Mengompol atau yang disebut dengan enuresis pada dunia medis adalah keluarnya urin secara tidak sadar terutama pada malam hari. Hal ini wajar terjadi pada anak-anak karena mengombol merupakan refleks tanpa sadar. Pada anak-anak, refleks mengompol masih berkembang jadi masih perlu dilatih.Namun, seiring bertambahnya usia atau hingga usia sekolah anak masih mengompol, apa masih sesuatu yang normal? Temukan jawabannya pada artikel berikut ya, MomDad!Sampai usia berapa anak mengompol dikatakan normal?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1655457157816-77439f42.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1187854592-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Anak yang mengompol merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi orang tua. Anak belajar untuk mengontrol keinginan untuk berkemih ketika mereka sudah dapat merasakan dan menyadari bahwa kandung kemihnya penuh. Pada umumnya, hal tersebut berkembang saat anak menginjak usia 4 tahun. Kontrol kandung kemih saat tidur pada malam hari pada umumnya baru terjadi setelah itu, sekitar usia 5-7 tahun.&nbsp;Sekitar 16% anak masih mengompol pada usia 5 tahun. Anak laki-laki cenderung lebih sering mengompol dibandingkan anak perempuan. Saat anak sudah berusia 7 tahun, masih ada sebagian kecil anak yang mengompol di malam hari. Bagi sebagian besar anak, mengompol dapat berhenti sendiri tanpa membutuhkan terapi apapun. Namun terkadang orang tua merasa khawatir mengenai adanya masalah medis yang mendasari anak masih mengompol.&nbsp;Menurut IDAI, anak dikatakan ngompol tidak normal bila terjadi terus menerus atau menetap di atas usia 5 tahun. Ngompol bisa saja menjadi masalah serius karena berdampak pada infeksi saluran kemih, menyebabkan stres dan kurang percaya diri pada anak.&nbsp;Beberapa alasan anak masih mengompolPenyebab ngompol secara pasti sulit diketahui, sehingga sering membuat MomDad frustasi apa yang harus dilakukan. Namun, kalau si Kecil masih mengompol di atas usia 5 tahun mungkin beberapa hal ini bisa jadi alasan:<ul><li style="text-align: justify;">Kandung kemih anak berkembang lebih lambat dibandingkan anak lainnya.</li><li style="text-align: justify;">Kandung kemih hanya mampu menampung sejumlah kecil urin.</li><li style="text-align: justify;">Riwayat keluarga mengompol.</li><li style="text-align: justify;">Masalah hormon yang mengatur produksi urin.</li><li style="text-align: justify;">Ada masalah medis lainnya (konstipasi, gangguan tidur, diabetes mellitus, diabetes insipidus, penyakit ginjal kronik dan infeksi saluran kemih, masalah kesehatan jiwa, dan lain-lain).</li></ul>Kapan anak perlu dibawa ke dokter?Pada umumnya, anak yang masih mengompol akan membaik seiring bertambahnya usia dan tumbuh kembang anak. Meski begitu, ada beberapa hal yang bisa dipertimbangkan MomDad untuk membawa anak ke dokter jika anak mengalami hal berikut ini:<ul><li style="text-align: justify;">Anak masih mengompol setelah usia 7 tahun.</li><li style="text-align: justify;">Anak mengompol kembali setelah lebih dari beberapa bulan tidak mengompol di malam hari.</li><li style="text-align: justify;">Mengompol disertai nyeri berkemih, rasa haus yang tidak lazim, warna urin pink atau merah, feses keras, mengorok, atau kaki bengkak.</li></ul>Mengompol merupakan hal yang umum terjadi pada anak yang masih berlangsung hingga usia 7 tahun. Nantinya, mengompol dapat berhenti sendiri seiring bertambahnya usia si Kecil. Untuk itu, MomDad tidak perlu menghukumnya ketika anak masih mengompol karena hal tersebut bukan salah mereka.&nbsp; Untuk menangani hal ini, MomDad perlu mengajarkan anak untuk buang air kecil secara rutin di siang hari dan sebelum tidur. Menghindari minuman manis atau mengandung kafein di malam hari juga bisa membantu.&nbsp;MomDad juga bisa meminimalisir penggunaan popok sekali pakai atau celana tatur yang dapat membuat anak malas bangun dan pergi ke kamar mandi. Penggunaan popok bisa dihentikan paling lambat saat anak usia 8 tahun.&nbsp;Sebaiknya hindari membandingkan anak dengan saudaranya terkait mengompol. Hal ini bisa membuat kepercayaan diri anak menurun. Alih-alih membandingkannya, coba ajak anak berpartisipasi membersihkan tempat tidur di pagi hari termasuk mengganti sprei dan mengajaknya bicara mengenai perilaku mengompolnya.Nah, itu dia beberapa hal yang perlu MomDad ketahui mengenai mengompol pada anak. Untuk mengetahui lebih banyak konten informatif lainnya mengenai kesehatan anak, MomDad bisa mengikuti Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> atau dengan membaca artikelnya di aplikasi PrimaKu.&nbsp;<div style="text-align: justify;">Suka dengan artikel ini? Yuk, like dan bookmark artikelnya!</div><div style="text-align: justify;">Sumber foto: Pexels</div><div style="text-align: justify;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. Dr. Madarina Julia, Sp.A (K), MPH., Ph.D <div> </div></div>

Sampai Usia Berapa Anak Mengompol Dikatakan Normal? Cari Tahu di Sini Yuk!

sampai-usia-berapa-anak-mengompol-dikatakan-normal--cari-tahu-di-sini-yuk-

Memasuki usia 3 bulan, bayi mengalami perkembangan baik dari segi motorik halus atau kasar. Pada perkembangan motorik kasar, MomDad dapat mengetahui indikator tumbuh kembangnya melalui beberapa hal dan melakukan beberapa stimulasi yang sesuai untuknya. Apa saja? Yuk, simak penjelasannya di bawah!Indikator tumbuh kembangPada usia 3-9 bulan, MomDad dapat memantau tumbuh kembang anak berdasarkan motorik kasar seperti berikut ini:<ul><li style="text-align: justify;">Dapat duduk dengan tumpuan atau sandaran.</li><li style="text-align: justify;">Di posisi duduk, menahan kepala dengan stabil.</li><li style="text-align: justify;">Di posisi telentang, mengangkat kepala dan bahu.</li><li style="text-align: justify;">Di posisi telentang, mengangkat dan memegang kakinya sendiri.</li><li style="text-align: justify;">Di posisi tengkurang, mengangkat kepala dan dada dengan lengan sebagai penopang.</li><li style="text-align: justify;">Di posisi tengkurap, belajar merayap maju mundur.</li><li style="text-align: justify;">Berguling dari posisi tengkurap ke telentang ataupun sebaliknya.</li><li style="text-align: justify;">Kepala tidak terkulai saat tangan bayi ditarik perlahan dari posisi telentang ke posisi duduk.</li></ul>Stimulasi yang sesuaiUntuk melatih motorik kasar pada bayi usia 6-3 bulan, MomDad bisa memberikan stimulasi yang aman dan nyaman bagi buah hati, antara lain:<img src="https://storage.primaku.com/editor/1655379223957-51c27439.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-77188173-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> <ul><li style="text-align: justify;">Posisikan bayi untuk duduk. Bisa dengan duduk di pangkuan orang tua sambil dibacakan cerita atau digendong dengan posisi duduk menghadap ke depan. Apabila bayi senang duduk di kereta dorong atau kursi main, perlahan tegakkan sandaran kursi agar bayi terbiasa untuk menopang lehernya sendiri.</li></ul><img src="https://storage.primaku.com/editor/1655379234985-4e29aa36.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-909931714-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> <ul><li style="text-align: justify;">Perbanyak waktu tummy time di lantai beralas yang cukup nyaman. Ajak bayi bicara atau bermain dengan meletakkan beberapa mainan di sekitar area tummy time untuk mendorong bayi bergerak. Apabila bayi terlihat sudah lelah atau kesal, hentikan kegiatan dan lakukan di waktu lain. Kegiatan ini cukup dilakukan selama 30 menit per hari yang dibagi ke dalam beberapa waktu (sekitar 10 menit setiap kali).</li></ul><img src="https://storage.primaku.com/editor/1655379251045-ab343b69.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1345263670-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> <ul><li style="text-align: justify;">Dalam posisi telentang, pegang tangan bayi dan tarik perlahan ke arah depan hingga berada dalam posisi duduk. Perhatikan kekuatan leher bayi untuk menopang kepala agar tetap tegak.</li></ul><img src="https://storage.primaku.com/editor/1655379261980-f670aa26.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-182430344-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> <ul><li style="text-align: justify;">Latih kemampuan berguling secara perlahan, dimulai dengan orang tua menggerakkan bayi, Dari posisi telentang geser kaki ke arah samping, kemudian tangan, badan, dan terakhir kepalanya. Hal ini untuk mengajari bayi bahwa gerakan menarik badan ke depan bisa membuatnya berubah posisi. Untuk mendorong bayi melakukan sendiri, posisikan bayi miring ke samping dan letakkan mainan di sampingnya. Orang tua juga dapat ikut berbaring di samping bayi. Ketika bayi sudah bisa tengkurap dari posisi miring, mulai latih untuk tengkurap dari posisi telentang.</li></ul>Selamat menerapkannya pada si Kecil MomDad! Jika ingin tahu konten menarik lainnya, jangan lupa untuk follow <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> di Instagram dan pantau terus artikel terbaru kami melalui aplikasi PrimaKu atau website <a class="e-rte-anchor" href="http://www.primaku.com/" title="http://www.primaku.com/" target="_blank">primaku.com</a>.Suka dengan artikel ini? Yuk, like dan simpan artikelnya!Referensi: Rumah DandelionSumber foto: iStock<div style="text-align: justify;"> </div>

Mengetahui Stimulasi yang Sesuai untuk Aspek Motorik Kasar Bayi Usia 3-6 Bulan

mengetahui-stimulasi-yang-sesuai-untuk-aspek-motorik-kasar-bayi-usia-3-6-bulan

​Ketika anak sudah mulai memasuki usia remaja, mungkin MomDad akan berhadapan dengan masa pubertasnya. Belum lagi jika anak alami pubertas dini.&nbsp;Ada dua jenis penyebab pubertas dini, yaitu oleh pelepasan hormon gonadotropin sama seperti pubertas normal (central precocious puberty&nbsp;​atau&nbsp;CPP) dan yang tidak disebabkan hormon gonadotropin (peripheral precocious puberty&nbsp;atau&nbsp;PPP). Lantas, bagaimana sebaiknya orang tua menghadapi masalah ini? Tips hadapi anak yang alami pubertas diniPubertas pada perempuan terjadi lebih awal dibandingkan anak laki-laki. Mulanya pubertas pada anak perempuan ditandai dengan pertumbuhan payudara, diikuti dengan tumbuhnya rambut kemaluan, dan diakhiri dengan menstruasi. Sementara, anak laki-laki dimulai dengan pertambahan volume testis, pertumbuhan rambut pubis, dan dilanjutkan dengan growth spurt atau percepatan pertumbuhan tinggi badan anak, serta diakhiri dengan mimpi basah.Meski pubertas merupakan hal yang umum terjadi pada semua orang, beberapa anak yang mengalami pubertas dini mungkin bisa memicu rasa minder pada anak. Untuk itu, MomDad perlu hadir untuk memberi pemahaman pada anak.&nbsp;Anak mungkin akan merasa berbeda daripada teman-teman seusianya, sehingga penjelasan dari MomDad akan sangat berarti untuknya. Hindari berbohong pada anak dan jelaskan dengan jujur tentang kondisinya.Anak yang mengalami pubertas dini juga mungkin akan merasa stres, kurang nafsu makan hingga berpengaruh pada akademiknya. Peran orang tua sangat penting dalam mendukung anak. Oleh karena itu, penting untuk menjaga komunikasi yang baik dengan anak dan beri penjelasan sederhana mengenai kondisi yang ia alami.Kemampuan untuk mengetahui kapan terjadinya pubertas pada anak memungkinkan MOmDad mendeteksi adanya kelainan pubertas sehingga bisa cepat melakukan evaluasi dengan dokter spesialis.&nbsp;Nah, untuk mengetahui lebih banyak konten informatif lainnya mengenai kesehatan anak, MomDad bisa mengikuti Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> atau dengan membaca artikelnya di aplikasi PrimaKu atau webiste primaku.comSuka dengan artikel ini, MomDad? Yuk, like dan bookmark artikelnya!Sumber foto: iStockArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. Dr. Madarina Julia, Sp.A (K), MPH., Ph.D

Ini yang Bisa MomDad Lakukan Jika Anak Alami Pubertas Dini!

ini-yang-bisa-momdad-lakukan-jika-anak-alami-pubertas-dini-

Perkembangan bayi usia 0-3 bulan berjalan lebih cepat dari yang dibayangkan dan memberikan perubahan drastis. Dari yang awalnya baru lahir, akan menjadi bayi yang aktif dan responsif. Selama tiga bulan, MomDad akan menemukan banyak perkembangan pertama yang terjadi. Perkembangan dan perubahan apa saja yang dialami bayi usia 0-3 bulan? Yuk, simak jawabannya di bawah!Motorik kasar<ul><li style="text-align: justify;">Bayi akan mulai belajar mengangkat kepala dan dada sambil bersandar pada siku saat belajar tengkurap atau tummy time. Kemudian kepala dan dadanya akan semakin tegak ketika ia makin mendekati usia 3 bulan.</li><li style="text-align: justify;">Saat diposisikan tengkurap, bayi akan berusaha mendorong badan ke atas menggunakan lengan, ini memperkuat otot leher mereka.</li><li style="text-align: justify;">Bayi juga dapat menggerakkan lengan dan tungkai bawah melawan gravitasi saat diposisikan terlentang, terutama saat ia merasa senang atau excited.</li><li style="text-align: justify;">Saat di posisi terlentang, bayi dapat mempertahankan kepala di garis tengah tubuh untuk melihat mainan atau wajah MomDad.</li></ul>Namun, MomDad harus berhati-hati jika:<ul><li style="text-align: justify;">Bayi terlihat atau menunjukan kesulitan mengangkat kepala di usia 3 bulan.</li><li style="text-align: justify;">Lengan atau tungkai bawah tangan tampak kaku dan hanya sedikit bergerak.</li><li style="text-align: justify;">Tangan masih mengepal (tidak dapat membuka telapak tangan).</li><li style="text-align: justify;">Saat diposisikan berdiri, bayi tidak dapat menjejakkan kaki ke alas yang keras di usia 4 bulan. </li><li style="text-align: justify;">Saat diposisikan terlentang, kepala selalu terdorong ke belakang sehingga badan tampak melengkung ke atas seperti busur (seperti pada gambar di bawah).</li></ul><img src="https://storage.primaku.com/editor/1655188446386-a313b700.png" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="nn.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;">Motorik halus<ul><li style="text-align: justify;">Bayi sudah mulai mengepalkan dan membuka telapak tangan.</li><li style="text-align: justify;">Bayi juga dapat memasukkan tangannya ke mulut.</li><li style="text-align: justify;">Mulai berusaha meraih mainan yang diletakkan di atas dadanya.</li><li style="text-align: justify;">Bayi menggenggam mainan dan menggerakkannya.</li></ul>Namun, MomDad harus berhati-hati jika:<ul><li style="text-align: justify;">Bayi kesulitan atau tidak dapat menggenggam dan memegang mainan saat usianya 3 bulan.</li><li style="text-align: justify;">Bayi tidak berusaha meraih mainan di usia 4 bulan.</li><li style="text-align: justify;">Bayi juga tidak membawa mainan atau objek menggunakan tangan ke mulutnya di usia 4 bulan.</li></ul>Perkembangan bahasa dan kognitif<ul><li style="text-align: justify;">Saat terlentang, bayi secara visual dapat mengikuti gerakan mainan atau objek yang digerakkan dari sisi ke sisi.</li><li style="text-align: justify;">Bayi akan tampak tertarik memperhatikan wajah MomDad.</li><li style="text-align: justify;">Akan ada kontak mata di setiap pergerakan.</li><li style="text-align: justify;">Bayi akan mudah ditenangkan dengan sentuhan, gerakan dan suara lembut.</li><li style="text-align: justify;">Bayi mulai senang mengeksplorasi berbagai gerakan.</li><li style="text-align: justify;">Bayi akan tersenyum sebagai respon terhadap suara atau wajah orangtua.</li><li style="text-align: justify;">Mengarahkan kepala ke arah suara.</li><li style="text-align: justify;">Cooing (mulai belajar berbicara seperti "ooohhh", "aahhhh").</li></ul>Namun, MomDad harus berhati-hati jika:<ul><li style="text-align: justify;">Bayi tidak dapat mengikuti gerakan objek secara visual.</li><li style="text-align: justify;">Sering tampak tidak nyaman atau tidak suka dipeluk.</li><li style="text-align: justify;">Tidak menangis saat lapar atau tidak nyaman.</li><li style="text-align: justify;">Tidak mengoceh, atau mengoceh tapi tidak berusaha menirukan suara Anda di usia 3-4 bulan.</li></ul>Personal Sosial<ul><li style="text-align: justify;">Bayi akan memberikan senyuman saat berinteraksi dengan orang lain.</li><li style="text-align: justify;">Senang bermain dan berinteraksi dengan orang lain.</li><li style="text-align: justify;">Bayi akan semakin komunikatif dan responsif dengan menggunakan ekspresi wajah atau gerakan tubuh.</li><li style="text-align: justify;">Bayi dapat mengikuti ekspresi wajah dan gerakan sederhana seperti menyembur, meniup, dan membuka mulut.</li></ul>Namun, MomDad hati-hati jika:<ul><li style="text-align: justify;">Tidak memberikan respon saat mendengar suara.</li><li style="text-align: justify;">Tidak ada kontak mata atau senyum ke MomDad.</li><li style="text-align: justify;">Tidak tersenyum saat merespon orang lain.</li></ul>Demikian penjelasan mengenai empat ranah perkembangan bayi usia 0-3 bulan. Semoga bermanfaat ya untuk MomDad. Jika ingin tahu lebih banyak informasi mengenai tumbuh kembang anak, yuk follow <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> di Instagram dan pantau terus artikel terbaru kami melalui aplikasi PrimaKu atau website <a class="e-rte-anchor" href="http://www.primaku.com/" title="http://www.primaku.com/" target="_blank">primaku.com</a>.&nbsp;Suka dengan artikelnya? Jangan ragu untuk like dan bookmark artikel ini!Referensi: <ul><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Altmann T, Hill DL, Shelov SP, Hannemann RE. Caring for Your Baby and Young Child: Birth to Age 5. 7th ed. 2019. New York: Bantam Books</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://pathways.org/growth-development/0-3-months/milestones/" title="https://pathways.org/growth-development/0-3-months/milestones/">https://pathways.org/growth-development/0-3-months/milestones/ </a></li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://healthychildren.org/english/ages-stages/baby/Pages/default.aspx" title="https://healthychildren.org/english/ages-stages/baby/Pages/default.aspx">https://healthychildren.org/english/ages-stages/baby/Pages/default.aspx </a></li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/Developmental-Milestones-3-Months.aspx" title="https://healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/Developmental-Milestones-3-Months.aspx">https://healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/Developmental-Milestones-3-Months.aspx </a></li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.webmd.com/parenting/baby/milestones-3-months" title="https://www.webmd.com/parenting/baby/milestones-3-months">https://www.webmd.com/parenting/baby/milestones-3-months </a></li></ul>Sumber foto: Pexels dan <a class="e-rte-anchor" href="http://www.dinf.ne.jp" title="http://www.dinf.ne.jp" target="_blank">dinf.ne.jp</a>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. Dr. Madarina Julia, Sp.A (K), MPH., Ph.D

MomDad, yuk Ketahui Perkembangan Bayi Usia 0-3 Bulan di Sini!

momdad--yuk-ketahui-perkembangan-bayi-usia-0-3-bulan-di-sini-

Perkembangan si Kecil menjadi perhatian khusus bagi setiap para orang tua, khususnya ketika ia sudah mulai belajar berjalan. Mungkin MomDad ingin membantunya agar cepat lancar berjalan dan memberikannya baby walker. Penggunaan baby walker sendiri dianggap sebagai salah satu cara yang tepat yang dapat membantu si Kecil. Namun, apakah benar kalau baby walker bisa memperlancar si Kecil belajar jalan?Mitos atau fakta?Penggunaan baby walker sering kali dianggap dapat membantu si Kecil belajar jalan adalah mitos. Bukannya membantu, justru baby walker dapat menghambat si Kecil belajar berjalan, bahkan membahayakan jika digunakan dengan atau tanpa pengawasan.Dalam situs resmi IDAI, berdasarkan laporan dari American Academy of Pediatrics tahun 2001: pada tahun 1999 diperkirakan sebanyak 8800 anak usia dibawah 15 bulan dibawa ke rumah sakit karena kecelakaan akibat baby walker. Dari tahun 1973 sampai 1998 dilaporkan sebanyak 34 bayi meninggal akibat kecelakaan baby walker yang kebanyakan karena jatuh dan cidera kepala.Selain itu, di dalam beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa bayi yang sering menggunakan baby walker akan mengalami dampak buruk seperti:<ul><li style="text-align: justify;">Perkembangan mental dan motorik kasarnya (kemampuan duduk, merangkak dan berjalan) lebih lambat daripada anak seusianya yang tidak menggunakan baby walker</li><li style="text-align: justify;">Menghambat si Kecil belajar menyeimbangkan tubuhnya untuk bisa belajar berjalan</li><li style="text-align: justify;">Penggunaan baby walker mencegah anak belajar merangkak yang merupakan kemampuan penting dalam perkembangan otak normalnya</li><li style="text-align: justify;">Penggunaan baby walker juga menempatkan beban pada titik yang salah, seperti pada pinggul dan lutut anak. Hal ini dapat mengubah cara berjalan, mengganggu keseimbangan, mengubah bentuk panggul serta mengganggu pertumbuhan otot dan sendi</li></ul>Cara tepat untuk membantu si Kecil belajar berjalanUntuk membantu si Kecil belajar berjalan, MomDad bisa menggunakan benda-benda sekitar seperti kursi atau meja kecil atau push walker yang dapat menjadi tempat si Kecil berpegangan, melatih keseimbangannya saat berdiri dan berjalan.<img src="https://storage.primaku.com/editor/1655117682862-1fb218db.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="bw 2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Selain itu, MomDad juga bisa menyediakan baby fence yaitu pagar pembatas untuk si Kecil bermain, belajar duduk, merangkak, memanjat dan berjalan menelusuri pagar di dalam zona yang aman.Jadi, untuk membantu si Kecil belajar berjalan, jangan gunakan baby walker ya, MomDad.Semoga penjelasan di atas bermanfaat ya untuk MomDad. Jika ingin tahu lebih banyak informasi menarik mengenai tumbuh kembang anak, MomDad bisa follow Instagram @official.primaku dan pantau terus artikel terbaru kami melalui aplikasi PrimaKu atau website primaku.com.Suka dengan artikel ini? Yuk, like dan bookmark artikelnya!Referensi:<ul><li style="text-align: left;">Badihian S, Adihian N, Yaghini O. The Effect of Baby Walker on Child Development: A Systematic Review. Iran J Child Neurol. 2017 Fall;11(4):1-6. PMID: 29201117; PMCID: PMC5703622.</li><li style="text-align: left;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/safety-prevention/at-home/Pages/Baby-Walkers-A-Dangerous-Choice.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/safety-prevention/at-home/Pages/Baby-Walkers-A-Dangerous-Choice.aspx">https://www.healthychildren.org/English/safety-prevention/at-home/Pages/Baby-Walkers-A-Dangerous-Choice.aspx </a></li><li style="text-align: left;">Burrows P, Griffiths P. Do baby walkers delay onset of walking in young children? Br J Community Nurs. 2002 Nov;7(11):581-6.</li><li style="text-align: left;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.shb.scot.nhs.uk/departments/physiotherapy/Myths_About_BabyWalkers.pdf" title="https://www.shb.scot.nhs.uk/departments/physiotherapy/Myths_About_BabyWalkers.pdf">https://www.shb.scot.nhs.uk/departments/physiotherapy/Myths_About_BabyWalkers.pdf </a></li><li style="text-align: left;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/penggunaan-baby-walker" title="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/penggunaan-baby-walker">https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/penggunaan-baby-walker</a></li></ul>Sumber Foto: PexelsArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Benar Enggak sih Baby Walker Bisa Bantu si Kecil Belajar Jalan?

benar-enggak-sih-baby-walker-bisa-bantu-si-kecil-belajar-jalan-

Untuk berpindah dari masa kanak-kanak ke remaja, anak-anak perlu melalui fase pubertas. Dilansir dari IDAI sebagian besar anak akan mengawali pubertas pada umur 8-13 tahun untuk anak perempuan dan 9-14 tahun untuk anak laki-laki.&nbsp;Namun, ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan pubertas dini pada anak. Masa puber terlalu awal ini bisa menjadi tanda masalah kesehatan yang anak alami. Untuk mengetahui penyebabnya, yuk simak artikel berikut ini sampai bawah!Penyebab pubertas diniAda dua jenis pubertas dini, yaitu yang disebabkan oleh pelepasan hormon gonadotropin sama seperti pubertas normal (central precocious puberty&nbsp;​atau&nbsp;CPP), dan yang tidak disebabkan hormon gonadotropin (peripheral precocious puberty&nbsp;​atau&nbsp;PPP).Central precocious puberty (CPP)Penyebab pubertas dini jenis ini belum teridentifikasi secara pasti. Meski demikian, sebagian besar anak-anak dengan kondisi ini tidak memiliki masalah medis yang mendasar. Namun, CPP bisa saja terjadi pada anak-anak dengan kondisi sebagai berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Tumor dan cedera di otak dan sumsum tulang belakang</li><li style="text-align: justify;">Hidrosefalus atau hamartoma</li><li style="text-align: justify;">Sindrom McCune-Albright — penyakit genetik langka yang memengaruhi tulang dan warna kulit serta menyebabkan masalah hormonal</li><li style="text-align: justify;">Hiperplasia adrenal kongenital</li><li style="text-align: justify;">Hipotiroidisme – suatu kondisi ketika kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon</li></ul>Peripheral Precocious Puberty atau PPPPubertas dini ini kurang umum terjadi tanpa keterlibatan hormon gonadotropin. Tetapi pubertas jenis ini bisa diakibatkan dari hal-hal berikut ini:&nbsp;<ul><li style="text-align: justify;">Tumor di kelenjar adrenal atau kelenjar pituitari,</li><li style="text-align: justify;">Sindrom McCune-Albright, kelainan genetik langka yang memengaruhi warna kulit dan tulang serta menyebabkan masalah hormonal</li><li style="text-align: justify;">Paparan eksternal dari estrogen, misalnya penggunaan krim atau salep</li><li style="text-align: justify;">Tumor dan kista ovarium</li></ul>Nah, itu dia beberapa hal yang perlu MomDad ketahui mengenai pubertas dini. Kemampuan untuk mengetahui kapan terjadinya pubertas pada anak memungkinkan MOmDad mendeteksi adanya kelainan pubertas sehingga bisa cepat melakukan evaluasi dengan dokter spesialis.&nbsp;Untuk mengetahui lebih banyak konten informatif lainnya mengenai kesehatan anak, MomDad bisa mengikuti instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> atau dengan membaca artikelnya di aplikasi PrimaKu.&nbsp;Suka dengan artikel ini? Yuk, like dan simpan artikelnya!Sumber foto: PexelsArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Apa sih Penyebab Pubertas Dini pada Anak?

apa-sih-penyebab-pubertas-dini-pada-anak-

Pada artikel sebelumnya, kita sudah membahas mengenai <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/article?id=605" title="https://primaku.com/article?id=605" target="_blank">cara mengukur lingkar kepala yang tepat</a>&nbsp;pada bayi. Dikutip dari lama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pengukuran lingkar kepala sendiri bermanfaat untuk menilai apakah ukuran kepala dan pertumbuhannya berjalan dengan baik, serta mengetahui kondisi kesehatan bayi. Lalu, berapa sih perkembangan lingkar kepala yang normal pada bayi? Yuk, simak jawabannya di bawah! Lingkar kepala bayi normalRata-rata lingkar kepala bayi baru lahir yang cukup bulan adalah sekitar 35 cm. Pertambahannya bisa berbeda tergantung jenis kelamin dan usianya. Berikut ini ukuran lingkar kepala bayi perempuan:<ul><li style="text-align: justify;">Usia 0-3 bulan: 34-39,5 cm</li><li style="text-align: justify;">Usia 3-6 bulan: 39,5-42 cm</li><li style="text-align: justify;">Usia 6-12 bulan: 42-45 cm</li></ul>Sementara, untuk lingkar kepala bayi laki-laki adalah:<ul><li style="text-align: justify;">Usia 0-3 bulan: 34,5-40,5 cm</li><li style="text-align: justify;">Usia 3-6 bulan: 40,5-43 cm</li><li style="text-align: justify;">Usia 6-12 bulan: 43-46 cm</li></ul>Untuk pengukuran lingkar kepala, yang terpenting adalah dengan mem-plot hasil pengukuran tiap bulan pada grafik lingkar kepala (Nelhaus). Dari grafik tersebut akan bisa dideteksi ada tidaknya gangguan perkembangan otak.Jadi, untuk MomDad jangan lupa selalu memantau ukuran lingkar kepala pada saat pemeriksaan rutin di rumah sakit, ya. Pemantauan ini sangat penting untuk mendeteksi secara dini ada tidaknya abnormalitas pada pertumbuhan dan perkembangan si kecil. Jika terdapat abnormalitas, perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari penyebabnya agar dapat dilakukan intervensi sejak dini.Pengukuran lingkar kepala dan ubun-ubun sama pentingnya dengan mengecek berat dan tinggi tubuh bayi. Jadi, jangan sampai terlewat dan pastikan si buah hati terjaga kondisi kesehatan serta tumbuh kembangnya, ya.&nbsp;Semoga perkembangan lingkar kepala pada si Kecil, sesuai dengan penjelasan di atas ya, MomDad.&nbsp;Yuk, follow <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> di Instagram, karena ada banyak informasi menarik seputar tumbuh kembang anak lainnya yang sayang jika dilewatkan.Suka dengan artikel ini? Jangan lupa di-like dan bookmark artikelnya, ya!Sumber foto: iStockArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.<div style="text-align: justify;"> </div>

Ketahui Perkembangan Lingkar Kepala Normal pada Bayi

ketahui-perkembangan-lingkar-kepala-normal-pada-bayi

Sebagai orang tua, MomDad pasti ingin si Kecil tumbuh sehat sesuai usianya. Guna memastikan tumbuh kembangnya sudah sesuai, orang tua umumnya tidak melewatkan untuk membawa si Kecil pemeriksaan rutin.&nbsp;Nah, biasanya dalam pemeriksaan rutin ini, si Kecil akan ditimbang untuk mengetahui berat badan serta diukur tingginya. Tidak ketinggalan, ada pula pemeriksaan lingkar kepala dan ubun-ubun. Lantas, apa sih pentingnya pengukuran lingkar kepala dan ubun-ubun pada bayi? Yuk, simak penjelasannya berikut!Manfaat pengukuran lingkar kepala dan ubun-ubun<img src="https://storage.primaku.com/editor/1654853095688-d33ae015.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sub 1 (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;">Melansir laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pengukuran lingkar kepala bertujuan untuk menilai apakah ukuran kepala dan pertumbuhannya berjalan dengan baik. Pengukuran ini juga dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan bayi atau bahkan melihat adanya suatu masalah kesehatan.Masalah kesehatan bayi bisa dideteksi dari pengukuran lingkar kepalanya untuk melihat adakah penyakit kepala seperti hidrosefalus (ukuran kepala besar), mikrosefalus (ukuran kepala terlalu kecil), dan kraniosinostosis (kelainan bentuk tengkorak).Cara pengukuran lingkar kepala&nbsp;<img src="https://storage.primaku.com/editor/1654853034001-b663c349.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="lk.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Menurut rekomendasi American Academy of Pediatrics, pemantauan lingkar kepala sebaiknya dilakukan terutama hingga usia si Kecil mencapai 2 tahun. Pemantauan lingkar kepala sebaiknya dilakukan bersama pengukuran ubun-ubun besar.&nbsp;Dokter akan mengukur lingkar kepala dengan pita ukur yang tidak elastis, melingkar dari bagian atas alis, melewati bagian atas telinga, sampai bagian paling menonjol di belakang kepala.Ukuran lingkar kepala saat lahir sampai usia 2 tahun berkisar antara&nbsp; 35-49 cm. Sedangkan, ukuran rata-rata ubun-ubun besar saat lahir adalah 2,1 cm yang akan mengecil dengan bertambahnya usia.&nbsp;Cara pengukuran ubun-ubun besarUbun-ubun besar diukur dengan rata-rata ukuran anteroposterior dan transversal. Ubun-ubun&nbsp; &nbsp;besar akan menutup saat usia bayi menginjak 13,8 bulan. Ubun-ubun besar yang lebar atau terlambat menutup dapat terjadi pada atrofi otak, akondroplasia, hipotiroid, sindrom down, atau peningkatan tekanan intrakranial.&nbsp;Ubun-ubun besar yang membonjol umumnya disebabkan karena adanya peningkatan tekanan intrakranial karena hidrosefalus atau tumor. Sementara, ubun-ubun cekung disebabkan oleh atrofi otak dan dehidrasi. Ubun-ubun besar yang menutup dibawah usia 6 bulan atau belum menutup pada usia 18 bulan, bisa mencerminkan adanya gangguan pertumbuhan otak.<div style="text-align: justify;">Semoga penjelasan di atas bermanfaat ya untuk MomDad. Jika suka dengan artikelnya, jangan lupa like dan simpan artikel ini. Pastikan juga MomDad follow <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> di Instagram karena ada banyak tips dan informasi menarik seputar tumbuh kembang anak yang patut MomDad tahu.</div><div style="text-align: justify;">Sumber foto:&nbsp;newhealthadvisor.org dan Freepik</div><div style="text-align: justify;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D. </div>

Sampai Usia Berapa Anak Mengompol Dikatakan Normal? Cari Tahu di Sini Yuk!

Sampai Usia Berapa Anak Mengompol Dikatakan Normal? Cari Tahu di Sini Yuk!

Mengetahui Stimulasi yang Sesuai untuk Aspek Motorik Kasar Bayi Usia 3-6 Bulan

Mengetahui Stimulasi yang Sesuai untuk Aspek Motorik Kasar Bayi Usia 3-6 Bulan

Ini yang Bisa MomDad Lakukan Jika Anak Alami Pubertas Dini!

Ini yang Bisa MomDad Lakukan Jika Anak Alami Pubertas Dini!

MomDad, yuk Ketahui Perkembangan Bayi Usia 0-3 Bulan di Sini!

MomDad, yuk Ketahui Perkembangan Bayi Usia 0-3 Bulan di Sini!

Benar Enggak sih Baby Walker Bisa Bantu si Kecil Belajar Jalan?

Benar Enggak sih Baby Walker Bisa Bantu si Kecil Belajar Jalan?

Apa sih Penyebab Pubertas Dini pada Anak?

Apa sih Penyebab Pubertas Dini pada Anak?

Ketahui Perkembangan Lingkar Kepala Normal pada Bayi

Ketahui Perkembangan Lingkar Kepala Normal pada Bayi

MomDad, Ini lho Pentingnya Pengukuran Lingkar Kepala dan Ubun-Ubun Bayi

MomDad, Ini lho Pentingnya Pengukuran Lingkar Kepala dan Ubun-Ubun Bayi