Beberapa anak memiliki preferensi makanan tertentu, termasuk hanya mau makan nasi. Anak yang hanya mau makan nasi namun menolak kelompok makanan lain seperti protein/sayur/buah/lemak dikategorikan sebagai selective eater, yang merupakan bagian dari food preference. Food preference memiliki spektrum, mulai dari picky eater sampai selective eater. Picky eater didefinisikan sebagai anak yang menolak makanan tertentu atau pilih-pilih makan, namun masih mengonsumsi minimal satu macam dari setiap kelompok makanan, yaitu karbohidrat, protein, sayur atau buah. Sedangkan selective eater adalah anak yang menolak semua jenis makanan dalam kelompok makanan tertentu, misalnya menolak semua makanan sumber protein.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/6864bd2bf6d10f54e75009e9dfdfe9f28_1688444939391.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-07-04T112633.985.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Picky eater merupakan fase normal perkembangan anak, namun selective eater merupakan kondisi patologis. Anak selective eater berisiko mengalami malnutrisi karena hilangnya nutrisi/asupan dari salah satu golongan makanan tertentu, baik itu makronutrien atau mikronutrien. Selective eater merupakan kondisi yang sering terjadi pada gangguan perilaku, seperti pada autistic spectrum disorder, posttraumatic feeding disorder, gangguan menelan, keterlambatan oromotor, dan kelainan saluran cerna.Faktor yang memengaruhi terjadinya food neophobia dan food preference antara lain adalah paparan makanan pada usia dini, tekanan dalam proses makan, tipe kepribadian, parental feeding styles, dan pengaruh lingkungan.Paparan terhadap rasa sendiri sudah timbul sejak dari dalam kandungan, melalui cairan amnion. Paparan ini kemudian dilanjutkan dengan ASI, karena rasa makanan yang dimakan ibu juga akan diperkenalkan kepada bayi yang menyusu. Oleh karena itu, pola makan ibu selama mengandung dan menyusui akan sangat memengaruhi preferensi makan anak.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/99660464b5d313b624499ddcf5f6f247_1688444986555.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-07-04T112830.814.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Intervensi perilaku berupa pengenalan makanan baru sejak usia dini merupakan salah satu upaya pencegahan picky eater. Tata laksana picky eater maupun selective eater adalah mengatasi ketidaksukaan terhadap makanan dengan pengenalan sistematik terhadap makanan baru (systematic introduction of new food), menggunakan prinsip berikut:<ol><li style="text-align: justify;">Sajikan makanan dalam porsi kecil.</li><li style="text-align: justify;">Sajikan berbagai makanan yang bervariasi meskipun bukan merupakan makanan yang disukai orang tua.</li><li style="text-align: justify;">Paparkan anak terhadap makanan baru sebanyak 10-15 kali. Penelitian menunjukkan bahwa dibutuhkan 10 kali atau lebih paparan untuk meningkatkan penerimaan terhadap makanan baru pada anak usia 2 tahun; dan 8-15 kali paparan pada anak usia 4-5 tahun. Pengenalan awal dapat dilakukan dengan menyajikan makanan baru tersebut di piring orang tua.</li><li style="text-align: justify;">Sajikan makanan baru di meja pada jarak yang terjangkau oleh anak tanpa menawarkan kepada anak. Batita umumnya lebih tertarik mencoba makanan baru bila mereka memegang kendali, namun bila mereka diminta atau disuruh memakan sesuatu yang baru, maka umumnya mereka secara spontan akan menolak.</li><li style="text-align: justify;">Berikan contoh makan makanan baru dengan cara yang menyenangkan tanpa menawarkan makanan tersebut kepada anak sampai ketakutan anak menghilang dan anak mengekspresikan ketertarikan kepada makanan baru tersebut. Semakin banyak orang di sekitar anak yang makan makanan serupa, maka anak akan semakin tertarik.</li><li style="text-align: justify;">Jika paparan terhadap makanan tertentu menyebabkan anak ingin muntah atau bahkan muntah, hentikan makan makanan tersebut dan cobalah makan makanan yang lebih mendekati makanan yang disukai anak.</li><li style="text-align: justify;">Campurlah sedikit makanan baru dengan makanan yang sudah disukai anak dan perlahan-lahan tingkatkan proporsi makanan baru (food chaining). Misalnya, apabila anak suka french fries maka Mom dapat memberikan modifikasi kentang olahan dengan membuat kroket/perkedel hingga pai ayam. Penelitian menunjukkan bahwa food chaining yang dilakukan selama 3 bulan pada anak usia 1-14 tahun dapat memperbaiki penerimaan makanan anak yang memiliki selektivitas yang ekstrim.</li><li style="text-align: justify;">Bersikap dan berpikir netral dan tenang dalam menyikapi asupan makanan anak.</li></ol>Sementara itu, ada kasus di mana anak usia 2 tahun, cuma mau makan nasi. Meskipun sudah diselipkan lauk di dalam nasi, kalau dia tahu dan lauknya tergigit, malah dilepeh. Bagaimana cara untuk mengatasi situasi ini? Nah, tipsnya ada di poin ke-7 di atas, yaitu menerapkan food chaining, prinsip membuat makanan yang ingin diberikan saat ini semirip mungkin dengan makanan yang dia sukai.Misalnya jika seorang anak menolak daging ayam utuh, namun menyukai chicken nugget kemasan, maka ibu dapat membuat nugget homemade dengan bentuk dan tekstur yang mirip dengan nugget olahan. Penawaran makan ini dapat dimulai dengan porsi kecil (misalnya saat awal makan, lauk terdiri dari 3 nugget olahan dan 1 nugget homemade) dan ditingkatkan bertahap. Apabila penerimaan anak sudah lebih baik, maka menu nugget homemade dapat diubah menjadi ayam bumbu tepung dan seterusnya, hingga misalnya anak menerima ayam utuh dalam bentuk ayam opor/ayam goreng dan seterusnya.Referensi: Rekomendasi tatalaksana masalah makan pada anak dan balita. IDAI. 2014. UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik

Begini Cara Mengenalkan Makanan Baru pada Anak

begini-cara-mengenalkan-makanan-baru-pada-anak-1688984683562

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Kategori </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">Makanan utama </td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Waktu memasak</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">30 - 60 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Usia </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">9-11 bulan</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Porsi</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">3 porsi</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Fun facts</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">Lemak jenuh di daging ayam lebih sedikit jika dibandingkan kandungan lemak jenuh pada daging merah. </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">120 kkal energi13 gram karbohidrat6,1 gram lemak4,8 gram protein0,5 mg zat besi0,4 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li style="font-size: 12pt;">90 gram nasi</li><li style="font-size: 12pt;">60 gram daging ayam cincang</li><li style="font-size: 12pt;">30 gram tahu putih, cincang</li><li style="font-size: 12pt;">1 ½ sdm wortel parut</li><li style="font-size: 12pt;">2 sdm kecap manis</li><li style="font-size: 12pt;">75 ml kaldu ayam</li><li style="font-size: 12pt;">10 ml minyak jagung, untuk menumis</li><li style="font-size: 12pt;">Garam secukupnya</li></ul>Bumbu halus:<ul><li style="font-size: 12pt;">1 buah bawang merah</li><li style="font-size: 12pt;">1 siung bawang putih</li></ul>Cara membuat:<ul><li style="font-size: 12pt;">Tumis bumbu halus hingga harum, lalu masukkan daging ayam cincang.</li><li style="font-size: 12pt;">Tambahkan wortel, kecap manis, dan garam secukupnya. Masak kembali.</li><li style="font-size: 12pt;">Masukkan nasi, tumis ayam, dan tahu putih ke dalam wadah tahan panas, tambahkan kaldu ayam.</li><li style="font-size: 12pt;">Kukus hingga matang dan kaldu terserap.</li></ul><div>Referensi:&nbsp;Hanindita, Meta. 2020. Mommyclopedia: 78 Resep MPASI. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama</div><div>Ilustrasi foto:&nbsp;Shutterstock</div>

Tim Semur Ayam

tim-semur-ayam-1688402934251

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Kategori </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">Makanan utama </td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Waktu memasak</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">30 - 60 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Usia </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">9-11 bulan</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Porsi</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">3 porsi</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Fun facts</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">Selain mengandung karbohidrat, kentang memiliki kandungan serat hampir 5 kali lebih tinggi dari beras putih. </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">130 kkal energi13 gram karbohidrat6,4 gram lemak5,8 gram protein0,6 mg zat besi0,4 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li style="font-size: 12pt;">150 gram kentang rebus, haluskan</li><li style="font-size: 12pt;">50 gram daging ayam cincang, rebus</li><li style="font-size: 12pt;">1 ½ sdm wortel parut</li><li style="font-size: 12pt;">1 butir telur, kocok lepas</li><li style="font-size: 12pt;">10 gram margarin</li><li style="font-size: 12pt;">Garam secukupnya</li></ul>Cara membuat:<ul><li style="font-size: 12pt;">Campur semua bahan, aduk rata.</li><li style="font-size: 12pt;">Tambahkan air hingga adonan tenggelam dalam air, lalu masukkan ke dalam wadah tahan panas.</li><li style="font-size: 12pt;">Kukus hingga matang.</li></ul><div></div><div>Referensi:&nbsp;Hanindita, Meta. 2020. Mommyclopedia: 78 Resep MPASI. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama</div>

Tim Kentang Telur

tim-kentang-telur-1701743621462

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr style="height: 29px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Kategori </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">Camilan</td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Waktu memasak</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">20 - 30 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Usia </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">6-8 bulan</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Porsi</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">4 porsi</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Fun facts</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">Keju merupakan sumber kalsium, lemak, dan protein bagi tubuh. Selain itu, keju Cheddar merupakan sumber vitamin K2 yang baik dan bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung.&nbsp; </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">130 kkal energi11,4 gram karbohidrat8,4&nbsp; gram lemak6,7 gram protein0,9 mg zat besi0,7 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li style="font-size: 12pt;">2 lembar roti tawar, potong kecil-kecil</li><li style="font-size: 12pt;">125 ml susu cair</li><li style="font-size: 12pt;">½ butir telur</li><li style="font-size: 12pt;">½ sdt margarin, lelehkan&nbsp;</li><li style="font-size: 12pt;">50 gram keju, parut</li><li style="font-size: 12pt;">Bubuk vanili secukupnya</li></ul>Cara membuat:<ul><li style="font-size: 12pt;">Campur semua bahan (kecuali keju parut) dan haluskan dengan blender.</li><li style="font-size: 12pt;">Masukkan ke dalam panci, lalu masak hingga mendidih dan mengental.</li><li style="font-size: 12pt;">Masukkan ke dalam cetakan, lalu taburkan parutan keju di atasnya. Kukus adonan hingga matang.</li><li style="font-size: 12pt;">Jika diperlukan, saring hingga teksturnya sesuai yang diinginkan.</li></ul><div>Referensi:&nbsp;Hanindita, Meta. 2020. Mommyclopedia: 78 Resep MPASI. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama</div><div>Ilustrasi foto:&nbsp;Shutterstock</div>

Roti Kukus Keju

roti-kukus-keju-1688386792131

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr style="height: 29px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Kategori </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">Camilan</td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Waktu memasak</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">30 - 60 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Usia </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">6-8 bulan</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Porsi</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">5 porsi</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Fun facts</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">Udang mengandung protein dan lemak yang tinggi (90% kalori dari udang adalah dalam bentuk protein dan lemak). </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">140 kkal energi10,3 gram karbohidrat8,3&nbsp; gram lemak7,6 gram protein1,6 mg zat besi0,9 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li style="font-size: 12pt;">125 gram daging ayam fillet, giling halus</li><li style="font-size: 12pt;">30 gram udang, giling halus</li><li style="font-size: 12pt;">10 kulit pangsit</li><li style="font-size: 12pt;">50 gram tepung tapioka</li><li style="font-size: 12pt;">½ sdm minyak wijen</li><li style="font-size: 12pt;">½ sdm kecap asin</li><li style="font-size: 12pt;">½ sdt saus tiram</li><li style="font-size: 12pt;">15 gram wortel, parut</li><li style="font-size: 12pt;">¼ bengkuang, iris kecil</li><li style="font-size: 12pt;">1 batang daun bawang, iris kecil</li><li style="font-size: 12pt;">7,5 ml minyak kedelai / minyak jagung, untuk menumis</li><li style="font-size: 12pt;">Garam secukupnya (jika diperlukan)</li><li style="font-size: 12pt;">Gula secukupnya (jika diperlukan)</li></ul>Bumbu halus:<ul><li style="font-size: 12pt;">1 siung bawang putih</li><li style="font-size: 12pt;">1 buah bawang merah</li></ul>Cara membuat:<ul><li style="font-size: 12pt;">Tumis bumbu halus, lalu masukkan daging ayam li/let giling, udang giling, daun bawang, gula, garam, minyak wijen, saus tiram, kecap asin, bengkuang, dan tepung tapioka.</li><li style="font-size: 12pt;">Aduk hingga rata.</li><li style="font-size: 12pt;">Bungkus adonan dengan kulit pangsit, beri sejumput parutan wortel di atasnya, lalu kukus sekitar 30 menit hingga matang.</li></ul><div>Referensi:&nbsp;Hanindita, Meta. 2020. Mommyclopedia: 78 Resep MPASI. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama</div><div>Ilustrasi foto:&nbsp;Shutterstock</div>

Siomay Ayam Udang

siomay-ayam-udang-1688386449830

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Kategori </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">Makanan utama </td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Waktu memasak</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">30 - 45 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Usia </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">6-8 bulan</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Porsi</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">3 porsi</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Fun facts</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">Santan mengandung asam Lemak Omega-3 yang bermanfaat dalam meningkatkan perkembangan otak bayi. Sementara hati ayam merupakan sumber zat besi dan vitamin A yang baik untuk MPASI. </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">160 kkal energi9,3 gram karbohidrat12,6&nbsp; gram lemak6,6 gram protein2,2 mg zat besi1,4 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li style="font-size: 12pt;">90 gram nasi </li><li style="font-size: 12pt;">60 gram hati sapi, cincang halus</li><li style="font-size: 12pt;">1 ruas jahe, memarkan</li><li style="font-size: 12pt;">15 gram bayam cincang halus</li><li style="font-size: 12pt;">150 ml santan cair</li><li style="font-size: 12pt;">7,5 ml minyak sayur, untuk menumis</li><li style="font-size: 12pt;">Serai secukupnya</li><li style="font-size: 12pt;">Garam secukupnya (jika diperlukan)</li></ul>Bumbu halus:<ul><li style="font-size: 12pt;">1 siung bawang putih </li><li style="font-size: 12pt;">1 buah bawang merah</li></ul>Cara membuat:<ul><li style="font-size: 12pt;">Campur nasi, santan, jahe, dan serai, lalu masak hingga menjadi bubur. </li><li style="font-size: 12pt;">Tumis bumbu halus hingga harum, lalu masukkan hati sapi, bayam, dan garam secukupnya. Masak hingga matang.</li><li style="font-size: 12pt;">Sajikan tumisan hati ayam dan bayam dengan bubur uduk.</li></ul><div>Referensi:&nbsp;Hanindita, Meta. 2020. Mommyclopedia: 78 Resep MPASI. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama</div><div>Ilustrasi foto:&nbsp;Shutterstock</div>

Bubur Uduk Hati Sapi

bubur-uduk-hati-sapi-1688386204137

Di awal bulan Juli ini, masyarakat dihebohkan dengan berita seorang <a class="e-rte-anchor" href="https://twitter.com/kumparan/status/1675504870990700544" title="https://twitter.com/kumparan/status/1675504870990700544" target="_blank">balita laki-laki berusia 4 tahun di Tangerang Selatan, dianiaya orang tuanya hingga meninggal dunia</a>. Ironi, penyebab orang tuanya menganiaya korban adalah karena mereka kesal, sang anak mengalami keterlambatan bicara atau speech delay. Dalam hal parenting, tentu orang tua perlu kesabaran dan yang terpenting, memahami bahwa perkembangan setiap anak berbeda.Alih-alih melakukan tindakan tak layak ke anak, sebaiknya terapkan tips berikut agar MomDad bisa tetap sabar menghadapi anak yang mengalami speech delay:<ul><li style="text-align: justify;">Edukasi diri sendiri</li></ul>Pelajari tentang kapan anak disebut terlambat bicara, , faktor penyebabnya, dan strategi yang efektif untuk membantu anak mengatasi masalah tersebut. Semakin memahami kondisi anak, semakin mudah bagi MomDad untuk menghadapinya dengan kesabaran.<ul><li style="text-align: justify;">Konsultasikan dengan ahli</li></ul>Konsultasikan dengan dokter anak, ahli terapi wicara, atau spesialis pendidikan khusus untuk mendapatkan panduan dan saran yang tepat. Mereka dapat memberikan pengetahuan dan strategi yang relevan untuk membantu perkembangan bicara anak. Apabila memiliki budget terbatas, MomDad bisa mengikuti sesi konsultasi gratis di TikTok Live PrimaKu yang diadakan setiap minggunya.<ul><li style="text-align: justify;">Ciptakan lingkungan yang mendukung</li></ul>Buat lingkungan yang menyenangkan dan penuh stimulasi untuk anak. Bicaralah dengan anak secara teratur, gunakan bahasa yang jelas dan sederhana, dan berikan kesempatan kepada anak untuk berbicara dan berkomunikasi.<ul><li style="text-align: justify;">Bersabar dan tetap positif</li></ul>Ingatlah bahwa setiap anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda. Tetaplah sabar dan positif dalam mendukung anak. Hindari membandingkan anak dengan anak lain atau mengungkapkan kekecewaan. Fokus pada kemajuan kecil dan apresiasi usaha anak.<ul><li style="text-align: justify;">Gunakan strategi komunikasi alternatif</li></ul>Selain bicara verbal, eksplorasi komunikasi alternatif seperti bahasa isyarat, gambar, atau aplikasi komunikasi khusus untuk membantu anak berkomunikasi dengan lebih efektif.<ul><li style="text-align: justify;">Cari dukungan</li></ul>Temukan kelompok pendukung atau forum online untuk berbagi pengalaman dengan orang tua lain yang memiliki anak dengan keterlambatan bicara. Dukungan dan pemahaman dari orang tua lain dapat memberikan kekuatan dan inspirasi. Hindari lingkungan yang memberikan dampak negatif, terutama bagi kesehatan mental MomDad.Teruslah berusaha, tetap sabar, dan jangan ragu untuk mencari bantuan profesional untuk mendukung perkembangan bicara anak. Semoga kejadian seperti ini tidak terjadi lagi dan tidak ada anak lain yang menjadi korban kekerasan, ya. Amin.Referensi:<ul><li style="text-align: left;">American Speech-Language-Hearing Association (ASHA). (2021). Late Blooming or Language Problem? Diakses dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.asha.org/public/speech/disorders/Late-Blooming-or-Language-Problem/" title="https://www.asha.org/public/speech/disorders/Late-Blooming-or-Language-Problem/">https://www.asha.org/public/speech/disorders/Late-Blooming-or-Language-Problem/ </a></li><li style="text-align: left;">Child Mind Institute. (2021). Speech and Language Therapy. Diakses dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://childmind.org/care/areas-of-expertise/autism-clinical-center/speech-and-language-therapy/" title="https://childmind.org/care/areas-of-expertise/autism-clinical-center/speech-and-language-therapy/">https://childmind.org/care/areas-of-expertise/autism-clinical-center/speech-and-language-therapy/ </a></li><li style="text-align: left;">National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD). (2021). Speech and Language Developmental Milestones. Diakses dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.nidcd.nih.gov/health/speech-and-language" title="https://www.nidcd.nih.gov/health/speech-and-language">https://www.nidcd.nih.gov/health/speech-and-language</a></li></ul>

Anak Speech Delay Disiksa hingga Meninggal, Tetap Sabar dalam Parenting

anak-speech-delay-disiksa-hingga-meninggal--tetap-sabar-dalam-parenting-1688385017468

Small eater adalah sebutan yang dipakai untuk anak dengan keluhan makan sedikit, status gizi kurang, padahal sudah menerapkan feeding rules yang benar. Literatur lain menggunakan terminologi infantile anorexia, dan juga vigorous child with little interest in feeding. Anak yang termasuk small eater adalah anak aktif, perkembangannya normal, seringkali lebih tertarik pada lingkungan dibandingkan makanan, dan tidak memiliki masalah medis yang mendasari, serta tidak berkaitan dengan trauma makan. Penolakan makan umumnya terjadi pada saat transisi ke makanan pendamping ASI atau makan mandiri, yaitu pada usia 6 bulan sampai 3 tahun.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/149ef6b1012194a6eb3de239210d08b6bd_1688367922578.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-07-03T135108.487.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> MomDad yang memiliki anak dengan masalah ini umumnya menjadi cemas dan mengkompensasi makan yang sedikit dengan pemberian camilan, yang justru menurunkan selera terhadap makanan utama. Pada akhirnya menyebabkan orang tua memaksa anak makan. Bila small eater tidak ditangani dengan benar, anak dapat mengalami gagal tumbuh.Nah, untuk memenuhi nutrisi anak yang small eater, MomDad dapat mencoba beberapa tips berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Sediakan makanan yang menggiurkan: Tawarkan makanan yang menarik dan beragam secara visual dan rasa. Menghidangkan hidangan yang berwarna-warni dan menarik dapat membuat anak tertarik untuk mencoba makanan tersebut.</li><li style="text-align: justify;">Buat waktu makan yang menyenangkan: Ciptakan suasana yang menyenangkan saat makan. Ajak anak berpartisipasi dalam persiapan makanan atau buat ritual khusus selama waktu makan, seperti menyanyikan lagu atau bercerita. Lingkungan yang positif dan santai dapat meningkatkan nafsu makan anak.</li><li style="text-align: justify;">Berikan porsi kecil dan sering: Jika anak memiliki nafsu makan yang kecil, berikan makanan dalam porsi yang kecil dan sering. Berikan camilan sehat antara waktu makan utama untuk memastikan anak mendapatkan nutrisi yang cukup sepanjang hari.</li><li style="text-align: justify;">Pilih makanan yang kaya nutrisi: Pilih makanan yang kaya nutrisi untuk memastikan anak mendapatkan kebutuhan nutrisinya meskipun dalam jumlah kecil. Prioritaskan makanan yang mengandung protein, karbohidrat, lemak sehat, sayuran, dan buah-buahan.</li><li style="text-align: justify;">Libatkan anak dalam memilih makanan: Libatkan anak dalam proses memilih makanan yang ingin mereka makan. Ajak si Kecil berbelanja dan memilih makanan di toko atau ajak mereka untuk memilih makanan dari beberapa pilihan yang telah disediakan.</li></ul>Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi anak untuk mendapatkan saran yang lebih spesifik tentang memenuhi kebutuhan nutrisi anak yang small eater.Referensi:<ul><li style="text-align: left;">American Academy of Pediatrics (AAP). (2019). Feeding Your 1- to 2-Year-Old. Diakses dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/toddler/nutrition/Pages/Feeding-and-Nutrition-Your-One-Year-Old.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/toddler/nutrition/Pages/Feeding-and-Nutrition-Your-One-Year-Old.aspx">https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/toddler/nutrition/Pages/Feeding-and-Nutrition-Your-One-Year-Old.aspx </a></li><li style="text-align: left;">Mayo Clinic. (2020). Picky Eaters: How to Help Your Child Eat Better. Diakses dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/childrens-health/in-depth/childrens-health/art-20044948" title="https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/childrens-health/in-depth/childrens-health/art-20044948">https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/childrens-health/in-depth/childrens-health/art-20044948 </a></li><li style="text-align: left;">National Health Service (NHS). (2021). Food and Drinks for Toddlers. Diakses dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.nhs.uk/conditions/baby/weaning-and-feeding/baby-and-toddler-meal-ideas/" title="https://www.nhs.uk/conditions/baby/weaning-and-feeding/baby-and-toddler-meal-ideas/">https://www.nhs.uk/conditions/baby/weaning-and-feeding/baby-and-toddler-meal-ideas/</a></li></ul>

Begini Cara Mengenalkan Makanan Baru pada Anak

Begini Cara Mengenalkan Makanan Baru pada Anak

Tim Semur Ayam

Tim Semur Ayam

Tim Kentang Telur

Tim Kentang Telur

Roti Kukus Keju

Roti Kukus Keju

Siomay Ayam Udang

Siomay Ayam Udang

Bubur Uduk Hati Sapi

Bubur Uduk Hati Sapi

Anak Speech Delay Disiksa hingga Meninggal, Tetap Sabar dalam Parenting

Anak Speech Delay Disiksa hingga Meninggal, Tetap Sabar dalam Parenting

Anak Makan Sedikit, Awas Kebutuhan Nutrisinya tak Terpenuhi!

Anak Makan Sedikit, Awas Kebutuhan Nutrisinya tak Terpenuhi!