Peristiwa traumatis tidak hanya pernah dialami orang dewasa, tapi anak-anak juga bisa mengalaminya, lho, MomDad. Trauma psikis bisa diakibatkan banyak faktor, misalnya bullying, kecelakaan, atau kehilangan orang terdekat.Tidak hanya itu, trauma juga bisa karena hal-hal yang dianggap sepele misalnya memaksa anak makan. Yap, trauma makan bisa terjadi saat orang tua memaksa sambil memarahi dan mengancam anak untuk makan. Berikut dampak buruk dan penyebab anak trauma makan!Penyebab anak mengalami trauma makan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1661320966254-b0056c96.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="little-boy-refuses-eat-he-cries-pushes-plate-mother-feeding-her-child-first-solid-food-year-old-kid-baby-sitting-high-chair-rental-mom-little-boy-eat-porridge_152898-1991.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Anak mulai dapat mengalami ketakutan untuk makan sejak bayi, ketika mulai diperkenalkan kepada botol susu. Pada saat mulai MPASI pun bayi dapat mengalami ketakutan berlebihan ketika didudukkan di kursi makan atau melihat sendok.Beberapa penyebab anak takut minum susu atau makan adalah pengalaman tidak menyenangkan dengan susu atau makanan, misalnya tersedak atau muntah ketika sedang minum susu atau makan. Pengalaman tersebut sangat menakutkan bagi bayi karena mungkin pengalaman tersebut menimbulkan rasa nyeri yang tidak dapat mereka lupakan. Penyebab lainnya adalah dipaksa untuk makan oleh orang tua atau pengasuhnya.Ciri-ciri anak trauma makan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1661321222599-45a2f54f.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="pexels-alexander-dummer-759736.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Anak-anak yang mengalami trauma makan umumnya menunjukkan ciri-ciri yang bisa MomDad perhatikan, seperti berikut ini:<ul><li style="text-align: justify;">Menangis ketika melihat botol susu maupun sendok</li><li style="text-align: justify;">Menolak ketika didudukkan di kursi makan</li><li style="text-align: justify;">Menangis, berteriak, dan menolak ketika melihat makanan</li><li style="text-align: justify;">Menolak diberi minum melalui botol susu atau makan dengan sendok</li></ul>Cara mencegah anak trauma makan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1661321253450-6378f0f9.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="pexels-vanessa-loring-5083240.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Daripada memaksa anak untuk makan, MomDad bisa melakukan beberapa hal berikut ini untuk mencegah anak trauma makan:<ul><li style="text-align: justify;">Memberi makanan favorit anak dengan tampilan menarik</li><li style="text-align: justify;">Memberi makan dalam porsi kecil namun sering</li><li style="text-align: justify;">Buat jadwal waktu makan yang teratur dan pastikan anak tidak ngemil dahulu sebelum waktu makan</li><li style="text-align: justify;">Variasikan menu makanan agar anak tidak bosan</li></ul>Melihat anak yang lahap makan adalah sebuah kebahagiaan tersendiri bagi orang tua. MomDad juga pasti bersemangat memasak makanan favoritnya agar anak lahap menyantap makanan. Namun, kalau anak belum mau makan, coba deh untuk menyiasatinya dengan menerapkan beberapa tips di atas. Hindari memaksa anak dan memarahinya perihal makanan agar anak tidak trauma. Semoga berhasil, ya, MomDad!Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar&nbsp;kesehatan ibu, serta anak? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Anak Bisa Trauma Makan, lho! Kenali Ciri dan Penyebabnya

anak-bisa-trauma-makan--lho--kenali-ciri-dan-penyebabnya

Bermain merupakan sebuah aktivitas yang tidak bisa dipisahkan dari dunia anak. Sebagai orang tua, MomDad harus tahu bahwa tahapan bermain anak memiliki perbedaan sesuai dengan perkembangannya. Untuk itu, PrimaKu mengajak MomDad agar mengenal tahapan bermain anak. Yuk, simak penjelasannya di bawah!Tahapan bermainBermain lebih dari sekadar bersenang-senang. Ketika bermain, anak mengembangkan kemampuan yang akan ia perlukan selama hidupnya, misalnya kemampuan untuk berkreasi (kreativitas), kemampuan untuk memecahkan masalah, kemampuan bersosialisasi, dan keberanian untuk mengambil risiko. Seiring dengan perkembangan anak, ia akan melewati berbagai tahapan perkembangan bermain sebagai berikut:1. Unoccupied Play (lahir – 3 bulan)Pada tahapan ini, meski bayi tampak hanya dapat menggerakkan anggota tubuhnya, seperti lengan, tungkai, tangan, kaki, dan lain-lain tanpa tujuan, namun sebenarnya, dirinya sedang mempelajari bagaimana bagian-bagian tubuhnya berfungsi dan bergerak. Dengan mulai mempelajari dirinya, si kecil memulai perjalanannya menjelajahi dunia.2. Solitary Play (lahir - 2 tahun)Si kecil tampak lebih asyik bermain sendiri dan belum menunjukkan ketertarikan bermain dengan anak lain. Solitary play penting karena mengajarkan ia keterampilan untuk bermain sendiri, tidak bergantung kepada orang lain demi mencari kesenangannya sendiri.3. Spectator atau Onlooker Behavior (2 tahun)Di tahap spectator atau onlooker behavior, si kecil mulai memperhatikan teman sebayanya bermain namun belum mau bermain bersama.4. Parallel Play (&gt; 2 tahun)<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660990722309-7964dd0b.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="african-american-family-dad-with-kids-babies-play-collect-colorful-pyramid-home-bed-happy-family_267293-4268.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Parallel play merupakan sebuah tahapan dimana ketika si Kecil bermain di sebelah atau di sekitar temannya, tapi bukan bermain bersama-sama. Pada tahap ini ia sedang mempelajari kemampuan sosialnya dengan mengobservasi sekitarnya.5. Associate Play (3-4 tahun)Si Kecil mulai tertarik untuk berinteraksi dan beraktivitas bersama dengan temannya. Tetapi terkadang, aktivitas mereka tidak selalu berhubungan. Misalnya, anak yang sedang bermain di taman bermain, belum tentu mereka bermain bersama karena keinginan yang berbeda. Yang satu bermain panjat-panjatan dan yang lainnya bermain perosotan, tanpa saling terkait.Namun, terkadang mereka juga dapat bercerita satu sama lain, bertukar mainan, dan lain-lain. Fase ini merupakan waktu yang tepat untuk mengajarkan kepada si Kecil mengenai kemampuan untuk memecahkan masalah dan bekerja sama.6. Cooperative atau social Play (&gt; 4 tahun)Cooperative atau social play merupakan suatu tahapan ketika si Kecil betul-betul bermain bersama dengan menunjukkan ketertarikan pada anak lain dan aktivitasnya. Ia mungkin bermain dalam kelompok yang memiliki pemimpin. Anak mungkin juga membagi peran dalam kelompok untuk memecahkan suatu masalah atau meraih suatu tujuan. Tahapan bermain ini penting untuk interaksi sosial.Saat ini, si Kecil berada di tahapan bermain yang mana nih, MomDad?Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar tumbuh kembang si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Referensi:<ul><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://pathways.org/kids-learn-play-6-stages-play-development/" title="https://pathways.org/kids-learn-play-6-stages-play-development/">https://pathways.org/kids-learn-play-6-stages-play-development/ </a></li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://therapiesforkids.com.au/social-stages-of-play-for-children-0-6-years/" title="" target="_blank">https://therapiesforkids.com.au/social-stages-of-play-for-children-0-6-years/</a></li></ul>&nbsp;Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Tahapan Bermain Anak Berdasarkan Usia

tahapan-bermain-anak-berdasarkan-usia

Bulan Februari dan Agustus ditetapkan pemerintah Indonesia menjadi bulan vitamin A. Pada kedua ini, si Kecil bisa mendapatkan suplementasi vitamin A kapsul biru untuk usia 6-11 bulan dan kapsul merah untuk 12-59 bulan secara gratis di puskesmas, posyandu, balai pengobatan atau di fasilitas kesehatan lainnya. Nah, seberapa penting sih vitamin A untuk kesehatan anak? Fungsi vitamin AVitamin A adalah mikronutrien esensial, atau mikronutrien yang tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga vitamin A harus diperoleh dari luar tubuh. Vitamin A diperlukan untuk menjaga kesehatan mata, kesehatan selaput lendir atau mukosa, kesehatan kulit (permukaan kulit luar maupun permukaan kulit di dalam tubuh), kesehatan rambut, dan sistem reproduksi.Selain itu, vitamin A juga sangat penting untuk menjaga fungsi imunitas atau kekebalan serta pertumbuhan, serta bermanfaat sebagai antioksidan. Apabila kekurangan vitamin A, maka dapat berisiko menimbulkan gangguan penglihatan dan meningkatkan kerentanan terhadap berbagai penyakit infeksi seperti campak dan diare.Vitamin A pada makanan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660898661585-e64b3702.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="bantal 2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Dalam makanan, vitamin A terbagi menjadi dua bentuk, yaitu:<ul><li style="text-align: justify;">Bentuk aktif di mana vitamin A yang juga disebut sebagai retinol bisa ditemukan di dalam sumber makanan hewani seperti produk susu, hati, ikan, dan daging.</li><li style="text-align: justify;">Bentuk belum aktif atau provitamin A yang juga disebut beta karoten, bisa ditemukan di dalam sayuran dan buah-buahan yang berwarna kuning-jingga, atau berwarna hijau gelap.</li></ul>Mungkin MomDad berpikir, “kalau begitu cukup dong si Kecil diberikan sayur atau buah yang berwarna jingga atau “oren-oren”?” Eits, tunggu dulu!Untuk bisa bekerja secara optimal, provitamin A atau beta karoten harus diubah ke bentuk aktif oleh tubuh. Nah sayangnya, hal ini diperlukan 6 kali lipat beta karoten untuk mendapatkan sejumlah vitamin A yang diperlukan tubuh.Pada Tabel 1 di bawah ini, MomDad dapat melihat kebutuhan vitamin A pada berbagai kelompok usia si Kecil.<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660897744577-38426e27.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="vita.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Keterangan:<ul><li style="text-align: justify;">RAE = retinol activity equivalent</li><li style="text-align: justify;">1 IU retinol = 0.3 mcg RAE</li><li style="text-align: justify;">1 IU supplemental beta-carotene = 0.3 mcg RAE</li><li style="text-align: justify;">1 IU dietary beta-carotene = 0.05 mcg RAE</li></ul>Sedangkan pada Tabel 2 dan 3, MomDad dapat melihat kandungan vitamin A (retinol) atau beta caroten (pro-vitamin A) pada berbagai sumber bahan makanan.<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660897794768-b95bb105.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="vita 2.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> <img src="https://storage.primaku.com/editor/1660897879828-de15f0be.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="vita 3.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Nah, MomDad enggak usah pusing! Sekarang pemerintah Indonesia sudah menyediakan suplementasi vitamin A yang rutin diberikan setiap dua kali setahun secara gratis, yaitu di bulan Februari dan Agustus untuk melengkapi kebutuhan vitamin si Kecil.Yuk, cek informasi lebih lanjut mengenai vitamin A <a class="e-rte-anchor" href="https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/others/POSTER_VITAMIN_A_3-converted.pdf" title="https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/others/POSTER_VITAMIN_A_3-converted.pdf" target="_blank">di sini</a>!Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar imunisasi? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Referensi:<ul><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminA-HealthProfessional/" title="https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminA-HealthProfessional/">https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminA-HealthProfessional/ </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.who.int/elena/titles/vitamina_children/en/" title="https://www.who.int/elena/titles/vitamina_children/en/">https://www.who.int/elena/titles/vitamina_children/en/ </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/156482650102200403" title="https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/156482650102200403">https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/156482650102200403 </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/others/POSTER_VITAMIN_A_3-converted.pdf" title="https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/others/POSTER_VITAMIN_A_3-converted.pdf">https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/others/POSTER_VITAMIN_A_3-converted.pdf </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/manfaat-pemberian-vitamin-a-untuk-anak" title="https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/manfaat-pemberian-vitamin-a-untuk-anak">https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/manfaat-pemberian-vitamin-a-untuk-anak</a></li></ul>&nbsp;Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Agustus Bulan Vitamin A, Seberapa Penting untuk Anak?

agustus-bulan-vitamin-a--seberapa-penting-untuk-anak-

Zat besi dibutuhkan oleh setiap orang karena sangat penting dalam perkembangan sistem saraf. Karena peranannya sangat penting, sejak dini bayi perlu dipantau kecukupan zat besi di dalam tubuhnya. Jika bayi kekurangan zat besi, bisa berakibat fatal, salah satunya anemia. Lalu, bagaimana tanda-tanda bayi kekurangan zat besi? Simak penjelasannya, yuk!Dampak anemia pada anak<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660810524677-bf13bf46.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="asian-child-rest-her-cheeks-fists-with-moody-face_29488-4153.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Melansir laman IDAI, anemia sering diartikan sebagai kekurangan darah. Secara teoritis anemia merupakan istilah untuk menjelaskan rendahnya nilai hemoglobin (Hb) sesuai dengan umur dan jenis kelamin. Pada anak-anak, kekurangan zat besi atau Anemia defisiensi Besi (ADB) merupakan penyebab anemia terbanyak.ADB pada anak akan memberikan dampak yang negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi. Selain itu berkurangnya kandungan besi dalam tubuh juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan organ tubuh akibat oksigenasi ke jaringan berkurang. Masalah yang paling penting yang ditimbulkan oleh defisiensi besi yang berlangsung lama adalah menurunkan daya konsentrasi dan prestasi belajar pada anak.Tanda bayi kekurangan zat besi<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660810734685-9be7ef1e.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="apel.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Fungsi zat besi yang paling penting adalah dalam perkembangan system saraf yaitu diperlukan dalam proses mielinisasi, neurotransmitter, dendritogenesis dan metabolisme saraf. Kekurangan zat besi sangat mempengaruhi fungsi kognitif, tingkah laku dan pertumbuhan seorang bayi.Besi juga merupakan sumber energi bagi otot sehingga memengaruhi ketahanan fisik dan kemampuan bekerja, terutama pada masa remaja. Bila kekurangan zat besi terjadi pada masa kehamilan, maka akan meningkatkan risiko perinatal serta mortalitas bayi.Tanda-tanda anak kekurangan zat besi antara lain:<ul><li style="text-align: justify;">Lemas dan mudah lelah</li><li style="text-align: justify;">Menurunnya daya tahan tubuh sehingga mudah infeksi</li><li style="text-align: justify;">Lebih iritabel, sulit mengendalikan diri</li><li style="text-align: justify;">Nafsu makan berkurang</li><li style="text-align: justify;">Tampak pucat</li><li style="text-align: justify;">Gemar makan yang bukan makanan (tanah, kertas, pasta gigi, alat tulis)</li><li style="text-align: justify;">Sulit konsentrasi dalam belajar pada anak usia sekolah</li></ul>Anemia pada anak tentu dapat diobati. MomDad perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu untuk diberikan pengobatan yang tepat, seperti pemberian preparat besi (ferosulfat/ferofumarat/feroglukonat) yang diberikan antara waktu makan. Pengobatan berlangsung hingga 2-3 bulan setelah kadar Hb normal untuk mengisi cadangan besi dalam tubuh.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar kesehatan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle!&nbsp;Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Hati-Hati, Kekurangan Zat Besi pada Anak Bisa Berakibat Fatal, lho!

hati-hati--kekurangan-zat-besi-pada-anak-bisa-berakibat-fatal--lho-

Meskipun banyak mainan di rumah dan memiliki waktu juga untuk bermain gawai, tidak bisa dipungkiri anak bisa saja mengeluh bosan. Orang tua pun mulai bingung karena biasanya disaat ia bosan, anak cenderung rewel.Padahal, tahukah MomDad kalau rasa bosan yang anak rasakan itu tidak selalu negatif, lho. Ternyata ada nilai positif yang justru bagus buat tumbuh kembangnya. Kalau penasaran apa saja, yuk simak artikel ini sampai bawah!Anak mencari solusi sendiri untuk menghibur dirinya<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660452915441-751437c8.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="family-supermarket-woman-brown-t-shirt-people-choose-products-mother-with-daughter.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> MomDad mungkin berpikir untuk selalu ada untuk anak. Nyatanya, tidak selalu anak harus ditemani, lho. Si Kecil juga perlu belajar untuk menangani segala sesuatunya sendiri. Memberinya terlalu banyak perhatian justru tidak bagus. Secara tidak sengaja, anak akan merasa bahwa orang tuanya ada untuk melayani mereka.&nbsp;Alih-alih mengembangkan identitasnya sendiri, anak malah akan terpaku dengan identitas yang dibentuk orang tua. Untuk itu, jika MomDad sibuk menghabiskan seluruh waktu untuk menghiburnya disaat ia bosan, mereka tidak akan belajar bagaimana menghibur diri mereka sendiri. Coba biarkan anak mencari solusi sendiri untuk menghibur dirinya.Anak terpicu untuk berimajinasi<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660452987056-c7e0aed4.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="FaCxw7yUUAImO1J.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Kalau disaat anak sedang bosan dan MomDad tidak menawarkan suatu kegiatan padanya, percayalah anak akan mulai memutar otak. Ia akan melihat sekelilingnya dan terpicu untuk berimajinasi tanpa bantuan orang lain.&nbsp;Hal ini dilakukan untuk menyenangkan dirinya dan menghibur dirinya saat bosan. Nantinya, anak menjadi lebih kreatif dan mandiri. Anak bisa mendapatkan inspirasi untuk melakukan&nbsp; hal yang dapat mengatasi rasa bosan.Anak dapat menemukan minat terhadap kegiatan atau permainan baru<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660452993080-f8d46294.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="FaCxwnMVQAER8ZJ.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Disaat anak tidak melakukan kegiatan atau permainan yang biasa ia mainkan, mau tidak mau anak akan mulai berpikir tentang apa yang harus ia lakukan. Proses ini pun mendorongnya untuk mengeksplorasi banyak hal dan menemukan minat terhadap kegiatan atau permainan baru.Inilah yang dibutuhkan anak dalam masa perkembangannya. Mencari solusi untuk dirinya sendiri dan mencoba banyak hal baru sangat bermanfaat. Anak pun jadi bisa menemukan hobinya dan memiliki banyak pengetahuan.Memicu kreativitas anak ketika ia mencari solusi penghiburan diri<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660452705364-49da527a.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="family-shopping-cute-child-is-standing-near-shelf-with-products-will-choose-candy-pear-which-mom-offers-concept-shopping-consumerism_252605-247.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Percayalah MomDad, seseorang akan lebih kreatif saat dirinya bosan, sama dengan anak. Ketika merasa bosan, anak akan mulai melamun dan pemikiran kreatif sering kali muncul. Imajinasi mereka saat itu lagi mengembara dan bisa jadi keterampilan yang akan ia kembangkan nantinya.Membangun percaya diri anak ketika ia berhasil mencoba sesuatu yang baru<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660453091825-c08343ff.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="mother-baby-shopping-supermarketthai-woman-has-daugther_44277-18890.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Rasa bosan anak bisa membantu dirinya mengubah rutinitas dan mendorong anak untuk berkenalan dengan kegiatan baru. Kebosanan juga membantu anak dalam pengalaman mereka sendiri dan mengembangkan sudut pandangnya.Ketika anak berhasil mengatasi rasa bosannya dan mengubahnya menjadi kegiatan yang menyenangkan, ia akan merasa puas dan bangga pada dirinya sendiri. Rasa percaya dirinya ini tentu menjadi nilai positif dan pencapaian bagi anak. Nantinya, saat anak merasa bosan kembali, ia akan lebih mudah mengatasinya.&nbsp;Bagaimana MomDad, ternyata rasa bosan sangat bermanfaat bukan? Mulai sekarang, MomDad bisa arahkan rasa bosan anak ke hal yang positif dan jangan gelisah lagi mengenai kebosanan anak, ya.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar&nbsp;parenting? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle!Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Ini Manfaat Bosan bagi si Kecil untuk Tumbuh Kembangnya!

ini-manfaat-bosan-bagi-si-kecil-untuk-tumbuh-kembangnya-

Dalam tumbuh kembangnya, si Kecil akan memiliki fase oral ketika mereka akan memasukkan benda apapun ke dalam mulut, termasuk jempol. Bahkan, mungkin sampai ada anak yang membawa kebiasaan ini hingga usia batita. Namun, apakah kebiasaan bayi menghisap jempol merupakan hal yang wajar? Yuk, simak penjelasannya di bawah!Kebiasaan bayi menghisap jempol<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660306072061-170da64f.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="new-born-baby-boy-sucks-his-thumb_100800-6062.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Bayi memiliki refleks rooting dan menghisap yang ia bawa sejak lahir. Oleh sebab itu, merupakan hal yang wajar bila ia memasukkan tangan atau jempolnya ke dalam mulut sebagai bagian dari proses eksplorasi dan salah satu cara bayi menenangkan dirinya sendiri (self soothe). Bayi dapat menghisap jempol saat ia lapar maupun saat ia membutuhkan kenyamanan.Akan tetapi, karena perilaku menghisap jempol ini dapat memberikan rasa nyaman, terkadang kebiasaan ini terbawa sampai bayi menginjak masa kanak-kanak bahkan sampai masuk sekolah, terutama jika mereka mengalami tekanan atau saat mencari kenyamanan untuk tidur.<div style="text-align: justify;">Kapan kebiasaan menghisap jempol akan hilang?</div><div style="text-align: justify;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1660306077462-1cccf740.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="asian-kid-cute-girll-sucking-finger-her-thumb_28914-1141.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </div>Seperti telah dijelaskan di atas, menghisap jempol merupakan cara bayi menenangkan dirinya sendiri tanpa bergantung dari pihak luar. Mayoritas anak berhenti menghisap jempolnya pada usia 6-7 bulan. Namun ada juga yang baru berhenti pada usia 2-4 tahun, sehingga MomDad tidak perlu khawatir.Dampak menghisap jempol<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660306160252-9acba322.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1178789300-170667a(2)l.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Anak yang menghisap jempol biasanya belum menimbulkan masalah hingga gigi permanen atau tetapnya mulai tumbuh. Namun perlu diketahui kalau pertumbuhan gigi dan langit-langit akan terganggu akibat kebiasaan anak menghisap jempol.American Academy of Pediatrics menyatakan bahwa perilaku ini akan memengaruhi pertumbuhan gigi dan bentuk mulut jika masih dijumpai pada usia di atas 2-4 tahun. Jika si Kecil masih memiliki kebiasaan menghisap jempol hingga usia 5 tahun, MomDad bisa mengatasinya melalui terapi.<div style="text-align: justify;">Nah, untuk mencegah kebiasaan menghisap jempol, ajak anak yang sudah mengerti untuk mengobrol soal perilaku ini. Hindari tindakan yang bersifat hukuman, karena biasanya tidak efektif dalam mengubah suatu kebiasaan.&nbsp;Namun, jika si Kecil secara tanpa sadar mulai menghisap jempol, MomDad bisa ingatkan dengan lembut tanpa mengkritik ataupun mempermalukannya, ya! </div>Selain itu, MomDad bisa gunakan positive reinforcement, yaitu dengan memuji si kecil dan memberikan reward atau hadiah jika dirinya berhasil menahan diri untuk tidak menghisap jempol.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar ASI? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Referensi:<ul><li style="text-align: left;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/childrens-health/in-depth/thumb-sucking/art-20047038#:~:text=Thumb%20sucking%20isn't%20usually,on%20his%20or%20her%20thumb" title="https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/childrens-health/in-depth/thumb-sucking/art-20047038#:~:text=Thumb%20sucking%20isn't%20usually,on%20his%20or%20her%20thumb">https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/childrens-health/in-depth/thumb-sucking/art-20047038#:~:text=Thumb%20sucking%20isn't%20usually,on%20his%20or%20her%20thumb </a></li><li style="text-align: left;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/crying-colic/Pages/Pacifiers-and-Thumb-Sucking.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/crying-colic/Pages/Pacifiers-and-Thumb-Sucking.aspx">https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/crying-colic/Pages/Pacifiers-and-Thumb-Sucking.aspx </a></li><li style="text-align: left;">Lynn Davidson; Thumb and Finger Sucking. Pediatr Rev June 2008; 29 (6): 207–208. <a classname="e-rte-anchor" href="https://doi.org/10.1542/pir.29-6-207" title="https://doi.org/10.1542/pir.29-6-207">https://doi.org/10.1542/pir.29-6-207 </a></li><li style="text-align: left;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.whattoexpect.com/first-year/ask-heidi/thumb-sucking-baby.aspx" title="https://www.whattoexpect.com/first-year/ask-heidi/thumb-sucking-baby.aspx">https://www.whattoexpect.com/first-year/ask-heidi/thumb-sucking-baby.aspx </a></li><li style="text-align: left;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/masalah-penggunaan-dot-pada-bayi" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/masalah-penggunaan-dot-pada-bayi">https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/masalah-penggunaan-dot-pada-bayi </a></li></ul>Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Bayi sering Mengisap Jempol, Wajarkah?

bayi-sering-mengisap-jempol--wajarkah-

MomDad mungkin tengah mengalami fase ketika anak yang mulai menginjak usia dua tahun lebih bandel dari biasanya? Fase ini disebut terrible two, yaitu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perubahan perilaku anak saat menginjak usia 2 tahun. Perubahan ini seringkali berupa perilaku membangkang, testing limits, perubahan mood yang mendadak, muncul tantrum, dan perilaku fisik seperti membanting barang, melempar, menggigit, dan lain-lain. Sebenarnya apa sih penyebabnya dan bagaimana cara menghadapinya?Penyebab dan gejalaTerrible two merupakan fase normal dalam tumbuh kembang si Kecil, yaitu fase ketika batita mulai ingin mengeksplorasi kemandiriannya, namun kemampuannya masih terbatas dan masih harus bergantung pada orang tua dalam banyak hal. <img src="https://storage.primaku.com/editor/1660109231494-c440d66f.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="close-up-pregnant-women-having-painful-feelings-breast-woman-checking-her-breast-cancer_79075-21523.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Pada usia sekitar 2 tahun, seorang anak akan mengalami lompatan perkembangan berupa peningkatan kemampuan motor kasar dan halus, serta mengalami berbagai variasi emosi yang saat ini belum dapat ia ungkapkan dengan kata-kata. Tanpa kata-kata yang cukup, seorang batita mungkin merasa satu-satunya cara mengungkapkan perasaannya adalah dengan membangkang, marah, dan dengan agresi fisik (physical aggression).Gejala terrible two akan berbeda-beda pada setiap anak. Namun, orang tua dapat mendeteksi perilaku berupa anak lebih sering bertengkar dengan saudara kandung atau teman sebayanya, suka menggigit atau menendang-nendang saat marah, mood swing, berteriak-teriak, dan tantrum.Menghadapi fase terrible two Seperti yang sudah dijelaskan di atas, terrible two merupakan fase normal dalam proses tumbuh kembang anak. Karena itu, MomDad tidak perlu terlalu cemas. Coba ikuti beberapa tips menghadapi fase terrible two berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Menghindari pemicu yang sering menimbulkan perilaku tantrum atau membangkang pada fase ini, seperti kelelahan, mengantuk, lapar, atau frustrasi yang biasanya disebabkan karena si kecil melakukan sesuatu karena dipaksa. Misalnya ia tidak ingin mandi, tetapi dipaksa mandi sehingga ia belum memiliki kemampuan untuk melawan saat dibawa ke kamar mandi dengan paksa.</li><li style="text-align: justify;">Buat jadwal tidur yang rutin dan teratur.</li><li style="text-align: justify;">Konsisten dan tegas terhadap aturan yang ada, namun jangan gunakan kekerasan untuk mendisiplinkan anak.</li><li style="text-align: justify;">Dorong anak untuk melakukan hal positif dengan menyatakan secara spesifik apa yang MomDad senangi dari perilakunya. Ucapkan, “Terima kasih ya kak sudah mau berbagi dengan adik!” atau “Terima kasih karena hari ini kakak sudah membantu ibu dengan membereskan mainan sendiri.”</li><li style="text-align: justify;">Berikan pilihan terbatas bagi anak (misalnya saat mengajak mandi, MomDad dapat menawarkan apakah anak mau pakai handuk A atau B setelah mandi).</li><li style="text-align: justify;">Tetap tenang saat terjadi tantrum. MomDad mungkin perlu menepi sejenak untuk menenangkan diri sebelum kembali menolong anak mengatasi atau menghadapi tantrumnya.</li><li style="text-align: justify;">Saat MomDad mulai hilang kendali dan meledak, hampiri anak untuk meminta maaf dan jadilah teladan bagi anak untuk regulasi diri dan mengekspresikan perasaannya dengan cara yang lebih positif.</li><li style="text-align: justify;">Pastikan lingkungan sekitar anak child-proof agar saat tantrum terjadi, tidak ada benda-benda yang berpotensi membahayakan anak.</li></ul>Nah, apakah si Kecil sudah memasuki fase terrible two, MomDad?Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar parenting? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto: FreepikReferensi:<ul><li style="text-align: justify;">Roberts MY, Curtis P, Estabrook R, Norton ES, Davis MM, Burns J, Briggs-Gowan M, Petitclerc A, Wakschlag LS. Talking Tots and the Terrible Twos: Early Language and Disruptive Behavior in Toddlers. J Dev Behav Pediatr. 2018 Dec;39(9):709-714. doi: 10.1097/DBP.0000000000000615. PMID: 30277894; PMCID: PMC6263787.</li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/toddler/Pages/Tips-for-Grandparents-of-a-2-Year-Old.aspx#:~:text=The%20third%20year%20of%20a,the%20limits%20of%20all%20adults." title="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/toddler/Pages/Tips-for-Grandparents-of-a-2-Year-Old.aspx#:~:text=The%20third%20year%20of%20a,the%20limits%20of%20all%20adults.">https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/toddler/Pages/Tips-for-Grandparents-of-a-2-Year-Old.aspx#:~:text=The%20third%20year%20of%20a,the%20limits%20of%20all%20adults.</a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.verywellfamily.com/child-development-overview-4172261" title="https://www.verywellfamily.com/child-development-overview-4172261">https://www.verywellfamily.com/child-development-overview-4172261</a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.verywellfamily.com/terrible-twos-and-your-toddler-2634394" title="https://www.verywellfamily.com/terrible-twos-and-your-toddler-2634394">https://www.verywellfamily.com/terrible-twos-and-your-toddler-2634394</a></li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.