<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), MPASI yang baik harus mampu memenuhi kebutuhan kalori dan zat gizi. Salah satunya yang baik dikonsumsi adalah protein hewani. Protein jenis ini disebut mudah dicerna oleh tubuh bayi dan memiliki sumber asam amino esensial yang lebih tinggi dibanding protein nabati. Makanan dari sumber hewani untuk MPASI juga memiliki berbagai jenis yang bisa diolah dengan rasa yang lezat. Nah, buat MomDad yang penasaran apa saja keunggulan dan jenis protein hewani yang baik bagi si kecil, yuk simak artikel ini sampai bawah!</span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Keunggulan sumber makanan hewani</strong></span><br></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong> </strong></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Sumber makanan hewani menjadi komponen wajib MPASI karena beberapa alasan berikut ini:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Protein yang berasal dari sumber hewani memiliki kandungan asam amino esensial yang lengkap dan mudah dicerna. Asam amino ini tidak bisa dibuat oleh tubuh sendiri dan harus diperoleh dari makanan. Nah, karena alasan ini pula asam amino esensial bisa diberikan dari MPASI.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Meskipun sumber nabati, seperti tempe, juga memiliki kandungan protein tinggi, tapi pada umumnya sumber protein ini tidak mudah dicerna oleh sistem pencernaan. Untuk mendapatkan asam amino esensial yang cukup, perlu kombinasi antara sumber protein hewani dan nabati.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Protein dari sumber hewani kaya akan makronutrien esensial lain seperti asam lemak esensial yang juga harus didapat dari sumber makanan. Hal ini karena tubuh tidak dapat memproduksinya sendiri.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Protein dari sumber hewani memiliki kandungan mikronutrien yang lengkap seperti zinc, yodium, magnesium, kalsium, vitamin A, B, dan D yang berperan dalam regulasi proses dalam tubuh untuk menunjang tumbuh kembang bayi yang optimal.</span></div><div style="font-weight: bold; text-align: justify;"><br></div></div><div style=""><table class="e-rte-table" style="font-weight: 400; width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td style="vertical-align: top; width: 183.568px;" class=""><span style="font-size: 12pt;"><strong>Asam Lemak</strong></span><span style="font-size: 12pt;"><strong> Essensial</strong></span></td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class=""><span style="font-size: 12pt;">Penyusun fosfolipid di dinding sel, mendukung peran protein di dinding sel, dan proses intrasel. Terdapat dalam konsentrasi tinggi di otak dan retina, dan sangat diperlukan dalam 2 tahun pertama kehidupan.&nbsp;</span></td></tr><tr><td style="vertical-align: top; width: 183.568px;" class=""><span style="font-size: 12pt;"><strong>Kalsium</strong></span></td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class=""><span style="font-size: 16px;">Bahan baku utama penyusun tulang dan gigi, berperan dalam kontraksi dan relaksasi pembuluh darah, komunikasi antar sel saraf, kontraksi otot dan sekresi hormon seperti insulin, terlibat dalam regulasi fungsi protein, termasuk enzim, dan mengoptimalkan aktivitas enzim.</span></td></tr><tr style="height: 25px;"><td style="vertical-align: top; width: 183.568px;" class=""><span style="font-size: 12pt;"><strong>Zinc</strong></span></td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class=""><span style="font-size: 16px;">Berperan dalam berbagai proses metabolik yang berkaitan dengan pertumbuhan linear dan kognitif, serta berperan dalam komunikasi antar sel saraf.&nbsp;</span></td></tr><tr><td style="vertical-align: top; width: 183.568px;" class=""><span style="font-size: 12pt;"><strong>Yodium</strong></span></td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class=""><span style="font-size: 16px;">Penting untuk sintesis hormon tiroid yang meregulasi berbagai proses fisiologis, termasuk pertumbuhan, perkembangan, metabolisme, dan reproduksi, serta mielinisasi sistem saraf pusat.&nbsp;</span></td></tr><tr style="height: 24px;"><td style="vertical-align: top; width: 183.568px;" class=""><span style="font-size: 12pt;"><strong>Besi</strong></span></td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class=""><span style="font-size: 16px;">Komponen penting berbagai protein dan enzim yang bertugas untuk metabolisme selular, termasuk yang berkaitan dengan transpor oksigen dan penyimpanan, penghasil energi, mielinisasi sel saraf, dan diperlukan dalam pembentukan neurotransmitter (senyawa kimia dalam tubuh yang berperan dalam komunikasi sel saraf dengan sel saraf lain, sel otot, kelenjar, dan sel lain dalam tubuh).&nbsp;</span></td></tr><tr><td style="vertical-align: top; width: 183.568px;" class=""><span style="font-size: 12pt;"><strong>Magnesium</strong></span></td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class=""><span style="font-size: 12pt;">Terlibat dalam lebih dari 300 reaksi metabolik, komunikasi antar sel, berperan penting dalam pembentukan energi, sintesis asam lemak dan protein, bahan penyusun struktur tulang, dinding sel dan kromosom.</span></td></tr><tr><td style="vertical-align: top; width: 183.568px;" class=""><span style="font-weight: 700;">﻿﻿</span><span style="font-size: 12pt;"><strong>Vitamin A</strong></span><span style="font-weight: 700;"><br></span></td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class=""><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 16px;">Penting untuk perkembangan penglihatan dan ketajaman penglihatan, serta imunitas, dan pertahanan terhadap infeksi.</span><br></p></td></tr><tr><td style="vertical-align: top; width: 183.568px;" class=""><span style="font-size: 12pt;"><strong>Vitamin B</strong></span></td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class=""><span style="font-size: 12pt;">Berperan dalam mielinisasi sel saraf, pembentukan neurotransmitter dan fungsi sel saraf.</span><span style="font-size: 12pt;"><br></span></td></tr><tr><td style="vertical-align: top; width: 183.568px;" class=""><span style="font-size: 12pt;"><strong>Vitamin D</strong></span></td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class=""><span style="font-size: 12pt;">Penting untuk mineralisasi tulang dan regulasi keseimbangan kalsium dan fosfor.</span></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: 14pt;">Berbagai jenis protein hewani</span></b></p><p style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: 14pt;"> </span></b></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647501735414-38b464b3.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="source pinterest sub 2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Setelah tahu pentingnya protein hewani untuk tumbuh kembang bayi, sekarang waktunya cari tahu apa saja sih sumber protein hewani yang bisa diolah untuk MPASi si kecil, yuk simak!</span><br></div><div style=""><ul><li style=""><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 16px;"><strong>Daging sapi</strong></span></div></li></ul><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 16px;">Daging sapi disebut sebagai sumber makanan yang kaya nutrisi seperti protein, zinc, dan besi yang penting bagi tumbuh kembang si kecil. Untuk memperkenalkan daging sapi pada si kecil, MomDad bisa memilih bagian has yang bertekstur lembut. Selain itu, MomDad juga bisa mengolahnya dengan menggiling daging hingga halus dan memasaknya hingga benar-benar matang. Daging sapi juga bisa dihidangkan dengan berbagai sayuran rebus untuk menambah asupan nutrisi.</span></div><ul><li style=""><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 16px;"><strong>Daging ayam</strong></span></div></li></ul><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 16px;">Tidak jauh berbeda dengan daging sapi, daging ayam juga memiliki sumber protein hewani yang tinggi, terutama vitamin B6 yang mampu menghasilkan energi. MomDad bisa memperkenalkan daging ayam bagian dada untuk pilihan MPASI si kecil.&nbsp;</span></div><ul><li style=""><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 16px;"><strong>Ikan</strong></span></div></li></ul><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 16px;">Ikan kaya akan asam lemak omega-3 yang bermanfaat bagi perkembangan otak anak. Tetapi, sebaiknya pilih ikan yang tidak mengandung merkuri tinggi, contohnya ikan todak dan ikan tuna. Merkuri yang tinggi pada ikan bisa mengganggu sistem saraf bayi yang sedang berkembang. Nah, MomDad bisa memilih jenis ikan seperti salmon, cod, sarden, dan trout.&nbsp;</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 16px;">Sebelum memberikannya pada si kecil, pastikan MomDad harus membuang semua duri pada ikan dan memasaknya hingga benar-benar matang. MomDad bisa menyajikan ikan dengan menghaluskannya terlebih dahulu atau memotongnya kecil-kecil.</span></div><ul><li style=""><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 16px;"><strong>Telur</strong></span></div></li></ul><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 16px;">Selain mudah diolah dan didapatkan, telur memberi nutrisi tinggi untuk tumbuh kembang anak. Telur kaya akan betaine dan vitamin B12 yang baik untuk perkembangan otak. MomDad bisa mengolah telur dengan cara merebus atau menggorengnya sebagai menu makan MPASI si kecil.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 16px;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 16px;">Nah, itu dia serba-serbi sumber protein hewani yang ternyata memiliki keunggulan untuk MPASI bayi. MomDad bisa menyediakan protein hewani yang berbeda tiap harinya untuk mencegah si kecil bosan terhadap makanan tersebut. Selain itu, dengan memberi menu yang berbeda, bayi juga jadi belajar mengenal berbagai makanan.&nbsp;</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 16px;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 16px;">Jangan lupa ya, <em>follow</em> Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/?hl=id" title="https://www.instagram.com/official.primaku/?hl=id" target="_blank">@official.primaku</a>&nbsp;supaya enggak ketinggalan konten menarik dan download juga aplikasi PrimaKu agar tetap <em>up to date&nbsp;</em>​dengan artikel terbaru kami.&nbsp;</span></div><div style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><br></div><div style="font-size: 12pt;"><div style="font-size: 13px; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-weight: 700;">Sumber foto:</span>&nbsp;Pinterest dan Pexels</span></div><div style="font-size: 13px; text-align: justify;"><em style="font-size: 16px; text-align: justify;"><span style="font-weight: 700;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</span></em></div></div></div></div>

Makanan dari Sumber Hewani Lebih Diutamakan untuk MPASI, Kenapa Ya?

makanan-dari-sumber-hewani-lebih-diutamakan-untuk-mpasi--kenapa-ya-

<p><span style="font-size: 12pt;">Saat bayi menginjak usia 6 bulan dan mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI), tentunya Mom mulai melakukan banyak persiapan, mulai dari mempersiapkan menu MPASI hingga peralatan makan yang akan digunakan si kecil. Peralatan makan bayi yang digunakan umumnya terbuat dari bahan silikon karena lebih lunak dan tidak melukai bayi. Namun, penggunaan silikon dalam alat makan kerap menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua. Lalu, sebenarnya aman atau tidak sih menggunakan peralatan makan yang terbuat dari silikon? Simak penjelasannya dari dokter spesialis anak dr Rina Pratiwi, SpA (K) berikut, yuk!</span></p><div><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><strong>Manfaat penggunaan silikon untuk peralatan MPASI</strong></span></div><div style="font-size: 12pt;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647486753693-ddf2cb16.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="silikon - subjudul1 (unsplash).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </div></div><div style=""><div style=""><span style="font-size: 16px;">Peralatan makan seperti kaca, kayu, <em>stainless steel</em>, dan karet telah digunakan selama berpuluh-puluh tahun, sehingga profil keamanannya sudah lebih terpetakan. Silikon masih terbilang baru dan belum banyak pengujian yang dilakukan untuk menguji keamanannya dalam jangka panjang. <em>Food and Drug Administration</em> (FDA) Amerika Serikat, setara dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia, telah menyatakan silikon sebagai<em> food-safe</em><em> substance</em> yang berarti bahan yang aman digunakan untuk makanan.</span></div><div style=""><span style="font-size: 16px;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 16px;">Peralatan makan berbahan silikon merupakan bahan yang tahan panas, aman untuk disimpan di dalam <em>freezer</em>, dan aman untuk digunakan di dalam oven. Silikon <em>food grade</em> merupakan bahan yang aman dan dapat digunakan sebagai alternatif dari plastik. Silikon<em> food grade </em>juga sangat fleksibel, ringan, mudah dibersihkan, higienis karena tidak memiliki pori yang dapat ditempati bakteri dan memiliki sifat hipoalergenik.</span></div><div style=""><span style="font-size: 16px;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 16px;">Namun, bahan silikon juga punya kekurangan karena biasanya hanya tahan panas sampai suhu sekitar 220°C. Jika dipanaskan dalam suhu tersebut, peralatan bakan bahan silikon akan menghasilkan siloxanes yang diketahui berhubungan dengan gangguan reproduksi, perubahan fungsi hati, bahkan dapat mengganggu sistem endokrin.</span></div><div style=""><span style="font-size: 16px;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><strong>Tips memilih peralatan makan yang aman untuk si kecil</strong></span><br></div><div style=""><div style="font-size: 12pt;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647486899119-d9f81a40.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="silikon - subjudul 2 (freepik).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </div><div style=""><div style=""><span style="font-size: 16px;">Moms, dengan banyaknya jenis dan merek peralatan makan bayi yang ada di pasaran saat ini, jangan langsung membeli hanya karena bentuknya yang lucu dan menggemaskan, ya! Saat memilih alat makan berbahan silikon, terutama yang berwarna terang, pastikan bahwa produk tersebut telah melewati pengujian terhadap kandungan bahan-bahan berbahaya seperti timbal, BPA, dan kadmium. Hal ini karena timbal kadang-kadang digunakan sebagai pewarna alat makan. Selain itu, pastikan peralatan makan tidak tajam agar tidak melukai bayi saat makan.</span></div><div style=""><span style="font-size: 16px;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 16px;">Apakah selama ini MomDad sudah menggunakan peralatan makan si kecil dengan tepat? Semoga sudah, ya. Namun, bagi yang belum, semoga artikel ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan dapat diterapkan. Untuk mengetahui konten informatif lainnya, yuk <em>follow&nbsp;</em>​Instagram<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/?hl=id" title="https://www.instagram.com/official.primaku/?hl=id" target="_blank"> @official.primaku</a> dan download aplikasinya agar MomDad enggak ketinggalan artikel terbaru!&nbsp;</span></div><div style=""><span style="font-size: 16px;"><br></span></div></div><div style="font-size: 12pt;"><strong>Sumber foto:</strong> Freepik dan Unsplash</div><div style="font-size: 12pt;"><em style="text-align: justify;"><span style="font-weight: 700;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</span></em><br></div></div></div>

Menggunakan Peralatan Makan Bayi dari Bahan Silikon, Aman atau Tidak, Ya?

menggunakan-peralatan-makan-bayi-dari-bahan-silikon--aman-atau-tidak--ya-

<p><span style="font-size: 12pt;">Usia 6 bulan menjadi waktu yang tepat untuk memberikan makanan pendamping ASI bagi buah hati. Di usia ini, enzim pencernaan bayi telah sempurna sehingga siap untuk menerima makanan yang lebih padat nutrisi. Karena ukuran lambungnya yang masih kecil, porsi makan bayi pun terbatas sehingga banyak ibu yang memutuskan untuk menyimpan MPASI di dalam kulkas untuk kemudian dikonsumsi di waktu makan berikutnya.</span></p><p><span style="font-size: 12pt;">Namun, hal ini sering kali menjadi masalah karena masih banyak ibu yang memiliki pengetahuan terbatas bagaimana cara menghangatkan MPASI tanpa harus menghilangkan nutrisi di dalamnya. Simak, yuk!</span></p><p><span style="font-size: 12pt;"></span></p><p><span style="font-size: 14pt;"><strong>Cara Menghangatkan MPASI</strong></span></p><p><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647416215501-241163ae.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="mpasi (freepik) - sub1.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></span></p><p><span style="font-size: 12pt;">MomDad, makanan tentu lebih terasa nikmat dan meningkatkan nafsu makan jika disajikan dalam kondisi hangat, bukan? Begitu juga dengan bayi, mereka akan makan dengan lahap jika makanannya memiliki rasa yang lezat dan disajikan dalam kondisi hangat.</span></p><p><span style="font-size: 12pt;">Sebelum dihangatkan, MPASI beku yang sebelumnya disimpan di dalam freezer harus dicairkan (<em>defrost</em>) terlebih dahulu dengan memindahkan dari <em>freezer</em> ke kulkas, atau bisa menggunakan <em>microwave</em> (<em>setting defrost</em>).</span></p><p><span style="font-size: 12pt;">Setelah tidak beku lagi, barulah dihangatkan secara merata, lalu didinginkan (1 - 2 jam) dan segera diberikan ke bayi jika suhu sudah sesuai. Ingat, sisa makanan yang sudah dihangatkan tidak boleh dibekukan kembali.</span></p><p></p><p><span style="font-size: 12pt;">Namun, ada beberapa jenis makanan yang tidak perlu dihangatkan, misalnya puree buah. Penyimpanan puree buah di kulkas pun untuk maksimum hanya 2 - 3 hari. Jika beku karena disimpan di dalam <em>freezer</em>, MomDad dapat mencairkannya dengan cara di atas menggunakan kompor atau&nbsp; <em>microwave</em>.</span></p><p><span style="font-size: 14pt;"><strong>Jenis makanan yang sebaiknya tidak dibekukan</strong></span><br></p><p><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647416888265-8d1a80ce.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="mpasi (freepik) - sub2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></span></p><p><span style="font-size: 12pt;">Meskipun membekukan MPASI akan menghemat waktu, tapi ternyata ada beberapa jenis makanan yang tidak bisa dibekukan lho, MomDad! Beberapa di antaranya yaitu puree sayuran dan buah-buahan tertentu, seperti mangga, pir, pisang, brokoli, wortel, jagung, serta kaldu ayam dan sapi.</span></p><p><span style="font-size: 12pt;">Tak hanya itu, jenis makanan berprotein hewani seperti daging merah, ayam, dan telur juga sebaiknya tidak dibekukan. Makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi, oatmeal, dan tepung-tepungan juga tidak disarankan untuk dibekukan. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, jenis makanan tersebut rentan terpapar bakteri.</span></p><p></p><p><span style="font-size: 12pt;"><em>Well</em>, semoga artikel ini bermanfaat bagi MomDad yang tengah memberikan MPASI pada si Kecil, ya! Jangan lupa <em>follow</em> akun Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku </a>untuk mendapatkan konten-konten menarik dan edukatif lainnya seputar tumbuh kembang anak.</span></p><div><br></div><div><span style="font-size: 12pt;"><strong>Sumber foto:</strong> Freepik</span></div><div><em style="font-size: 16px; text-align: justify;"><span style="font-weight: 700;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</span></em><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div>

Agar Nutrisinya Tak Hilang, Begini Cara Menghangatkan MPASI untuk si Kecil

agar-nutrisinya-tak-hilang--begini-cara-menghangatkan-mpasi-untuk-si-kecil

<p><span style="font-size: 12pt;">​</span><span style="font-size: 12pt;">Di artikel sebelumnya, MomDad sudah mengetahui kaidah <em>responsive feeding</em> agar si Kecil lahap MPASI. Di artikel ini, PrimaKu ingin memberitahu trik lainnya agar MomDad&nbsp;</span><span style="background-color: unset; text-align: inherit; font-size: 16px;">mengenal <em>responsive feeding</em> lebih dalam dan bagaimana cara melakukannya. Yuk, langsung simak di bawah ini!&nbsp;</span></p><p><span style="font-size: 14pt;"><strong>Mencoba beberapa kombinasi makanan, rasa atau tekstur</strong></span><br></p><p><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647414052331-f50a368e.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="source pexel sub 4.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></span></p><p><span style="font-size: 12pt;">Tidak ada salahnya untuk memberikan berbagai kombinasi makanan, misalnya rasa yang berbeda atau tekstur yang berbeda kalau bayi menolak banyak makanan. Mungkin saja, makanan yang sama membuatnya bosan.</span></p><p><span style="font-size: 12pt; background-color: unset; text-align: inherit;">Dengan memperkenalkan berbagai macam makanan, rasa, dan tekstur, bayi pun jadi lebih mengenal variasi dan kedepannya tidak menjadi pemilih saat makan.&nbsp;</span><br></p><div><span style="font-size: 14pt;"><strong>Meminimalisir distraktor selama makan</strong></span><br></div><div><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647415025741-565f91ec.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="source pexel  sub 5.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></span></div><div><span style="background-color: unset; font-size: 16px; text-align: inherit;">Biasakan bayi untuk makan dengan posisi duduk dan tanpa adanya distraksi. Membiasakan bayi makan sembari duduk di meja makannya juga melatih kedisiplinan bayi. Sebaiknya, hindari makan sambil digendong agar bayi tidak terbiasa.</span><span style="background-color: unset; text-align: inherit; font-size: 18.6667px;"><b>&nbsp;</b></span></div><div><br></div><div><span style="background-color: unset; text-align: inherit; font-size: 12pt;">Selain itu, penting untuk menjauhkan </span><span style="font-size: 12pt;">gadget</span><span style="background-color: unset; text-align: inherit; font-size: 12pt;"> ataupun mainan saat bayi sedang disuapi. Meminimalisir distraktor memungkinkan bayi untuk fokus pada makanan dan menikmati makanan yang disediakan oleh MomDad.</span></div><div><div style=""><br></div><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><div><strong>Menentukan jadwal makan bayi</strong></div></span><div style="font-size: 14pt;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647414215373-cf5f2193.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="source pexel sub 6.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </div><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Metode <em>responsive feeding</em> memungkinkan MomDad untuk menentukan kapan si kecil makan, apa yang dimakan, dan di mana bayi makan. Namun, tetap saja si kecil harus dapat merespons dengan baik setiap makanan yang ia makan, karena bagi bayi makan adalah proses belajar.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Agar tidak berlebihan dan mencegah bayi obesitas tapi tetap bisa memberikan nutrisi dan gizi yang dibutuhkan, MomDad perlu menentukan jadwal makan bayi. Misalnya saja, setelah ASI pagi, 2 jam kemudian memberikan MPASI pertama, lalu 2 jam kemudian memberikan makanan selingan (dapat berupa buah atau <em>finger food</em>). Kemudian berikan MPASI kedua di siang hari, dan 2 jam kemudian dilanjutkan dengan ASI, begitu seterusnya hingga ASI ketiga di malam hari saat si kecil hendak tidur.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 16px;"><em>R</em><em>esponsive feeding</em> dilaporkan dapat meningkatkan kemampuan makan (self feeding) seorang anak dan respons positif terhadap bahasa verbal ibu. Selain itu,&nbsp;</span><span style="font-size: 12pt;">metode ini</span><span style="font-size: 16px;">&nbsp;juga bisa melatih buah hati untuk berperilaku makan dengan baik, disiplin, dan mampu menghargai makanan serta waktu makan.</span><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="background-color: unset; text-align: inherit; font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="background-color: unset; text-align: inherit; font-size: 12pt;">Nah, itu dia beberapa informasi mengenai <em>responsive feeding</em>.&nbsp;</span><span style="background-color: unset; text-align: inherit; font-size: 16px;">MomDad bisa menikmati berbagai konten informatif lainnya seputar MPASI dan tumbuh kembang si Kecil dengan <em>follow</em> akun Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> dan selalu pantau artikel terbaru di aplikasi PrimaKu, ya!&nbsp;</span><br></div></div><div style="font-size: 14pt;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="font-size: 14pt;"><div style="font-size: 13px;"><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-weight: 700;">Sumber foto:</span>&nbsp;Pexels</span></div><div style="font-size: 13px;"><em style="font-size: 16px; text-align: justify;"><span style="font-weight: 700;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</span></em></div></div></div><div style="font-weight: bold;"><br></div></div>

Responsive Feeding, Trik Agar Anak Lahap MPASI (Part II)

responsive-feeding--trik-agar-anak-lahap-mpasi--part-ii-

<p><span style="font-size: 12pt;">Saat memulai fase makanan pendamping atau MPASI, ada beberapa masalah yang mungkin dihadapi MomDad, salah satunya adalah respons bayi yang tidak mau makan sama sekali. Bukan hanya menu makanan yang perlu diperhatikan, pemberian makan kepada bayi juga harus mengikuti kaidah <em>responsive feeding</em> dari WHO.</span></p><p><span style="font-size: 12pt;">Pasalnya, memberi makan bayi dengan mencekoki atau memaksanya justru membuat si kecil trauma makan yang efeknya bisa berkepanjangan, lho! Untuk itu, di artikel ini PrimaKu mau mengajak MomDad untuk mengenal <em>responsive feeding</em> dan bagaimana caranya. Yuk, simak!</span></p><p><span style="font-size: 14pt;"><strong>Bayi makan dengan disuapi langsung</strong></span><br></p><p><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647402564728-197a328e.jpg" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="source pexel sub 1.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></span></p><p><span style="font-size: 14pt;"><strong></strong></span></p><p><span style="font-size: 12pt;">Karena belum bisa mengunyah dengan baik di usianya yang baru menginjak 6 bulan, MomDad harus menyuapi bayi. Suapilah bayi dengan rasa gembira agar perasaan MomDad tersalurkan pada si kecil. Ingat, tidak perlu dipaksa ya MomDad. Biarkan bayi membuka mulut sendiri ketika sendok mendekati mulutnya.</span></p><p><span style="font-size: 14pt;"><strong>Peka terhadap rasa lapar dan kenyang</strong></span><br></p><p><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647402750532-70b2544c.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="source pexel sub 2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></span></p><p><span style="font-size: 12pt;">Meski bukan proses yang mudah, MomDad harus mengenai sinyal lapar dan kenyang yang diberikan oleh si kecil. Jika bayi belum mau makan, sudahi proses makan jika dalam 15 menit bayi masih menolak, MomDad dapat menawarkan kembali 1-2 jam berikutnya. Jangan dulu diberikan camilan atau susu sebagai pengganti makan ya, agar ia merasa lapar. Ingat bahwa, jika MomDad memutuskan untuk memberikan makanan sejam kemudian, maka jarak dengan makan berikutnya usahakan 2 jam, supaya ada waktu bagi bayi mengosongkan lambungnya.</span></p><p><span style="font-size: 12pt;">Nah, MomDad juga perlu berhenti menyuapinya kalau si kecil menunjukkan tanda kenyang seperti berpaling dari sendok, membuang makanannya, atau menggelengkan kepala saat ingin disuap. Meski begitu, beberapa bayi memang memiliki isyarat sendiri untuk memperlihatkan rasa kenyang. <em>So</em>, MomDad perlu mengenali isyarat tersebut, ya.</span></p><div><span style="font-size: 14pt;"><strong>Berikan makanan secara perlahan dan sabar</strong></span><br></div><div><span style="font-size: 12pt; background-color: unset; text-align: inherit;"><br></span></div><div><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647402842972-1f19c6ed.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="source pexel sub 3.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"></strong></span></div><div><br></div><div><div><span style="font-size: 12pt;">Kunci sukses <em>responsive feeding</em> adalah harus sabar dan tidak memaksa. Itu dia alasan kenapa MomDad perlu peka terhadap sinyal lapar dan kenyang versi si kecil. Selain itu, sebaiknya hindari gangguan yang bisa mengalihkan perhatiannya saat makan, misalnya TV, atau mainan.</span></div></div><div><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div><span style="font-size: 12pt;">Selain tiga trik di atas, ada trik lain lho, yang bisa MomDad coba agar si Kecil lahap MPASI. Untuk mengetahui trik lainnya, yuk <em>follow</em> Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> dan pantau terus artikel selanjutnya di aplikasi, ya!</span></div><div><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div><div><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-weight: 700;">Sumber foto:</span>&nbsp;Pexels</span></div><div><em style="font-size: 16px; text-align: justify;"><span style="font-weight: 700;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</span></em></div></div>

Responsive Feeding, Trik Agar Anak Lahap MPASI (Part I)

responsive-feeding--trik-agar-anak-lahap-mpasi--part-i-

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;"><span style="font-weight: 700;"><span style="font-size: 12pt;">Kategori</span></span><span style="font-size: 12pt;"><br></span></td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;"><span style="font-size: 12pt;">Camilan</span><span style="font-size: 12pt;"><br></span></td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;"><span style="font-weight: 700;"><span style="font-size: 12pt;">Waktu memasak</span></span></td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;"><span style="font-size: 12pt;">30 - 45 menit</span></td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;"><span style="font-weight: 700;"><span style="font-size: 12pt;">Usia</span><span style="font-size: 12pt;"><br></span></span></td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;"><span style="font-size: 12pt;">12 bulan ke atas</span></td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;"><span style="font-weight: 700;"><span style="font-size: 12pt;">Porsi</span></span></td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class=""><span style="font-size: 12pt;">5 porsi</span></td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;"><span style="font-weight: 700;"><span style="font-size: 12pt;">Fun facts</span></span></td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class=""><span style="font-size: 16px;"><b>Tempe merupakan sumber kalsium yang tinggi karena mengandung 110 mg kalsium per 100 gram tempe (sekitar 1/3 kalsium yang terkandung dalam 1 gelas susu).</b></span><br></td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;"><span style="font-weight: 700;">﻿﻿<span style="font-size: 12pt;">Kandungan per porsi</span></span></td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class=""><p><span style="font-size: 16px;">140 kkal energi</span></p><p><span style="font-size: 16px;">2,1 gram karbohidrat</span></p><p><span style="font-size: 16px;">12,2 gram lemak</span></p><p><span style="font-size: 16px;">8,5 gram protein</span></p><p><span style="font-size: 16px;">1,2 mg zat besi</span></p><p><span style="font-size: 16px;">1 mg seng</span></p></td></tr></tbody></table><p><span style="background-color: unset; text-align: inherit;"><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;"><span style="font-weight: 700; background-color: unset;">Bahan:</span></span></span></p><ul><li><span style="font-size: 16px; background-color: unset; text-align: inherit;">100 gram tempe, haluskan</span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">50 gram daging sapi, giling halus</span></li><li><span style="font-size: 16px;">2 telur ayam, kocok lepas</span></li><li><span style="font-size: 16px;">1 sdm tepung roti&nbsp;&nbsp;</span></li><li><span style="font-size: 16px;">½&nbsp; sdm tepung terigu</span></li><li><span style="font-size: 16px;">Garam secukupnya</span></li><li><span style="font-size: 16px;">Merica secukupnya</span></li><li><span style="font-size: 16px;">100 gram tepung panir</span></li></ul><p><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-weight: 700;">Bumbu halus:</span></span></p><ul><li><span style="font-size: 16px; background-color: unset; text-align: inherit;">1 siung bawang putih</span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">2 buah bawang merah</span></li><li><span style="font-size: 16px;">Ketumbar secukupnya</span></li></ul><p><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-weight: 700;">Cara membuat:</span></span></p><ul><li><span style="font-size: 16px; background-color: unset; text-align: inherit;">Sisakan sedikit telur untuk dibuat dadar.</span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Campur semua bahan dan bumbu halus, aduk hingga merata.</span></li><li><span style="font-size: 16px;">Gulung adonan tempe dengan dadar.</span></li><li><span style="font-size: 16px;">Bungkus dengan daun pisang, lalu kukus hingga matang.</span></li><li><span style="font-size: 16px;">Setelah matang, potong serong, lalu goreng hingga kecokelatan.</span></li></ul><div><span style="font-weight: 700;"><span style="font-size: 12pt;">Referensi</span></span><span style="font-size: 12pt;">:&nbsp;</span><span style="background-color: unset; text-align: inherit;"><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;">Hanindita, Meta. 2020. Mommyclopedia: 78 Resep MPASI. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama</span></span></div>

Rolade Tempe

rolade-tempe-1676458731057

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;"><span style="font-weight: 700;"><span style="font-size: 12pt;">Kategori</span></span><span style="font-size: 12pt;"><br></span></td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;"><span style="font-size: 12pt;">Camilan</span><span style="font-size: 12pt;"><br></span></td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;"><span style="font-weight: 700;"><span style="font-size: 12pt;">Waktu memasak</span></span></td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;"><span style="font-size: 12pt;">30 - 45 menit</span></td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;"><span style="font-weight: 700;"><span style="font-size: 12pt;">Usia</span><span style="font-size: 12pt;"><br></span></span></td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;"><span style="font-size: 12pt;">12 bulan ke atas</span></td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;"><span style="font-weight: 700;"><span style="font-size: 12pt;">Porsi</span></span></td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class=""><span style="font-size: 12pt;">3 porsi</span></td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;"><span style="font-weight: 700;"><span style="font-size: 12pt;">Fun facts</span></span></td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class=""><span style="font-size: 16px;"><b>Setiap 100 gram stroberi mengandung 2 gram serat larut dan tidak larut yang bermnfaat untuk kesehatan saluran cerna.</b></span><br></td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;"><span style="font-weight: 700;">﻿﻿<span style="font-size: 12pt;">Kandungan per porsi</span></span></td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class=""><p><span style="font-size: 16px;">48 kkal energi</span></p><p><span style="font-size: 16px;">6,3 gram karbohidrat</span></p><p><span style="font-size: 16px;">1,1 gram lemak</span></p><p><span style="font-size: 16px;">1,3 gram protein</span></p><p><span style="font-size: 16px;">0,1 mg zat besi</span></p><p><span style="font-size: 16px;">0,2 mg seng</span></p></td></tr></tbody></table><p><span style="background-color: unset; text-align: inherit;"><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;"><span style="font-weight: 700; background-color: unset;">Bahan:</span></span></span></p><ul><li><span style="font-size: 16px; background-color: unset; text-align: inherit;">1 buah pisang matang, haluskan</span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">150 gram yoghurt</span></li><li><span style="font-size: 16px;">Stroberi secukupnya</span></li></ul><p><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-weight: 700;">Cara membuat:</span></span></p><ul><li><span style="font-size: 16px; background-color: unset; text-align: inherit;">Campur pisang yang sudah dihaluskan dengan yoghurt hingga rata.</span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Masukkan adonan ke dalam cetakan.</span></li><li><span style="font-size: 16px;">Bekukan di dalam freezer.</span></li><li><span style="font-size: 16px;">Sajikan dengan topping stroberi.</span></li></ul><div><span style="font-weight: 700;"><span style="font-size: 12pt;">Referensi</span></span><span style="font-size: 12pt;">:&nbsp;</span><span style="background-color: unset; text-align: inherit;"><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;">Hanindita, Meta. 2020. Mommyclopedia: 78 Resep MPASI. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama</span></span></div><p></p><p></p>

Kue Yoghurt Pisang Stroberi

kue-yoghurt-pisang-stroberi

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;"><span style="font-weight: 700;"><span style="font-size: 12pt;">Kategori</span></span><span style="font-size: 12pt;"><br></span></td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class=""><span style="font-size: 12pt;">Camilan</span><span style="font-size: 12pt;"><br></span></td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;"><span style="font-weight: 700;"><span style="font-size: 12pt;">Waktu memasak</span></span></td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class=""><span style="font-size: 12pt;">30 - 45 menit</span></td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;"><span style="font-weight: 700;"><span style="font-size: 12pt;">Usia</span><span style="font-size: 12pt;"><br></span></span></td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;"><span style="font-size: 12pt;">12 bulan ke atas</span></td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;"><span style="font-weight: 700;"><span style="font-size: 12pt;">Porsi</span></span></td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class=""><span style="font-size: 12pt;">10 porsi</span></td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;"><span style="font-weight: 700;"><span style="font-size: 12pt;">Fun facts</span></span></td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class=""><span style="font-size: 16px;"><b>Selalu perhatikan kandungan garam (natrium) pada produk olahan agar tidak melebihi kebutuhan natrium per hari. Setiap 1 gram garam dapur (1/5 sendok teh) mengandung 400 mg natrium.&nbsp;</b></span><br></td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;"><span style="font-weight: 700;">﻿﻿<span style="font-size: 12pt;">Kandungan per porsi</span></span></td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class=""><p><span style="font-size: 16px;">106 kkal energi</span></p><p><span style="font-size: 16px;">0,7 gram karbohidrat</span></p><p><span style="font-size: 16px;">9,1 gram lemak</span></p><p><span style="font-size: 16px;">5,7 gram protein</span></p><p><span style="font-size: 16px;">1,9 mg zat besi</span></p><p><span style="font-size: 16px;">0,9 mg seng</span></p></td></tr></tbody></table><p><span style="background-color: unset; text-align: inherit;"><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;"><span style="font-weight: 700; background-color: unset;">Bahan:</span></span></span></p><ul><li><span style="font-size: 16px; background-color: unset; text-align: inherit;">300 gram tahu putih, haluskan</span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">½&nbsp; sdt gula pasir</span></li><li><span style="font-size: 16px;">¼&nbsp; sdt merica bubuk</span></li><li><span style="font-size: 16px;">1 butir telur ayam, kocok lepas</span></li><li><span style="font-size: 16px;">1 siung bawang putih, haluskan</span></li><li><span style="font-size: 16px;">Garam secukupnya&nbsp;</span></li><li><span style="font-size: 16px;">150 gram sosis sapi, potong kecil</span></li><li><span style="font-size: 16px;">Minyak jagung secukupnya untuk menggoreng</span></li></ul><p><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-weight: 700;">Cara membuat:</span></span></p><ul><li><span style="font-size: 16px; background-color: unset; text-align: inherit;">Campur tahu yang sudah dihaluskan dengan semua bahan (kecuali sosis) hingga rata.</span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Ambil adonan sedikit, pipihkan, masukkan potongan sosis, lalu dibentuk bulat.</span></li><li><span style="font-size: 16px;">Goreng hingga kecokelatan.</span></li></ul><div><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div><span style="font-weight: 700;"><span style="font-size: 12pt;">Referensi</span></span><span style="font-size: 12pt;">:&nbsp;</span><span style="background-color: unset; text-align: inherit;"><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;">Hanindita, Meta. 2020. Mommyclopedia: 78 Resep MPASI. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama</span></span></div><div><span style="background-color: unset; text-align: inherit;"><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;"><strong>Ilustrasi foto: </strong>Pinterest</span></span></div>

Makanan dari Sumber Hewani Lebih Diutamakan untuk MPASI, Kenapa Ya?

Makanan dari Sumber Hewani Lebih Diutamakan untuk MPASI, Kenapa Ya?

Menggunakan Peralatan Makan Bayi dari Bahan Silikon, Aman atau Tidak, Ya?

Menggunakan Peralatan Makan Bayi dari Bahan Silikon, Aman atau Tidak, Ya?

Agar Nutrisinya Tak Hilang, Begini Cara Menghangatkan MPASI untuk si Kecil

Agar Nutrisinya Tak Hilang, Begini Cara Menghangatkan MPASI untuk si Kecil

Responsive Feeding, Trik Agar Anak Lahap MPASI (Part II)

Responsive Feeding, Trik Agar Anak Lahap MPASI (Part II)

Responsive Feeding, Trik Agar Anak Lahap MPASI (Part I)

Responsive Feeding, Trik Agar Anak Lahap MPASI (Part I)

Rolade Tempe

Rolade Tempe

Kue Yoghurt Pisang Stroberi

Kue Yoghurt Pisang Stroberi

Tahu Isi Sosis

Tahu Isi Sosis