Imunisasi merupakan tindakan pencegahan penyakit menular yang telah diakui efektivitasnya. Sejak lahir, seorang bayi direkomendasikan untuk mendapatkan berbagai imunisasi untuk mendapatkan kekebalan terhadap berbagai penyakit menular. Pemberian imunisasi tersebut terbagi atas dosis dasar dan dosis lanjutan. Beberapa dosis lanjutan tersebut masih diberikan hingga anak masuk sekolah dasar.
&nbsp;
Bulan Agustus merupakan bulan imunisasi anak sekolah (BIAS). Siapa saja anak sekolah yang menjadi sasaran BIAS? Program BIAS di Indonesia adalah pemberian imunisasi sebagai penguat atau booster kepada anak Sekolah Dasar kelas 1,2, dan 5. Tujuan BIAS ini adalah agar anak sekolah dan remaja dapat mempertahankan daya tahan setelah mendapatkan imunisasi dasar sebelumnya. Jenis imunisasi yang diberikan adalah imunisasi terhadap difteri dan tetanus menggunakan vaksin DT untuk anak kelas 1 SD dan Td untuk anak kelas 2 dan 5. Imunisasi lain yang diberikan adalah imunisasi terhadap campak dan rubella menggunakan vaksin MR untuk anak kelas 1 SD.
&nbsp;
Pelaksanaan program BIAS ini diatur oleh Puskesmas setempat yang bekerja sama dengan sekolah dan juga pemerintah daerah setempat. Informasi mengenai penyelenggaraan BIAS dilakukan oleh sekolah kepada orangtua. Selama masa pandemi, BIAS dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan, yaitu menjaga jarak, memakai masker, serta mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
&nbsp;
Pemberian imunisasi juga memperhatikan pedoman pemberian imunisasi pada masa pandemi. Anak yang sakit ditunda pemberian imunisasinya dan baru diberikan setelah anak dipastikan sehat. Demikian pula anak yang memiliki riwayat kontak dengan pasien terkonfirmasi, probable, maupun suspek COVID-19 ditunda imunisasinya sampai dipastikan anak tidak tertular.
&nbsp;
&nbsp;
<h3>Daftar bacaan:</h3>
<ol>
<li>Pedoman imunisasi di Indonesia edisi ke-5 tahun 2014.</li>
</ol>

Bulan Agustus, bulan imunisasi anak sekolah, lho!

bulan-agustus--bulan-imunisasi-anak-sekolah--lho-

Hai Sahabat PrimaKu, tahukah Anda bahwa bulan Februari dan Agustus ditetapkan pemerintah menjadi bulan vitamin A? Penasaran mengapa vitamin A begitu penting sehingga pemerintah mencanangkan bulan vitamin A? Yuk simak!
&nbsp;
<h1>Apa kegunaan vitamin A?</h1>
Vitamin A adalah mikronutrien esensial, atau mikronutrien yang tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga vitamin A harus diperoleh dari luar tubuh. Vitamin A diperlukan untuk menjaga kesehatan mata, kesehatan selaput lendir/ mukosa, kesehatan kulit (permukaan kulit luar maupun pemukaan kulit di dalam tubuh kita), kesehatan rambut, dan sistem reproduksi. Vitamin A juga sangat penting untuk menjaga fungsi imunitas atau kekebalan serta pertumbuhan kita, disamping juga mempunyai manfaat sebagai antioksidan. Kekurangan vitamin A dapat menimbulkan gangguan penglihatan dan meningkatkan kerentanan terhadap berbagai penyakit infeksi seperti campak dan diare, suatu hal yang masih banyak terjadi di negara-negara miskin atau negara-negara yang sedang berkembang.
&nbsp;
Vitamin A dalam makanan sehari-hari terbagi menjadi 2 bentuk, yaitu bentuk aktif dan bentuk belum aktif atau provitamin A. Bentuk aktif vitamin A yang juga disebut sebagai retinol banyak terdapat di dalam sumber makanan hewani seperti produk susu, hati, ikan, dan daging. Sedangkan bentuk belum aktifnya, yang juga disebut&nbsp; beta karoten, banyak terdapat di dalam sayuran dan buah-buahan yang berwarna kuning-jingga, atau berwarna hijau gelap.
<img src="https://drive.google.com/uc?id=1hEmi7DYjTZAWPaq-3t-F9D6X4QE_0iOv" alt="" width="661" height="238" />
<a href="https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/others/POSTER_VITAMIN_A_3-converted.pdf">(sumber gambar)</a>
&nbsp;
Lantas, mungkin Sahabat PrimaKu berpikir &ldquo;kalau begitu cukup dong anak kita diberikan sayur atau buah yang berwarna jingga atau &ldquo;oren-oren&rdquo;?&rdquo; Eits tunggu dulu. Untuk bisa bekerja, provitamin A atau beta karoten harus diubah ke bentuk aktif oleh tubuh. Nah sayangnya, diperlukan 6 kali lipat beta karoten untuk mendapatkan sejumlah vitamin A yang diperlukan tubuh.
&nbsp;
Pada Tabel 1 kita dapat melihat kebutuhan vitamin A pada berbagai kelompok usia, sedangkan pada Tabel 2 dan 3 kita dapat melihat kandungan vitamin A (retinol) atau beta caroten (pro-vitamin A) pada berbagai sumber bahan makanan.
<img src="https://drive.google.com/uc?id=1hFqLG-qYznPom3VAxkrm-aDXhcHxzeYQ" alt="" /><img src="https://drive.google.com/uc?id=1hFqLG-qYznPom3VAxkrm-aDXhcHxzeYQ" alt="" width="638" height="387" />
Nah kira-kira apalagi pilihannya?
<img src="https://drive.google.com/uc?id=1hVwOlw4ZRhWcg0MxfzOxejYRixU65q19" alt="" width="653" height="708" />
<a href="https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminA-HealthProfessional/">(sumber tabel)</a>
&nbsp;
&nbsp;
Nah tapi jangan buru-buru pusing dan ngeluarin kalkulator ya Sahabat PrimaKu! Untungnya pemerintah sudah menyediakan suplementasi vitamin A rutin 2 kali setahun yaitu di bulan Februari dan Agustus. <a href="https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/others/POSTER_VITAMIN_A_3-converted.pdf" target="_blank" rel="noopener">Cek posternya di link ini!</a>
&nbsp;
<h3>Referensi</h3>
<ol>
<li>Vitamin A Fact sheet for health professionals. https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminA-HealthProfessional/</li>
<li>Vitamin A supplementation in infants and children 6&ndash;59 months of age. https://www.who.int/elena/titles/vitamina_children/en/</li>
<li>Codgia G. Food sources of vitamin A and provitamin A specific to Africa: An FAO perspective. Food and Nutrition Bulletin 22: 2001. https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/156482650102200403</li>
<li>https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/others/POSTER_VITAMIN_A_3-converted.pdf</li>
</ol>

Seberapa pentingkah vitamin A untuk anak?

seberapa-pentingkah-vitamin-a-untuk-anak-

Pubertas merupakan salah satu tahapan perkembangan yang dapat menimbulkan perasaan khawatir pada remaja maupun orangtuanya. Pada masa ini terjadi berbagai perubahan pada diri remaja, baik perubahan fisik maupun perubahan emosional. Rentang usia normal anak perempuan untuk mulai mengalami pubertas adalah pada usia 8 hingga 13 tahun. Pada anak perempuan, tanda pertama pubertas adalah pertumbuhan payudara.
&nbsp;
Pubertas seorang anak perempuan dianggap terlambat apabila tidak ada tanda perkembangan seksual sekunder sama sekali, seperti tumbuhnya payudara dan rambut pubis, pada usia 13 tahun. Apabila anak sudah mengalami pertumbuhan payudara dan rambut pubis namun belum menstruasi pada usia 16 tahun atau 5 tahun setelah tumbuh payudara, maka ia juga dianggap mengalami keterlambatan pubertas.
&nbsp;
Salah satu sebab terlambatnya pubertas pada anak perempuan adalah kadar lemak tubuh yang sangat rendah, seperti pada gangguan makan (anoreksia atau bulimia). Olahraga yang berlebihan juga dapat menyebabkan pubertas terlambat pada atlet wanita.
&nbsp;
Penyebab lain pubertas terlambat anak perempuan yang berhubungan dengan kelainan bawaan adalah sindrom Turner. Sindrom Turner merupakan kelainan kromosom pada anak perempuan yang mengakibatkan keterlambatan pubertas. Ciri lain Sindrom Turner adalah tinggi badan yang pendek. Keterlambatan pubertas juga dapat terjadi pada anak yang menerima terapi radiasi maupun kemoterapi, terutama bila modalitas terapi tersebut mengenai indung telur ataupun kelenjar hipofisis di kepala.
&nbsp;
Kapan orangtua harus curiga anak perempuannya mengalami pubertas terlambat?
●&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Tidak ada pertumbuhan payudara sama sekali hingga usia 13 tahun
●&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Tidak ada pertumbuhan rambut pubis hingga usia 14 tahun
●&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Jarak antara mulainya pertumbuhan payudara dengan menstruasi pertama lebih dari 5 tahun
●&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Belum mengalami menstruasi pertama hingga usia 16 tahun walaupun sudah tumbuh payudara
&nbsp;
Sebagai catatan, anak yang sudah mengalami pertumbuhan payudara dan rambut pubis namun belum mengalami menstruasi tidak serta merta dapat dikatakan mengalami keterlambatan pubertas. Segera bawa anak Anda menemui dokter bila terdapat kecurigaan adanya pubertas terlambat. Terdapat beberapa pemeriksaan tambahan yang harus dilakukan dan juga beberapa pilihan terapi yang disesuaikan dengan penyebab terlambatnya pubertas.
&nbsp;
&nbsp;
<h3>Referensi</h3>
<ol>
<li>Kaplowitz PB. Delayed puberty. Diunduh dari https://pedsinreview.aappublications.org/content/pedsinreview/31/5/189.full.pdf, 5 Juli 2021.</li>
<li>Tang C, Gondal AZ, Damian M. Delayed puberty. Diunduh dari <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544322/">https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544322/</a>&nbsp; (5 Juli 2021). &nbsp;</li>
</ol>

Terlambat pubertas pada anak perempuan

terlambat-pubertas-pada-anak-perempuan

Pandemi virus corona yang telah berjalan hampir satu setengah tahun ini sudah mengubah berbagai keseharian kehidupan. Anjuran untuk menjaga jarak demi meminimalisasi kontak dan penyebaran virus membuat berbagai perusahaan menerapkan sistem working from home atau bekerja dari rumah. Namun tidak semua orangtua memiliki kemewahan untuk dapat bekerja dari rumah. Beberapa orangtua memiliki pekerjaan yang mengharuskannya tetap pergi keluar rumah. Lantas, bagaimana agar anak di rumah tidak tertular virus? Berikut beberapa hal yang dapat diterapkan oleh orangtua.
&nbsp;
1. Menerapkan protokol kesehatan yaitu : memakai masker 2 lapis sesuai anjuran, menjaga jarak, menghindari kerumunan, rajin mencuci tangan, dan melakukan vaksinasi. Dengan menerapkan protokol kesehatan, risiko orangtua tertular virus akan berkurang. Saat bekerja, orangtua diharapkan disiplin dalam menggunakan masker, menghindari saat makan bersama, dan sebisa mungkin mengurangi berada dalam ruangan tertutup dengan ventilasi yang kurang baik. Vaksinasi yang saat ini gencar diberikan oleh pemerintah sudah semakin mudah, sehingga orangtua perlu segera mendapatkan vaksinasi agar mendapatkan perlindungan tambahan.
&nbsp;2. Setibanya dari tempat kerja, orangtua harus beranggapan bahwa terdapat virus yang menempel di seluruh permukaan tubuh dan pakaiannya, juga barang-barang yang kontak dengan lingkungan luar, misalnya permukaan tas. Usahakan mencuci tangan sebelum masuk ke area rumah dan melepas masker lapis kedua terlebih dahulu. Letakkan barang-barang yang kontak lingkungan luar di luar kamar tidur sebelum dibersihkan.
&nbsp;
3. Sediakan tempat khusus untuk menaruh pakaian kotor dan masker bekas di kamar mandi. Lepas pakaian satu per satu dengan mencuci tangan di setiap potong pakaian. Masker medis dapat dilepas paling terakhir dan segera buang di tempat yang sudah disediakan setelah itu orangtua harus segera mandi dengan air dan sabun.
&nbsp;
4. Setelah selesai mandi, orangtua baru boleh berinteraksi dengan anak juga anggota keluarga yang lain. Hindari menggunakan masker sekali pakai lebih dari sekali dan hindari menggantung pakaian yang sudah dipakai keluar rumah di kamar tidur.
Masyarakat yang sudah menjalankan protokol kesehatan atau pun anak yang selalu di rumah masih dapat tertular COVID-19. Mengapa? Tentu karena ada salah satu anggota keluarga yang tidak menjalankan protokol kesehatan dengan baik dan benar, terutama anggota keluarga yang masih beraktivitas di luar rumah. Mari kita jaga keluarga dan anak-anak kita dengan menerapkan protokol kesehatan baik di dalam maupun di luar rumah!
&nbsp;
<h3>Referensi</h3>
<ol>
<li>https://www.unicef.org/indonesia/id/coronavirus/teman-itu-menjaga</li>
<li>Wawancara dengan Satgas COVID-19 IDAI, DR. Dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K)</li>
</ol>

Step by step pencegahan COVID-19 bagi orangtua yang masih WFO

step-by-step-pencegahan-covid-19-bagi-orangtua-yang-masih-wfo

Saat ini tren &ldquo;panic buying&rdquo; sedang menjamur di masyarakat karena tingginya lonjakan kasus covid-19, dengan angka kematian yang tinggi. Berbagai obat-obatan yang seharusnya tidak dijual bebas, saat ini dapat diperoleh baik secara langsung atau pembelian daring. Bahkan obat-obatan yang belum jelas buktinya untuk pengobatan pun diborong dalam jumlah besar untuk &ldquo;jaga-jaga&rdquo;. Namun apakah pola pikir &ldquo;walaupun manfaat belum jelas, tetapi kalau efek sampingnya hanya ringan, gapapa lah, namanya juga usaha&rdquo; memiliki dampak jangka panjang yang lebih berbahaya dibandingkan efek samping obat itu sendiri?
&nbsp;
Perlu diingat bahwa karakteristik pasien covid anak berbeda dengan pasien dewasa. Mayoritas kasus anak (85%) bersifat asimtomatik atau gejala ringan, 10% bergejala sedang-berat, dan di bawah 5% kasus kritis. Kondisi ini berbeda dengan pasien dewasa yang memiliki angka kesakitan dan kematian yang lebih tinggi. Artinya tidak semua obat-obatan yang digunakan pada dewasa dapat digunakan juga pada anak.
&nbsp;
Beberapa obat yang menjadi pusat perhatian akhir-akhir ini adalah azitromisin, oseltamivir, favipiravir (avigan), deksametason dan ivermectin. Pada artikel ini sahabat PrimaKu akan diajak untuk mengetahui secara singkat jenis obat serta indikasi masing-masing obat yang konon katanya bermanfaat dalam terapi covid-19.
&nbsp;
<h2>Azitromisin</h2>
Obat ini adalah antibiotik golongan makrolida yang dapat membasmi bakteri atipik. Pemberian antibiotik ini tidak serta merta diberikan pada semua pasien confirmed covid-19, namun hanya jika terdapat kecurigaan infeksi bakteri atipik sesuai ekpertise dokter. Apa bahayanya jika antibiotik ini dibeli dan digunakan secara luas oleh masyarakat tanpa indikasi? Resistensi obat akan meningkat, yang artinya akan muncul bakteri-bakteri atipik yang &ldquo;tidak lagi mempan&rdquo; jika diberikan azitromisin di masyarakat. Padahal infeksi bakteri atipik ini dapat menjadi komorbid covid-19 yang memperparah penyakit. Bisa dibayangkan jika penggunaan azitromisin ini &ldquo;sembarangan&rdquo;, maka justru pada saat kita benar-benar membutuhkannya obat ini tidak lagi mampu untuk mengatasi infeksi yang terjadi.
&nbsp;
<h2>Oseltamivir</h2>
Oseltamivir adalah antivirus yang digunakan untuk mengatasi influenza. Virus influenza berbeda dengan virus SARS-CoV2 yang menyebabkan covid-19, meskipun gejala yang ditimbulkan dapat saling tumpang tindih. Oseltamivir hanya diberikan jika dokter mempertimbangkan kemungkinan infeksi covid bersamaan dengan influenza. Nah untuk mencegah hal ini, maka penting dilakukan imunisasi sesuai jadwal yang direkomendasikan IDAI ya parents, termasuk imunisasi influenza!
&nbsp;
<h2>Favipiravir (avigan)</h2>
Favipiravir adalah anti virus yang digunakan di Cina untuk tata laksana Covid-19. Obat ini digunakan di Jepang untuk antivirus influenza. Bukti yang ada menunjukkan antivirus dapat menurunkan keparahan penyakit covid-19, namun bukti ilmiah yang menunjang pemakaiannya pada populasi anak, baik indikasi maupun dosis yang tepat masih sangat terbatas. Jadi jangan sesekali memberikan obat ini tanpa rekomendasi dari dokter ya&hellip;.
&nbsp;
<h2>Deksametason</h2>
Deksametason adalah obat golongan steroid yang dapat menekan respon peradangan/inflamasi di jaringan maupun di seluruh tubuh. Pada prinsipnya obat ini hanya digunakan pada kondisi covid dengan gejala sedang-berat, dan memerlukan oksigen aliran tinggi. Bahayanya jika obat ini digunakan secara sembarangan adalah meningkatnya risiko infeksi sekunder akibat bakteri lain, karena sifatnya yang menekan respon peradangan, yang seharusnya merupakan mekanisme protektif tubuh terhadap patogen. Selain itu pemakaian berulang jangka panjang juga dapat menimbulkan efek samping berupa hambatan pertumbuhan, moon face, penumpukan lemak di punggung, nekrosis kulit, dan lainnya.
&nbsp;
<h2>Ivermectin</h2>
Ivermectin merupakan obat antiparasit yang saat ini sedang naik daun karena berdasarkan studi in-vitro memiliki dampak penurunan marker peradangan covid, dan mempercepat bersihan virus. Namun demikian hingga saat artikel ini ditulis WHO belum merekomendasikan penggunaan ivermectin selain untuk studi/penelitian. Meskipun efek samping yang dijumpai pada studi yang telah dilakukan bersifat ringan, namun belum tentu kejadian serupa yang akan ditemukan di masyarakat apabila obat tersebut digunakan secara luas. Terlebih penggunaannya pada anak, tidak bisa sembarangan atau coba-coba karena perjalanan dan efek obat dalam tubuh anak dapat berbeda dengan orang dewasa.
&nbsp;
<h1>Referensi</h1>
<ol>
<li>Venturini E, Montagnani C, Garazzino S, Dona D, Pierantoni L, Vecchio AL. Treatment of children with COVID-19: position paper of the Italian Society of Pediatric Infectious Disease.&nbsp;Ital J Pediatr&nbsp;46,&nbsp;139 (2020). https://doi.org/10.1186/s13052-020-00900-w</li>
<li>Tezer H, Demirdag TB. Novel coronavirus disease (COVID-19) in children. Turk J Med Sci.&nbsp;2020; 50(3): 592&ndash;603.</li>
<li>Bryant A, Lawrie TA, Dowswell T, Fordham E, Mitchell S, Hill S, et al. Ivermectin for Prevention and Treatment of COVID-19 Infection: a Systematic Review and Meta-analysis</li>
<li>(preprint). https://assets.researchsquare.com/files/rs-317485/v1/0696442e-24ca-49b1-9655-a3aa500bba04.pdf?c=1624280341</li>
<li>Hill A, Garratt A, Levi J, Falcone J, Ellis L, McCann K, et al. Meta-analysis of randomized trials of ivermectin to treat SARS-CoV-2 infection</li>
</ol>

Panic buying obat-obatan untuk covid-19, apa bahayanya?

panic-buying-obat-obatan-untuk-covid-19--apa-bahayanya-

Pubertas merupakan salah satu tahapan perkembangan yang dapat menimbulkan perasaan khawatir pada remaja maupun orangtuanya. Pada masa ini terjadi berbagai perubahan pada diri remaja, baik perubahan fisik maupun perubahan emosional. Rentang usia normal anak perempuan untuk mulai mengalami pubertas adalah pada usia 8 hingga 13 tahun. Pada anak perempuan, tanda pertama pubertas adalah pertumbuhan payudara.
Pubertas seorang anak perempuan dianggap terlambat apabila tidak ada tanda perkembangan seksual sekunder sama sekali, seperti tumbuhnya payudara dan rambut pubis, pada usia 13 tahun. Apabila anak sudah mengalami pertumbuhan payudara dan rambut pubis namun belum menstruasi pada usia 16 tahun atau 5 tahun setelah tumbuh payudara, maka ia juga dianggap mengalami keterlambatan pubertas.
Salah satu sebab terlambatnya pubertas pada anak perempuan adalah kadar lemak tubuh yang sangat rendah, seperti pada gangguan makan (anoreksia atau bulimia). Olahraga yang berlebihan juga dapat menyebabkan pubertas terlambat pada atlet wanita.
Penyebab lain pubertas terlambat anak perempuan yang berhubungan dengan kelainan bawaan adalah sindrom Turner. Sindrom Turner merupakan kelainan kromosom pada anak perempuan yang mengakibatkan keterlambatan pubertas. Ciri lain Sindrom Turner adalah tinggi badan yang pendek. Keterlambatan pubertas juga dapat terjadi pada anak yang menerima terapi radiasi maupun kemoterapi, terutama bila modalitas terapi tersebut mengenai indung telur ataupun kelenjar hipofisis di kepala.
Kapan orangtua harus curiga anak perempuannya mengalami pubertas terlambat?
<ul>
<li>Tidak ada pertumbuhan payudara sama sekali hingga usia 13 tahun</li>
<li>Tidak ada pertumbuhan rambut pubis hingga usia 14 tahun</li>
<li>Jarak antara mulainya pertumbuhan payudara dengan menstruasi pertama lebih dari 5 tahun</li>
<li>Belum mengalami menstruasi pertama hingga usia 16 tahun walaupun sudah tumbuh payudara</li>
</ul>
Sebagai catatan, anak yang sudah mengalami pertumbuhan payudara dan rambut pubis namun belum mengalami menstruasi tidak serta merta dapat dikatakan mengalami keterlambatan pubertas. Segera bawa anak Anda menemui dokter bila terdapat kecurigaan adanya pubertas terlambat. Terdapat beberapa pemeriksaan tambahan yang harus dilakukan dan juga beberapa pilihan terapi yang disesuaikan dengan penyebab terlambatnya pubertas.
&nbsp;
--
Penulis:
Dini Mirasanti (PrimaKu), Madarina Julia (PrimaKu, ed)
&nbsp;
Daftar bacaan:
<ol>
<li>Kaplowitz PB. Delayed puberty. Diunduh dari https://pedsinreview.aappublications.org/content/pedsinreview/31/5/189.full.pdf, 5 Juli 2021.</li>
<li>Tang C, Gondal AZ, Damian M. Delayed puberty. Diunduh dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544322/ , 5 Juli 2021.</li>
</ol>

Kenali pubertas terlambat pada anak perempuan

kenali-pubertas-terlambat-pada-anak-perempuan

Konsumsi serat pada dewasa telah dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskular, diabetes melitus tipe 2, kanker kolorektal, stroke, dan penyakit jantung koroner.&nbsp;
Pola makan yang sehat ini tentu saja tidak terbentuk begitu saja. Pola ini harus dibiasakan sejak dini, apalagi dengan semakin maraknya makanan siap saji tinggi gula garam yang tersedia saat ini. Anak harus dibiasakan dengan konsumsi makanan sehat, yang salah satunya adalah konsumsi serat dalam jumlah cukup.&nbsp;
&nbsp;
<h3>Mengapa kita memerlukan serat?&nbsp;</h3>
Serat pangan merupakan komponen penting diet sehari-hari. Terdapat 2 jenis serat pangan, yaitu serat larut air dan serat tidak larut air. Serat larut air yang banyak terdapat pada buah-buahan, akan mengalami fermentasi di saluran cerna oleh bakteri baik. Fermentasi ini kemudian akan menghasilkan asam lemak rantai pendek/&nbsp;short chain fatty acid&nbsp;(SCFA). SCFA ini, selain dapat berfungsi sebagai nutrisi bagi sel-sel usus, juga dapat mengasamkan lingkungan dalam rongga usus. Keasaman ini akan meningkatkan pertumbuhan bakteri baik seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium, bakteri yang juga sering dikenal sebagai probiotik.&nbsp;
Serat tidak larut berfungsi membentuk massa feses yang kemudian akan meningkatkan gerakan peristaltis usus dan membantu dalam pengeluaran tinja.&nbsp;
&nbsp;
<h3>Berapa banyak serat yang kita perlukan?</h3>
American Academy of Pediatrics menyarankan kebutuhan serat harian sebesar 0,5 gram/kg BB. Menurut data angka kecukupan gizi (AKG) 2019 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, remaja laki-laki membutuhkan 28-34 gram serat per harinya, sedangkan remaja perempuan membutuhkan 27-29 gram serat per harinya.&nbsp;
&nbsp;
<h3>Bagaimana kita memperoleh sumber serat?&nbsp;</h3>
Sebenarnya, dalam makanan sehari-hari telah terkandung serat, baik yang larut air dan yang tidak larut dalam proporsi yang berbeda-beda.&nbsp;Beberapa contoh makanan yang tinggi serat adalah whole grain, beras merah, kacang-kacangan, buah dan sayuran (lihat tabel di bawah ini).
&nbsp;<img src="https://drive.google.com/uc?id=1F9HXZyIfmyGDUOYQv1O5BqOAv2gLgBri" alt="tabel daftar makan dan kandungan seratnya" width="320" height="320" />
&nbsp;
<h3>Bagaimana kita mencukupkan kebutuhan serat anak kita?</h3>
Pada prinsipnya, angka kecukupan gizi remaja merujuk pada pemenuhan kebutuhan energi yang 60-65% didapat dari karbohidrat, 10-15% dari protein, dan 20-25% dari lemak.&nbsp;
Biasakan anak untuk mengkonsumsi sumber serat alami (bukan berupa suplementasi) dalam jadwal makannya sehari-hari. Beberapa tips yang dapat diterapkan misalnya, memberikan buah potong sebagai kudapan. Sumber karbohidrat pun dapat diganti dengan karbohidrat kompleks seperti beras merah/coklat yang lebih kaya serat dibandingkan nasi putih. Lengkapi makanan sehari-hari remaja dengan potongan sayuran, atau sumber serat dari kacang-kacangan. Gantilah roti putih dengan roti gandum (whole grain), atau umbi-umbian, seperti singkong dan ubi jalar, dan jangan memasak sayuran terlalu matang (overcooked) karena dapat menghancurkan serat yang terkandung di dalamnya.
&nbsp;
--
Penulis:
Lucyana Santoso (PrimaKu), Madarina Julia (PrimaKu, ed)
&nbsp;
Daftar bacaan:
<ol>
<li>Permenkes No 28 tahun 2019. ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN UNTUK MASYARAKAT INDONESIA.&nbsp;</li>
<li>https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/teen/nutrition/Pages/Fiber-An-Important-Part-of-Your-Teens-Diet.aspx</li>
<li>https://www.persagibandung.org/2017/12/panduan-diet-tinggi-serat-cara-sehat.html</li>
</ol>

Seberapa pentingkah serat untuk remaja?

seberapa-pentingkah-serat-untuk-remaja-

Infeksi akibat virus SARS-COV-2 yang dikenal dengan nama COVID-19 tentunya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Sejak tahun 2020, COVID-19 telah menjadi isu kesehatan yang paling sering diberitakan. Anak-anak pun tak luput dari infeksi virus SARS-COV-2 ini. Walaupun umumnya anak memiliki gejala ringan bahkan tak bergejala sama sekali, anak dapat berkontribusi sebagai sumber penularan bagi orang dewasa yang berkontak dengannya.
Hingga saat ini, terapi definitif atau terapi pasti untuk COVID-19 belum juga ditemukan. Satu-satunya cara untuk melawan infeksi virus tersebut adalah dengan melakukan pencegahan. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk anak usia 0-18 tahun antara lain adalah:
&nbsp;
<h2>1. Jaga jarak, hindari kontak dan kerumunan</h2>
Dalam masa pandemi ini, anak dipandang tidak memiliki kepentingan segera untuk beraktivitas di luar rumah. Salah satu situasi yang dianggap sering menjadi sumber penularan anak selain orangtua yang masih bekerja di luar rumah adalah acara bermain bersama (playdates) atau membawa anak ke mal. Kegiatan main bersama di taman juga berisiko meskipun lapangan terbuka lebih kecil risikonya. Kegiatan lain yang perlu dihindari adalah kunjungan kerabat maupun acara kumpul keluarga dengan anggota keluarga yang tidak tinggal serumah. Masa pandemic ini memang dapat menjadi pemicu stress bagi anak, namun kegiatan-kegiatan tersebut berisiko membuat anak tertular virus SARS-COV-2.
&nbsp;
<h2>2. Gunakan masker dan shielding (penutup area kepala dan wajah)</h2>
Penggunaan masker medis direkomendasikan pada anak berusia 2 tahun ke atas. Menurut DR. Dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K), anggota Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia, anak berusia di bawah 2 tidak direkomendasikan menggunakan masker selain karena alasan risiko sumbatan jalan napas juga karena anak sesuai tersebut tidak memiliki kesegeraan untuk beraktivitas di luar rumah. Untuk bayi baru lahir yang harus melakukan imunisasi di fasilitas kesehatan, disarankan menggunakan shielding berupa penutup stroller dan face shield. Penggunaan kedua jenis shield ini harus hati-hati dan orangtua tidak boleh lalai mengawasi agar tidak terjadi kemungkinan penekanan rongga hidung dan menyebabkan kesulitan bernapas.
&nbsp;
Penggunaan 2 lapis masker yang akhir-akhir ini marak dianjurkan pada orang dewasa ternyata belum dapat direkomendasikan pada anak. Hingga saat ini, belum ada penelitian mengenai keamanan dan efisiensi penggunaan 2 lapis masker pada anak terutama balita. Anak berusia di bawah 5 tahun disarankan untuk tidak keluar rumah kecuali terpaksa dan apabila sangat perlu untuk keluar, maka disarankan anak tersebut menggunakan 1 lapis masker medis dan juga face shield. Anak di atas 5 tahun yang sudah lebih dapat diberi pengertian dapat mulai diajarkan menggunakan 2 lapis masker. Jika anak kesulitan mengenakan 2 lapis masker, terlebih saat berada di tempat berisiko, efektivitas masker dapat ditingkatkan dengan menyimpul kedua pangkal tali dan merapatkan ujung kiri dan kanan masker ke dalam simpul.
&nbsp;
<h2>3. Perhatikan kebersihan tangan</h2>
Kegiatan mencuci tangan sebaiknya dibudayakan pada anak. Orangtua dapat mengajari anak untuk rajin mencuci tangan dengan air dan sabun selama 20 detik. Saat ini sudah beredar berbagai video mengenai cara mencuci tangan yang baik dan benar. Penggunaan hand sanitizer pada anak berusia di bawah 6 tahun harus dengan supervisi orangtua. Ajarkan anak untuk mencuci tangan setiap selesai memegang permukaan suatu benda atau sebelum memegang makanan/minuman. Orangtua harus menjadi contoh dalam menjaga kebersihan tangan ini.
&nbsp;
<h2>4. Efisiensi waktu</h2>
Ada beberapa situasi yang mengharuskan anak segera pergi keluar rumah, seperti misalnya ke rumah sakit. Bayi baru lahir yang membutuhkan imunisasi, serta anak yang sakit berat perlu menemui seorang dokter. Selain pencegahan dengan masker/penutup stroller/face shield, orangtua perlu memastikan bahwa rumah sakit yang dituju telah melakukan pemisahan antara anak sehat dan anak sakit. Upayakan memilih RS dengan pendaftaran yang teratur sehingga bis mencegah antrian atau kerumunan. Gunakan waktu di rumah sakit secara efisien sehingga anak tidak perlu berlama-lama di rumah sakit.
&nbsp;
<h2>5. Lakukan vaksinasi</h2>
IDAI telah merekomendasikan pemberian vaksinasi terhadap COVID-19 pada remaja usia 12-18 tahun. Berbagai penelitian telah menyatakan bahwa jenis vaksin tersebut aman untuk diberikan pada remaja. Untuk anak yang lebih kecil, belum ada rekomendasi yang diberikan karena masih menunggu data keamanan dari berbagai penelitian yang sedang berjalan.
&nbsp;
--
Penulis:
Dini Mirasanti (PrimaKu), Madarina Julia (PrimaKu, ed)
&nbsp;
Referensi:
<ol>
<li>Center for Disease Control and Prevention. Help stop the spread of COVID-19 in children. Terdapat di https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/daily-life-coping/children/protect-children.html</li>
<li>National Institute for Health and Care Excellence. COVID-19 rapid guideline: children and young people who are immunocompromised. Terdapat di https://www.nice.org.uk/guidance/ng174/resources/covid19-rapid-guideline-children-and-young-people-who-are-immunocompromised-pdf-66141961215685</li>
<li>World Health Organization. Advice on the use of masks for children in the community in the context of COVID-19. Tersedia di https://www.who.int/publications/i/item/WHO-2019-nCoV-IPC_Masks-Children-2020.1</li>
<li>Ikatan Dokter Anak Indonesia. FAQ pemakaian masker. Tersedia di https://www.idai.or.id/tentang-idai/pernyataan-idai/faq-pemakaian-masker</li>
<li>Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pandangan IDAI mengenai pencegahan infeksi COVID-19 pada anak. Tersedia di https://www.idai.or.id/tentang-idai/pernyataan-idai/pandangan-ikatan-dokter-anak-indonesia-mengenai-pencegahan-infeksi-covid-19-pada-anak</li>
<li>Wawancara dengan Satgas COVID-19 IDAI, DR. Dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K), 6 Juli 2021.</li>
</ol>
&nbsp;

Bulan Agustus, bulan imunisasi anak sekolah, lho!

Bulan Agustus, bulan imunisasi anak sekolah, lho!

Seberapa pentingkah vitamin A untuk anak?

Seberapa pentingkah vitamin A untuk anak?

Terlambat pubertas pada anak perempuan

Terlambat pubertas pada anak perempuan

Step by step pencegahan COVID-19 bagi orangtua yang masih WFO

Step by step pencegahan COVID-19 bagi orangtua yang masih WFO

Panic buying obat-obatan untuk covid-19, apa bahayanya?

Panic buying obat-obatan untuk covid-19, apa bahayanya?

Kenali pubertas terlambat pada anak perempuan

Kenali pubertas terlambat pada anak perempuan

Seberapa pentingkah serat untuk remaja?

Seberapa pentingkah serat untuk remaja?

Mari cegah si kecil terpapar COVID-19!

Mari cegah si kecil terpapar COVID-19!