Kit </a>– Paket lengkap MPASI &amp; laktasi untuk mendukung tumbuh kembang si kecil (Rp 315.000)</div><div style="">👶<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/mpasi101" title="https://primaku.page.link/mpasi101" target="_blank"> Kelas MPASI 101 </a>– Dasar-dasar MPASI biar makin percaya diri (Rp 115.000)</div><div style="">🍲<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" title="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" target="_blank"> Kelas Tantangan MPASI </a>– Solusi menghadapi GTM dan picky eater (Rp 115.000)</div></div><div style=""> </div><div style="">Beli&nbsp;sekarang dan berikan MPASI terbaik untuk si kecil!</div>

Resep MPASI: Bubur Hati Ayam Kalio BB Booster

resep-mpasi--bubur-hati-ayam-kalio-bb-booster-1738339928938

Bahan:<ul><li style="font-size: 12pt;">2 sdm pisang halus</li><li style="font-size: 12pt;">1 sdm santan</li><li style="font-size: 12pt;">1/4 butir telur</li><li style="font-size: 12pt;">Daun pisang secukupnya</li></ul> Cara Membuat:<ul><li>Kocok telur hingga rata.</li><li>Tambahkan pisang halus dan santan, aduk hingga tercampur.</li><li>Masukkan 3-4 sendok makan adonan ke dalam daun pisang, atau bisa juga ke wadah tahan panas.</li><li>Kukus selama 10-20 menit hingga matang.</li><li>Sajikan hangat.</li></ul><div>Selamat re-cook resep MPASI di atas ya, MomDad! Psst, buat MomDad yang mau belajar lebih dalam tentang MPASI yang tepat untuk si Kecil, yuk, ikuti Kelas MPASI 101 bersama dr. Nunki Andria Samudra, Sp.A dan Chef Nadya Puteri. Selain ada tutorial resep praktis dari Chef Nadya, MomDad juga akan belajar tentang cara memperkenalkan MPASI, jadwal yang tepat, dan tips untuk mendukung tumbuh kembang si Kecil bersama dokter spesialis anak. Klik <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/mpasi101" title="https://primaku.page.link/mpasi101" target="_blank">di sini</a> untuk akses kelasnya atau langsung kunjungi <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/parenthood-institute/super-class/0192f50b-7d4a-7986-9d76-c81a098686d9" title="https://primaku.com/parenthood-institute/super-class/0192f50b-7d4a-7986-9d76-c81a098686d9" target="_blank">primaku.com/parenthood-institute</a>.</div>

Resep Camilan BB Booster: Barongko Daun Pisang 

resep-camilan-bb-booster--barongko-daun-pisang--1738556557935

Beberapa anak memang butuh waktu lebih lama untuk menghabiskan makanannya, terutama saat masih belajar mengenal tekstur makanan. Tapi kalau kebiasaan mengemut makanan terus berlanjut, ini bisa jadi tanda masalah yang berisiko pada tumbuh kembangnya. Yuk, kenali penyebab dan cara mengatasinya. Kenapa Anak Sering Mengemut Makanan?Anak yang sering mengemut makanan biasanya tidak fokus saat makan, terlalu banyak distraksi, atau kesulitan mengunyah makanan dengan tekstur tertentu. Jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa berdampak buruk pada asupan nutrisinya. Beberapa penyebab anak sering mengemut makanan:<ul><li>Terlalu banyak distraksi saat makan, misalnya sambil menonton TV atau bermain gadget</li><li>Belum terbiasa dengan tekstur makanan yang lebih padat</li><li>Sedang tidak ingin makan atau mengalami gerakan tutup mulut (GTM)</li><li>Sedang sakit sehingga tidak nyaman saat makan</li></ul> Bahaya Anak Sering Mengemut Makanan<ul><li>Berat badan sulit naik Anak yang sering mengemut makanan cenderung hanya memilih makanan yang lembut, manis, atau tinggi tepung, sehingga nutrisinya tidak seimbang. Ini bisa membuat pertumbuhan terhambat.</li><li>Pencernaan bermasalah Mengunyah adalah bagian penting dari proses pencernaan. Jika makanan tidak dikunyah dengan baik, tubuh sulit menyerap nutrisi, dan anak bisa mengalami masalah pencernaan seperti sembelit atau perut kembung.</li></ul> Cara Mengatasi Kebiasaan Mengemut Makanan<ul><li>Jauhkan distraksi saat makan. Matikan TV, jauhkan gadget, dan ajak anak fokus pada makanannya.</li><li>Berikan variasi makanan agar anak lebih tertarik mencoba dan tidak bosan.</li><li>Terapkan feeding rules dengan durasi makan maksimal 30 menit agar anak tidak terbiasa makan terlalu lama.</li><li>Potong makanan menjadi lebih kecil agar lebih mudah dikunyah tanpa perlu diemut terlalu lama.</li><li>Tingkatkan tekstur makanan secara bertahap meskipun anak belum memiliki gigi.</li><li>Kenalkan finger food untuk membantu anak lebih eksploratif dan tertarik mencoba makan sendiri.</li></ul> Membantu anak mengunyah dengan benar adalah langkah penting untuk memastikan asupan gizinya cukup dan tumbuh kembangnya optimal. Jika MomDad butuh panduan lebih lanjut dalam pemberian MPASI dan cara mengatasi tantangan makan anak, ikuti <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/mpasi101" title="https://primaku.page.link/mpasi101" target="_blank">Kelas MPASI 101</a> &amp; <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" title="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" target="_blank">Kelas Tantangan MPASI</a> di SuperClass Parenthood Institute atau MomDad bisa mengakses situs <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/parenthood-institute" title="https://primaku.com/parenthood-institute" target="_blank">primaku.com/parenthood-institute</a>!Di kelas tersebut, MomDad bisa belajar langsung dari ahlinya tentang cara memberikan MPASI yang tepat, mengatasi GTM, serta strategi makan yang efektif untuk mendukung pertumbuhan anak. Yuk, dapatkan akses kelasnya sekarang dan pastikan si Kecil mendapatkan nutrisi terbaik di masa MPASI! Referensi: Food and choking in children. Diakses dari <a class="e-rte-anchor" href="https://www.health.govt.nz/your-health/healthy-living/food-activity-and-sleep/food-related-choking-young-children/developing-chewing-and-swallowing-skills" title="https://www.health.govt.nz/your-health/healthy-living/food-activity-and-sleep/food-related-choking-young-children/developing-chewing-and-swallowing-skills" target="_blank">health.govt.nz</a>

Tak Semua Snack Bayi Aman, Begini Cara Memilih yang Tepat!

Tak Semua Snack Bayi Aman, Begini Cara Memilih yang Tepat!

Meninggal akibat Pneumonia, Waspadai Komplikasi Influenza yang Dialami Barbie Hsu

Meninggal akibat Pneumonia, Waspadai Komplikasi Influenza yang Dialami Barbie Hsu

Speech Delay & Speech Disorder Tak Sama, Bagaimana Membedakannya?

Speech Delay & Speech Disorder Tak Sama, Bagaimana Membedakannya?

Ternyata Ini Alasannya Kenapa Anak Perlu Punya Rutinitas Tidur

Ternyata Ini Alasannya Kenapa Anak Perlu Punya Rutinitas Tidur

Cek Panduan Berapa Takaran MPASI yang Tepat untuk Cegah BB Seret

Cek Panduan Berapa Takaran MPASI yang Tepat untuk Cegah BB Seret

Resep MPASI: Bubur Hati Ayam Kalio BB Booster

Resep MPASI: Bubur Hati Ayam Kalio BB Booster

Resep Camilan BB Booster: Barongko Daun Pisang

Resep Camilan BB Booster: Barongko Daun Pisang

Hati-Hati, Anak Sering Mengemut Makanan Bisa Bikin BB Seret & Kurang Gizi

Hati-Hati, Anak Sering Mengemut Makanan Bisa Bikin BB Seret & Kurang Gizi