<table class="e-rte-table" style="width: 1059.33px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="width: 529.167px;">Nama Kegiatan</td><td style="width: 529.167px;" class="">Mari Menjemur Baju</td></tr><tr><td class="" style="width: 529.167px;">Usia</td><td style="width: 529.167px;" class="">2-3 tahun</td></tr><tr><td style="width: 529.167px;">Ranah Perkembangan​</td><td style="width: 529.167px;" class="">Motor kasar, motor halus, dan bahasa. </td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li style="text-align: justify;">Tali rafia</li><li style="text-align: justify;">5 buah penjepit pakaian</li><li style="text-align: justify;">5 buah handuk atau baju bayi berukuran kecil</li></ul>Cara Bermain:<ul><li style="text-align: justify;">Bentangkan tali rafia dengan ketinggian yang terjangkau si Kecil.</li><li style="text-align: justify;">Ajak anak menggantungkan handuk atau baju di tali rafia.</li><li style="text-align: justify;">Jepit handuk atau baju dengan penjepit pakaian.</li></ul>Sumber: <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.hellowonderful.co/post/colander-pipe-cleaner-fine-motor-activity/" title="https://www.hellowonderful.co/post/colander-pipe-cleaner-fine-motor-activity/">https://www.hellowonderful.co/post/colander-pipe-cleaner-fine-motor-activity/ </a>

Stimulasi Anak Usia 2-3 Tahun: Mari Menjemur Baju!

stimulasi-anak-usia-2-3-tahun--mari-menjemur-baju-

Begitu bayi menginjak usia 6 bulan, MomDad pasti mulai excited mempersiapkan makanan pendamping ASI (MPASI). Di masa ini, kebutuhan nutrisi bayi tidak lagi dapat terpenuhi hanya dari ASI. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menganjurkan agar bayi harus diberikan MPASI begitu usianya menginjak 6 bulan. Namun, pada beberapa kasus, bayi justru belum siap memulai MPASI. Lantas, apa yang perlu orang tua lakukan?Tanda-tanda si Kecil belum siap MPASIUsia 6 bulan merupakan masa-masa penting dalam kehidupan anak, karena pada usia ini umumnya bayi mulai dapat diperkenalkan dengan MPASI. Pada beberapa kondisi atau indikasi yang disarankan oleh dokter, MPASI dapat dimulai diberikan pada usia 4-6 bulan. Namun, pemberian MPASI sebenarnya tidak hanya soal usia dan berat badan, tetapi juga harus mempertimbangkan kesiapan bayi, di antaranya:<ul><li style="text-align: justify;">Secara enzimatik. Kesiapan makan ditandai dengan kematangan enzim untuk mencerna sumber karbohidrat dan protein utuh, yaitu pada usia 4-6 bulan.</li><li style="text-align: justify;">Secara motorik. Bayi harus sudah mampu menegakkan leher, duduk dengan bantuan, dan refleks melepeh harus sudah berkurang.</li><li style="text-align: justify;">Secara psikologis. Kesiapan makan ditunjukkan dengan ketertarikan bayi untuk ikut makan saat melihat orangtua makan.</li></ul>Jika orang tua belum menjumpai tanda-tanda kesiapan makan seperti di atas, hal itu bisa mengindikasikan bahwa si Kecil belum siap untuk diberi MPASI.Penyebab bayi belum siap MPASIKesiapan MPASI ditandai dengan tiga aspek yang disebutkan di atas. Bayi dengan perkembangan normal akan menunjukkan kesiapan pada usia sekitar 4-6 bulan. Namun, ada beberapa kondisi yang menyebabkan bayi tidak “siap” sekalipun usianya sudah mencapai usia MPASI, di antaranya:<ul><li style="text-align: justify;">Gangguan otot dan persarafan (neuromuscular disorder) seperti palsi serebral, kelainan kongenital yang menyebabkan gangguan fungsi dan struktur rongga mulut serta saluran cerna.</li><li style="text-align: justify;">Keterlambatan perkembangan umum (global developmental delay) yang menyebabkan anak memiliki keterlambatan dalam setidaknya 2 ranah perkembangan.</li><li style="text-align: justify;">Kelainan metabolisme bawaan.</li></ul>Cara memperkenalkan MPASI pada bayi<ul><li style="text-align: justify;">Periode usia 6-9 bulan adalah periode emas memperkenalkan berbagai makanan baru. Pada periode ini, anak terbuka dan penasaran terhadap berbagai jenis makanan. Pengenalan MPASI sebaiknya menggunakan menu lengkap yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang diberikan dalam tekstur yang sesuai.</li><li style="text-align: justify;">Tekstur MPASI dimulai dari bubur halus, yang biasanya diblender atau disaring, lalu diikuti dengan bubur kasar (tanpa disaring atau diblender), dan dengan jumlah air yang makin lama makin sedikit. Kedua tekstur ini diperkenalkan secara bertahap, dari halus menjadi semakin kasar, pada rentang usia 6-9 bulan.</li><li style="text-align: justify;">Pada usia sekitar 7-8 bulan, bayi juga bisa mulai diperkenalkan dengan tekstur finger food atau makanan yang bisa dia genggam sendiri. Makanan ini bisa digenggam oleh bayi tetapi harus bisa segera menjadi lembek ketika terkena air ludah sehingga tidak menimbulkan risiko tersedak, karena pada usia ini sangat mungkin bayi belum mampu mengunyah dengan baik.</li><li style="text-align: justify;">Nasi tim dengan konsistensi yang makin lama semakin menyerupai nasi lembek dan makanan yang dicincang halus (minced) atau dicincang kasar (chopped) secara bertahap dapat diberikan pada usia 9-12 bulan. Pada usia 12 bulan, anak diharapkan telah mampu menerima makanan keluarga seperti nasi dengan lauk yang dipotong kecil-kecil sesuai dengan kemampuan oromotor anak.</li><li style="text-align: justify;">Bayi memerlukan&nbsp; stimulasi tekstur MPASI untuk mengasah keterampilan oromotornya (keterampilan untuk mengunyah dan menelan makanan). Bayi yang terlambat diperkenalkan MPASI, atau anak yang terus mendapatkan makanan halus, cenderung susah makan atau menolak makanan baru di atas usia 1 tahun.</li></ul>Semoga setelah membaca penjelasan di atas, terjawab sudah ya rasa penasaran MomDad.Untuk mengetahui lebih banyak konten informatif lainnya mengenai MPASI, MomDad bisa mengikuti instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a>, serta membaca artikelnya di aplikasi PrimaKu atau website <a class="e-rte-anchor" href="http://www.primaku.com/" title="http://www.primaku.com/" target="_blank">primaku.com</a>.&nbsp;Suka dengan penjelasan di atas? Yuk, like, save, dan share artikelnya!Sumber foto:&nbsp;FreepikReferensi:&nbsp;Yuliarti K. Apa yang Perlu Ibu Ketahui tentang MPASI. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2017Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.<div style="text-align: justify;"> </div>

Bayi Belum Siap MPASI? Yuk, Ketahui Tanda, Penyebab, dan Cara Mengatasinya!

bayi-belum-siap-mpasi--yuk--ketahui-tanda--penyebab--dan-cara-mengatasinya-

Efek samping setelah imunisasi wajar dirasakan. Selain rasa sakit karena disuntik, tak menutup kemungkinan imunisasi menyebabkan bengkak dan kemerahan. Hal ini disebabkan oleh peradangan saat imunisasi dan kemudian timbul pembengkakan.&nbsp;Umumnya, imunisasi tidak mendatangkan efek samping berbahaya. Sakit yang dirasakan karena disuntik pun bersifat ringan dan hanya sementara. Namun, sebelum MomDad curiga berlebihan dan panik, coba deh cermati apakah situasi tersebut normal atau memerlukan pemeriksaan lebih lanjut dengan membaca artikel berikut ini.Lama waktu bengkak pasca imunisasiBeberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah imunisasi adalah demam ringan, sakit kepala, nyeri otot, dan sendi. Bengkak dan kemerahan juga salah satu efek yang paling sering terjadi, kondisi ini dinamakan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).Kalau MomDad melihat adanya bengkak pada bayi, bisa jadi itu merupakan satu pertanda bahwa tubuh mulai bereaksi membentuk kekebalan pada penyakit. Peradangan ini umumnya menghilang dalam 2-3 hari.Apa yang harus dilakukan jika bengkak tidak membaik?MomDad bisa mencermati keadaan tubuh bayi setelah imunisasi, karena yang perlu diwaspadai justru reaksi alergi pasca imunisasi. Pasalnya, reaksi alergi anafilaktik justru yang berbahaya dan bisa mengancam jiwa walaupun sangat jarang terjadi.Jika bengkak berlangsung terlalu lama, apalagi jika tampak mengganggu anak, MomDad bisa segera berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.Cara menghilangkan bengkak setelah si kecil imunisasiAda beberapa cara yang bisa MomDad lakukan untuk menghilangkan bengkak pada si Kecil, seperti berikut ini:Kompres dinginCara yang paling mudah dilakukan untuk mengurangi bengkak pasca imunisasi adalah dengan mengompres dingin pada bengkak. Kompres dingin bisa meminimalisir peradangan dan kerusakan pembuluh darah penyebab kemerahan.&nbsp;MomDad bisa mengompres dengan kain kasa yang dicelupkan ke air dingin. Sebaiknya tidak lebih dari 20 menit, ya.&nbsp;Memberikan obat pereda nyeriJika setelah dikompres si Kecil masih rewel dan merasa tidak nyaman, coba untuk memberikan obat pereda nyeri. Namun, obat yang diberikan pastikan sudah sesuai dengan anjuran dokter, ya.Memberikan lebih banyak asupan cairanBengkak pada imunisasi bisa saja disertai demam. Walaupun itu merupakan hal yang umum terjadi, tapi sebaiknya MomDad memberikan lebih banyak asupan cairan agar si Kecil tidak semakin dehidrasi.Dehidrasi bisa menyebabkan suhu tubuh bayi meningkat, untuk perlu memberi asupan cairan yang cukup. Jika bayi sudah bisa minum air putih maka MomDad bisa memberikannya. Namun, jika bayi masih bergantung pada ASI, maka memberi ASI pun tidak masalah. Selain itu, jus buah atau kuah dalam MPASI bayi juga bisa membantu menambah asupan cairan dalam tubuhnya.Nah, itu dia beberapa hal yang perlu MomDad ketahui. Bengkak bekas imunisasi merupakan hal yang umum terjadi. MomDad bisa mengurangi bengkaknya dengan tindakan sederhana seperti mengompresnya. Jika lebih dari 5 hari tidak kunjung membaik, konsultasikan ke dokter untuk tindakan selanjutnya, ya.Untuk mengetahui lebih banyak konten informatif lainnya mengenai tumbuh kembang anak, MomDad bisa mengikuti Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> atau dengan membaca artikelnya di aplikasi PrimaKu.&nbsp;Suka dengan penjelasan di atas? Yuk, like, save, dan share artikelnya!Sumber foto: PexelsArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.<div style="text-align: justify;"> </div>

Tips Menghilangkan Bengkak pada Bayi setelah Imunisasi

tips-menghilangkan-bengkak-pada-bayi-setelah-imunisasi

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr style="height: 29px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 18.1227%;">Kategori </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 81.7844%;">Makanan utama</td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 18.1227%;">Waktu memasak</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 81.7844%;">30 - 45 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 18.1227%;">Usia </td><td style="vertical-align: top; width: 81.7844%;" class="">6-8 bulan</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 18.1227%;">Porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 81.7844%;" class="">3 porsi</td></tr><tr style="height: 53px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 18.1227%;">Fun facts</td><td style="vertical-align: top; width: 81.7844%;" class="">Kandungan daging kaya akan zat besi yang baik untuk perkembangan otak, pembentukan sel darah merah dan seng yang diperlukan dalam metabolisme sel serta menunjang pertumbuhan tinggi badan. </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 18.1227%;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 81.7844%;" class="">194 kkal energi7,6 gram karbohidrat14 gram lemak10 gram protein1,3 mg zat besi1,6 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li>100 g kentang, kupas, potong dadu</li><li style="font-size: 12pt;">90 g daging sapi cincang</li><li>3 butir telur puyuh</li><li>30 g wortel parut</li><li>1 sdt mentega</li><li>250 ml kaldu sapi</li><li>1 sdm bawang bombai, cincang</li><li>Minyak untuk menggoreng</li></ul>Cara membuat:<ul><li>Panaskan minyak. Goreng kentang hingga matang. Angkat dan tiriskan.</li><li style="font-size: 12pt;">Panaskan mentega. Tumis bawang bombai hingga harum.</li><li>Masukkan daging sapi cincang. Tuangkan 50 ml kaldu. Masak hingga berubah warna.</li><li>Masukkan kentang, wortel, dan telur puyuh. Tuangkan seluruh sisa kaldu. Masak dengan api kecil hingga matang. Sajikan hangat.</li></ul><div><div>Referensi: Menu MPASI 911 6-24 Bulan ke Atas oleh Safira Devina, dr. Conny Tanjung Sp.A(K) &amp; dr. Titis Prawitasari Sp.A(K):&nbsp; Bunny &amp; Monky</div><div>Ilustrasi foto:&nbsp;Shutterstock</div></div>

Puree Kentang Daging Sapi

puree-kentang-daging-sapi-1677070201203

<table class="e-rte-table" style="width: 1059.33px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="width: 529.167px;">Nama Kegiatan</td><td style="width: 529.167px;" class="">Keranjang medusa</td></tr><tr><td class="" style="width: 529.167px;">Usia</td><td style="width: 529.167px;" class="">1-2 tahun</td></tr><tr><td style="width: 529.167px;">Ranah Perkembangan​</td><td style="width: 529.167px;" class="">Fine motor, kognitif, melatih fokus, dan pengenalan warna. </td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li style="text-align: justify;">Keranjang buah dengan lubang</li><li style="text-align: justify;">Pipe cleaner berbagai warna</li><li style="text-align: justify;">Lakban transparan</li></ul>Cara Bermain:<ul><li style="text-align: justify;">Lakban atau fiksasi keranjang di satu posisi agar tidak dapat ditarik anak.</li><li style="text-align: justify;">Minta anak untuk memasukkan pipe cleaner ke dalam lubang di keranjang.</li><li style="text-align: justify;">Perkenalkan berbagai warna yang digunakan selama anak bermain.</li></ul><div style="text-align: justify;">Sumber:&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://www.hellowonderful.co/post/colander-pipe-cleaner-fine-motor-activity/" title="https://www.hellowonderful.co/post/colander-pipe-cleaner-fine-motor-activity/">https://www.hellowonderful.co/post/colander-pipe-cleaner-fine-motor-activity/ </a></div>

Stimulasi Anak Usia 1-2 Tahun: Keranjang Medusa

stimulasi-anak-usia-1-2-tahun--keranjang-medusa

Setelah si Kecil sudah memulai MPASI, kebanyakan ibu ingin bereksperimen soal menu makanannya. Salah satu yang menjadi pertanyaan adalah bisa tidak ya mencampur ASI dengan MPASI? Terutama bagi Mom yang masih memiliki ASI perah (ASIP) berlimpah, tak ada salahnya untuk mencampurkannya dalam menu makanan anak. ASIP pun pada dasarnya bisa dicampurkan dengan berbagai jenis makanan, misalnya alpukat.&nbsp;Namun, mencampurkan ASIP dan MPASI tentu ada aturannya, MomDad. Nah, untuk itu PrimaKu akan membahasnya dalam artikel kali ini. Yuk simak!Bolehkah mencampur ASIP dengan MPASI?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1655972379595-b5750729.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="pexels-mart-production-7491407.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> ASI perah dapat digunakan bersama makanan yang disiapkan sebagai MPASI. Misalnya, untuk melarutkan MPASI. Nah, beberapa makanan yang bisa dilarutkan seperti sereal atau bubur bayi instan. Perlu diingat juga, MPASI adalah makanan pendamping ASI, bukan pengganti ASI. Jadi, MomDad tetap bisa memberikan ASI diluar MPASI si Kecil, ya.Bayi yang sudah mendapatkan ASI telah mengenal cita rasa ASI. Menambahkan ASI pada MPASI akan membantu membuat bayi merasakan cita-rasa yang sudah dikenalnya (familiar).Hal yang perlu diperhatikan saat mencampur ASIP dan MPASIAda banyak cara membuat MPASI, mulai dari memasaknya sendiri di atas kompor atau dengan slowcooker. Apabila ASI hendak dicampurkan ke dalam MPASI, pastikan bahwa MPASI tidak berada dalam keadaan panas, sebab suhu yang tinggi dapat merusak protein di dalam ASI. Jadi, jangan mencampurkan ASIP saat memasak makanan bayi di atas kompor, ya.&nbsp;MomDad juga perlu memastikan bahwa ASI perah yang digunakan masih dalam kondisi baik (tidak basi). Bila MPASI yang dicampur ASI perah tersebut tidak habis, sebaiknya segera dibuang, karena tidak bisa dimakan kembali.&nbsp;Nah, itu dia beberapa hal yang perlu MomDad ketahui mengenai mencampur ASI perah dengan MPASI. Pada dasarnya, ASIP tetap bisa dicampurkan dengan MPASI tetapi dengan aturan tidak dalam keadaan panas.&nbsp;Untuk mengetahui lebih banyak konten informatif lainnya mengenai ASIP dan MPASI, MomDad bisa mengikuti instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> atau dengan membaca artikelnya di aplikasi PrimaKu.&nbsp;Suka dengan penjelasan di atas? Yuk, like, save, dan share artikelnya!Sumber foto: iStockArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.<div style="text-align: justify;"> </div>

Mencampur ASI Perah dengan MPASI, Boleh Enggak ya?

mencampur-asi-perah-dengan-mpasi--boleh-enggak-ya-

Perkembangan bayi mulai dari lahir hingga ia beranjak besar merupakan hal yang paling ditunggu oleh orang tua. Bayi baru lahir akan belajar memahami lingkungannya melalui suara, sentuhan, bau, rasa, serta penglihatan.Meskipun masih samar-samar, penglihatan merupakan salah satu indera yang belum berkembang sempurna saat bayi lahir. Dibutuhkan beberapa bulan untuk penglihatan bayi bisa berkembang sepenuhnya. Tapi, kalau rangsangan yang diberikan dengan tepat, tentu akan sangat membantu si Kecil untuk menikmati dunia sepenuhnya dengan segera.Nah, untuk mengetahui tahapan penglihatan bayi mulai dari newborn hingga setahun pertama usianya, MomDad bisa menyimak artikel ini sampai bawah, ya. Yuk, lihat apa saja yang dilalui si kecil dalam penglihatannya!Newborn hingga 2 bulan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1655967120796-277078ce.jpg" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="pexels-the-craft-wonder-421879 (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Saat baru lahir, penglihatan bayi memang belum sempurna. Namun, ada beberapa hal yang bisa ia bedakan, misalnya cahaya terang dan gelap. Dalam beberapa minggu seiring dengan retinanya yang berkembang, si Kecil mulai bisa melihat benda dengan warna cerah dan kontras.Di usia yang menginjak 1 bulan, seorang bayi mulai bisa fokus pada objek tertentu. Oleh karena itu, bayi mulai dapat memfokuskan mata untuk melihat wajah MomDad di usianya ini. Ia pun mulai tertarik pada objek yang dekat dengannya.Usia 2 hingga 4 bulan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1655967143712-747e9d33.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="pexels-polina-tankilevitch-3875217 cop.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Pada usia ini, MomDad mungkin akan melihat mata si Kecil tampak juling atau bergerak kesana kemari. Dalam kebanyakan kasus, hal ini adalah normal. Namun, kalau MomDad merasa ada yang janggal, coba langsung konsultasikan dengan dokter anak, ya.Di usia 2 bulan, bayi biasanya sudah bisa mengikuti objek yang bergerak. Hal ini karena koordinasi visual bayi sudah mulai meningkat dan koordinasi mata serta lengan juga sudah mampu mengikuti gerakan di dekatnya.Pada usia 3 bulan, mata bayi sudah bisa bekerjasama untuk melacak objek yang bergerak dan berusaha untuk meraihnya. MomDad bisa merangsang perkembangan penglihatan bayi dengan mainan yang dapat digenggam dan digerakan.&nbsp;Usia 5 hingga 8 bulan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1655967262497-dfb0eb19.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1178789300-170667a(9)(10)(11).png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Saat si Kecil menginjak usia 5 bulan, kemampuan bayi untuk melihat seberapa jauh objek semakin berkembang. Hal ini disebut dengan depth perception yang berkembang lebih baik.Si Kecil juga sudah mulai bisa melihat dunia sekitarnya dalam 3 dimensi (3D). Ia juga memiliki penglihatan warna yang lebih baik dari sebelumnya, meskipun belum sesempurna orang dewasa.Kalau MomDad sadari, bayi di rentang usia 5-8 bulan juga sudah bisa melihat MomDad dari sudut kamar, lho! Mungkin ia akan menggerakan badannya ketika melihat MomDad atau objek dari kejauhan. Bahkan, ia bisa mengingat bentuk benda sekalipun hanya sebagian.Usia 9 hingga 12 bulan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1655967272160-7a2cf1a3.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="pexels-meruyert-gonullu-7499399 cop.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Pada usianya yang menginjak 9 bulan, bayi umumnya sudah dapat memperkirakan jarak, seiring ia semakin banyak bergerak. Di usia ini juga, penglihatan bayi sudah mendekati sempurna, ia mampu melihat lebih tajam dan mulai bisa mengambil benda yang sangat kecil.&nbsp;Di usia 1 tahun, penglihatan bayi semakin terlihat jelas, sehingga ia dapat dengan mudah mengenal orang-orang yang sudah dikenalnya, bahkan dari jarak jauh. Ia pun bisa menggenggam sesuatu di antara ibu jari dan telunjuknya dengan memperkirakan jarak jauh dan dekat, lho!Untuk itu, MomDad bisa merangsang perkembangan penglihatan bayi dengan meletakkan mainan favoritnya dan biarkan si Kecil untuk merangkak menggapai mainan tersebut.Nah, itu dia perkembangan penglihatan bayi dan kapan usia bayi bisa melihat dengan jelas. Jangan lupa untuk terus bermain dan merangsang kemampuan visualnya dengan berbagai mainan yang memiliki warna dan bentuk menarik, ya, MomDad.Untuk mengetahui lebih banyak konten informatif lainnya bisa dengan mengikuti instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> atau dengan membaca artikelnya di aplikasi PrimaKu atau website <a class="e-rte-anchor" href="http://www.primaku.com/" title="http://www.primaku.com/" target="_blank">primaku.com</a>.Suka dengan artikel ini? Yuk, like, save, dan share artikelnya!Sumber foto: PexelsArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.<div style="text-align: justify;"> </div>

Tahapan Penglihatan Bayi Mulai dari Lahir hingga Usia 1 Tahun

tahapan-penglihatan-bayi-mulai-dari-lahir-hingga-usia-1-tahun

Untuk menunjang tumbuh kembang si Kecil, setiap orang tua harus memenuhi kebutuhan nutrisinya. Salah satu yang wajib dipenuhi adalah zat besi yang sangat mempengaruhi fungsi kognitif, tingkah laku, dan pertumbuhannya. Jika bayi kekurangan zat besi, tak hanya mengganggu pertumbuhannya, tetapi juga bisa mengakibatkan anemia atau kekurangan sel darah merah. Karena itu, yuk, penuhi kebutuhan zat besi pada bayi dengan cara berikut!Zat besi dari ASIZat besi sangat mempengaruhi hemoglobin yang menjadi komponen penting dalam pembentukan sel darah merah. Saat dilahirkan, bayi memang sudah memiliki cadangan zat besi yang diperoleh dari ibunya. Di enam bulan pertama, bayi mendapatkan zat besi dari ASI yang diberikan ibu. Karena itu, MomDad perlu mengonsumsi banyak makanan yang kaya akan zat besi untuk mencukupi kebutuhan bayinya. Setelah enam bulan, penting bagi orang tua untuk memperhatikan asupan zat besi dalam MPASI.&nbsp;Kebutuhan zat besi bayi sesuai usianya, yaitu:<ul><li style="text-align: justify;">Usia 0–6 bulan: 0,3 mg zat besi per hari</li><li style="text-align: justify;">Usia 7–11 bulan: 7–11 mg zat besi per hari</li><li style="text-align: justify;">Usia 1–3 tahun: 7 mg zat besi per hari</li></ul>Zat besi heme vs non-heme<img src="https://storage.primaku.com/editor/1655954243622-c46b6ee2.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="nabati (freepik) - judul.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Zat besi yang berasal dari makanan terdiri dari heme dan non-heme. Zat besi heme berasal dari hemoglobin hewani, sedangkan non-heme berasal dari nabati atau tumbuhan. Berikut ini beberapa sumber zat besi yang berasal dari makanan yang bisa diberikan:Hati ayamMakanan yang mengandung zat besi tinggi yaitu hati ayam. Dalam 100 gram hati ayam mengandung kurang lebih 15,8 mg zat besi. Namun, perlu MomDad ingat, hati ayam mengandung kolesterol tinggi sehingga perlu bijak dalam mengonsumsinya.Kerang dan tiramDalam 100 gram tiram mengandung 15,6 mg zat besi. Selain mengandung zat besi, tiram mengandung zinc dan vitamin B12. Cara mengolahnya pun cenderung mudah dan sederhana sehingga cocok dimasukkan ke dalam menu MPASI anak maupun Mom konsumsi sendiri.BayamSayuran ini memang sudah dikenal memiliki kandungan zat besi yang tinggi. Dalam 100 gram bayam mengandung 5,7 mg zat besi non heme. Jangan lupa untuk memasaknya hingga benar-benar matang agar zat besi yang terkandung di dalamnya lebih mudah diserap tubuh.Hati sapiSelain hati ayam, pilihan makanan lain yang juga mengandung zat besi tinggi yaitu hati sapi. Dalam 100 gram hati sapi mengandung 4 mg zat besi yang baik bagi pertumbuhan anak.Daging sapi giling&nbsp;Dibandingkan jenis daging lain, daging sapi mengandung zat besi paling tinggi, yakni sebanyak 2,6 mg zat besi per 100 gram.Itu dia penjelasan mengenai dari mana MomDad bisa penuhi zat besi si Kecil. Semoga bermanfaat, ya.Jika ingin tahu lebih banyak mengenai tumbuh kembang anak, pantau terus artikel terbaru kami melalui aplikasi PrimaKu atau website <a class="e-rte-anchor" href="http://www.primaku.com/" title="http://www.primaku.com/" target="_blank">primaku.com</a>. Jangan lupa juga ikuti Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a>, karena ada banyak konten menarik seputar ibu dan anak yang sayang kalau dilewatkan.Suka dengan artikel ini? Yuk, like dan save artikelnya, MomDad!Sumber foto: PexelsArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.<div style="text-align: justify;"> </div>

Stimulasi Anak Usia 2-3 Tahun: Mari Menjemur Baju!

Stimulasi Anak Usia 2-3 Tahun: Mari Menjemur Baju!

Bayi Belum Siap MPASI? Yuk, Ketahui Tanda, Penyebab, dan Cara Mengatasinya!

Bayi Belum Siap MPASI? Yuk, Ketahui Tanda, Penyebab, dan Cara Mengatasinya!

Tips Menghilangkan Bengkak pada Bayi setelah Imunisasi

Tips Menghilangkan Bengkak pada Bayi setelah Imunisasi

Puree Kentang Daging Sapi

Puree Kentang Daging Sapi

Stimulasi Anak Usia 1-2 Tahun: Keranjang Medusa

Stimulasi Anak Usia 1-2 Tahun: Keranjang Medusa

Mencampur ASI Perah dengan MPASI, Boleh Enggak ya?

Mencampur ASI Perah dengan MPASI, Boleh Enggak ya?

Tahapan Penglihatan Bayi Mulai dari Lahir hingga Usia 1 Tahun

Tahapan Penglihatan Bayi Mulai dari Lahir hingga Usia 1 Tahun

Penuhi Kebutuhan Zat Besi untuk Bantu Pertumbuhan si Kecil dengan Asupan Ini!

Penuhi Kebutuhan Zat Besi untuk Bantu Pertumbuhan si Kecil dengan Asupan Ini!