Seringkali anak mau makan karena ia sudah punya preferensi rasa pada makanan yang diberikan. Oleh sebab itu, MomDad perlu mengetahui apa saja preferensi rasa anak-anak pada makanan sesuai usia. Nah, gimana sih cara mengetahui preferensi rasa dominan anak agar sesuai dengan asupan nutrisi sehari-harinya? Yuk, simak penjelasan di bawah!Mengidentifikasi Rasa Dominan pada Anak<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/109e3124afa38102e7420a7f82610c74925_1719311221098.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="prefensi_rasa_pada_anak_(1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> Suatu penelitian kohort yang menguji anak usia 3-20 bulan menemukan bahwa anak dapat menunjukkan preferensi mereka terhadap rasa atau bau tertentu dengan cara menerima makanan dengan menelan, atau menunjukkan reaksi positif, atau menjulurkan mulut dan mengarahkan hidung mendekati makanan tertentu. [1]Penelitian yang meneliti anak usia 4-6 tahun terhadap rasa manis, asam, umami, asin dan pahit menunjukkan bahwa preferensi terhadap rasa manis semakin meningkat seiring usia, sedangkan preferensi terhadap rasa pahit atau asam relatif stabil. Anak juga menunjukkan peningkatan sensitivitas terhadap rasa asam dan asin seiring usia. Semakin rendahnya tingkat sensitivitas anak terhadap rasa manis akan meningkatkan preferensinya terhadap rasa manis. [2]Hubungan antara Preferensi Rasa Dominan dan Asupan NutrisiPreferensi rasa yang mulai dikembangkan sejak bayi di dalam kandungan, terpapar rasa dari ASI dan stimulus lain selama kehidupan dapat mempengaruhi penerimaan makanan saat MPASI. Namun, frekuensi anak terpapar, serta parental feeding style juga akan mempengaruhi penerimaan makan. Seperti disebutkan di atas, preferensi anak terhadap rasa dan bau tertentu juga akan mempengaruhi penerimaan mereka terhadap makanan, terutama makanan baru, yang merupakan kondisi yang dikenal sebagai food neophobia[1].Strategi Efektif untuk Memperkenalkan Rasa Baru<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/3e5b1872227fc4d7b48628dda790b70a_1719313299777.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="prefensi rasa pada anak (2).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Perkenalkan makanan sevariatif mungkin terutama dalam 2 tahun pertama kehidupan. Periode ini adalah periode emas untuk memperkenalkan berbagai jenis makanan termasuk sayuran. parental feeding style juga perlu diakomodasikan dengan proses belajar anak dalam mengenal makanan.Ibu yang masih mengandung juga dianjurkan untuk mengonsumsi berbagai macam makanan, sehingga dapat memajankan bayi di dalam kandungan terhadap berbagai rasa. Pemberian ASI eksklusif dan pengenalan makanan saat MPASI dapat meningkatkan penerimaan variasi&nbsp; makanan. MomDad perlu menyadari bahwa ketika dipajankan dengan makanan baru, anak dapat menunjukkan wajah tidak suka, namun tetap melanjutkan makan. Hal ini perlu diketahui agar MomDad dapat terus mengenalkan variasi makanan untuk memperkaya indera sensorinya, meskipun reaksi awal anak terhadap makanan tersebut tampak negatif. [1,2,3]Itu dia penjelasan mengenai preferensi rasa dominan anak. Semoga informasi di atas bermanfaat!&nbsp;Referensi:1. Nicklaus S, Schwartz C, Monnery-Patris S, Issanchou S. Early Development of Taste and Flavor Preferences and Consequences on Eating Behavior. Nestle Nutr Inst Workshop Ser. 2019;91:1-10. doi: 10.1159/000493673. Epub 2019 Mar 13. PMID: 30865953.2. Fry Vennerød FF, Nicklaus S, Lien N, Almli VL. The development of basic taste sensitivity and preferences in children. Appetite. 2018 Aug 1;127:130-137. doi: 10.1016/j.appet.2018.04.027. Epub 2018 May 3. PMID: 29729324.3. Harris G. Development of taste and food preferences in children. Curr Opin Clin Nutr Metab Care. 2008 May;11(3):315-9. doi: 10.1097/MCO.0b013e3282f9e228. PMID: 18403930.

Mengenal Preferensi Rasa pada Anak Sesuai Usia

mengenal-preferensi-rasa-pada-anak-sesuai-usia-1719313312114

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah radang saluran pernapasan atas atau bawah yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau riketsia, dengan atau tanpa radang paru-paru. Terjadinya ISPA dipengaruhi oleh kuman (lebih dari 300 jenis), daya tahan tubuh (nutrisi, imunisasi), dan kondisi lingkungan (ventilasi buruk, kelembapan, dan kepadatan penghuni).Menurut WHO, ISPA adalah penyebab utama kematian pada anak balita, terutama karena pneumonia. ISPA juga merupakan alasan utama kunjungan ke fasilitas kesehatan: 40%-60% di klinik dan 15%-30% di puskesmas. Gejala umum ISPA meliputi batuk, pilek, dan kesulitan bernapas.Melalui sebuah survei dan penelitian menunjukkan dari 54 anak dengan imunisasi lengkap, 48 anak (90,6%) tidak mengalami ISPA. Ini menunjukkan bahwa anak dengan imunisasi lengkap cenderung tidak terkena ISPA dibandingkan anak dengan imunisasi tidak lengkap.&nbsp;Selain itu, dari 50 responden yang memiliki kebiasaan merokok, 26 orang (74,3%) mengalami ISPA. Ini menunjukkan bahwa kebiasaan merokok berkaitan dengan meningkatnya kejadian ISPA. Penelitian ini juga menemukan bahwa sebagian besar balita tidak mengalami ISPA karena imunisasi lengkap. ISPA dapat dicegah dengan imunisasi, dan untuk menurunkan kejadian ISPA, anak harus mendapatkan imunisasi lengkap sebelum usia dua tahun.Hubungan Asap Rokok dan ISPARokok merupakan benda beracun yang memberi efek yang sangat membahayakan pada perokok aktif maupun perokok pasif, terutama pada balita yang tidak sengaja terkontak asap rokok. Nikotin dengan ribuan bahaya beracun asap rokok lainnya masuk ke saluran pernapasan bayi yang dapat menyebabkan Infeksi pada saluran pernapasan. Nikotin yang terhirup melalui saluran pernapasan dan masuk ke tubuh melalui ASI ibunya akan terakumulasi di tubuh balita dan membahayakan kesehatan balita tersebut.Akibat gangguan asap rokok pada bayi antara lain adalah muntah, diare, kolik (gangguan pada saluran pencernaan bayi), denyut jantung meningkat, gangguan pernapasan pada bayi, infeksi paru-paru dan telinga, gangguan pertumbuhan. Paparan asap rokok berpengaruh terhadap kejadian ISPA pada balita, dimana balita yang terpapar asap rokok berisiko lebih besar untuk terkena ISPA dibanding balita yang tidak terpapar asap rokok.Peran Imunisasi<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/3be17bcefdbb24723b2432f51319bf9a_1719239248162.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="bahaya asap rokok dengan ISPA (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Imunisasi memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu dan merupakan strategi untuk mengurangi kesakitan dan kematian akibat ISPA pada anak. Imunisasi dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian pada balita, terutama untuk penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Setiap anak harus mendapatkan imunisasi dasar terhadap tujuh penyakit utama sebelum usia satu tahun, yaitu BCG, DPT, hepatitis B, polio, dan campak. Imunisasi membantu mencegah penyakit infeksi seperti campak, polio, TBC, difteri, pertusis, tetanus, dan hepatitis B, serta kematian akibat penyakit-penyakit tersebut.Selalu pastikan si Kecil mendapatkan imunisasi sesuai jadwal dan lakukan <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/bookvaksin" title="https://primaku.page.link/bookvaksin" target="_blank">Booking Vaksin</a> melalui aplikasi PrimaKu untuk menikmati berbagai promo menarik setiap bulan. MomDad juga bisa konsultasi seputar vaksin dengan Dokmin melalui WhatsApp di nomor 0877-8688-881.Referensi:<ul><li>HUBUNGAN STATUS IMUNISASI DAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DIWILAYAH KERJA KLINIK BASECAMP PT KIDECO KECAMATAN BATU SOPANG. An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9 (1) Juni 2022 :84-89</li><li>Hidayat. A. 2005. Studi Retrospektif Kejadian ISPA Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tongkuno Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna. Skripsi STIK Avicenna yang tidak dipublikasikan kendari</li></ul>

Bahaya Asap Rokok pada Risiko ISPA & Pentingnya Imunisasi

bahaya-asap-rokok-pada-risiko-ispa---pentingnya-imunisasi-1719239333002

Dalam rangka memperingati ASEAN Dengue Day, PrimaKu bersama CegahDBD menyelenggarakan rangkaian Instagram Live bersama para ahli untuk mengedukasi betapa pentingnya pencegahan demam berdarah yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. 🦟 Seperti yang kita ketahui, DBD sedang jadi musuh bersama mulai dari awal tahun 2024. Penyakit ini bahkan mengakibatkan lebih dari 400 kasus kematian per Maret lalu. Yuk, dukung PrimaKu bersama CegahDBD untuk menurunkan kasus demam berdarah dengan menyaksikan tayangan ulang Instagram LIVE berikut

Do's & Don'ts Penanganan Demam Berdarah pada Anak

do-s---don-ts-penanganan-demam-berdarah-pada-anak-1718969748933

Vaksinasi Dengue: Salah Satu Cara Jitu Mencegah DBD pada Orang Dewasa

vaksinasi-dengue--salah-satu-cara-jitu-mencegah-dbd-pada-orang-dewasa-1718969679993

Dalam rangka memperingati ASEAN Dengue Day, PrimaKu bersama CegahDBD menyelenggarakan rangkaian Instagram Live bersama para ahli untuk mengedukasi betapa pentingnya pencegahan demam berdarah yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. 🦟 Seperti yang kita ketahui, DBD sedang jadi musuh bersama mulai dari awal tahun 2024. Penyakit ini bahkan mengakibatkan lebih dari 400 kasus kematian per Maret lalu. Yuk, dukung PrimaKu bersama CegahDBD untuk menurunkan kasus demam berdarah dengan menyaksikan tayangan ulang Instagram LIVE berikut "Hati-hati Telat Penanganan, Ini Gejala Awal Demam Berdarah yang Perlu Diwaspadai " bersama dr. Lucky Yogasatria, Sp.A

Hati-hati Telat Penanganan, Ini Gejala Awal Demam Berdarah yang Perlu Diwaspadai

hati-hati-telat-penanganan--ini-gejala-awal-demam-berdarah-yang-perlu-diwaspadai-1718969564551

Mengenal tanda balita sehat dapat membantu MomDad mengatur asupan gizi untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Nah, menurut Yustina Ani Indriastuti, Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) dan dokter spesialis gizi, berikut tanda-tanda anak yang asupan gizinya tercukupi:<ul><li>Tinggi dan berat badan sesuai umur</li></ul>Anak dengan gizi baik memiliki tinggi dan berat badan yang sesuai dengan umurnya. Hal ini dapat diperiksa melalui kurva pertumbuhan dan indeks massa tubuh.<ul><li>Tubuh kuat dan kencang</li></ul>Asupan gizi dan nutrisi yang cukup akan membantu tubuh anak membentuk otot yang kuat dan kencang, sehingga anak lebih aktif dalam beraktivitas sehari-hari.<ul><li>Postur tubuh tegap dan proporsional</li></ul>Anak yang mengonsumsi makanan sehat setiap hari cenderung memiliki postur tubuh tegap karena pertumbuhan tulangnya optimal. Ini disebabkan oleh kecukupan protein, mineral, dan vitamin.<ul><li>Kulit lembap dan tidak kering</li></ul>Kulit anak yang sehat akan lembap dan tidak mudah kering, berkat asupan vitamin A, vitamin E, dan zinc yang tercukupi.<ul><li>Rambut berkilau dan tidak mudah rontok</li></ul>Nutrisi yang baik akan diserap dan didistribusikan ke seluruh tubuh, termasuk rambut. Anak yang sehat akan memiliki rambut berkilau, kuat, dan jarang rontok.<ul><li>Mata jernih dan berbinar</li></ul>Protein dan vitamin yang cukup akan meningkatkan kualitas penglihatan. Anak yang sehat akan memiliki mata yang jernih dan berbinar.<ul><li>Cepat tanggap dan ceria</li></ul>Anak yang kekurangan karbohidrat dan zat besi biasanya mudah lesu dan kurang bersemangat. Sebaliknya, anak dengan gizi terpenuhi akan cepat tanggap dan ceria setiap hari.<ul><li>BAB lancar dan tidur nyenyak</li></ul>Pencernaan yang baik mendukung proses buang air besar yang lancar. Asupan makanan yang teratur juga membuat anak tidur nyenyak dan bangun segar di pagi hari.Gizi yang baik membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh, sehingga anak lebih tahan terhadap infeksi dan penyakit. Vitamin dan mineral seperti vitamin C, vitamin D, dan zinc sangat penting untuk fungsi kekebalan tubuh. Selain itu, penting untuk memberikan vaksinasi pada si Kecil sesuai jadwal. MomDad bisa melihat jadwal vaksin anak di aplikasi PrimaKu dan langsung <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/bookvaksin" title="https://primaku.page.link/bookvaksin" target="_blank">Booking Vaksin</a>. Jangan lupa gunakan kode voucher nya biar biaya vaksin jadi lebih hemat.Referensi: Ayo Sehat Kemkes: Tanda-tanda Balita yang Gizinya Terpenuhi.&nbsp;

Mengenal Tanda Green Flag Anak yang Gizinya Terpenuhi

mengenal-tanda-green-flag-anak-yang-gizinya-terpenuhi-1719222531208

Bahan:<ul><li>100 gram dada ayam fillet</li><li>1 butir telur</li><li>5 sdm santan kental</li><li>1 buah tahu putih</li><li>1⁄2 buah wortel (parut)</li><li>3 lembar daun salam</li><li>3 lembar daun pisang</li></ul> Bumbu halus:<ul><li>2 buah bawang merah </li><li>1 buah bawang putih</li><li>1 buah kemiri</li><li>1 cm kunir/kunyit</li><li>1 cm jahe</li><li> </li></ul>Cara membuat:<ul><li>Ulek semua bumbu halus.</li><li>Potong kecil-kecil ayam fillet kemudian cincang halus dengan pisau dan campurkan bersama telur, tahu, santan, dan bumbu halus.</li><li>Campur adonan ayam dengan wortel parut. Aduk rata.</li><li>Siapkan selembar daun pisang yang diberi selembar daun salam di atasnya.</li><li>Tuangkan 2 sendok makan adonan ayam, kemudian gulung daun pisang dan lipat di kedua ujungnya yang terbuka (seperti membungkus lontong tapi tanpa semat lidi karena adonannya sudah liat jadi mudah di bungkus).</li><li>Lakukan langkah ke-4 sampai adonan habis kemudian kukus ± 20 menit dengan api kecil sampai matang, lalu sajikan.</li></ul>

Resep Snack BB Booster: Pepes Gadon Ayam

resep-snack-bb-booster--pepes-gadon-ayam-1718963493336

Mulai usia 6 bulan, bayi membutuhkan energi dan zat gizi yang lebih banyak daripada yang disediakan oleh ASI. Oleh karena itu, bayi membutuhkan MPASI yang kaya akan protein hewani, agar pertumbuhan dan perkembangannya optimal, sambil tetap melanjutkan pemberian ASI hingga usia 2 tahun atau lebih.&nbsp;Semakin bertambah usia, energi yang dibutuhkan anak semakin besar, sehingga jumlah dan frekuensi MPASI nya pun bertambah. Tekstur makanan pun meningkat seiring bertambahnya usia. Kebutuhan nutrisi anak yang meningkat, bisa didapatkan dari pangan lokal yang bervariasi.Nah, perlu MomDad ketahui bahwa ada perbedaan pemberian MPASI pada anak yang mendapatkan ASI dan tidak. Berikut Rekomendasi Pemberian Makan pada Bayi dan Anak (PMBA) usia 6-23 bulan yang mendapat ASI dan tidak.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/306eb9289cc4e6203810fe5914a64e9d10_1718882093814.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="PMBA.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Pada prinsipnya, setiap orang tua perlu belajar tentang pangan keluarga. MPASI yang mencukupi secara kuantitas (jumlah) dan kualitas pada anak sehat akan menghasilkan kenaikan berat dan tinggi badan optimal sesuai grafik tumbuh kembangnya.&nbsp;Referensi: Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA). 2020

Mengenal Preferensi Rasa pada Anak Sesuai Usia

Mengenal Preferensi Rasa pada Anak Sesuai Usia

Bahaya Asap Rokok pada Risiko ISPA & Pentingnya Imunisasi

Bahaya Asap Rokok pada Risiko ISPA & Pentingnya Imunisasi

Do's & Don'ts Penanganan Demam Berdarah pada Anak

Do's & Don'ts Penanganan Demam Berdarah pada Anak

Vaksinasi Dengue: Salah Satu Cara Jitu Mencegah DBD pada Orang Dewasa

Vaksinasi Dengue: Salah Satu Cara Jitu Mencegah DBD pada Orang Dewasa

Hati-hati Telat Penanganan, Ini Gejala Awal Demam Berdarah yang Perlu Diwaspadai

Hati-hati Telat Penanganan, Ini Gejala Awal Demam Berdarah yang Perlu Diwaspadai

Mengenal Tanda Green Flag Anak yang Gizinya Terpenuhi

Mengenal Tanda Green Flag Anak yang Gizinya Terpenuhi

Resep Snack BB Booster: Pepes Gadon Ayam

Resep Snack BB Booster: Pepes Gadon Ayam

Panduan Frekuensi hingga Jumlah Porsi MPASI Usia 6-23 Bulan

Panduan Frekuensi hingga Jumlah Porsi MPASI Usia 6-23 Bulan