primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Pentingnya Pencegahan dan Peningkatan Kesadaran Terhadap Hepatitis A

Oleh: dr. Afiah Salsabila

Topik: Hepatitis Akut, Hepatitis A, Infeksi, Infeksi Tropis, Jawal Vaksinasi, Vaksinasi

Pendahuluan

Hepatitis A adalah penyakit hati akut yang disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). Meskipun seringkali bersifat ringan dan sembuh sendiri, manifestasi penyakit ini tetap memiliki potensi untuk berprogresi menjadi lebih berat,  terutama pada anak yang lebih besar dan orang dewasa. Di negara-negara low-to-middle-income (LMIC), sanitasi yang buruk dan keterbatasan akses terhadap vaksin membuat hepatitis A menjadi salah satu penyakit menular yang memiliki insidensi tinggi. [1] Berikut adalah fakta-fakta yang penting untuk diketahui mengenai hepatitis A yang perlu untuk diketahui tenaga kesehatan untuk bisa meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini.


Epidemiologi dan Etiologi Hepatitis A

HAV termasuk dalam keluarga Picornaviridae, dan memiliki genom RNA untai tunggal. Virus ini sangat tahan terhadap suhu ekstrem, pH rendah, serta lingkungan yang tidak higienis. Hal ini menjadikan HAV dapat bertahan lama di lingkungan dan meningkatkan risiko penularan melalui air dan makanan yang terkontaminasi. [2]

WHO memperkirakan bahwa terdapat 1,5 juta kasus hepatitis A tiap tahunnya. Hepatitis A banyak ditemukan di daerah dengan sanitasi buruk, di mana anak-anak terpapar virus ini sejak usia dini. Menariknya, anak usia di bawah 6 tahun sering kali asimtomatik, namun pada anak yang lebih besar dan orang dewasa, gejala penyakit cenderung lebih berat, dengan kejadian jaundice mencapai 70%. [1,3]


Manifestasi Klinis Hepatitis A

Gejala hepatitis A umumnya muncul setelah masa inkubasi 14–28 hari. Gejala awal berupa demam ringan, lemas, mual, muntah, dan nyeri perut. Pada fase lanjut, penyakit ini ditandai dengan jaundice, urin berwarna gelap seperti teh, dan tinja berwarna dempul. [2] Sebagian besar infeksi hepatitis A sembuh sendiri dalam waktu 2–6 minggu. Namun, pada sekitar 10–15% pasien, gejala dapat kambuh dalam 6 bulan pertama setelah pemulihan. [3]

Walaupun jarang, hepatitis A dapat menyebabkan hepatitis fulminan dengan risiko kematian yang signifikan, terutama pada individu dengan penyakit liver kronik. Di negara dengan sanitasi membaik, kejadian hepatitis A justru cenderung lebih berat karena rendahnya kekebalan populasi terhadap virus ini. [2]


Rekomendasi Pencegahan Hepatitis A

Pencegahan hepatitis A bertumpu pada perbaikan sanitasi, edukasi mengenai kebersihan pribadi, dan vaksinasi. WHO menekankan bahwa vaksinasi hepatitis A adalah strategi utama dalam mengendalikan penyebaran virus ini.


1. Vaksinasi Hepatitis A

Vaksin hepatitis A yang inaktif telah terbukti aman dan efektif, bahkan pada anak usia dini. Pemberian vaksin direkomendasikan pada usia 12–23 bulan, dengan dosis kedua diberikan 6–18 bulan setelahnya. Studi menunjukkan bahwa vaksin ini dapat memberikan kekebalan hingga 20 tahun atau lebih. Di negara-negara dengan tingkat endemisitas menengah, vaksinasi universal anak terbukti menurunkan angka kejadian hepatitis A secara signifikan.[2,4]


2. Kebersihan Lingkungan dan Sanitasi

Penularan HAV erat kaitannya dengan air dan makanan yang terkontaminasi. Oleh karena itu, perbaikan sistem sanitasi, akses terhadap air bersih, serta edukasi masyarakat tentang kebersihan pribadi seperti mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air menjadi langkah kunci dalam pencegahan hepatitis A.


3. Profilaksis Pasca Pajanan

Pada individu yang memiliki riwayat kontak dengan pasien hepatitis A dalam waktu 2 minggu terakhir, vaksin hepatitis A dapat diberikan sebagai profilaksis pasca pajanan. Selain itu, pemberian imunoglobulin menjadi alternatif bagi individu dengan kontraindikasi vaksin. [4]


Efektivitas dan Keamanan Vaksin Hepatitis A

Vaksin hepatitis A telah digunakan sejak awal 1990-an dan telah menunjukkan efektivitas tinggi dalam mencegah infeksi. Sebuah studi menemukan bahwa vaksin ini mampu mengurangi risiko hepatitis A hingga 95% setelah pemberian dosis pertama. [2] Keamanan vaksin juga telah terbukti, dengan efek samping minimal seperti nyeri di tempat suntikan atau demam ringan.

Pada beberapa negara, program vaksinasi massal telah berhasil menurunkan angka kejadian hepatitis A secara drastis. Sebagai contoh, setelah program vaksinasi dimulai di Amerika Serikat pada tahun 1996, insiden hepatitis A turun hingga 95%. [1]


Kesimpulan

Hepatitis A adalah penyakit yang dapat dicegah. Dengan perbaikan sanitasi, perilaku kebersihan, dan vaksinasi rutin pada anak, penyebaran hepatitis A dapat ditekan secara signifikan. Vaksin hepatitis A telah terbukti aman, efektif, dan memberikan perlindungan jangka panjang. Sebagai tenaga kesehatan, dokter spesialis anak berperan penting dalam meningkatkan kesadaran dan mendorong vaksinasi hepatitis A untuk melindungi generasi mendatang dari penyakit ini.


Referensi

  1. Migueres M, Lhomme S, Izopet J. Hepatitis A: Epidemiology, high-risk groups, prevention and research on antiviral treatment. Viruses. 2021;13(10):1900.
  2. Gholizadeh O, Akbarzadeh S, Hashemi MG, et al. Hepatitis A: Viral structure, classification, life cycle, clinical symptoms, diagnosis error, and vaccination. Can J Infect Dis Med Microbiol. 2023;4263309:1-17.
  3. Nainan OV, Xia G, Vaughan G, Margolis HS. Diagnosis of Hepatitis A Virus Infection: A Molecular Approach. Clin Microbiol Rev. 2006;19:63–79.
  4. Centers for Disease Control and Prevention. Prevention of Hepatitis A through active or passive immunization. MMWR Recomm Rep. 2006;55(RR07):1–23.
familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
Rekomendasi Artikel
Lihat semua
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: