<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Bagi setiap ibu, baik yang sudah berpengalaman maupun yang baru menjadi ibu, proses menyusui menjadi tantangan tersendiri. Mungkin sekilas tampak mudah dan alami, namun ternyata proses menyusui tidaklah semudah yang dibayangkan. Tak hanya bagi ibu, menyusui juga menjadi proses pembelajaran bagi bayi, lho, MomDad!</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Namun, dalam prosesnya, seringkali para ibu mengalami kesulitan, khususnya bagi yang baru menjadi ibu. Untuk itu, MomDad perlu mengetahui bagaimana posisi serta perlekatan yang tepat agar saat proses menyusui menjadi momen kedekatan bagi ibu dan buah hati. Simak infomasinya lebih jauh, yuk!</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Posisi menyusui</strong></span><br></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1648779343238-61067a79.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sumber freepik3.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </span></div><div style="text-align: justify;"><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Hal yang sangat penting diperhatikan, namun kerap disepelekan adalah posisi saat menyusui. Posisi yang tepat akan sangat membantu proses menyusui agar berjalan lancar, sehingga baik ibu maupun bayi merasa bahagia saat melakukannya. Posisi menyusui yang tepat adalah ketika kepala, bahu, dan punggung bayi berada di posisi sejajar. Mudahnya, bayi tidak berada dalam posisi ‘nengok’ atau mendongakkan kepalanya saat menyusu ke payudara ibu serta perut bayi menempel dengan perut ibu.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Ada beberapa posisi menyusui yang bisa Mom coba sesuai dengan kenyamanan masing-masing:</span></div><div style=""><ul><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><strong><em>Cradle hold</em></strong></span><span style="font-size: 12pt;">: Ini adalah posisi menyusui yang paling umum. Biasanya para ibu melakukan posisi ini di minggu pertama kelahiran bayi. Caranya adalah dengan memangku bayi menggunakan tangan kanan untuk membuatnya menyusu di payudara sebelah kanan, kemudian posisikan perut bayi agar menempel dengan perut ibu.</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><strong><em>Cross craddle hold</em></strong></span><span style="font-size: 12pt;">: Posisi ini tidak berbeda jauh dengan cradle hold. Bedanya, Mom bisa memangku bayi menggunakan tangan kanan dan menyusui di payudara sebelah kiri.</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;"><strong><em style="background-color: unset;">Football hold</em></strong></span><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;">: Berbeda dengan posisi sebelumnya yang mengharuskan perut ibu dan bayi menempel, posisi ini mirip seperti saat membawa bola rugby. Football hold mengharuskan Mom menopang kepala dan leher bayi dengan tangan kanan, namun tubuh bayi diapit oleh ketiak ibu.</span><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;"><strong style="background-color: unset;">Berbaring</strong></span><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;">: Letakkan bayi di atas dada ibu. Supaya lebih nyaman, letakkan bantal di bawah punggung ibu. Posisi ini biasanya dilakukan setelah melahirkan dan melakukan inisiasi menyusu dini (IMD). Posisi ini juga memudahkan bayi prematur, bayi kembar, dan bayi yang mengalami kesulitan untuk meletakkan mulutnya pada puting ibu.</span><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;"><strong style="background-color: unset;">Berbaring menyamping</strong></span><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;">: Posisi ini mungkin lebih nyaman dilakukan oleh para ibu pasca operasi sesar. Rebahkan tubuh Mom pada posisi menyamping, namun usahakan agar bantal tidak terlalu dekat dengan bayi agar tidak menghalangi jalan napasnya.</span><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;"><strong style="background-color: unset;">Koala</strong></span><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;">: Posisi ini cocok untuk anak bayi yang sudah bisa duduk secara mandiri. Posisi ini menempatkan bayi dalam posisi duduk dan kepala menghadap ke payudara ibu.</span><br></div></li></ul><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><strong>Perlekatan</strong></span><br></div><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1648779513088-57800677.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sumber freepik2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></span></div><div style=""><div style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Selain posisi, perlekatan saat menyusui juga kerap menjadi tantangan bagi para ibu. Agar mendapatkan perlekatan yang baik, kuncinya adalah CALM, yang merupakan singkatan dari</span><em><span style="font-size: 12pt;"> Chin</span></em><span style="font-size: 12pt;">, Areola, </span><em><span style="font-size: 12pt;">Lips</span></em><span style="font-size: 12pt;">, dan </span><em><span style="font-size: 12pt;">Mouth</span></em><span style="font-size: 12pt;">.</span></div><div style=""><ul><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><em><strong>Chin</strong></em></span><span style="font-size: 12pt;">: Dagu bayi menyentuh payudara ibu sehingga tidak ada jarak sama sekali.</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><strong>Areola</strong></span><span style="font-size: 12pt;">: Sebagian besar areola ibu masuk ke mulut bayi, sehingga bayi menyusu tidak hanya dari puting saja.</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><strong><em>Lips</em></strong></span><span style="font-size: 12pt;">: Posisi bibir atas dan bawah bayi terpuntir keluar.</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><strong><em>Mouth</em></strong></span><span style="font-size: 12pt;">: Mulut bayi terbuka lebar, tidak boleh hanya sekedar menempel ke puting.</span></div></li></ul><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Selain CALM, tanda perlekatan yang baik juga ditandai dengan bayi menyusu tidak lepas-lepas atau tidak terdengar suara berdecak, namun hanya suara menelan. Tanda lain lagi adalah puting ibu tidak terasa nyeri, serta pipi bayi cembung. Tips agar perlekatan baik adalah dengan memegang payudara menggunakan satu tangan dan mengarahkan puting ke arah hidung atau bibir atas bayi untuk merangsang bayi membuka mulut dengan lebar. Pada saat bayi membuka mulut lebar-lebar, bawa bayi ke payudara ibu sehingga sebagian besar jaringan payudara ibu dapat masuk ke mulut bayi.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Apakah selama ini MomDad sudah menyusui dengan posisi yang tepat? Jika belum, yuk terapkan tips di atas! Nah, untuk mengetahui informasi seputar ASI, MPASI, hinga tumbuh kembang si Kecil, jangan lupa </span><span style="font-size: 12pt;"><em>follow</em></span><span style="font-size: 12pt;"> Instagram </span><span style="font-size: 12pt;"><a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a></span><span style="font-size: 12pt;"> dan pantau terus artikel informatif melalui aplikasi PrimaKu.</span></div><div style="font-size: 12pt;"><br></div><div style="font-size: 12pt;"><strong>Sumber foto</strong>: Freepik</div><div style="font-size: 12pt;"><div style="font-size: 12pt; font-weight: bold;"><em style="font-weight: 400;"><span style="font-weight: 700;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</span></em><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div><em style="font-weight: 400;"><span style="font-weight: 700;"><br></span></em></div></div></div></div><span style="font-size: 12pt;"><div></div></span></div></div></div>

Supaya Ibu dan Bayi Nyaman, Ini Posisi dan Perlekatan Menyusui yang Baik

supaya-ibu-dan-bayi-nyaman--ini-posisi-dan-perlekatan-menyusui-yang-baik

<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">​</span><span style="font-size: 12pt;">Tak lagi sekadar menjadi tren, pompa ASI juga menjadi kebutuhan bagi hampir setiap ibu yang menyusui. Pasalnya, memompa ASI tidak hanya dibutuhkan jika ibu akan bekerja, namun juga bermanfaat untuk mempertahankan maupun meningkatkan produksi ASI. Sebelum mulai memompa ASI, sebaiknya MomDad mempersiapkan dulu beberapa hal berikut ini supaya produksi ASI yang dihasilkan lebih berkualitas untuk si Kecil. Simak, yuk!</span><br></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Mengenal jenis pompa ASI</strong></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1648524333069-6e4e59ca.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="pumping (ABM) - subjudul1.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></span></p><div style="text-align: justify;"><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Sebelum mulai memompa ASI, MomDad harus mengetahui ada beberapa jenis pompa ASI yang tersedia di pasaran. Memerah ASI dapat dilakukan secara manual menggunakan metode Marmet, atau dengan pompa manual maupun elektrik. Berbagai pilihan pompa ASI yang ada di pasaran perlu disesuaikan dengan kebutuhan MomDad masing-masing.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Jika MomDad hanya memerlukan pompa ASI untuk sesekali, pompa manual atau memerah menggunakan tangan dapat menjadi pilihan. Namun, jika MomDad nantinya akan kembali bekerja dan perlu lebih sering memompa ASI, maka pompa elektrik dapat mempermudah proses memompa ASI.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Setelah memilih jenis pompa, ukuran corong juga harus diperhatikan karena dapat menentukan hasil pompa dan kenyamanan MomDad sendiri. Ukuran corong harus disesuaikan dengan ukuran puting. Apabila corong terlalu kecil akan menyebabkan gesekan yang membuat puting lecet, namun jika terlalu besar akan membuat pengosongan payudara tidak optimal dan produksi ASI bisa menurun.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Selain itu, yang tidak boleh dilupakan adalah <em>sparepart</em> pompa ASI yang harus diganti secara berkala sesuai petunjuk penggunaan. Kondisi <em>sparepart</em> yang sudah “aus” akan menurunkan kemampuan isap pompa yang berakibat pengosongan payudara tidak maksimal.</span></div><div style="font-weight: bold;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-weight: bold; font-size: 14pt;"><div>Pelajari cara memompa ASI dengan benar</div><div><img src="https://storage.primaku.com/editor/1648524664122-2747a7fe.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="pumping (time) - subjudul2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </div></span><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Tak hanya mengetahui tentang pompa ASI, namun cara atau teknik memompanya juga perlu diperhatikan. Cari tahu informasi sebanyak-banyaknya tentang cara memompa, meletakkan pompa dengan benar, serta menyimpan ASI dengan benar.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Jika memilih pompa ASI manual, MomDad bisa memegang payudara tepat di belakang areola. Pijat lembut dengan jari-jari dengan meletakkan jempol di bagian atas payudara, sementara keempat jari lain di bagian bawah payudara membentuk huruf C. Cara ini dilakukan untuk mencegah rasa sakit saat memompa.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Selain itu, MomDad juga disarankan untuk rileks saat memompa karena jika sedang dalam kondisi yang kurang baik, seperti stres, hal itu akan berpengaruh terhadap produksi ASI. Buat suasana yang nyaman, misalnya sambil mendengarkan musik atau menonton tayangan seru, agar <em>mood</em> MomDad lebih baik sehingga produksi ASI pun lebih lancar.&nbsp;</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 16px;">Nah, apakah selama ini MomDad sudah mengikuti tips di atas? Jika ingin tahu lebih banyak seputar ASI, tumbuh kembang si Kecil, hingga MPASI, pastikan sudah follow Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> dan pantau terus artikel terbaru melalui aplikasi PrimaKu.</span><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div></div><div style="font-size: 14pt; font-weight: bold;"><br></div><div style="font-size: 14pt; font-weight: bold;"><em style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><span style="font-weight: 700;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</span></em><br></div></div></div><div style="text-align: justify;"><span class="e-editor-select-start"></span></div>

Supaya Lancar, Ini yang Perlu Mom Tahu Sebelum Melakukan Pompa ASI

supaya-lancar--ini-yang-perlu-mom-tahu-sebelum-melakukan-pompa-asi

<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Orang tua bisa dibilang sebagai guru pertama anak. Tak salah kalau anak banyak belajar dan mencontoh orang tuanya. Untuk itu, keberhasilan pengasuhan tak lepas dari kekompakan orang tuanya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Walau punya latar belakang yang berbeda, kedua orang tua harus bisa bekerjasama untuk mendidik dan mengarahkan anak-anak. Nah, ada beragam cara yang bisa dilakukan MomDad untuk senantiasa kompak dalam mengasuh anak. Yuk, simak beberapa tipsnya berikut ini!</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Saling mendukung</strong></span><br></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1648201100787-7ed25155.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sub 1 (2).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </span></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Orang tua yang tidak saling mendukung bisa menunjukkan sikap yang tidak tegas pada anak. Misalnya saat salah satunya memarahi anak yang melakukan kesalahan, orang tua lain justru membela. Hal ini justru membuat anak mempertanyakan ketegasan dan cenderung mengabaikan apa yang dikatakan orang tua.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Untuk itu, MomDad harus saling mendukung di depan anak-anak. Kalau tidak setuju, sebaiknya bicarakan di belakang anak-anak. Tentu saja, MomDad harus menjelaskan alasan yang logis kenapa tidak setuju dan menyatukan suara.</span></div><div style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Komunikasi&nbsp;</strong></span><br></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1648201214657-a8e8fdea.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sub 2 (2).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></span></div><div style=""><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Agar MomDad satu suara, pastikan komunikasi harus berjalan lancar, ya. Beragam masalah tentu akan ada tiap harinya, maka cari lah jalan tengah untuk sama-sama sepakat dan sejalan. Diskusikan juga hal-hal apa yang tidak baik dan baik untuk anak, agar ketika ia melanggarnya, MomDad bisa melakukan tindakan yang benar.&nbsp;</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Saat ingin menerapkan aturan di rumah pun, pastikan MomDad sudah membicarakannya terlebih dahulu. Kalaupun ada konsekuensi ketika anak melanggar, pastikan sudah dibicarakan. Konsekuensinya pun tidak harus hukuman fisik, lho. Hal ini justru membuat anak memiliki momen kurang baik dan berdampak negatif pada perkembangan mentalnya. Jadi, saat membuat aturan, pastikan MomDad dalam kondisi tenang dan berpikiran jernih, ya.</span></div><div style="font-weight: bold; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><b>Satu kata satu sikap</b></span><br></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><b><img src="https://storage.primaku.com/editor/1648202693646-0fc5d9b3.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sub 3 (2).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </b></span></div><div style="text-align: justify;"><div><span style="font-size: 12pt;">Orang tua yang tidak kompak bisa membuat anak tidak takut melakukan kesalahan, karena berpikir akan ada salah satu yang membelanya. Selain itu, jika orang tua tidak satu kata satu sikap, anak juga merasa orang tuanya tidak tegas dan melakukan kesalahan yang sama kedepannya.&nbsp;</span></div><div><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div><span style="font-size: 12pt;">Untuk itu, temukan cara untuk menemukan satu keputusan dalam mengasuh si kecil. Perselisihan atau bahkan pertengkaran orang tua di depan anak juga bisa memiliki efek negatif yang panjang pada anak, lho!&nbsp;</span></div><div><br></div><div><strong><span style="font-size: 14pt;">Konsisten</span></strong><br></div><div><strong><span style="font-size: 14pt;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1648202773580-4a27afda.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sub 4 (2).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </span></strong></div><div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">MomDad tidak boleh plin-plan depan anak, ya. Misalnya ketika menerapkan suatu aturan pada anak, pastikan untuk konsisten dan mencontohkan juga hal yang sama. Jangan sampai melarang anak, tapi Momdad sebagai orang justru mencontohkan sebaliknya.&nbsp;</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Untuk mengajarkan anak harus dilakukan dengan konsisten agar anak melihat keseriusan orang tuanya dalam menerapkan aturan. Lama kelamaan pun anak akan menerapkan aturan tersebut karena sudah terbiasa. Kalau tidak konsisten, hal tersebut bisa jadi bom waktu, lho bagi anak.</span></div><div style="font-size: 14pt; font-weight: bold;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div></div><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><b>Family time&nbsp;</b></span><br></div><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><b><img src="https://storage.primaku.com/editor/1648202867600-a2dd05ce.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sub 5.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </b></span></div><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Satu hal yang tidak kalah penting adalah meluangkan waktu untuk keluarga<em></em>. Sesibuk apa pun MomDad, usahakan untuk menjadwalkan<em> family time</em> di akhir pekan atau hari libur, ya. Tidak harus jauh-jauh kok, sekadar menemani anak bermain pun pasti bisa membuat momen menyenangkan untuk keluarga.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><em>Family time</em> bukan hanya bertujuan untuk <em>refreshing</em> saat waktu luang tapi juga bertujuan untuk membuat keluarga semakin kompak. Momen ini bisa dibilang jadi cara terbaik untuk mendorong dan mengembangkan komunikasi sehat antara orang tua dan anak-anak. Selain itu,<em> family time</em> juga jadi waktu yang bagus bagi anak-anak untuk membicarakan perasaan, emosi, dan pemikiran abstrak yang belum bisa dibagikan dan tidak tahu cara menyampaikannya.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Nah, itu dia beberapa tips bagaimana agar MomDad bisa kompak dalam mengasuh anak. Mengasuh anak memang bukan pekerjaan yang ringan, tapi bebannya tidak akan terasa berat kalau MomDad kompak melakukannya.&nbsp;</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Selain beberapa cara di atas, tiap orang tua pasti juga memiliki cara masing-masing untuk bisa kompak dan mencapai <em>family goals</em> versinya. Kalau MomDad bagaimana caranya, nih? Yuk, berbagi tipsnya juga!&nbsp;</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 16px;">Mau tahu informasi penting lainnya seputar tumbuh kembang si Kecil? Yuk, <em>follow</em> Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> dan pantau terus artikel terbaru melalui aplikasi PrimaKu.</span></div><div style="font-weight: bold;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="font-weight: bold;"><span style="font-size: 16px;">Sumber foto:&nbsp;</span><span style="font-size: 16px; background-color: unset; font-weight: 400;">Pexels</span></div></div></div></div>

Tips Agar Orang Tua Senantiasa Kompak dalam Mengasuh Anak

tips-agar-orang-tua-senantiasa-kompak-dalam-mengasuh-anak

<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Gumoh merupakan keluhan yang umum dijumpai oleh para orang tua yang memiliki bayi berumur kurang dari setahun. Kebanyakan bayi tentu sudah pernah mengalami gumoh, yakni keluarnya susu atau cairan dari mulut. Namun, bagaimana MomDad bisa tahu bahwa gumoh yang dialami bayi masih bisa dikatakan normal atau justru harus dievaluasi lebih lanjut? Simak penjelasannya, yuk!</span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><div><strong>Apa itu gumoh?&nbsp;</strong></div></span><div style="font-size: 14pt;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1648014100689-9927234c.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="healthline.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </div><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Sebelum membahas lebih lanjut tentang gumoh, MomDad perlu tahu apa itu refluks gastroesofageal atau <span style="text-decoration: underline;"><em>gastroesophageal reflux</em></span> (GER). GER adalah kembalinya isi lambung ke kerongkongan. Apabila kembalinya isi lambung ke kerongkongan ini terus naik ke atas sehingga keluar dari mulut atau hidung, maka disebut sebagai regurgitasi atau yang umum dikenal sebagai gumoh.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Sebenarnya GER adalah kondisi normal yang dapat terjadi pada semua bayi. GER biasanya mulai terjadi pada usia 2-3 minggu kehidupan, memuncak di usia 4-5 bulan, kemudian berangsur menghilang di usia 9-12 bulan pada bayi yang lahir cukup bulan. Bayi yang mengalami gumoh 'normal' sering disebut sebagai '<em>happy spitters'</em>.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Bayi biasanya tidak menunjukkan gejala tidak nyaman, rewel, ataupun nyeri saat terjadinya gumoh. Gumoh akan berkurang seiring dengan perkembangan maturasi saluran cerna, pengenalan makanan padat (MPASI) pada bayi, dan perkembangan kemampuan perkembangan bayi, misalnya ketika dia sudah bisa duduk tegak dan melakukan kontrol kepala dengan yang baik.</span></div></div><div style="font-size: 14pt;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><div style="font-size: 14pt;"><strong>Mengapa GER bisa terjadi?</strong></div><div style="font-size: 12pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1648014214816-9d731429.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sumber healthline.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></div><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Kita semua mempunyai katup yang menghubungkan esofagus (kerongkongan) dan lambung (<em>lower esophageal sphincter</em>). Katup ini akan membuka saat makanan masuk dari kerongkongan ke dalam lambung, kemudian mengunci kembali agar makanan yang sudah berada di dalam lambung tidak kembali masuk ke esofagus. Pada bayi, katup ini mungkin belum berkembang sempurna, sehingga membuka kembali pada saat yang “salah” dan mengakibatkan terjadinya GER.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Pada anak yang lebih besar, makanan yang asam, berminyak, bersoda, atau berkafein dapat meningkatkan risiko terbukanya katup ini dan menimbulkan gejala GER. GER juga lebih sering dijumpai pada anak yang <em>overweight</em> atau obese.</span></div><div style="font-weight: bold;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-weight: bold; font-size: 14pt;"><div><strong>Apa yang bisa orang tua lakukan saat bayi gumoh?</strong></div></span><div style="font-size: 14pt; font-weight: bold;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1648014303421-fb7d09fe.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sumber healthline.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </div><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Jika bayi gumoh, MomDad tidak perlu cemas karena beberapa cara berikut bisa dilakukan, antara lain:</span></div><ul><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Menyendawakan bayi secara berkala saat menyusu.</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Memosisikan bayi tegak sampai 30 menit setelah sesi menyusui (dengan supervisi orang tua atau pengasuh).</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Pada bayi yang minum susu formula, dapat dilakukan pengentalan susu untuk mengurangi GER (konsultasikan dengan dokter spesialis anak)</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Hindari <em>overfeeding</em>. Berikan <em>small frequent feedings</em> atau sedikit namun lebih sering. Konsultasikan hal ini dengan dokter spesialis anak untuk menjamin kecukupan nutrisi bayi.</span></div></li></ul><div><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><strong>Kapan GER disebut tidak normal?</strong></span></div><div style="font-size: 16px;"><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1648014382843-4cb1d055.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="firstcryparenting.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></span></div></div><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">GER disebut tidak normal ketika menimbulkan komplikasi akibat refluks asam yang disebut juga dengan penyakit refluks gastroesofagus atau <em>gastroesophageal reflux disease</em> (GERD). Gejala yang dapat timbul di antaranya:</span></div><ul><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Bayi menolak menyusu</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Bayi menangis selama menyusu dan melengkungkan punggungnya (tampak kesakitan)</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Terdapat darah atau warna kehijauan saat gumoh</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Frekuensi dan intensitas gumoh meningkat (dapat disertai dorongan seperti muntah)</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Perut tampak cembung dan tegang</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Disertai gejala saluran napas seperti mengi atau batuk</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Kenaikan berat badan tidak adekuat</span></div></li></ul><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Apabila dijumpai tanda-tanda di atas, MomDad harus segera membawa anak berobat ke dokter. Pada kondisi khusus, seperti pada kondisi gangguan perkembangan, seperti palsi serebral, GER masih dapat berlangsung sampai anak berusia di atas 1 tahun. Jika GER berlangsung terus menerus, dapat menimbulkan gangguan saluran napas karena potensi masuknya isi lambung ke saluran napas, kemerahan dan iritasi di kerongkongan (esofagitis), perdarahan esofagus, hingga jaringan parut yang mengakibatkan gangguan menelan, pneumonia, serangan asma berulang, serta gangguan nutrisi.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">MomDad ingin tahu lebih banyak seputar tumbuh kembang si Kecil? Yuk, follow Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a>&nbsp;dan unggah aplikasi PrimaKu untuk&nbsp; mengetahui konten informatif lainnya.&nbsp;</span></div><div style="font-weight: bold; font-size: 16px;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="font-weight: bold; font-size: 16px;"><span style="font-size: 12pt;">Sumber foto:&nbsp;</span><span style="background-color: unset; font-weight: 400;">Unsplash</span></div><div style="font-weight: bold; font-size: 16px;"><em style="font-weight: 400;"><span style="font-weight: 700;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</span></em><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div></div></div></div></div></div></div>

Bayi Sering Gumoh, Apakah Aman?

bayi-sering-gumoh--apakah-aman-

<p style="text-align: justify;"><span><span style="font-size: 12pt;">Autisme atau yang disebut sebagai gangguan spektrum autism (</span><em><span style="font-size: 12pt;">autism spectrum disorder</span></em><span style="font-size: 12pt;">) adalah sekumpulan gangguan perkembangan yang dicirikan dengan gangguan interaksi sosial dan komunikasi, disertai dengan perilaku berulang atau minat yang terbatas. Diagnosis autisme memang tidak mudah, karena tidak ada pemeriksaan darah atau radiologi seperti pada penyakit tertentu yang dapat membuktikan bahwa seorang anak mengidap penyakit tertentu tersebut. Seorang dokter anak harus memperhatikan perilaku dan riwayat perkembangan anak untuk dapat mendiagnosis anak dengan gangguan spektrum autisme.&nbsp;</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span><span style="font-size: 12pt;">Yuk, kenali gejalanya, MomDad!</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span><span style="font-size: 14pt;"><strong>Gejala autisme</strong></span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Beberapa gejala yang umum terjadi pada anak dengan gangguan spektrum autism antara lain adalah:</span></p><ul><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Kesulitan dalam menjalin hubungan sosial</span></li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Sulit diajak bercakap-cakap</span></li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Tidak atau kurang menunjukkan emosi atau ekspresi terhadap suatu keadaan</span></li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Tidak memberikan respons sama sekali jika dipanggil atau diajak bicara</span></li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Tidak ada kontak mata, ekspresi wajah, maupun bahasa tubuh lainnya</span></li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Tidak tertarik terhadap anak lain</span></li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Menggerakkan anggota tubuh tertentu berulang-ulang, menderetkan mainan, mengulangi perkataan orang</span></li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Hanya menyukai benda atau mainan tertentu (minat terbatas)</span></li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Mudah marah bila aktivitas rutin hariannya diubah</span></li></ul><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Dari gejala-gejala yang mungkin terjadi di atas, terdapat beberapa tanda bahaya yang dapat diperhatikan oleh MomDad. Apabila ditemukan, tanda bahaya ini harus segera dikonsultasikan dan diintervensi secepatnya. Adapun tanda bahaya (</span><em><span style="font-size: 12pt;">red flags</span></em><span style="font-size: 12pt;">) tersebut antara lain adalah:</span></p><ol><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Tidak mengoceh (</span><em><span style="font-size: 12pt;">babbling</span></em><span style="font-size: 12pt;">), tidak menunjuk, atau tidak ada mimik wajah yang wajar pada usia 12 bulan</span></li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Tidak ada kata-kata berarti pada usia 16 bulan</span></li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Tidak ada kalimat yang terdiri dari 2 kata pada usia 24 bulan</span></li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Hilangnya kemampuan berbahasa atau kemampuan sosial pada usia berapa pun</span></li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Tidak menoleh atau sulit menoleh bila dipanggil namanya pada usia 6 bulan – 1 tahun</span></li></ol><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Pemeriksaan rutin</strong></span></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Asosiasi dokter anak Amerika (</span><em><span style="font-size: 12pt;">American Academy of Pediatrics</span></em><span style="font-size: 12pt;">, AAP) merekomendasikan agar setiap anak diperiksa perkembangan dan perilakunya pada kunjungan rutin pada usia 9 bulan, 18 bulan, dan 30 bulan. Sebagai tambahan, setiap anak secara spesifik direkomendasikan untuk menjalani skrining terhadap autisme pada usia 18 dan 24 bulan. Pemeriksaan skrining adalah pemeriksaan yang dilaksanakan kepada semua anak, meskipun anak tidak menunjukkan gejala.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Pemeriksaan skrining terhadap autisme dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan mengenai perkembangan anak. Skrining ini tidak sama dengan pemeriksaan diagnostik. Apabila dari hasil pemeriksaan skrining terdapat kecurigaan anak mengalami autisme, anak akan dirujuk kepada dokter yang ahli mengenai autisme untuk pemeriksaan lebih lanjut.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Dapatkan konten informatif lainnya seputar tumbuh kembang si Kecil dengan follow Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> dan pantau terus artikel terbaru kami di aplikasi PrimaKu.</span></p><p style="text-align: justify;"><em style="font-size: 16px;"><span style="font-weight: 700;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</span></em><span style="font-size: 12pt;"><br></span></p><p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt;">Daftar bacaan:</span></strong></p><ol><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Pidato pengukuhan Guru Besar Prof. DR. Dr. Hardiono D. Pusponegoro, Sp.A(K) berjudul: Autisme, cahaya dalam kegelapan</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Center for Disease Control. Screening and diagnosis of autism spectrum disorder. Didapat dari </span><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/ncbddd/autism/screening.html" title="https://www.cdc.gov/ncbddd/autism/screening.html"><span style="font-size: 12pt;">https://www.cdc.gov/ncbddd/autism/screening.html </span></a></li></ol><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></p>

MomDad, Yuk Pelajari Tentang Autisme dan Tanda-Tanda Awalnya!

momdad--yuk-pelajari-tentang-autisme-dan-tanda-tanda-awalnya-

<p><span>Setiap ibu pasti ingin memberikan air susu ibu (ASI) untuk bayinya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan dan dilanjutkan hingga minimal usia 2 tahun didampingi dengan makanan padat. Ada kalanya ibu tidak dapat menyusui langsung, baik karena alasan pekerjaan, sakit, atau ada hambatan lainnya sehingga ASI harus diberikan melalui media lain. Nah, sudah tahukah ibu bagaimana cara menyimpan dan memberikan ASI perah yang baik dan benar? Mari simak artikel berikut.</span></p><p><strong><br></strong></p><p><strong>PEMERAHAN</strong></p><ol><li>Pastikan ibu memperhatikan kebersihan tangan, pompa/alat perah, dan botol atau plastik penyimpan ASI.<br></li><li>Ibu disarankan memerah ASI langsung ke dalam botol atau plastik penyimpan ASI.</li><li>Ibu dapat menggunakan botol kaca maupun plastik ASI untuk menyimpan ASI, tidak ada yang lebih superior di antara keduanya</li></ol><p><strong style="background-color: unset; text-align: inherit;">&nbsp;</strong></p><p><strong style="background-color: unset; text-align: inherit;">PENYIMPANAN</strong></p><ol><li>Beri label pada wadah penyimpan ASI berisi tanggal dan jam ASI diperah.</li><li>Jangan simpan ASI di pintu kulkas agar suhu tidak berubah-ubah.</li><li>Jika ASI tidak akan digunakan dalam 4 hari ke depan, segera pindahkan ke freezer apabila suhu sudah dingin</li><li>Simpan ASI dengan jumlah secukupnya per wadah penyimpan. Sisakan tempat di bagian atas wadah karena volume ASI beku akan bertambah.</li><li>ASI dapat disimpan dalam tas berisi es batu selama maksimal 24 jam. Setibanya di tujuan, segera berikan ASI kepada bayi, simpan di kulkas, atau bekukan.</li></ol><p><br></p><p>Lokasi penyimpanan dan suhu penyimpanan:</p><ol><li>Jenis ASI	Suhu ruangan	Kulkas (4oC)	Freezer</li><li>ASI segar yang baru diperah	Maksimal 4 jam	Maksimal 4 hari	Baik dalam waktu 6 bulan. Masih dapat digunakan maksimal 12 bulan</li><li>ASI yang sudah dicairkan (sebelumnya beku)	1-2 jam	Maksimal 1 hari (24 jam)	Jangan pernah membekukan kembali ASI yang sudah pernah dicairkan</li></ol><p>&nbsp;</p><p><strong>PENCAIRAN ASI BEKU / <em>THAWING</em></strong></p><ol><li>ASI dapat diturunkan dari <em>freezer</em> ke kulkas bagian bawah selama semalam atau diletakkan dalam wadah berisi air hangat</li><li>Jangan mencairkan ASI beku atau memanaskan ASI dingin dengan kompor atau microwave.</li><li>Setelah ASI cair, gunakan dalam waktu 24 jam setelah ASI cair seluruhnya (bukan sejak ASI diturunkan dari freezer)</li><li>Setelah ASI dihangatkan atau berada dalam suhu ruangan, gunakan dalam waktu 2 jam</li><li>Jangan membekukan kembali ASI yang sudah pernah dicairkan</li><li>ASI tidak harus dihangatkan, ASI dapat diberikan dalam keadaan dingin atau dalam suhu ruang. Putar wadah penyimpanan ASI agar lemak bercampur kembali</li><li>Bila ibu memutuskan untuk menghangatkan ASI perah, pastikan wadah penyimpanan tertutup rapat dan uji suhu ASI perah sebelum diberikan kepada bayi</li><li>Jika bayi tidak menghabiskan ASI perah yang sudah didiamkan, sisa ASI dapat diberikan maksimal 2 jam setelah bayi selesai minum. Setelah 2 jam, sisa ASI perah harus dibuang.</li></ol><p>&nbsp;</p><p><strong>Daftar bacaan:</strong></p><ol><li>Centers for Disease Control and Prevention. Proper storage and preparation of breastmilk. Didapat dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/breastfeeding/recommendations/handling_breastmilk.htm" title="https://www.cdc.gov/breastfeeding/recommendations/handling_breastmilk.htm">https://www.cdc.gov/breastfeeding/recommendations/handling_breastmilk.htm </a></li></ol><p><br></p>

Cara menyimpan ASI perah dengan baik dan benar

cara-menyimpan-asi-perah-dengan-baik-dan-benar

<p>Membentuk body image yang sehat pada remaja</p><p><br></p><p><em>Body image</em>, atau kadang-kadang diterjemahkan sebagai citra diri, adalah bagaimana seseorang mempersepsikan atau mencitrakan tubuhnya bila dibandingkan dengan gambaran atau kriteria tubuh ideal di dalam benaknya, 'Kriteria' ini mungkin sesuai atau tidak sesuai dengan kenyataan yang dihadapinya saat ini. Pada masa remaja, yang merupakan masa transisi dari masa anak ke masa dewasa, terjadi berbagai perubahan fisik, kognitif, dan emosional. Masa transisi ini sering mengakibatkan masalah body image atau citra diri. Remaja merasa tubuhnya tidak ideal. Mereka tidak nyaman, tidak puas dan tidak bahagia dengan bentuk dan ukuran tubuhnya.&nbsp;</p><p><br></p><p><strong><span style="font-size: 12pt;">Bagaimanakah persepsi </span></strong><em><strong><span style="font-size: 12pt;">body image </span></strong></em><strong><span style="font-size: 12pt;">yang sehat bagi remaja?</span></strong></p><p><em>Body image </em>yang sehat sangatlah penting. Remaja harus merasa bahagia, nyaman, dan dapat menerima tubuhnya. Rasa percaya diri dan kesehatan jiwa akan tercapai apabila remaja juga memiliki persepsi yang baik mengenai makan, makanan, dan aktivitas fisik. <em>Body image</em> yang sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti keluarga, perlakuan lingkungan atau teman sebaya, media sosial, latar belakang budaya, dan lain-lain. Perubahan yang terjadi akibat pubertas juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi <em>body image</em>. Selama masa pubertas, tubuh remaja mengalami berbagai perubahan fisik yang terjadi bersamaan dengan keinginan remaja untuk diterima oleh lingkungannya.&nbsp;</p><p><br></p><p><strong><span style="font-size: 12pt;">Bagaimana peran orangtua dalam pembentukan body image yang sehat?</span></strong></p><p><strong><span style="font-size: 12pt;"></span></strong>Tentu saja banyak yang bisa Ayah/Ibu lakukan, yaitu:</p><p><em><span style="text-decoration: underline;">Ajak bicara anak dan dengarkan pendapat serta perasaan mereka</span></em></p><p><em>﻿﻿</em>Ayah/Ibu dapat mengajak anak berdiskusi mengenai perubahan bentuk tubuh selama masa pubertas. Tanyakan pada anak mengenai kekhawatiran atau ketakutannya akan perubahan bentuk tubuhnya. Jika anak mengalami kebingungan, berikan dukungan dan pastikan ia mengerti bahwa perubahan yang terjadi adalah bagian dari pertumbuhan yang normal. Diskusi mengenai gambaran tubuh di media sosial juga penting untuk dilakukan. Beberapa iklan maupun tayangan menimbulkan gambaran ideal yang tidak realistis bagi remaja. Ayah/Ibu dapat menjelaskan bahwa gambaran ideal di media bukan merupakan gambaran yang harus terjadi di kehidupan nyata.&nbsp;</p><p><br></p><p><em><span style="text-decoration: underline;">Fokus pada anak sebagai manusia seutuhnya</span></em></p><p><em>﻿﻿</em>Pujilah anak untuk kemampuan dan pencapaiannya, bukan untuk penampilan atau bentuk tubuhnya. Ayah/Ibu dapat mendorong anak agar puas dan bangga terhadap prestasi atau hal-hal yang tidak berkaitan dengan penampilan fisik, seperti selera humor, prestasi sekolah, atau keterampilan lain. Usahakan untuk memberikan afirmasi positif tentang apa yang dapat dilakukan tubuh mereka dan bukannya tentang bagaimana tubuh mereka terlihat. Misalnya, Ayah/Ibu dapat memuji kemampuan anak untuk melempar bola sangat jauh atau melompat tinggi, bukan memuji otot mereka yang besar.&nbsp;</p><p><br></p><p><em><span style="text-decoration: underline;">Menjadi panutan/role model yang positif terkait citra diri</span></em></p><p>Tunjukkan bahwa Ayah/Ibu juga merasa nyaman dengan bentuk tubuh yang dimiliki. Beberapa hal positif yang dapat dilakukan adalah membuat pola makan sehat dan olahraga menjadi bagian dalam pola hidup keluarga, mengapresiasi hal-hal lain selain penampilan, mengusahakan tidak berkomentar mengenai bentuk tubuh orang lain, dan tidak menggoda atau mengejek orang lain terkait penampilan maupun bentuk tubuhnya.&nbsp;</p><p><br></p><p>Beberapa tanda anak tidak nyaman dan khawatir mengenai penampilan atau bentuk tubuhnya adalah:</p><ul><li>Mengatakan dirinya jelek</li><li>Membandingkann penampilan atau bentuk tubuhnya dengan anak lain terus menerus</li><li>Enggan keluar rumah karena penampilannya</li><li>Terobsesi untuk kurus</li><li>Menghabiskan banyak waktu untuk bercermin</li><li>Mengaitkan makan dan makanan dengan rasa bersalah atau malu</li></ul><p><br></p><p>Jika anak mengatakan ingin makan dengan porsi atau komposisi yang berbeda, atau ingin melakukan lebih banyak olahraga, Ayah/Ibu dapat mendukung dan memastikan bahwa alasan untuk melakukan hal-hal tersebut adalah alasan yang wajar dan sehat. Apabila anak menunjukkan tanda-tanda stress atau khawatir berlebihan mengenai bentuk tubuhnya, ajaklah ia menemui praktisi kesehatan.&nbsp;</p><p><br></p><p><br></p><p><strong>Daftar bacaan:</strong></p><p>Voelker DK, Reel JJ, Greenleaf C. Weight status and body image perceptions in adolescents: current perspectives. Adolesc Health Med Ther. 2015;6:149-58.</p><div><br></div>