<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr style="height: 29px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 189.99px;">Kategori </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 885.01px;">Camilan</td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 189.99px;">Waktu memasak</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 885.01px;">30 - 60 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 189.99px;">Usia </td><td style="vertical-align: top; width: 885.01px;" class="">12 tahun ke atas</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 189.99px;">Porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 885.01px;" class="">6 porsi</td></tr><tr style="height: 53px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 189.99px;">Fun facts</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 885.01px;">Stroberi mengandung karbohidrat, serat, asam folat, mangan, dan magnesium yang baik untuk pencernaan si Kecil. </td></tr><tr style="height: 199px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 189.99px;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 885.01px;" class="">83,2 kkal energi16,4 gram karbohidrat0,9 gram lemak2,3 gram protein0,7 mg zat besi0,2 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li style="font-size: 12pt;">75 gram tepung terigu</li><li style="font-size: 12pt;">1 butir telur ayam</li><li style="font-size: 12pt;">30 g gula pasir</li><li style="font-size: 12pt;">1/4 sdt soda kue</li><li style="font-size: 12pt;">30 ml air</li><li style="font-size: 12pt;">3 sdm selai stroberi</li></ul>Cara membuat:<ul style="margin-bottom: 1rem;"><li style="font-size: 12pt;">Campurkan telur dan gula, kemudian kocok hingga mengental.</li><li style="font-size: 12pt;">Tambahkan tepung terigu dan soda kue, aduk hingga rata.</li><li style="font-size: 12pt;">Tambahkan air, aduk kembali, lalu diamkan sekitar 15 menit.</li><li style="font-size: 12pt;">Aduk sebentar, masukkan ke cetakan dorayaki anti-lengket yang sudah dipanaskan.</li><li style="font-size: 12pt;">Jika adonan sudah terlihat berpori dan mengering, balik. Lalu angkat.</li><li style="font-size: 12pt;">Oleskan selai stroberi di bagian sisi dalam dorayaki.</li></ul><div>Sumber foto: FreepikReference:&nbsp;Mommyclopedia 89 Resep Makanan Anak 2-5 Tahun oleh Dr. dr. Meta Hanindita, Sp.A(K)</div>

Dorayaki Stroberi

dorayaki-stroberi

5 Kumpulan Resep Puding untuk Camilan si Kecil, yuk Dicoba!

5-kumpulan-resep-puding-untuk-camilan-si-kecil--yuk-dicoba-

Seperti yang selama ini kita ketahui, makanan pendamping ASI atau MPASI idealnya diberikan saat bayi berusia 6 bulan. Namun, ada kondisi dimana&nbsp; bayi diberikan makanan pendamping sebelum berusia 6 bulan.&nbsp;Lantas, apakah kondisi ini bisa berdampak negatif pada kesehatan dan tumbuh kembang bayi? Untuk mengetahui lebih lengkapnya, yuk simak artikel ini!Kapan&nbsp; bayi siap diberikan MPASI ?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1665973395281-578da404.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-75939355-612x612 (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Pemberian MPASI perlu memperhatikan empat poin utama yaitu: tepat waktu, adekuat, aman dan diberikan secara responsif. Pada saat usia 6 bulan, kebutuhan nutrisi bayi tidak lagi dapat terpenuhi hanya dengan ASI saja. Oleh karena itu, WHO menyatakan bahwa selambat-lambatnya pada usia 6 bulan MPASI harus diberikan. Pada beberapa kondisi tertentu, MPASI dapat dimulai pada usia 4-6 bulan. Keputusan untuk memulai memberikan MPASI&nbsp; harus diputuskan oleh dokter. Pertimbangan untuk memberikan MPASI tidak hanya berkaitan dengan usia dan berat badan, namun juga harus mempertimbangkan kesiapan fisik, enzimatik maupun psikologis.Secara enzimatik, kesiapan makan ditandai dengan kematangan enzim untuk mencerna sumber karbohidrat dan protein utuh, yaitu pada usia sekitar 4-6 bulan. Secara motorik, bayi harus sudah mampu menegakkan leher dan duduk dengan bantuan, sementara refleks melepeh harus sudah berkurang. Secara psikologis, kesiapan makan ditunjukkan dengan ketertarikan bayi untuk ikut makan saat melihat orangtua makan.Adakah kondisi tertentu yang membolehkan MPASI lebih cepat?MPASI&nbsp; dapat diberikan pada usia paling cepat 4 bulan, apabila ada indikasi tertentu yang harus diputuskan oleh dokter. Pemberian MPASI ini tetap harus memperhatikan tanda kesiapan bayi seperti telah disebutkan di atas.Efek jangka panjang pemberian MPASI lebih cepat<img src="https://storage.primaku.com/editor/1665973456627-1b88ea52.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-530731523-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Secara umum, MPASI dini tidak dianjurkan. WHO menganjurkan pemberian MPASI setelah usia 6 bulan mengingat banyak anak-anak di negara berkembang yang jatuh ke dalam kondisi gizi buruk akibat pemberian MPASI yang terlalu dini. Berikut beberapa risiko pemberian MPASI dini:<ul><li style="text-align: justify;">MPASI akan mengurangi asupan ASI yang jelas mempunyai nilai gizi yang lebih baik.</li><li style="text-align: justify;">Infeksi maupun gangguan saluran cerna. Kondisi ini juga dapat mengancam nyawa bayi karena berisiko menimbulkan tersedak dan sumbatan jalan napas.</li><li style="text-align: justify;">Kelebihan berat badan dan obesitas pada masa-masa selanjutnya. Hal ini lebih tinggi risikonya pada bayi yang mengkonsumsi susu formula dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif.</li></ul>Cara tepat memberikan MPASI diniKondisi setiap anak bisa berbeda-beda, untuk itu MomDad perlu berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan apakah si Kecil perlu mendapatkan MPASI dini atau tidak. Jika dokter menganjurkan MPASI dini, pastikan juga untuk mengikuti arahannya. Beberapa yang perlu diingat dalam memberikan MPASI dini adalah:<ul><li style="text-align: justify;">Pastikan jenis makanan yang diberikan bertekstur lembut dan mudah dicerna.</li><li style="text-align: justify;">Variasi menu tidak perlu tiap hari, tapi bisa diberi jarak 3 hari untuk memperkenalkan menu lainnya.&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Hindari penambahan rasa seperti gula atau garam dalam MPASI.</li><li style="text-align: justify;">Menyuapi bayi dalam keadaan duduk atau kepala yang sudah tegak.</li></ul>Nah, itu dia beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai MPASI dini. Perlu diingat, bahwa keputusan memberikan MPASI harus berdasarkan rekomendasi dokter. Perkenalan MPASI dini juga perlu strategi dan pengetahuan dari orang tua agar si Kecil siap menerima makanan walaupun belum di usia yang seharusnya. Semoga artikel ini membantu!MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar MPASI dan Laktasi bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" title="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" target="_blank">Forum MPASI &amp; Laktasi</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho.Sumber foto: iStockArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Hati-Hati, Ini Risiko Pemberian MPASI Lebih Cepat pada Bayi!

hati-hati--ini-risiko-pemberian-mpasi-lebih-cepat-pada-bayi-

Di artikel sebelumnya, MomDad mungkin sudah mempelajari tentang&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/GefT" title="https://primaku.page.link/GefT" target="_blank">tahapan adaptasi bayi terhadap berbagai rasa makanan</a>. Faktanya,&nbsp;pada usia 12 minggu kehamilan, janin mulai mengenal berbagai macam komponen rasa, termasuk glukosa, protein dan asam amino, lemak, serta garam. Seiring dengan tumbuh kembangnya, bayi perlu diperkenalkan berbagai rasa untuk menghindari masalah makan di masa depan.&nbsp;Nah, sekarang saatnya MomDad mengetahui tips mengenalkan rasa pada bayi. Yuk, simak penjelasannya di bawah!Tips mengenalkan rasa pada bayi<img src="https://storage.primaku.com/editor/1665722978581-d683a967.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-540383380-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Pada bayi yang mendapatkan air susu ibu (ASI), seharusnya lebih mudah untuk beradaptasi terhadap berbagai macam rasa. Mengingat ASI sendiri mengandung berbagai macam rasa dan aroma tergantung makanan sang ibu. “Rasa” makanan yang dikonsumsi ibu dapat terdeteksi dalam ASI sekitar 1-2 jam setelah konsumsi. Untuk itu, pengenalan berbagai macam rasa pada masa kehamilan dan menyusui sangat berhubungan dengan pilihan atau kesukaan bayi nantinya sewaktu pemberian makanan padat.Adaptasi terhadap rasa dapat dilakukan dengan mencampurkan rasa yang ingin dikenalkan tersebut dengan makanan yang telah diketahui dan disukai oleh bayi. Panca indera yang telah merasakan sesuatu yang tidak enak, diiringi dengan reaksi tubuh berupa mual atau muntah saat mengonsumsi makanan tertentu, seringkali akan memberikan “trauma” dan akan tercatat dalam memori sepanjang usia.Adaptasi terhadap makanan juga dipengaruhi oleh bentuk atau ukuran dan kandungannya. Umumnya reaksi positif akan timbul terhadap makanan yang bentuknya kecil tapi berenergi tinggi. Kondisi lingkungan juga akan memengaruhi pilihan makanan pada bayi dan anak. Mereka akan lebih memilih makanan yang sering diberikan dalam suasana gembira. Oleh karena itu, makanan manis dan mengandung lemak, seperti coklat dan ice cream merupakan pilihan yang menyenangkan.Ya, pemberian makan pada anak itu adalah proses belajar. Tiap periode mempunyai keunikannya masing-masing. Saat mulai makan padat, usia 4-6 bulan, seorang bayi tidak akan takut untuk mencoba makanan. Pada periode ini sangatlah mudah dalam mengenalkan makanan. Usia 6-12 bulan merupakan periode yang paling baik dalam memperkenalkan tekstur makanan.Adanya keterlambatan pengenalan tekstur (yang seharusnya makin lama makin padat dan kasar), akan berhubungan dengan sulit makan di kemudian hari. Sebaliknya, pada periode otonomi, yaitu sekitar usia 18-24 bulan, di saat anak sudah dapat berjalan dan memilih makanannya sendiri, seorang anak cenderung sensitif dan takut mencoba sesuatu yang baru (neophobia). Sekali lagi, hal ini sebetulnya merupakan satu upaya pertahanan tubuh terhadap makanan yang berbahaya dan beracun, sehingga peran ibu dan pengasuh menjadi orang terdepan dalam memilihkan makanan sangatlah penting.Pengulangan terhadap rasa dan makanan sangat diperlukan untuk dapat memberikan adaptasi. Bahkan, kadang diperlukan sekitar 5-10 kali pemberian, barulah toleransi didapatkan. Hal ini umumnya berlaku hingga anak usia 5 tahun.&nbsp;Berdasarkan penelitian, toleransi terhadap rasa dan makanan bersifat individual dan lebih mudah terjadi pada jenis kelamin perempuan. Terdapat kemiripan yang sama dalam satu keluarga memungkinkan adanya komponen genetik yang berperan.&nbsp;&nbsp;Neophobia&nbsp; sendiri akan menghilang seiring dengan waktu dan dapat dibantu dengan memberikan lingkungan yang positif, seperti memfasilitasi variasi makanan yang beragam, adanya tokoh panutan (orang tua, teman, keluarga, bahkan bintang idola), dan suasana yang menyenangkan.Jadi, akan lebih baik jika MomDad memberikan makanan yang bervariasi dan suasana yang menyenangkan pada saat makan, ya. Jangan pernah takut mencoba makanan baru agar anak bisa mengenal berbagai macam rasa dan tekstur.&nbsp;MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar MPASI dan Laktasi bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" title="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" target="_blank">Forum MPASI &amp; Laktasi</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho.Sumber foto: iStockArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Catat, Ini Tips Mengenalkan Berbagai Rasa pada si Kecil!

catat--ini-tips-mengenalkan-berbagai-rasa-pada-si-kecil-

Tahukah MomDad kalau indera perasa bayi sudah mulai terjadi semasa kandungan? Yap, bayi sudah mulai mengenal berbagai komponen rasa seperti manis, asin, dan asam.&nbsp;Nah, seiring ia tumbuh dan berkembang, si Kecil mulai beradaptasi dengan berbagai rasa yang akan ia konsumsi untuk tiap makanan yang masuk ke dalam mulutnya. Yuk, simak penjelasan berikut untuk tahu kapan si Kecil beradaptasi dengan rasa dan makanan!Berkembangnya indera perasa bayi<img src="https://storage.primaku.com/editor/1665722251132-349c3f17.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-75939355-612x612 (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Indera manusia mulai berkembang sejak usia awal kehamilan, yang diikuti dengan semakin berkembangnya otak dan organ yang berperan dalam hal penginderaan, seperti mata, hidung, telinga, dan lidah.&nbsp;Aroma yang ditimbulkan oleh cairan ketuban (amniotic fluid) merangsang reseptor indera perasa pada janin sewaktu ia mulai dapat menelan cairan ketuban pada usia 12 minggu kehamilan. Sejak itulah janin mulai mengenal berbagai macam komponen rasa, termasuk glukosa, protein dan asam amino, lemak, serta garam. Pada usia kehamilan 26-28 minggu, dibuktikan adanya perubahan wajah terhadap berbagai stimulasi rasa yang berbeda.Pengenalan rasa pada bayi<img src="https://storage.primaku.com/editor/1665722009575-66500a70.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="high-angle-cute-baby-highchair-choosing-what-fruit-eat_23-2148742680.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Bayi baru lahir (0-3 bulan) lebih mudah beradaptasi terhadap rasa manis. Uniknya, bayi tidak memberi respons terhadap rasa asin dan menolak rasa asam dan pahit. Nantinya, bayi akan mulai merespon rasa asin setelah bayi usia 4-6 bulan,&nbsp;Sementara itu, timbulnya respons terhadap rasa gurih belum banyak diketahui. Respons bayi terhadap rasa ini sesungguhnya adalah suatu mekanisme pertahanan alamiah dari bayi terhadap racun atau kontaminan yang mungkin terdapat dalam makanan.&nbsp;MomDad mau&nbsp;share&nbsp;informasi atau pertanyaan seputar MPASI dan Laktasi bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" title="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" target="_blank">Forum MPASI &amp; Laktasi</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho.Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Yuk, Kenali Tahapan Adaptasi Bayi Terhadap Rasa Makanan!

yuk--kenali-tahapan-adaptasi-bayi-terhadap-rasa-makanan-

MomDad mungkin pernah melihat beberapa figur publik di media sosial kerap memberikan suplemen zink kepada anak balitanya. Seperti menjadi sebuah tren, lantas tak sedikit orang tua yang kemudian mengikuti pemberian suplemen zink pada anak tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter anak. Sebenarnya apa sih manfaat suplementasi zink pada anak?Mineral penting yang dibutuhkan tubuh<img src="https://storage.primaku.com/editor/1665657209254-59c34f1b.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="healthy-product-sources-zinc_82893-13333.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Zink atau seng adalah mineral yang sangat diperlukan tubuh untuk proses pertumbuhan, perbaikan jaringan, dan respon imun. Asupan zink sangat penting karena zink tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh maupun disimpan. Jumlah asupan zink sangat berkaitan dengan asupan protein karena zink banyak ditemukan pada makanan sumber protein hewani.Karena itu, kekurangan zink mungkin juga merupakan akibat dari kekurangan protein. Beberapa gejala yang ditimbulkan akibat kekurangan zink antara lain adalah gangguan pertumbuhan, penyakit kulit, gangguan penciuman dan perasa, serta kerentanan terhadap infeksi.Kekurangan zink berat memang jarang terjadi pada manusia, namun kekurangan zink dalam jumlah ringan hingga sedang sering terjadi terutama pada kelompok orang yang jarang mengonsumsi protein hewani atau sering makan makanan yang kaya akan fitat.Fitat merupakan zat yang dapat menghambat penyerapan zink dari makanan dan terkandung dalam bahan pangan yang mengandung protein nabati. Gejala kekurangan zink ringan sulit untuk dikenali karena gejala infeksi berulang dan gangguan pertumbuhan juga merupakan gejala kekurangan zat gizi lain atau penyakit lainnnya.Kadar zink dalam tubuh juga sulit untuk diperiksa melalui pemeriksaan laboratorium karena distribusinya yang tidak merata di berbagai bagian tubuh. Kadar zink yang diperiksa melalui pemeriksaan darah tidak menggambarkan jumlah zink secara keseluruhan di dalam tubuh.Asupan yang disarankan untuk zink adalah sekitar 2 mg per hari pada bayi dan anak, 9 mg per hari pada remaja perempuan, dan 11 mg per hari pada remaja laki-laki. Makanan yang mengandung banyak zink adalah tiram, yakni sekitar 72 mg zink per 84 gram. Makanan lain yang mengandung zink dalam jumlah besar adalah daging sapi, unggas, kepiting, kacang-kacangan, dan produk turunan susu sapi.Perlukah suplementasi zink?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1665657300057-b15f8ed1.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Tanpa judul(6)kk.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Terdapat beberapa kelompok anak yang memiliki risiko tinggi kekurangan zink, yaitu anak dengan masalah saluran cerna, vegetarian, dan bayi di atas 6 bulan yang masih mendapat ASI eksklusif (hanya mendapatkan ASI saja, tanpa makanan padat setelah usia 6 bulan), seperti:<ul><li style="text-align: justify;">Anak dengan masalah saluran cerna seperti penyakit Crohn atau memiliki riwayat operasi pemotongan usus.</li><li style="text-align: justify;">Anak yang mengalami diare berkepanjangan.</li><li style="text-align: justify;">Anak yang memiliki pola makan sebagai vegetarian, karena sumber zink dari protein nabati atau sayur-sayuran lebih sulit dicerna dan digunakan tubuh dibandingkan dengan sumber zink yang berasal dari protein hewani.</li></ul>Bayi berusia di atas 6 bulan sudah disarankan makan berbagai jenis makanan karena kebutuhan berbagai macam zat gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI. Pada 4-6 bulan pertama kehidupan, ASI mengandung zink dalam jumlah yang cukup. Namun, untuk bayi berusia di atas 6 bulan, ASI tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan zink sehingga harus juga didapatkan dari makanan pendamping ASI.Hingga kini, suplementasi zink dengan jumlah terbatas dianjurkan untuk diberikan kepada anak dengan diare dan infeksi saluran napas bawah. Suplementasi zink juga diberikan kepada anak bergizi buruk. Pada anak dengan masalah tersebut, suplementasi zink diketahui efektif untuk mengurangi komplikasi dan juga aman. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI yang lengkap dan bervariasi masih diutamakan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal.MomDad punya&nbsp;pertanyaan seputar&nbsp;gizi dan nutrisi anak? Yuk, tanyakan kondisi si Kecil di <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank">Forum Tanya Dokter </a>dan pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh dokter spesialis anak! Sumber foto: FreepikReferensi:<ul><li>Darnton-Hill I. Zinc supplementation and growth in children. Didapat dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.who.int/elena/titles/bbc/zinc_stunting/en/" title="https://www.who.int/elena/titles/bbc/zinc_stunting/en/">https://www.who.int/elena/titles/bbc/zinc_stunting/en/</a></li><li style="font-size: 12pt;">Mayo-Wilson E, Imdad A, Junior J, Dean S, Bhutta ZA. Preventive zinc supplementation for children and the effect of additional iron: a systematic review and meta-analysis. BMJ Open;2014:4:e004647.</li><li>National Institute of Health. Zinc. Didapat dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://ods.od.nih.gov/factsheets/Zinc-HealthProfessional/" title="https://ods.od.nih.gov/factsheets/Zinc-HealthProfessional/">https://ods.od.nih.gov/factsheets/Zinc-HealthProfessional/ </a></li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Penting untuk Tumbuh Kembang, Ini Peran Zink pada Anak

penting-untuk-tumbuh-kembang--ini-peran-zink-pada-anak

<div><table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr style="height: 29px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Kategori </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">Makanan utama</td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Waktu memasak</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">45 - 60 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Usia </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">6-8 bulan</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Porsi</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">3 porsi</td></tr><tr style="height: 53px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Fun facts</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">Selain mengandung karbohidrat, kentang memiliki kandungan serat hampir 5 kali lebih tinggi dari beras putih. </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">214 kkal energi7,7 gram karbohidrat16,4&nbsp; gram lemak9,7 gram protein0,5 mg zat besi0,6 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li>80 g kentang, kukus</li><li style="font-size: 12pt;">80 g ikan kakap filet</li><li>20 g kuntum brokoli, cincang kasar</li><li>25 g keju parut</li><li>100 ml kaldu ayam</li><li>25 ml krim kental</li><li>Lada putih bubuk secukupnya</li><li>2 sdt bawang bombai, cincang</li><li>1 sdm mentega</li></ul>Cara membuat:<ul style="margin-bottom: 1rem;"><li>Panaskan mentega. Tumis bawang bombai hingga harum.</li><li style="font-size: 12pt;">Masukkan ikan filet dan brokoli. Tuangkan kaldu. Masak hingga matang.</li><li>Masukkan kentang dan keju. Tuangkan krim kental. Didihkan. Angkat.</li><li>Sajikan hangat.</li></ul></div><div>Referensi: Menu MPASI 911 6-24 Bulan ke Atas oleh Safira Devina, dr. Conny Tanjung Sp.A(K) &amp; dr. Titis Prawitasari Sp.A(K):&nbsp; Bunny &amp; Monky</div><div>Ilustrasi foto:&nbsp;iStock</div>