Anak yang manja adalah anak yang tidak bisa berlaku disiplin, manipulatif, dan kadang bersikap tidak menyenangkan. Perilaku tersebut umumnya mulai muncul di usia 2-3 tahun. Bila tidak ditangani, maka anak yang manja dapat mengalami masalah pergaulan di usia sekolah. Anak lain jarang ada yang ingin berteman dengan mereka karena terlalu mengatur atau egois. Anak manja juga cenderung tidak sopan dan menuntut terlalu banyak dari orang dewasa. Pada masa remaja, kesulitan bergaul tersebut dapat berdampak pada risk-taking behavior, seperti merokok, konsumsi alkohol dan obat-obat terlarang, sehingga tentu saja lebih baik orang tua tidak memanjakan anak.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/951a32ccbeab9c8b9dcae9e33fa78afb_1702631385036.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="memanjakan_anak_(1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1457px; min-height: 0px;"> Mungkin tanpa disadari, MomDad pernah melakukan hal ini, yang dianggap memanjakan si Kecil:<ul><li>Memiliki gaya permissive parenting dalam membesarkan anak. Permissive artinya adalah membiarkan atau memperbolehkan anak untuk melakukan dan mengatakan apapun yang mereka suka tanpa ada batasan, sehingga anak sulit memahami batas antara boleh-tidak boleh dan benar-salah.</li><li>Menyerah pada keinginan si Kecil bila ia tantrum. Biarkan anak menangis apabila keinginannya tidak dituruti, asalkan MomDad tetap mendampinginya dan memvalidasi perasaannya. Ketahuilah perbedaan antara kebutuhan dan keinginan anak.</li><li>Memuji anak secara berlebih-lebihan. Memuji anak memang diperlukan, asalkan sesuai konteks dan lebih berorientasi kepada usaha anak. Memuji anak berlebihan, apalagi memuji fisik, dapat membawa dampak kurang baik bagi perkembangan emosionalnya.</li><li>Membiarkan anak memaksakan kehendaknya pada orang lain, dalam bentuk apapun. Baik kepada saudara, teman, maupun pengasuhnya, biasakan anak untuk menerima apabila ia ditolak. Misalnya, bila anak meminjam mainan teman dan teman tidak memperbolehkan, ajarkan bahwa itu adalah mainan milik teman, sehingga hak teman untuk mau meminjamkan atau tidak.</li><li>Berusaha segera memenuhi keinginan si Kecil, meskipun keinginan tersebut bukan kebutuhan primer. Anak akan terbiasa bahwa semua yang ia inginkan selalu ada dan ada dalam waktu cepat. Ia tidak akan terbiasa untuk bersabar dan menunggu.&nbsp;</li></ul>Memanjakan anak kadang-kadang dapat dianggap sebagai cara yang wajar dan alami bagi orang tua untuk mengekspresikan kasih sayang mereka. Pemberian perhatian, kasih sayang, dan kehangatan dapat memberikan rasa aman dan kebahagiaan kepada anak. Namun, hal ini sebaiknya dilakukan dengan keseimbangan yang baik dan diikuti dengan pemberian batasan. Referensi: <a class="e-rte-anchor" href="https://hhma.org/healthadvisor/pa-prevspo-hhg/" title="https://hhma.org/healthadvisor/pa-prevspo-hhg/" target="_blank">Spoiled Children: Prevention - Tufts Medical Center Community Care</a>

Tanpa Disadari, Perilaku Ini Dianggap Memanjakan Anak

tanpa-disadari--perilaku-ini-dianggap-memanjakan-anak-1702635536192

Cerdas tidak selalu mendapat nilai bagus atau anak pandai berhitung. Sebab, kecerdasan anak, tidak dapat diukur dari satu hal saja. Ada 8 jenis kecerdasan yang perlu MomDad tahu agar bisa melihat apa kemampuan yang si Kecil miliki. Dalam sebuah teori yang digagaskan oleh Howard Gardner, seseorang memiliki beberapa kecerdasan dan bukan kecerdasan tunggal. Gardner memperkenalkan delapan jenis kecerdasan yang berbeda yang terdiri dari: <ul><li>Linguistik: Kecerdasan dalam pemahaman, penggunaan, dan pengembangan bahasa. Anak-anak dengan kecerdasan linguistik tinggi mungkin suka membaca, menulis, dan berbicara dengan baik.</li><li>Logis/Matematika: Kecerdasan dalam memecahkan masalah, logika, dan keterampilan matematika. Anak-anak dengan kecerdasan ini mungkin menonjol dalam pemecahan masalah matematika atau pemikiran logis.</li><li>Spasial: Kecerdasan dalam memahami dan mengelola ruang dan gambar. Anak-anak dengan kecerdasan spasial dapat memiliki bakat dalam seni visual atau peta pikiran.</li><li>Kinestetik-Tubuh: Kecerdasan dalam menggunakan tubuh dan gerakan secara efektif. Anak-anak dengan kecerdasan ini mungkin memiliki keterampilan fisik atau bakat dalam olahraga.</li><li>Musikal: Kecerdasan dalam memahami, menghasilkan, dan menghargai musik. Anak-anak dengan kecerdasan musikal tinggi mungkin memiliki bakat dalam bermain alat musik atau bernyanyi.</li><li>Antarpribadi: Kecerdasan dalam memahami dan berinteraksi dengan orang lain. Anak-anak dengan kecerdasan antarpribadi yang tinggi mungkin menjadi pemimpin alami dan memiliki kemampuan empati yang baik.</li><li>Intrapribadi: Kecerdasan dalam memahami diri sendiri, memiliki introspeksi, dan pemahaman diri. Anak-anak dengan kecerdasan intrapribadi yang tinggi mungkin memiliki pemahaman yang mendalam tentang perasaan dan motivasi mereka sendiri.</li><li>Naturalis: Kecerdasan dalam memahami alam dan dunia alam. Anak-anak dengan kecerdasan naturalis mungkin memiliki ketertarikan khusus dalam flora, fauna, atau ekologi.</li></ul> Gardner menekankan bahwa setiap anak dapat memiliki kombinasi kecerdasan yang unik, dan pendidikan yang efektif harus mempertimbangkan variasi ini untuk mendukung perkembangan penuh potensi anak. Dengan memahami jenis kecerdasan yang dominan pada setiap anak, pendidik dan orang tua dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan mendukung perkembangan anak sesuai dengan kekuatannya. Referensi:<a class="e-rte-anchor" href="https://www.simplypsychology.org/multiple-intelligences.html" title="https://www.simplypsychology.org/multiple-intelligences.html" target="_blank"> Howard Gardner's Theory of Multiple Intelligences</a>

Tak Hanya Pintar, Kenali Jenis-Jenis Kecerdasan Anak Lainnya!

tak-hanya-pintar--kenali-jenis-jenis-kecerdasan-anak-lainnya--1702631221956

Menidurkan bayi bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan karena bayi belum mengenal konsep waktu. Umumnya, bayi akan tertidur ketika digendong. Namun, mungkin ada kalanya MomDad tidak sempat menggendong si Kecil untuk membuatnya tertidur. Well, agar si Kecil terbiasa tidur tanpa perlu digendong, MomDad bisa mencoba tips berikut! Manfaatkan Jam Biologis BayiKenalkan bayi dengan siklus terang-gelap dalam kesehariannya. Misalnya saat jam tidur, bawa bayi ke dalam ruangan remang dengan cahaya seperlunya seperti lampu tidur. Jika ingin menyalakan lampu ketika mengganti popok, gunakan lampu yang redup. Saat pagi dan siang hari, paparkan bayi dengan sinar matahari di ruangan yang memiliki ventilasi baik, ada sinar masuk dari pintu atau jendela. Umumnya menjelang usia 3 bulan siklus tidur-bangun bayi sudah mulai baik dan ia dapat tidur lebih lama di malam hari. [1] Kenalkan Sleep Hygiene dan Lakukan dengan Konsisten<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/16e044a2931055c1ec36610e10432dad561_1702460869141.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="tidur tanpa digendong (2).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1457px; min-height: 0px;"> Sleep hygiene adalah kegiatan yang dilakukan menjelang waktu tidur yang bertujuan membantu anak untuk jatuh tertidur sesuai waktu dan efektif. Sleep hygiene harus dilakukan rutin tanpa memandang tempat anak tidur (menginap, berlibur). Beberapa kegiatan yang dapat dibiasakan untuk membantu anak tertidur diantaranya mandi sore atau seka dengan air hangat, melakukan pijatan lembut, memberi waktu tenang sekitar 30 menit sebelum waktu tidur misalnya dengan menyanyikan lagu tidur, menimang, atau membacakan cerita. Sleep hygiene telah terbukti mengurangi masalah tidur seperti gelisah, menangis, protes menjelang waktu tidur, gangguan perilaku di siang hari dan membantu bayi untuk tidur lebih awal, tidur lebih lama dan lebih jarang terbangun di malam hari. [1] White Noise<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/3b8cbc35b76ab7268b93c13437f89b91_1702460896763.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="tidur tanpa digendong (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1457px; min-height: 0px;"> White noise adalah suara yang dapat berguna untuk menghalangi atau “masking” suara lain yang umumnya dapat terjadi secara alami di lingkungan. Misalnya, suara gemericik air atau suara deburan ombak pantai dapat memblok suara kentingan peralatan makan yang mungkin dapat mengganggu bayi saat tertidur. [2,3] Hindari OverstimulasiOverstimulasi adalah suatu kondisi seorang anak merasa kewalahan terhadap berbagai pengalaman, sensasi, suara dan aktivitas melebihi dari apa yang dapat dihadapi anak.Bayi yang mengalami overstimulasi akan menjadi rewel, tampak sering mengalihkan wajah atau pandangan, menghindari kontak mata. Hal ini umum terjadi, misalnya ketika bayi dibawa ke pertemuan keluarga dan sering digendong berbagai orang. Bayi yang overstimulasi dapat tampak lelah tetapi kesulitan untuk jatuh tertidur, sehingga MomDad mungkin perlu membantu menenangkan bayi terlebih dahulu. Overstimulasi juga dapat terjadi pada bayi yang masih diajak bermain ketika ia sudah menunjukkan tanda-tanda lelah atau mengantuk. Segera bawa bayi ke tempat yang tenang atau ke kamarnya untuk menjadi lebih tenang dan akhirnya tertidur. Pastikan KenyamananSebelum menidurkan bayi, pastikan ia sudah dalam kondisi nyaman dengan pakaian dan suhu kamar yang sesuai serta pastikan ia tidak dalam kondisi lapar sehingga siklus tidurnya tidak terganggu. MomDad dapat memberikan tambahan asupan ekstra berupa ASI atau susu sebelum bayi tidur agar memastikan ia kenyang.Itu dia 5 tips untuk menidurkan bayi tanpa perlu digendong. Yang terpenting adalah dengan membuat si Kecil nyaman agar ia mudah untuk tertidur. Referensi:<ol><li>Sambo CM. Perkembangan tidur normal pada batita. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/perkembangan-tidur-normal-pada-batita" title="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/perkembangan-tidur-normal-pada-batita">https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/perkembangan-tidur-normal-pada-batita </a></li><li>Spencer JA, Moran DJ, Lee A, Talbert D. White noise and sleep induction. Arch Dis Child. 1990 Jan;65(1):135-7. doi: 10.1136/adc.65.1.135. PMID: 2405784; PMCID: PMC1792397.</li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.healthline.com/health/parenting/white-noise-for-babies#cons" title="https://www.healthline.com/health/parenting/white-noise-for-babies#cons" target="_blank">The Pros and Cons of Using White Noise to Put Babies to Sleep</a></li></ol>

Tips Menidurkan Bayi Tanpa Perlu Digendong

tips-menidurkan-bayi-tanpa-perlu-digendong-1702461003230

Mendidik anak sama seperti melukis di atas kanvas kosong. Jiwa anak yang polos, perlu ‘digambar’ dengan baik agar kelak menjadi anak yang berguna dan memberikan manfaat untuk orang-orang di sekitarnya. Namun, perjalanan dalam mendidik anak pastinya tidak selalu mulus. MomDad mungkin menemukan perilaku si Kecil yang tidak sejalan dengan seperti yang diharapkan. Seperti halnya kelima perilaku ini yang sebaiknya tidak MomDad abaikan. 1. 	Bicara Kasar atau MengumpatPerilaku ini umumnya didapatkan dari menonton tayangan di layar atau mencontoh orang dewasa. Perilaku ini tidak dapat diabaikan dan perlu segera dikoreksi. MomDad perlu menanyakan apakah anak mengerti apa yang diucapkannya dan jelaskan bahwa apa yang diperbuatnya tidak baik untuk diulangi lagi. 2. Berbohong<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/de08821b217f32eb1d9f982d1c5cbbc1_1702023097588.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="perilaku anak (3).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1457px; min-height: 0px;"> Di usia pra sekolah, terkadang anak berbohong karena masih belum dapat berpikir abstrak dan masih sering tenggelam dalam dunia pura-pura (pretend play). Pada usia tersebut, anak belum dapat membedakan antara berbohong dengan imajinasi mereka. Namun, seiring anak bertambah usia, anak dapat berbohong untuk menghindari masalah, misal agar tidak dimarahi orangtua. 3. 	Mengambil Barang Orang Lain Tanpa IzinDi usia toddler, anak masih mudah menginginkan barang milik temannya, seperti misalnya mainan. MomDad perlu mengajarkan anak sadari kecil untuk meminta izin sebelum mengambil barang milik orang lain. Apabila mereka terbiasa mengambil atau merebut barang orang lain tanpa izin, hingga besar pun mereka bisa berpotensi mengambil barang tanpa izin atau bahkan mencuri. 4. 	Berbuat Curang<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/67760a79d34810a5d0da4eac10e52a6093_1702023133861.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="perilaku anak (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1457px; min-height: 0px;"> Anak sering ingin menjadi pemenang atau menjadi yang nomor satu. Baik saat lomba lari, bermain ular tangga, atau bermain bola. Ajarkan anak untuk tidak berorientasi kepada hasil dan bahwa mereka tidak selalu harus menjadi pemenangnya, melainkan ajarkan anak untuk fokus pada prosesnya. Sebab, anak yang lebih besar dapat secara sengaja berbuat curang, misal mencontek, hanya karena ingin hasil yang terbaik. 5. 	Menghiraukan Orang Tua<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/a174fccff2dc51062863f6fba9505950b_1702023175972.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="perilaku anak (2).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1457px; min-height: 0px;"> Seringkali anak yang tidak menghormati orang dewasa tidak mendengarkan dan menghiraukan ucapan orang tua. Memang kadang anak sedang terdistraksi dan orang tua harus mengulang-ulang instruksi, namun anak mungkin menghiraukan karena merasa tidak ada konsekuensi untuk perilaku tersebut. Bila anak secara sengaja menghiraukan orangtua dan melakukan hal yang MomDad minta untuk tidak dilakukan, segera koreksi perilaku tersebut. Hentikan perilakunya dan minta mereka untuk mendengarkan MomDad. Jika mereka menolak, berikan konsekuensi (misal: tidak menonton TV atau pulang sekarang dari playdate). Apabila anak menunjukkan salah satu atau lebih perilaku di atas, jangan ragu untuk menegurnya secara baik-baik agar pesan MomDad dapat ia terima.

Berdampak Buruk, Perilaku Anak Ini Sebaiknya Tidak Diabaikan

berdampak-buruk--perilaku-anak-ini-sebaiknya-tidak-diabaikan-1702023245476

Free-range parenting adalah suatu gaya pengasuhan yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anak untuk mengalami konsekuensi alami dari perilaku mereka, dalam batas aman. Free-range parenting bukanlah gaya parenting permisif, tetapi tujuannya agar anak memiliki kemampuan untuk tumbuh menjadi pribadi dewasa yang bertanggung jawab [1]. Ada beberapa karakteristik dari free-range parenting yang bisa diketahui, di antaranya[1]:<ul><li>Orang tua memberikan banyak kesempatan aktivitas tak terjadwal. Anak tidak disituasikan pada jadwal padat dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya, tetapi diberikan kesempatan bermain bebas, misalnya dibandingkan memasukkan anak ke kursus basket, ia diberikan kesempatan untuk bermain di taman sekitar bersama anak-anak lain.</li><li>Bermain di alam sangat penting. Free-Range parenting mendorong anak untuk bermain di luar, alih-alih bermain dengan benda elektronik.</li><li>Anak menjadi mandiri dan mereka diberi kebebasan serta tanggung jawab secara bertahap. Tujuannya adalah agar anak belajar bahwa mereka mampu mencoba hal baru dan mencapai hal yang tampaknya sulit dengan kemampuan sendiri.</li><li>Mendidik bukan berdasarkan rasa takut. Free range parenting&nbsp;tetap mengedepankan keamanan, misalnya menggunakan helm ketika mengendarai sepeda, tetapi anak diberikan kebebasan bereksplorasi misalnya ketika bermain panjat-panjatan di taman bermain, meskipun selalu ada risiko mereka terluka sesekali.</li></ul>Tips Menerapkan Free-Range Parenting<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/69630c50f879d610fea05a60797c36e6b_1701433182194.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="free-range parenting (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Apabila MomDad ingin menerapkan metode free-range parenting, berikut hal-hal yang perlu diperhatikan:<ul><li>Sesuaikan dengan usia anak serta tingkat kematangan anak</li><li>Perlengkapi anak dengan peralatan yang dibutuhkan untuk membantu mereka bereksplorasi dengan aman</li><li>Tetapkan batasan sesuai dengan tingkat kedewasaan anak</li></ul>Setiap metode parenting, pasti ada tantangannya. Begitu pun dengan free-range parenting. Ketika menerapkan metode ini pada anak, MomDad mungkin menemukan tantangan berupa [2]:<ul><li>Anak dapat menghadapi risiko tanpa supervisi terus menerus</li><li>Dituduh mengabaikan anak</li><li>Tekanan sosial apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada anak</li></ul>Meski begitu, free range parenting memiliki manfaat jangka panjang yang baik untuk tumbuh kembangnya, antara lain:<ul><li>Meningkatkan rasa percaya diri anak</li><li>Mendukung anak bermain aktif dan mengurangi risiko anak mengalami obesitas</li><li>Meningkatkan kemampuan sosial anak dan kemampuan problem solving anak</li></ul>Itu dia penjelasan mengenai Free-Range parenting. Semoga informasi di atas bisa membantu MomDad untuk menentukan metode parenting pada si Kecil!Referensi:<ul><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.verywellfamily.com/what-is-free-range-parenting-1095057" title="https://www.verywellfamily.com/what-is-free-range-parenting-1095057" target="_blank">The Free-Range Style of Parenting&nbsp;</a></li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.healthline.com/health/parenting/free-range-parenting#pros" title="https://www.healthline.com/health/parenting/free-range-parenting#pros" target="_blank">Free-Range Parenting: 6 Pros and Cons</a></li></ul>

Memberikan Banyak Kesempatan pada Anak, Kenalan dengan Free-Range Parenting!

memberikan-banyak-kesempatan-pada-anak--kenalan-dengan-free-range-parenting--1701433446220

Time out sejatinya adalah waktu yang diberikan kepada anak dimana seorang anak akan dipindahkan sementara dari situasi atau lingkungan yang memberikan stimulasi berlebih, yang mengakibatkan timbulnya perilaku menantang, seperti agresi. Konsep ini awalnya berkembang pada tahun 1960 sebagai alternatif spanking (memukul) dan beberapa bentuk hukuman fisik dalam hal mendisiplinkan anak [1].Waktu Penerapan Time Out<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/4f45d04cdeb08712baba2103ef2b13a29_1701432665654.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="time out parenting (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Ketika anak menunjukkan perilaku menantang seperti sengaja membangkang, agresi (memukul), atau merusak benda-benda, maka MomDad dapat memberikan waktu dan ruang yang diperlukan untuk menenangkan otak anak yang sedang dalam kondisi “overstimulasi” oleh emosinya, sehingga ia (saat itu) tidak dapat membuat pilihan positif atas perilakunya. Jeda sejenak (time out) ini memberikan kesempatan anak untuk menenangkan diri, sehingga mereka dapat masuk kembali ke situasi dan atau interaksi “menantang” dengan lebih baik. Hal ini juga merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki ketika ia dewasa [1]. MomDad juga perlu mempertimbangkan apakah dengan tidak memberikan time out, orang tua akan lebih tidak terprediksi, misalnya tetap tenang dan mengoreksi anak beberapa saat, namun meledak dan berteriak kepada anak ketika kesabaran sudah habis [1]. Riset menunjukkan secara konsisten bahwa metode disiplin keras berkaitan dengan timbulnya masalah kesehatan mental pada anak-anak [5].Manfaat Time Out<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/10d7ba98ab102267586b6b7514103c10e5b8_1701432724338.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="time out parenting (2).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Metode time out memberikan banyak manfaat untuk tumbuh kembang anak lho, di antaranya:1. Memberikan ruang dan waktu untuk ia dapat menenangkan diri dan emosinya Penting diingat bahwa time out yang diteliti dan disarankan adalah time out yang bersifat singkat, jarang, memberikan jeda dari interaksi tertentu, dan diikuti oleh umpan balik positif dan koneksi dengan MomDad. Hal ini dapat berupa memberikan time out agar MomDad dan anak dapat mengatur napas dan emosi sejenak agar terhindar dari perilaku agresif seperti melempar barang, memukul, berteriak, dan lain sebagainya sehingga bisa berinteraksi dalam kondisi lebih tenang, dan bukannya menghukum anak dengan mengurung anak di kamar lalu meninggalkannya sendirian.2. Memperbaiki perilaku anak, terutama yang berusia 3-7 tahunBerbagai riset menunjukkan time out menurunkan intensitas sibling fighting, mengurangi perilaku membangkang, dan mengurangi frekuensi agresi dan perilaku merusak properti[2,3].3. Anak tidak rentan merasa cemas dan depresiRiset tahun 2020 juga menunjukkan bahwa time out tidak menyebabkan anak lebih rentan mengalami ansietas (perasaan cemas), depresi, perilaku membangkan, atau kesulitan mengendalikan diri serta tidak menghambat kreativitas anak[4].Durasi Time OutKetika ingin menggunakan time out, MomDad dapat memberitahu anak terlebih dahulu, tetap tenang, dan menggunakan time out secara konsisten dan prediktabel, serta menindaklanjuti dengan positive reunion (dengan empati, koneksi dan validasi emosi) setelahnya. Durasi akan sangat bergantung pada situasi dan tingkat emosi anak saat time out dilakukan[1].Nah, itu dia penjelasan dari metode time out. Semoga informasi di atas bisa membantu MomDad dalam mendidik si Kecil ya!Referensi:<ol><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://parentingtranslator.substack.com/p/the-time-out-controversy" title="https://parentingtranslator.substack.com/p/the-time-out-controversy">https://parentingtranslator.substack.com/p/the-time-out-controversy </a></li><li>Everett, G. E., Joe Olmi, D., Edwards, R. P., Tingstrom, D. H., Sterling-Turner, H. E., &amp; Christ, T. J. (2007). An Empirical Investigation of Time-Out With and Without Escape Extinction to Treat Escape-Maintained Noncompliance. Behavior Modification, 31(4), 412-434. <a classname="e-rte-anchor" href="https://doi.org/10.1177/0145445506297725" title="https://doi.org/10.1177/0145445506297725">https://doi.org/10.1177/0145445506297725 </a></li><li>Robert E. Larzelere, Marjorie Lindner Gunnoe, Mark W. Roberts &amp; Christopher J. Ferguson (2017) Children and Parents Deserve Better Parental Discipline Research: Critiquing the Evidence for Exclusively “Positive” Parenting, Marriage &amp; Family Review, 53:1, 24-35, DOI: 10.1080/01494929.2016.1145613</li><li>Knight, Rachel M. PhD*; Albright, Jeremy PhD†; Deling, Lindsay PhD‡; Dore-Stites, Dawn PhD*; Drayton, Amy K. PhD*. Longitudinal Relationship Between Time-Out and Child Emotional and Behavioral Functioning. Journal of Developmental &amp; Behavioral Pediatrics 41(1):p 31-37, January 2020. | DOI: 10.1097/DBP.0000000000000725</li><li>Bayer JK, Ukoumunne OC, Lucas N, Wake M, Scalzo K, Nicholson JM. Risk factors for childhood mental health symptoms: national longitudinal study of Australian children. Pediatrics. 2011 Oct;128(4):e865-79. doi: 10.1542/peds.2011-0491. Epub 2011 Sep 2. PMID: 21890824.</li></ol>

Metode Time Out pada Parenting, Apakah Sepenuhnya Buruk? 

metode-time-out-pada-parenting--apakah-sepenuhnya-buruk---1702978562545

Menangis merupakan salah satu bahasa bayi yang perlu MomDad ketahui artinya. Bayi akan terus menangis apabila MomDad tidak segera menenangkannya. Membiarkan bayi menangis terlalu lama ternyata memiliki dampak, lho terhadap tumbuh kembangnya. Apa saja sih dampaknya jika kita membiarkan bayi menangis terlalu lama? Dampak Membiarkan Bayi Menangis<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/5e103ac5debbe6bea6a2ca493df1f6121_1701419338876.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="bayi menangis (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Penelitian di Harvard tahun 1998 menunjukkan bahwa bayi yang menangis terlalu lama dapat menjadi orang dewasa yang penuh stress dan sensitif terhadap suatu trauma. Stres kronik selama masa bayi dapat menyebabkan system adrenalin yang terlalu aktif, menyebabkan perilaku agresif dan antisosial di kemudian hari. Sebuah studi oleh sekelompok ahli jiwa yang dipublikasi di tahun 2017 menunjukkan bahwa, bayi yang menangis terlalu lama meningkatkan risiko masalah mood, perilaku, dan adanya hiperaktivitas di usia 5-6 tahun. Bayi, terutama bayi muda, perlu segera direspons ketika menangis. Bayi perlu membangun rasa percaya kepada ibu bahwa ibu akan segera memenuhi kebutuhannya ketika ia meminta.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/a106f54e10530f6c44b63ba5243827ba79_1701419385280.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="bayi menangis (2).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Untuk mengatasi bayi menangis ketika ingin tidur, MomDad dapat menerapkan metode Ferber. Metode Ferber sebenarnya adalah sebuah metode sleep training yang bertujuan untuk membantu bayi dan anak belajar tidur dengan sendirinya. Hal yang dilatih oleh metode ini adalah self-soothe atau melatih bayi menenangkan dirinya sendiri. Metode Ferber sedikit berbeda dengan metode cry it out, karena pada metode Ferber, Latihan tidur menggunakan prinsip perlahan atau gradual extinction. Sementara metode cry it out merupakan metode membiarkan bayi di boks atau kamar tidurnya hingga pagi walaupun ia menangis maupun protes.&nbsp;Jadi, jika si Kecil menangis secara general, MomDad harus segera merespon kebutuhannya (baik karena lapar, popok basah, dan lain-lain). Namun, jika si Kecil menangis karena berhubungan dengan sleep training, metode Ferber dapat diterapkan.&nbsp;Referensi:&nbsp;<ul><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.laleche.org.uk/letting-babies-cry-facts-behind-studies/" title="https://www.laleche.org.uk/letting-babies-cry-facts-behind-studies/" target="_blank">Letting Babies Cry</a> – The Facts Behind the Studies - La Leche League GB</li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.sleepfoundation.org/baby-sleep/ferber-method#:~:text=The%20Ferber%20Method%20is%20a,addressing%20sleep%20problems%20in%20children" title="https://www.sleepfoundation.org/baby-sleep/ferber-method#:~:text=The%20Ferber%20Method%20is%20a,addressing%20sleep%20problems%20in%20children" target="_blank">The Ferber Method for Sleep Training</a></li><li>Responding To Your Baby's Cries - <a class="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/crying-colic/Pages/Responding-to-Your-Babys-Cries.aspx#:~:text=The%20best%20way%20to%20handle,she'll%20cry%20less%20overall" title="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/crying-colic/Pages/Responding-to-Your-Babys-Cries.aspx#:~:text=The%20best%20way%20to%20handle,she'll%20cry%20less%20overall" target="_blank">HealthyChildren.org</a></li><li>Smarius LCJA.<a class="e-rte-anchor" href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5323467/" title="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5323467/" target="_blank"> Eur Child Adolesc Psychiatry.</a> 2017; 26(3): 293–302</li></ul>