Umumnya, orang tua melepas baju anak dengan mengangkat lengannya ke atas.Ternyata, cara melepas baju seperti ini kurang tepat, lho MomDad. Melepaskan baju anak dapat dilakukan dengan lembut dan tidak memaksa atau mengangkat kuat-kuat lengan anak ke atas. Mengangkat lengan dan menarik ke atas, berisiko mengalami cedera pada rotator cuff, sekelompok tendon pada bahu yang menghubungkan tulang lengan atas (humerus), tulang belikat (scapula) dan tulang selangka (clavicula). Cedera ini umumnya dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan di daerah bahu dan lengan. Sebagai gambaran, MomDad dapat melihatnya di <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/p/Cu78zFttuCO/" title="https://www.instagram.com/p/Cu78zFttuCO/" target="_blank">video ini.&nbsp;</a> <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/d10227db16cb7391725f5a743d724245c_1696642432966.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="melepas_baju_2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> Jika anak berinisiatif mengangkat lengannya, MomDad dapat membantu menarik bajunya ke atas. Namun hindari menarik terlalu kencang karena berpotensi menimbulkan cedera bahu.&nbsp;MomDad juga dapat mengajak anak berpartisipasi dan mengajarkan ia melepas baju sendiri dengan meminta anak menarik ujung lengan baju sisi berlawanan kemudian menarik siku lengan di sisi yang sama, hingga tangan anak berhasil melewati lengan baju dan keluar lewat sisi bawah baju.&nbsp; Ajari anak untuk kemudian membuka bagian lengan sebelahnya dan terakhir menarik melewati bagian kepala.&nbsp; Gunakan pakaian yang longgar agar mempermudah proses ini sehingga meningkatkan percaya diri anak seiring kemampuannya bertambah. Yuk, lebih berhati-hati lagi saat melepaskan baju si Kecil. Pastikan MomDad melepasnya dengan gentle, ya.<div style="text-align: justify;"></div>

Jangan Asal Tarik, Begini Cara Melepas Baju Anak yang Aman!

jangan-asal-tarik--begini-cara-melepas-baju-anak-yang-aman--1696642480342

Setiap anak memiliki gaya tidur masing-masing, salah satunya tidur dengan mulut terbuka atau mangap. Tidur dengan mulut terbuka pada anak biasanya tidak menjadi masalah serius jika itu hanya terjadi sesekali atau karena hidung tersumbat akibat pilek. Namun, MomDad perlu tahu kapan sebaiknya kondisi tidur mangap merupakan pertanda bahaya. Penyebab Bayi sering Tidur dengan Mulut TerbukaBayi seharusnya bernapas melalui hidung. Jika hidung tersumbat oleh sebab apapun, maka bayi akan membuka mulutnya atau tidur mangap. Umumnya bayi memiliki refleks membuka mulut untuk bernapas di usia 3-4 bulan. Beberapa penyebab bayi tidur dengan mulut terbuka antara lain adalah:<ul><li style="text-align: justify;">Bentuk rahang kecil dan sempit</li><li style="text-align: justify;">Berhenti mendapatkan ASI eksklusif sebelum usia tiga bulan. Menyusu langsung pada payudara melatih otot rahang dan mendukung pertumbuhan rahang yang baik sehingga mengurangi risiko tidur mangap</li><li style="text-align: justify;">Kebiasaan mengisap jempol atau menggunakan empeng terlalu lama. Tekanan akibat mengisap jempol atau empeng terhadap langit-langit dapat membentuk rahang yang sempit.</li><li style="text-align: justify;">Tonsil yang membesar dapat menyumbat saluran napas sehingga anak mangap saat tidur</li><li style="text-align: justify;">Alergi yang tidak terdiagnosis</li><li style="text-align: justify;">Anak memiliki kondisi ankiloglosia, yaitu kondisi tali lidah ketat yang akhirnya dapat menghambat perkembangan otot-otot wajah</li></ul>Bahaya Tidur dengan Mulut Terbuka<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/2dcf6b2ebefdd6befd218bcad55314e9_1696608496062.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="tidur_mangap_2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> Anak-anak yang <a class="e-rte-anchor" href="https://www.childrensairwayfirst.org/post/dangers-of-sleep-apnea-in-children" title="https://www.childrensairwayfirst.org/post/dangers-of-sleep-apnea-in-children" target="_blank">tidur dengan mulut terbuka</a> secara konsisten sering menunjukkan tanda-tanda gangguan tidur. Ada lebih dari <a class="e-rte-anchor" href="https://www.verywellhealth.com/overview-of-common-sleep-disorders-3014775" title="https://www.verywellhealth.com/overview-of-common-sleep-disorders-3014775" target="_blank">90 gangguan tidur</a> yang dapat didiagnosis. Salah satu gangguan tidur tertentu, yaitu gangguan tidur yang berkaitan dengan pernapasan (SDB), dapat memengaruhi otak, jantung, tekanan darah, nafsu makan, gigi, dan perkembangan rahang si Kecil.Pernapasan melalui mulut saat tidur bisa terjadi karena adanya hambatan pada saluran udara bagian atas, seperti hidung atau tenggorokan yang tersumbat. Ini bisa disebabkan oleh hal-hal yang tidak berbahaya, seperti hidung tersumbat akibat pilek atau alergi. Namun, hal ini juga bisa disebabkan oleh kondisi lain yang lebih kompleks, seperti gangguan saluran udara pada anak.Tips Mengatasi Anak Tidur MangapJika si Kecil tampak kesulitan bernapas atau memiliki gejala lain bersamaan dengan pernapasan melalui mulut, pertimbangkan untuk konsultasikan ke dokter anak yang dapat membantu memeriksa kondisi yang mungkin menghalangi saluran napas, meresepkan obat untuk infeksi, atau memesan pemeriksaan lebih lanjut.Jika tidak, MomDad bisa mencoba hal-hal berikut di rumah:<ul><li style="text-align: justify;">Humidifier dapat menambah kelembapan udara dapat membantu hidung yang tersumbat.</li><li style="text-align: justify;">Larutan saline. Beberapa semprotan larutan saline (air garam) mungkin membantu mengurangi hidung tersumbat. Ketika si Kecil sedikit lebih besar, MomDad dapat mencoba neti pot atau rinsing saline. Pastikan hanya menggunakan air keran yang telah direbus dan didinginkan atau air destilasi untuk keamanan dan kebersihan.</li><li style="text-align: justify;">Tetap terhidrasi. Pastikan si Kecil minum cukup air susu ibu atau formula untuk menghindari dehidrasi dan menjaga agar lendir tetap mengalir.</li></ul>Jika anak mengalami gejala atau masalah kesehatan seperti yang disebutkan di atas, penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak untuk mengevaluasi penyebabnya dan menentukan apakah perlu tindakan lebih lanjut atau pengobatan.Referensi:<ul><li style="text-align: left;">Renee A. Alli, MD. Webmd. What to Know About Mouth Breathing In Babies and Children. September 04, 2023. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.webmd.com/children/what-to-know-about-mouth-breathing-in-babies" title="https://www.webmd.com/children/what-to-know-about-mouth-breathing-in-babies">https://www.webmd.com/children/what-to-know-about-mouth-breathing-in-babies </a></li><li style="text-align: left;">Sanja Jelic, MD. Sleep Disorders. Very Well Health. August 13, 2023. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.verywellhealth.com/overview-of-common-sleep-disorders-3014775" title="https://www.verywellhealth.com/overview-of-common-sleep-disorders-3014775">https://www.verywellhealth.com/overview-of-common-sleep-disorders-3014775 </a></li><li style="text-align: left;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthline.com/health/baby/baby-sleeps-with-mouth-open#treatments" title="https://www.healthline.com/health/baby/baby-sleeps-with-mouth-open#treatments">https://www.healthline.com/health/baby/baby-sleeps-with-mouth-open#treatments </a></li></ul>

Anak Tidur Mangap, Perlukah Khawatir?

anak-tidur-mangap--perlukah-khawatir--1696608600685

Saat baru lahir, bayi akan menghabiskan banyak waktunya untuk tidur. Namun, seiring bertambah besarnya bayi, jam tidurnya tidak akan selalu teratur dan mulai membuat MomDad kewalahan. Maka dari itu, MomDad harus mulai menerapkan sleep training pada bayi agar jam tidur normal kembali. Yuk, cari tahu lebih lanjut mengenai sleep training pada penjelasan di bawah ini! Pengertian Sleep Training<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/2977ded5911cf5227f415479110bc35710_1696608289093.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sleep_training_2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> Sleep training pada hakikatnya adalah upaya untuk mengajarkan bayi bahwa ia mampu untuk jatuh tidur tanpa bantuan, baik pada saat awal tertidur maupun ketika ia terbangun di tengah malam [2]. Umumnya, sleep training dapat dilakukan pada usia sekitar 4-6 bulan. Pasalnya, pada usia ini seorang bayi umumnya sudah memiliki siklus irama sirkadian yang lebih teratur (irama tidur-bangun) dan telah mampu menenangkan dirinya sendiri (self-soothe)[1].Penerapan Sleep Training<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/0cca28a193d1548104419111c64667054_1696608316247.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sleep_training_3.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> Saat MomDad memilih sleep training yang sesuai untuk bayi, sebaiknya sesuaikan dengan kebiasaan keluarga dan kondisi keluarga. Misalnya, apakah ada saudara kandung dengan usia yang mirip, orang tua sedang menantikan sang adik, bagaimana karakter anak, ketersediaan tempat tidur untuk anak belajar jatuh tertidur sendiri, dan lain-lain.Jika bayi atau anak terus menerus memerlukan bantuan MomDad untuk jatuh tertidur maka MomDad dapat mempertimbangkan untuk membantu anak belajar tertidur sendiri agar kualitas tidurnya lebih baik.Ketika mempersiapkan proses sleep training, pastikan si Kecil memiliki pertumbuhan yang baik dan siapkan anak dengan melakukan sleep hygiene.Manfaat Sleep TrainingMasalah tidur bayi berkaitan dengan depresi orang tua, stress psikologis dan dampak buruk terhadap kesehatan. Bagi orang tua, sleep training dapat mengurangi masalah tidur bayi dan mengurangi stress psikologis yang disebabkan oleh masalah tidur, memperbaiki mood ibu dan mengurangi risiko depresi orang tua. Sedangkan bagi anak sendiri, memiliki tidur yang cukup berhubungan dengan mood yang baik sepanjang hari, kemampuan beradaptasi lebih baik dan memperbaiki fokus anak.Namun, jika bayi terus menerus menangis di malam hari, MomDad boleh melakukan konsultasi dengan dokter.Sumber foto: FreepikReferensi:<ul><li style="text-align: justify;">Noah Schwartz, MD. Health Cleveland Clinic. When and How To Sleep Train Your Baby. May 3, 2021. <a classname="e-rte-anchor" href="https://health.clevelandclinic.org/when-and-how-to-sleep-train-your-baby/" title="https://health.clevelandclinic.org/when-and-how-to-sleep-train-your-baby/">https://health.clevelandclinic.org/when-and-how-to-sleep-train-your-baby/ </a></li><li style="text-align: justify;">Baby Sleep Site. Sleep Training a Baby: 5 Methods Explained and Other Essential Tips. September 22, 2023 <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.babysleepsite.com/sleep-training/5-baby-sleep-training-methods-explained/" title="https://www.babysleepsite.com/sleep-training/5-baby-sleep-training-methods-explained/">https://www.babysleepsite.com/sleep-training/5-baby-sleep-training-methods-explained/ </a></li><li style="text-align: justify;">Korownyk C, Lindblad AJ. Infant sleep training: rest easy? Can Fam Physician. 2018 Jan;64(1):41.</li><li style="text-align: justify;">Sleep Training Truths: What Science Can (And Can't) Tell Us About Crying It Out</li><li style="text-align: justify;">Gwen Dewar, Ph.D. Ferber method: What is it, and how does it affect babies? Parenting Science. 2008. ://parentingscience.com/ferber-method/</li></ul>

Panduan Menerapkan Sleep Training pada Anak

panduan-menerapkan-sleep-training-pada-anak-1696608395314

Setiap orang tua, pasti menantikan momen pertama dalam tumbuh kembang anak, termasuk gigi pertama. Banyak orang tua merasa senang dan bahagia ketika melihat gigi pertama anak mereka tumbuh. Ini adalah tonggak penting dalam perkembangan anak. Namun, ada juga orang tua yang mungkin merasa was-was ketika gigi pertama anak tumbuh, karena khawatir tidak merasa merawatnya. Sebagai panduan, yuk simak tips merawat gigi pertama si Kecil! Cara Membersihkan Gigi Pertama Bayi&nbsp;<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/33501fcf1bc368e10529d82351591341e_1696416441486.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="gigi_pertama_1.jpeg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> MomDad dapat membersihkan gigi anak dengan menggunakan kasa lembap yang telah dioleskan pasta gigi berfluoride sebesar biji beras, atau menggunakan sikat gigi berbulu lembut yang diformulasikan untuk bayi. Dalam memilih sikat gigi bayi, pastikan berbulu lembut sesuai tahapan usia bayi, serta lebih baik apabila memiliki pengaman agar sikat gigi tidak masuk terlalu dalam ke mulut bayi. Nah, agar gigi pertama si Kecil tetap bersih, MomDad perlu menggunakan pasta gigi saat membersihkannya, ya. Gunakan pasta gigi khusus anak-anak yang mengandung fluoride dalam jumlah rendah, sekitar sebesar biji beras.Bersihkan gigi bayi menggunakan kasa lembap sebanyak 2 kali sehari. Lakukan dengan menyapukan kasa di seluruh lapisan dalam mulut.&nbsp;Manfaat dari Merawat Gigi Pertama Bayi<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/8684ffcee109921eb1b8259a6d6ce10128_1696416453076.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="gigi_pertama_3.jpeg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Gigi tidak hanya berguna untuk mengunyah makanan, tetapi gigi yang tersusun dengan baik juga mengurangi risiko terjadi maloklusi (posisi gigi atau rahang yang tidak normal) serta memastikan pertumbuhan rahang yang baik. Gigi juga berperan dalam proses bicara, terutama dalam pembentukan bunyi huruf. Gigi yang sehat menandakan kesehatan mulut yang baik, serta mengurangi risiko terjadinya karies gigi yang dapat menimbulkan masalah mengunyah, makan, bau mulut, hingga infeksi lain yang jauh lebih berat. Bukan hanya itu, gigi yang sehat, dari segi estetik, juga akan meningkatkan rasa percaya diri anak.&nbsp;Jadi, apabila ingin anak terhindar dari maloklusi dan kondisi lainnya, pastikan MomDad membersihkan gigi anak dengan baik dan benar ya. Semoga informasi di atas bermanfaat!Sumber foto: Freepik

Tips Merawat Gigi Pertama Bayi, Begini Caranya!

tips-merawat-gigi-pertama-bayi--begini-caranya--1696416514795

Setelah melahirkan, setiap ibu pasti berharap tidak ada kendala dengan produksi ASI-nya. Namun, tak sedikit ibu menyusui memiliki masalah dengan produksi ASI yang kurang atau tersumbat. Perlu diketahui bahwa ASI kurang dan tersumbat ternyata berbeda, lho. Nah, gimana sih cara mengetahui perbedaan antara ASI kurang dan tersumbat? Yuk, simak penjelasannya di bawah!Perbedaan ASI Kurang dan Tersumbat&nbsp;Dilansir melalui <a class="e-rte-anchor" href="https://drive.google.com/drive/folders/1YmDgmx4WEl5UEeiktJmL98VQyXbRaVni?usp=share_link" title="https://drive.google.com/drive/folders/1YmDgmx4WEl5UEeiktJmL98VQyXbRaVni?usp=share_link" target="_blank" style="font-size: 12pt;">Instagram dr. Lucky Yogasatria Natasukma, Sp.A,</a> ASI yang tersumbat artinya produksi ASI bagus tetapi tidak bisa keluar, yang biasanya ditandai dengan rasa nyeri dan bengkak tanpa ada kemerahan pada payudara.&nbsp;Ada beberapa cara untuk mengatasinya:<ol><li style="text-align: justify;">Kompres air hangat. Cara ini dapat membantu memancarkan asi yang tersumbat dan memberikan kenyamanan&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Memijat payudara. Lakukan pijatan ke arah puting secara perlahan, tetapi jangan pencet bagian yang tersumbat karena akan sakit</li><li style="text-align: justify;">Terus menyusui. Ibu disarankan untuk terus menyusui karena kebiasaan menyusui yang tidak teratur bisa membuat ASI tersumbat.&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Mengonsumsi makanan yang membantu melancarkan ASI tersumbat. Makanan seperti telur, kacang-kacangan, dan biji-bijian karena makanan tersebut mengandung lecithin yang berguna untuk melancarkan asi yang tersumbat.&nbsp;</li></ol>Sedangkan, kalau ASI kurang artinya memang produksi ASInya kurang cukup dan ditandai dengan bayi tidak puas, buang air kecil sedikit, dan berat badan bayi naik tidak adekuat.&nbsp;Berikut ini cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan jumlah ASI:<ol><li style="text-align: justify;">Sering-seringlah menyusui bayi. Ibu perlu sering menyusu bayi selama 2-3 jam dengan total sedikitnya 8 kali dalam 24 jam, setidaknya 15 menit setiap payudara agar pengosongan payudara terjadi sesering mungkin.&nbsp; </li><li style="text-align: justify;">Lakukan skin to skin antara bayi dan kulit payudara ibu. Hal ini dapat membantu pelepasan hormon yang terlibat dalam produksi ASI.&nbsp;&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Pastikan mulut bayi dan puting perlekatannya benar. Menyusui perlu dilakukan dengan cara yang benar juga agar bayi efisien dalam menghisap dan menelan.&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Memompa ASI. Jangan lupa untuk memompa ASI karena pompa ASI penting untuk mengosongkan payudara baik ketika bekerja ataupun di malam hari.&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Mengonsumsi makanan yang mengandung galactogogue. Galactogogue berguna untuk meningkatkan produksi ASI. Mengonsumsi beberapa makanan yang mengandung galactogogue seperti daun kelor, jahe, kunyit, fenugreek, dan lain-lain dapat membantu meningkatkan jumlah ASI.&nbsp;</li></ol>Apabila ibu susah makan, mengonsumsi suplementasi yang mengandung galactogogue atau lecithin juga diperbolehkan. Asal, pilihlah suplementasi yang sudah BPOM dan konsumsi dengan dosis yang sesuai ya, Mom.Sumber foto: FreepikReferensi: UNICEF, <a class="e-rte-anchor" href="https://www.unicef.org/parenting/food-nutrition/5-common-breastfeeding-problems" title="https://www.unicef.org/parenting/food-nutrition/5-common-breastfeeding-problems" target="_blank">5 common breastfeeding problems&nbsp;</a>

ASI Kurang vs Tersumbat, Apa Bedanya?

asi-kurang-vs-tersumbat--apa-bedanya--1695966045041

Siapa yang punya kebiasaan main gawai sebelum tidur? Jika MomDad punya kebiasaan ini, sebaiknya mulai kurangi ya karena khawatir si Kecil akan menirunya. Bermain gawai berlebihan, khususnya sebelum tidur dapat mengganggu kualitas tidur, termasuk anak. Paparan layar yang berlebihan, terutama sebelum tidur, dapat mengganggu kualitas tidur anak dengan beberapa cara.Paparan Blue Light<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/aacb94d3bbb6b3edb11044825fdffede8_1695706444629.jpg" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="kualitas_tidur_2.jpeg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Layar elektronik, seperti ponsel, tablet, dan komputer, menghasilkan cahaya biru yang dapat mengganggu ritme sirkadian anak. Cahaya biru dapat memengaruhi produksi hormon melatonin yang penting untuk tidur. Paparan cahaya biru pada malam hari dapat menghambat produksi melatonin dan membuat anak kesulitan tidur.[1]Stimulasi MentalAktivitas yang melibatkan layar, seperti menonton televisi atau bermain game, dapat merangsang otak anak dan membuatnya sulit untuk bersantai dan tidur. Isi konten yang menegangkan atau menakutkan juga dapat meningkatkan tingkat kecemasan dan memengaruhi tidur.[2]Kurangnya Aktivitas FisikPenggunaan layar yang berlebihan seringkali mengurangi waktu yang seharusnya digunakan untuk beraktivitas fisik. Aktivitas fisik yang cukup penting untuk membantu anak merasa mengantuk saat waktu tidur tiba. Kurangnya aktivitas fisik dapat membuat tidur anak terganggu. [3]Gangguan Jam Tidur<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/3359abf12bdb9be12c8347268f442362_1695706458026.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="kualitas_tidur_3.jpeg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Penggunaan layar yang berlebihan, terutama di malam hari, dapat mengganggu jadwal tidur anak. Mereka mungkin tertarik untuk tetap terjaga dan menggunakan layar, yang dapat mengakibatkan kurang tidur atau tidur yang terlambat. Hal ini dapat mengganggu ritme sirkadian dan pola tidur anak. [4]Gangguan PsikologisKonten yang dilihat di layar, seperti berita yang menegangkan atau konten yang menakutkan, dapat menyebabkan kecemasan atau ketidaknyamanan emosional. Ini dapat mengganggu tidur anak dan menyebabkan mimpi buruk atau terjaga di tengah malam. [5]Penting untuk membatasi screen time anak, terutama sebelum tidur, dan menciptakan rutinitas tidur yang sehat untuk memastikan tidur yang berkualitas dan perkembangan yang baik.Referensi:<ol><li style="text-align: left;">﻿﻿Chang, A. M., et al. (2015). Evening use of light-emitting eReaders negatively affects sleep, circadian timing, and next-morning alertness. PNAS, 112(4), 1232-1237</li><li style="text-align: left;">Owens, J. (2014). Insufficient Sleep in Adolescents and Young Adults: An Update on Causes and Consequences. Pediatrics, 134(3), e921-e932</li><li style="text-align: left;">Carson, V., et al. (2016). Systematic review of sedentary behaviour and health indicators in school-aged children and youth: an update. Applied Physiology, Nutrition, and Metabolism, 41(6), S240-S265</li><li style="text-align: left;">Cain, N., &amp; Gradisar, M. (2010). Electronic media use and sleep in school-aged children and adolescents: A review. Sleep Medicine, 11(8), 735-742.</li><li style="text-align: left;">Falbe, J., et al. (2015). Sleep duration, restfulness, and screens in the sleep environment. Pediatrics, 135(2), e367-e375.</li></ol>

Awas, Kualitas Tidur Anak dapat Terganggu karena Hal Ini

awas--kualitas-tidur-anak-dapat-terganggu-karena-hal-ini-1699237769915

Anak-anak selalu ada saja ulahnya. Jika tidak diperhatikan dengan seksama, anak mungkin saja celaka karena rasa penasarannya yang tinggi. Oleh sebab itu, anak kerap memasukkan benda asing ke dalam mulut dan tak sengaja tertelan, khususnya di fase oral. Misalnya, kertas menjadi salah satu benda asing yang kerap dimakan oleh anak. Bahaya nggak sih kalau anak menelan kertas secara tak sengaja?Kertas tidak beracun apabila tertelan karena berbahan utama selulosa. Tinta print pada kertas, umumnya juga tidak berbahaya apabila tertelan dalam jumlah sedikit. Bahaya yang dapat timbul ketika anak menelan kertas adalah bahaya tersedak.Lantas, bagaimana tubuh mencerna kertas? Kertas yang tertelan akan melewati kerongkongan menuju lambung, untuk kemudian menuju usus halus, usus besar, dan keluar bersama BAB. Kertas tidak dapat dicerna karena tubuh manusia tidak memiliki enzim untuk mencerna serat tumbuhan, sehingga seluruhnya akan keluar bersama BAB.Apabila anak tidak sengaja menelan kertas atau benda asing, segera lakukan pertolongan pertama dengan cara:<ul><li style="text-align: justify;">Jangan Panik: pertama-tama, tetap tenang. Panik dapat membuat situasi menjadi lebih sulit dan memengaruhi kemampuan MomDad untuk memberikan bantuan yang diperlukan.</li><li style="text-align: justify;">Evaluasi Kondisi Anak: jika anak masih bernapas normal dan tidak tampak kesulitan bernapas, hal ini mungkin menunjukkan bahwa benda tersebut belum masuk ke saluran pernapasan. Namun, jika anak terlihat mengalami kesulitan bernapas, tersedak, atau merasa sangat tidak nyaman, segera cari bantuan medis.</li><li style="text-align: justify;">Jangan Paksa Muntah: tidak disarankan untuk memaksa anak muntah, terutama jika benda yang ditelan tajam atau bisa melukai jalan keluar.</li><li style="text-align: justify;">Bantu Bernapas: jika anak mengalami tersedak atau kesulitan bernapas, berikan bantuan dalam bentuk "Heimlich Maneuver" jika diperlukan. Pastikan MomDad tahu cara melakukannya dengan benar dan hanya lakukan jika MomDad telah terlatih.</li><li style="text-align: justify;">Perhatikan Gejala: pantau anak dengan cermat. Jika ada gejala seperti kesulitan bernapas, rasa sakit, tersedak yang berlanjut, atau tanda-tanda kesulitan lainnya, segera cari bantuan medis.</li><li style="text-align: justify;">Beri Minum Air: jika anak masih bernapas normal dan tidak mengalami kesulitan, Anda dapat memberikan anak minum air dalam jumlah kecil. Ini dapat membantu melunakkan benda yang mungkin telah tertelan.</li></ul> Apabila bayi/anak menunjukkan gejala seperti di bawah, jangan ragu untuk meminta bantuan medis:<ul><li style="text-align: justify;">Susah menelan</li><li style="text-align: justify;">Mengeces</li><li style="text-align: justify;">Sakit di bagian leher/dada</li><li style="text-align: justify;">Muntah</li><li style="text-align: justify;">Sakit perut</li><li style="text-align: justify;">Bercak darah pada muntahan dan/atau feses</li><li style="text-align: justify;">Demam</li><li style="text-align: justify;">Napas berbau tidak sedap</li></ul> Pertolongan pertama di atas dapat dilakukan jika anak tidak sengaja menelan benda lainnya, tidak hanya kertas. Namun, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, selalu pantau si Kecil kapan pun, terutama ketika ia sedang bermain atau mengeksplor sesuatu. Sumber foto: iStockReferensi:<ul><li style="text-align: left;">Seattle Children.org. September 22, 2023. Swallowed Harmless Substance</li><li style="text-align: left;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://missouripoisoncenter.org/is-this-a-poison/paper" title="https://missouripoisoncenter.org/is-this-a-poison/paper">https://missouripoisoncenter.org/is-this-a-poison/paper </a></li><li style="text-align: left;">The Royal Children's Hospital Melbourne. March 2018. Kids Health Information : Swallowed (ingested) foreign bodies</li></ul>

Anak Menelan Benda Asing? Lakukan Langkah Ini!

anak-menelan-benda-asing--lakukan-langkah-ini--1695643362732

Mandi adalah kegiatan yang menyenangkan bagi sebagian anak. Anak dapat bermain air bersama dengan mainan kesayangannya. Namun, ada juga lho anak yang justru membenci atau bahkan takut mandi. Pada bayi baru lahir, mungkin ia merasa tidak aman saat mandi karena tidak menyukai perubahan suhu. Sementara pada bayi atau anak yang lebih tua, mungkin mereka takut dengan suara air yang mengalir, terpeleset. atau tidak suka rambutnya dicuci atau terkena air atau sabun.Banyak kemungkinan-kemungkinan yang dapat menyebabkan anak tidak menyukai kegiatan mandi. Namun, dari sudut pandang lain, ada 3 hal yang bisa menjadi penyebabnya, antara lain [1]:<ul><li style="text-align: justify;">Anak berusaha menunjukkan bahwa merekalah bosnya dan ingin menunjukkan bahwa mereka sudah ingin mandiri</li><li style="text-align: justify;">Anak memiliki riwayat tidak menyenangkan terhadap proses mandi, misal kepala terbentur keran, terpeleset di kamar mandi, atau mengalami mata pedih akibat shampoo yang masuk ke mata</li><li style="text-align: justify;">Anak memiliki imajinasi yang menakutkan mengenai mandi dan kamar mandi</li></ul>MomDad perlu memperhatikan perilaku anak saat ia ketakutan ketika ingin mandi sehingga bisa tahu apakah perilakunya termasuk normal atau tidak normal. Ketakutan berlebih terhadap proses mandi, mencuci wajah, dan kamar mandi yang disertai dengan gejala seperti muntah, keringat dingin, berdebar-debar, sesak, gemetar, hingga pingsan merupakan ketakutan yang tidak normal. Apalagi jika penolakan anak terhadap mandi menyebabkan anak mengalami gangguan kesehatan seperti kutu, panu, dan penyakit kulit lainnya [2].<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/dc107cb1a52b4aee26a3fbce626913f51_1694422559620.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Bayi_takut_mandi_2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 882px; min-height: 0px;"> Oleh karena itu, MomDad perlu mencari tahu apa yang akan membuat kegiatan mandi menjadi menyenangkan bagi si Kecil. Berikut cara yang bisa dilakukan [1]:<ul><li style="text-align: justify;">Pastikan lingkungan mandi aman, sehingga anak tidak berpotensi mengalami cedera.</li><li style="text-align: justify;">Gunakan mainan mandi yang menyenangkan.</li><li style="text-align: justify;">Biarkan anak memilih sabun dan shampoonya sendiri.</li><li style="text-align: justify;">Tawarkan aktivitas menyenangkan sembari mandi, misal mencuci mainan dengan spons dan sabun.</li><li style="text-align: justify;">Tawarkan alternatif dalam proses mandi, misal gunakan shower bila biasanya mandi menggunakan ember dan gayung.</li></ul>Dengan melakukan cara-cara berikut, MomDad akan turut membantu anak dalam menghadapi ketakutannya terhadap aktivitas mandi. Semoga informasi di atas membantu! Referensi<ul><li style="text-align: left;">What to Do When Your Toddler Suddenly Hates Baths (November 23, 2022). What to Do When Your Toddler Suddenly Hates Baths. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.whattoexpect.com/toddler/behavior/resisting-bath-time.aspx" title="https://www.whattoexpect.com/toddler/behavior/resisting-bath-time.aspx">https://www.whattoexpect.com/toddler/behavior/resisting-bath-time.aspx </a></li><li style="text-align: left;">Medical News Today (November 14, 2017). What is ablutophobia? <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.medicalnewstoday.com/articles/320008#symptoms-and-possible-complications" title="https://www.medicalnewstoday.com/articles/320008#symptoms-and-possible-complications">https://www.medicalnewstoday.com/articles/320008#symptoms-and-possible-complications</a></li></ul>

Jangan Asal Tarik, Begini Cara Melepas Baju Anak yang Aman!

Jangan Asal Tarik, Begini Cara Melepas Baju Anak yang Aman!

Anak Tidur Mangap, Perlukah Khawatir?

Anak Tidur Mangap, Perlukah Khawatir?

Panduan Menerapkan Sleep Training pada Anak

Panduan Menerapkan Sleep Training pada Anak

Tips Merawat Gigi Pertama Bayi, Begini Caranya!

Tips Merawat Gigi Pertama Bayi, Begini Caranya!

ASI Kurang vs Tersumbat, Apa Bedanya?

ASI Kurang vs Tersumbat, Apa Bedanya?

Awas, Kualitas Tidur Anak dapat Terganggu karena Hal Ini

Awas, Kualitas Tidur Anak dapat Terganggu karena Hal Ini

Anak Menelan Benda Asing? Lakukan Langkah Ini!

Anak Menelan Benda Asing? Lakukan Langkah Ini!

Ketahui Ciri Tidak Normal pada Anak yang Takut Mandi

Ketahui Ciri Tidak Normal pada Anak yang Takut Mandi