Tahukah MomDad, pneumonia merupakan salah satu penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) terpenting karena banyak menyebabkan kematian, lebih jauh lagi menjadi penyebab kematian terbesar pada anak di dunia maupun Indonesia. Menurut WHO (2022), pada tahun 2019, dilaporkan bahwa pneumonia mencakup 14% penyebab kematian anak dibawah 5 tahun dan 22% dari seluruh kematian anak usia 1-5 tahun. Serem banget ya, MomDad! Lantas bagaimana kita dapat melindungi anak-anak dari bahaya Pneumonia? Salah satunya adalah dengan memberikan vaksin PCV untuk mencegah si Kecil terkena infeksi berbahaya ini. Apa Penyebab Pneumonia? Pneumonia bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari bakteri, virus, hingga jamur. Pada anak-anak, bakteri yang paling sering menyebabkan pneumonia adalah Streptococcus pneumoniae, sedangkan penyebab kedua adalah Haemophilus influenzae tipe b (Hib). Untuk penyebab virus, biasanya tergantung pada musim, sementara pneumonia yang disebabkan oleh jamur paling sering dipicu oleh Pneumocystis jirovecii. Jadi, jangan sampai ketinggalan untuk memberikan vaksin tepat waktu ya, MomDad! Kenali Dampak Pneumonia pada Paru-Paru si Kecil Apa yang sebenarnya terjadi di dalam paru-paru anak saat mereka terkena pneumonia? Bayangkan paru-paru seperti pohon besar dengan cabang-cabang kecil. Di ujung cabang-cabang itu ada kantung-kantung udara kecil yang disebut alveoli. Saat si Kecil bernapas, kantung ini terisi udara dan terjadi pertukaran oksigen dengan karbondioksida. Tapi, ketika pneumonia menyerang, alveoli ini bisa terisi cairan atau bahkan nanah. Akibatnya, si Kecil akan kesulitan bernapas, dan suplai oksigen ke tubuh jadi terhambat. Yang bikin lebih parah, dinding alveoli juga bisa menebal sehingga proses pertukaran udara jadi nggak maksimal. Akibatnya, tubuh si Kecil nggak bisa mendapatkan oksigen yang cukup, dan karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan malah terperangkap di dalam tubuh. Inilah alasan mengapa pneumonia bisa jadi sangat berbahaya, terutama bagi anak-anak. Hati-Hati! Pneumonia itu Menular! <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/8d80bc689892e4291210d30cad10bd742f_1730968874715.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Pneumonia-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Pneumonia juga bisa menular melalui droplet yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau bahkan berbicara. Droplet ini bisa terhirup oleh orang sehat, termasuk si Kecil. Tidak hanya melalui udara, pneumonia juga bisa menular melalui permukaan benda yang terkontaminasi. Jadi, penting banget buat menjaga kebersihan dan menghindari kontak dengan orang yang sakit. Selain itu, pneumonia juga bisa ditularkan melalui darah, terutama pada bayi baru lahir yang mengalami sepsis. Cegah Pneumonia dengan Vaksin PCV MomDad, tahu nggak kalau vaksin PCV bisa menjadi tameng utama untuk melindungi paru-paru si Kecil dari infeksi bakteri penyebab pneumonia? Lalu, bagaimana misalnya MomDad terlambat memberikan vaksinasi? Tidak perlu panik, MomDad bisa langsung konsultasi ke dokter anak agar jadwal vaksin si Kecil bisa segera disesuaikan. Ingat, mencegah itu jauh lebih baik daripada mengobati. Jadi, lebih baik terlambat sedikit daripada nggak vaksin sama sekali, kan? Menurut dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K), vaksin pneumonia dan HiB bisa menurunkan risiko kematian balita akibat pneumonia hingga 50%. Luar biasa, ya? Lantas, seberapa penting sih sebenarnya vaksin PCV ini untuk tumbuh kembang si Kecil? Vaksin PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) berfungsi untuk mencegah infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae yang bisa menyebabkan berbagai penyakit berbahaya seperti pneumonia (radang paru-paru), meningitis (radang selaput otak), dan bakteremia (infeksi darah). Dengan memberikan vaksin PCV, MomDad bisa membantu mencegah pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae tipe b (HiB). Anak yang sudah divaksin akan punya imunitas lebih kuat, sehingga risikonya terkena pneumonia jauh lebih kecil dibandingkan anak yang belum divaksin. Kalaupun si Kecil tetap terkena pneumonia setelah vaksin, biasanya gejalanya lebih ringan, komplikasinya lebih sedikit, dan proses penyembuhannya lebih cepat. Vaksinasi Lengkap, Kunci Perlindungan Jangka Panjang <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/fa2c7b1f5c7555b99645cd7388f77aed_1730968936242.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Pneumonia-3.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Melengkapi jadwal vaksinasi, termasuk PCV, bisa mengurangi risiko anak terkena pneumonia dan komplikasinya. Selain jadi langkah pencegahan, vaksin ini juga meningkatkan peluang hidup si Kecil dalam jangka panjang. Berdasarkan rekomendasi dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), vaksin PCV jadi salah satu vaksin wajib untuk mencegah pneumonia pada anak. Jadi, jangan ragu untuk melengkapi vaksinasi si Kecil, ya, MomDad! Tapi kapan sih waktu yang tepat untuk mulai memberikan vaksin ini? PCV sebaiknya diberikan pertama kali sejak si Kecil berusia 2 bulan. Jadwal vaksinasi dasarnya terdiri dari 3 dosis: di usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan, lalu ditambah 1 dosis booster di usia 12-15 bulan. Tapi, kalau misalnya si Kecil belum mendapatkan vaksin di usia yang seharusnya, tidak perlu khawatir!<ul><li>Jika si Kecil baru mendapatkan vaksin saat berusia 1-2 tahun, cukup berikan 2 dosis dengan jarak minimal 2 bulan.</li><li>Untuk anak usia 2-5 tahun, jika menggunakan PCV10, berikan 2 dosis dengan jarak 2 bulan, sementara untuk PCV13 hanya perlu 1 kali suntikan.</li></ul> Bagaimana Jika Vaksin Telat Diberikan? Nah, mungkin MomDad bertanya-tanya, bagaimana jika vaksin PCV terlambat diberikan? Tenang MomDad, vaksinasi PCV masih bisa dikejar tanpa perlu memulai dari awal. Jika dosis pertama sudah diberikan, tapi dosis kedua atau ketiga terlambat, si Kecil tidak perlu mengulang dari awal. Langsung lanjutkan dosisnya sesuai jadwal yang disarankan oleh dokter. Jadi, meskipun terlambat, vaksin PCV tetap bisa diberikan untuk melindungi si Kecil dari risiko pneumonia yang serius. Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati, yuk, segera konsultasikan ke dokter anak dan pastikan jadwal vaksinasi si Kecil lengkap. Dengan begitu, MomDad bisa lebih tenang karena si Kecil mendapatkan perlindungan yang optimal. Referensi:<ul><li>Kemenkes. 2024. Laporan Kinerja 2023 <a classname="e-rte-anchor" href="https://p2p.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2024/02/Lapkin-2023-P2PM_16022024.pdf" title="https://p2p.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2024/02/Lapkin-2023-P2PM_16022024.pdf">https://p2p.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2024/02/Lapkin-2023-P2PM_16022024.pdf </a></li><li>National Heart, Lung, and Blood Institute. 2022. Pneumonia Prevention</li><li>National Library of Medicine. 2008. Vaccines to prevent pneumonia and improve child survival <a classname="e-rte-anchor" href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/18545739/" title="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/18545739/">https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/18545739/ </a></li><li>National Library of Medicine. 2015. Long-term effects of pneumonia in young children <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5922344/" title="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5922344/">https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5922344/ </a></li><li>National Library of Medicine. 2024. Understanding the effect of indoor air pollution on pneumonia in children under 5 in low- and middle-income countries: a systematic review of evidence <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6513791/" title="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6513791/">https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6513791/ </a></li><li>World Health Organization. 2022. Pneumonia in children <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/pneumonia" title="https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/pneumonia">https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/pneumonia </a></li></ul>

Vaksinasi Pneumonia, Bagaimana jika Telat Diberikan?

vaksinasi-pneumonia--bagaimana-jika-telat-diberikan--1731573284477

MomDad, pernahkah melihat tubuh si Kecil terlihat kuning beberapa hari setelah lahir? Kondisi ini biasa disebut dengan jaundice atau bayi kuning. Meski sering bikin panik, sebenarnya bayi kuning adalah hal yang umum terjadi, terutama pada bayi yang baru lahir. Yuk, kita bahas lebih lanjut, apa itu bayi kuning, penyebabnya, dan cara mengatasinya! Apa itu Bayi Kuning dan Apakah Kondisi Ini Normal? ﻿Bayi kuning terjadi karena peningkatan kadar bilirubin dalam darah si Kecil. Bilirubin ini adalah zat kuning yang terbentuk dari pemecahan sel darah merah. Biasanya, hati akan memproses bilirubin ini dan mengeluarkannya dari tubuh, tapi pada bayi baru lahir, terutama yang prematur [1,2], hati mereka masih belum bekerja sempurna. Akibatnya, bilirubin menumpuk di tubuh dan menyebabkan warna kuning pada kulit serta bagian putih mata. Kondisi ini sangat umum terjadi pada bayi berusia 2-3 hari. Dari 100 bayi sehat, 60 bayi mengalami kuning [3]. Atau sekitar 60% bayi baru lahir cukup bulan bisa mengalami penyakit kuning dan 80% bayi prematur. Selain itu, bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes kemungkinan besar bisa mengalami kondisi ini [4]. Jadi, MomDad tidak perlu terlalu khawatir, ya. Pada kebanyakan kasus, penyakit kuning bisa hilang sendiri selama 1 minggu pada bayi cukup bulan dan 2 minggu pada bayi kurang bulan [1], terutama jika kuning yang terjadi adalah ikterus fisiologis, yaitu kuning yang disebabkan oleh organ tubuh bayi yang belum sepenuhnya matang. Namun, kadar bilirubin yang terlalu tinggi dapat berbahaya jika sampai ke otak. Ini bisa menyebabkan masalah serius seperti kejang, ketulian, atau bahkan retardasi mental bahkan sampai kecacatan permanen atau kernicterus [1,4,5]. Itulah mengapa penting untuk terus memantau kondisinya. Penyebab dan gejala bayi kuning yang MomDad harus ketahui <ul><li>Ikterus fisiologis</li></ul>Selama beberapa hari pertama kehidupan, bayi tidak dapat membuang banyak bilirubin. Hal ini normal terjadi sebagai respons terhadap berkurangnya kemampuan bayi untuk mengeluarkan bilirubin [4].Ikterus fisiologis terjadi karena imaturitas sistem tubuh bayi, terutama hati untuk mengekskresikan bilirubin sehingga kadar bilirubin meningkat dan menumpuk di dalam tubuh bayi. Ikterus fisiologis ini umumnya memuncak di usia 3-5 hari pasca kelahiran dan dimulai pada usia 2-3 hari [6]. <ul><li>Kesulitan menyusui atau breastfeeding jaundice</li></ul>Kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko kuning adalah karena di awal kehidupan kemampuan bayi menyusu masih belum terlalu baik sehingga bayi mengalami breastfeeding jaundice. Breastfeeding jaundice terjadi karena hambatan dalam ekskresi/pembuangan bilirubin melalui feses. Bayi juga sering mengalami dehidrasi pada kuning yang disebabkan oleh hal ini [2,4]. <ul><li>Breastmilk jaundice</li></ul>Bayi kondisi kuning yang disebabkan oleh ASI atau breastmilk jaundice. Umumnya, breastmilk jaundice timbul di minggu ketiga usia bayi [1]. Akan tetapi, itu bisa bertahan 3 hingga 12 minggu. Bayi tetap masih bisa diberikan ASI, namun kadar bilirubinnya harus dipantau tenaga kesehatan sehingga apabila terlalu tinggi, dapat dikerjakan fototerapi [4].Beberapa kondisi medis lain juga dapat meningkatkan proses pecahnya sel darah merah ini misalnya infeksi saat di dalam kandungan juga dapat meningkatkan risiko bayi kuning, prematuritas, genetik, trauma pada saat kelahiran [6]. Kapan Bayi Kuning Harus Dibawa ke Dokter? <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/ef75be96f925a65ace5065f3261a73c3_1730967447228.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Bayi kuning-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> MomDad, meskipun kuning sering kali normal, tetap perlu waspada jika kondisinya tidak membaik. Bawa si Kecil ke dokter jika [7]:<ul><li>Kulit atau matanya makin kuning.</li><li>Kuningnya meluas hingga perut, lengan, atau kakinya.</li><li>si Kecil tampak lesu, sulit dibangunkan, atau tidak mau menyusu.</li><li>Terjadi perubahan perilaku seperti mudah marah atau menangis berlebihan.</li></ul> Jika kondisi ini muncul, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan kadar bilirubin untuk memastikan apakah kuningnya masih dalam batas normal atau memerlukan penanganan lebih lanjut. Apakah Menjemur Efektif Mengobati Bayi Kuning? ﻿﻿Mungkin MomDad juga pernah mendengar jika menjemur si Kecil di bawah sinar matahari pagi dapat cepat menghilangkan kuningnya. Sayangnya, menurut IDAI [7], menjemur bayi bukanlah cara yang efektif untuk mengatasi penyakit kuning. Paparan sinar matahari langsung tidak cukup kuat untuk memecah bilirubin seperti halnya fototerapi. Jadi, lebih baik konsultasikan ke dokter untuk terapi yang lebih tepat, ya, MomDad. Salah satu cara yang efektif untuk mengatasi bayi kuning adalah dengan terapi sinar atau fototerapi, yang menggunakan cahaya khusus untuk membantu memecah bilirubin sehingga bisa dikeluarkan dari tubuh lebih cepat. Terapi ini biasanya dilakukan di rumah sakit di bawah pengawasan dokter. Menurut penelitian, fototerapi adalah pilihan utama untuk mengobati bayi kuning, terutama jika kadar bilirubinnya berada di atas batas untuk dilakukan fototerapi [8]. Jadi, jika dokter menyarankan fototerapi, MomDad tidak perlu ragu. Ini adalah metode yang aman dan terbukti efektif untuk menurunkan kadar bilirubin si Kecil. Jika si Kecil Mengalami Bayi Kuning, Bagaimana Cara Mengoptimalkan Kesehatannya? ﻿﻿Selain mengikuti terapi dan anjuran dokter, ada beberapa hal yang bisa MomDad lakukan untuk mendukung kesehatan si Kecil:<ol><li>Penuhi kebutuhan ASI-nya, ASI adalah nutrisi terbaik untuk membantu bayi pulih dari kuning.</li><li>Pantau kadar bilirubin sesuai dengan saran dokter. Jika perlu, lakukan fototerapi untuk mempercepat proses penyembuhan sesuai dengan anjuran dokter</li><li>Jaga kesehatan si Kecil dengan pemeriksaan rutin dan memerhatikan tanda-tanda jika kuningnya semakin parah.</li></ol> Walaupun bayi kuning bisa bikin khawatir, tapi kondisi ini biasanya bisa pulih dengan sendirinya. Yang penting adalah tetap tenang, perhatikan gejala yang muncul, dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Dengan penanganan yang tepat, si Kecil akan segera kembali sehat dan siap tumbuh optimal. Referensi:<ol><li>Ogunfowora OB, Daniel OJ. (2006). Neonatal jaundice and its management: Knowledge, attitude and practice of community health workers in Nigeria. BMC Public Health, 6: 19.</li><li>&nbsp;Division of Nutrition, Physical Activity, and Obesity, National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion</li><li>Dr. Eveline P.N. Sp.A. Bayi Saya Kuning, Berat Badannya Turun. Apa yang Harus Saya Lakukan? Ikatan Dokter Anak Indonesia. 24 Agustus 2017.</li><li>Hyperbilirubinemia in the Newborn</li><li>Ullah S, Rahman K, Hedayati M. Hyperbilirubinemia in Neonates: Types, Causes, Clinical Examinations, Preventive Measures and Treatments: A Narrative Review Article. Iran J Public Health. 2016 May;45(5):558-68. PMID: 27398328; PMCID: PMC4935699.</li><li>Infant jaundice - Symptoms &amp; causes - Mayo Clinic</li><li>IDAI. 2015. Menjemur Bayi dengan Tepat&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/menjemur-bayi-dengan-tepat" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/menjemur-bayi-dengan-tepat" style="text-align: inherit;">https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/menjemur-bayi-dengan-tepat</a></li><li>Healthy Children. 2024. Jaundice in Newborns&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/jaundice.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/jaundice.aspx" style="text-align: inherit;">https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/jaundice.aspx</a></li></ol>

Bayi Kuning pada Newborn, Kenali Penyebab & Cara Penanganannya!

bayi-kuning-pada-newborn--kenali-penyebab---cara-penanganannya--1731573240297

Saat sedang hamil, kebutuhan nutrisi untuk tubuh dan si Kecil yang ada dalam kandungan jadi super penting! Salah satu nutrisi yang nggak boleh terlewatkan adalah asam folat. Nutrisi ini berperan besar dalam mencegah berbagai risiko kesehatan pada janin. Jadi, penting banget untuk memastikannya tercukupi, baik dari makanan maupun suplemen. Yuk, simak peran asam folat yang wajib MomDad tahu! Peran Penting Asam Folat untuk Ibu Hamil Asam folat, atau yang dikenal juga sebagai vitamin B9, punya peran utama dalam mencegah cacat tabung saraf pada janin, seperti spina bifida. Pada masa kehamilan, kebutuhan asam folat meningkat drastis karena nutrisi ini berperan penting dalam mendukung perkembangan saraf si Kecil. Kekurangan asam folat nggak hanya berdampak pada janin, tapi juga bisa menyebabkan masalah kesehatan bagi Mom, seperti anemia dan gangguan saraf. Selain itu, asam folat penting banget buat dikonsumsi bahkan sebelum hamil, terutama bagi Mom yang lagi merencanakan kehamilan. Dianjurkan untuk mengonsumsi 400 mikrogram asam folat setiap hari hingga usia kehamilan mencapai 12 minggu. Kalau Mom belum sempat mengonsumsi asam folat sebelum dinyatakan hamil, nggak usah panik! Segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan asupan asam folat yang tepat, ya! Sumber Asam Folat yang Bisa MomDad Konsumsi <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/346a57589660521df91100567d31d6c11_1730964504621.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Asam folat untuk ibu hamil-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Asam folat secara alami banyak ditemukan di sayuran hijau seperti bayam, brokoli, dan kacang-kacangan. Tapi, saat hamil, memenuhi kebutuhan asam folat hanya dari makanan sering kali kurang cukup. Makanya, banyak dokter menyarankan Mom untuk menambah suplemen asam folat agar kebutuhan ini terpenuhi dengan baik. Nggak hanya untuk mencegah spina bifida, asam folat juga berperan penting dalam mencegah risiko kelainan jantung bawaan, sumbing, dan bahkan kelahiran prematur. Hal ini karena asam folat membantu proses replikasi DNA dan mendukung berbagai reaksi enzimatik yang penting selama kehamilan. Jadi, untuk Mom yang sedang hamil atau merencanakan kehamilan, jangan lupa untuk selalu konsumsi cukup asam folat! Lengkapi asupan ini dari makanan sehari-hari seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, dan jeruk, serta suplemen sesuai anjuran dokter. Yuk, jaga kesehatan Mom dan si Kecil dari sekarang dengan mencukupi kebutuhan asam folat sejak sebelum masa kehamilan! Referensi:<ul><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.nhs.uk/pregnancy/keeping-well/vitamins-supplements-and-nutrition/#:~:text=Folic%20acid%20before%20and%20during,tube%20defects%2C%20including%20spina%20bifida." title="https://www.nhs.uk/pregnancy/keeping-well/vitamins-supplements-and-nutrition/#:~:text=Folic%20acid%20before%20and%20during,tube%20defects%2C%20including%20spina%20bifida.">https://www.nhs.uk/pregnancy/keeping-well/vitamins-supplements-and-nutrition/#:~:text=Folic%20acid%20before%20and%20during,tube%20defects%2C%20including%20spina%20bifida. </a></li><li>Greenberg JA, Bell SJ, Guan Y, Yu YH. Folic Acid supplementation and pregnancy: more than just neural tube defect prevention. Rev Obstet Gynecol. 2011;4:52-9</li></ul>

Catat, Ini Peran Penting Asam Folat untuk Janin & Ibu Hamil

catat--ini-peran-penting-asam-folat-untuk-janin---ibu-hamil-1731573216599

BAHAN:120 gram atau 1 ubi jalar kuning kukus ukuran sedang, haluskan50 gram ikan bawal, cincang kasar15 gram kuntum brokoli, cincang1 butir telur ayam, kocok lepas15 ml atau 3 sdt minyak jagung BUMBU HALUS:﻿﻿½ siung bawang putih½ buah bawang merah CARA MEMBUAT:﻿﻿1.⁠ ⁠Tumis bumbu halus hingga harum, sishkan.2.⁠ ⁠Campur tumisan bumbu dengan ubi jalar, ikan, kocokan telur, dan brokoli, lalu aduk hingga tercampur rata.3.⁠ ⁠Masukkan ke dalam wadah tahan panas.4.⁠ ⁠Kukus hingga matang.

Resep MPASI: Tim Ubi Jalar Bawal

resep-mpasi--tim-ubi-jalar-bawal-1733115680907

BAHAN:100 gram atau 1 kentang rebus ukuran sedang, haluskan40 gram atau 1 potong bagian ayam ukuran sedang (ambil dagingnya), 3. cincang halus50 ml susu cair100 ml air7,5 ml atau 1½ minyakkanola untuk menumis BUMBU HALUS:﻿﻿1 siung bawang putih1 buah bawang merah CARA MEMBUAT:﻿﻿1.⁠ ⁠Tumis bumbu halus hingga harum. Sisihkan.2.⁠ ⁠Campur kentang lumat dengan susu sampai tercampur rata.3.⁠ ⁠Masukkan tumisan bumbu, minyak untuk menumis, ayam cincang, lalu aduk hingga tercampur rata.4.⁠ ⁠Masukkan di dalam wadah tahan panas, lalu kukus hingga matang.

Resep MPASI: Bubur Kentang Ayam

resep-mpasi--bubur-kentang-ayam-1733115695876

Saat si Kecil mulai MPASI, kebersihan dan penyimpanan makanan menjadi sangat penting untuk memastikan asupan nutrisinya tetap terjaga. Menurut rekomendasi WHO, makanan pendamping ASI sebaiknya disiapkan dan disimpan dengan cara yang aman dan higienis. Sayangnya, jika penyimpanan tidak dilakukan dengan benar, makanan bisa terkontaminasi bakteri, yang berdampak pada penurunan kualitas nutrisi MPASI.Psst! MomDad, ada <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/mpasi101" title="https://primaku.page.link/mpasi101" target="_blank"></a><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/mpasi101" title="https://primaku.page.link/mpasi101" target="_blank">Kelas MPASI 101</a> bersama dr. Nunki Andria Samudra, Sp.A, dan Nadya Puteri (1st RU Masterchef Indonesia S8) yang akan membimbing MomDad dengan panduan lengkap dari jadwal pemberian hingga variasi jenis makanan sesuai usia dan perkembangan bayi, lho! Yuk, beli Kelas MPASI 101 di SuperClass Parenthood Institute 2024!Sekarang, kita simak dulu cara penyimpanan MPASI yang baik dan benar agar kualitas makanan si Kecil tetap terjamin! Kebersihan dan Keamanan Kunci MPASI Berkualitas ﻿﻿Dalam menyiapkan MPASI, pastikan kebersihan dan keamanan makanan tetap terjaga. Beberapa langkah yang perlu MomDad lakukan mencakup:<ol><li>Mencuci tangan sebelum menyiapkan dan menyajikan MPASI</li><li>Menggunakan alat makan bersih dan steril</li><li>Memasak makanan hingga matang sempurna</li><li>Menghindari mencampur bahan mentah dengan makanan matang</li><li>Mencuci sayur dan buah sebelum digunakan</li><li>Menggunakan air bersih untuk memasak dan mencuci bahan makanan</li></ol>Selain menjaga kebersihan, suhu penyimpanan juga perlu diperhatikan. Untuk menjaga nutrisi dan menghindari kontaminasi bakteri, hindari menyimpan makanan pada suhu ruangan lebih dari 2 jam. Pastikan MPASI yang sudah dimasak disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu di bawah 5 derajat Celcius, terutama untuk bahan yang rentan seperti daging, ikan, telur, sayur, dan pasta. <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/a1589d2cba275b310779ea10ceb7bab0fd_1730635665090.jpg" alt="Suhu penyimpanan MPASI.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px; max-height: 1765px;" class="e-rte-image e-imgcenter e-imginline"> Sumber: Mommyclopedia: 99+ Resep MPASI Tips Menyimpan MPASI agar Nutrisi Tetap Terjaga Berikut adalah beberapa tips praktis yang bisa MomDad terapkan:<ol><li>Jaga kebersihan, pastikan tangan dan peralatan yang digunakan bersih.</li><li>Pisahkan bahan mentah dan matang, jangan mencampur makanan yang belum dimasak dengan yang sudah matang.</li><li>Masak hingga matang, pastikan MPASI dimasak sempurna untuk membunuh bakteri.</li><li>Simpan sesuai suhu yang dianjurkan, usahakan segera menyimpan MPASI di lemari pendingin dan hindari membiarkannya di suhu ruangan lebih dari dua jam.</li><li>Gunakan air bersih, ini sangat penting untuk mencegah bakteri masuk ke makanan si Kecil.</li></ol>Jangan lupa, selain penyimpanan, durasi penyimpanan MPASI juga penting. Hindari menyimpan MPASI terlalu lama untuk mencegah pertumbuhan bakteri. <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/5fd255851d3fd74d74dd1131269b48c8_1730635749353.jpg" alt="Suhu penyimpanan MPASI-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px; max-height: 417px;" class="e-rte-image e-imgcenter e-imginline"> Sumber: Mommyclopedia: 99+ Resep MPASI Siap Menghadapi Perjalanan MPASI? Bergabung di Kelas MPASI 101! ﻿﻿Menyiapkan MPASI memang membutuhkan perhatian ekstra, namun MomDad tidak perlu khawatir! Kelas MPASI 101 bersama dr. Nunki Andria Samudra, Sp.A, dan Nadya Puteri (1st RU Masterchef Indonesia S8) akan membimbing MomDad dengan panduan lengkap dari jadwal pemberian hingga variasi jenis makanan sesuai usia dan perkembangan bayi. Kelas ini juga menghadirkan sesi memasak bersama chef, sehingga MomDad bisa belajar membuat MPASI bergizi dan mudah di rumah. Dengan materi yang aplikatif dan tutorial memasak, Kelas MPASI 101 siap menemani MomDad dalam perjalanan memberikan nutrisi terbaik bagi si Kecil!Beli <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/mpasi101" title="https://primaku.page.link/mpasi101" target="_blank"></a><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/mpasi101" title="https://primaku.page.link/mpasi101" target="_blank">Kelas MPASI 101</a> di SuperClass Parenthood Institute 2024 dan pastikan MomDad siap memberikan nutrisi terbaik bagi tumbuh kembang si Kecil. Jangan lewatkan kesempatan ini, yuk mulai perjalanan MPASI si Kecil dengan persiapan yang matang dan menyenangkan! <a href="https://primaku.page.link/mpasi101" target="_blank"><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/65432bc644aae4b71b2fb975f8e74c4f_1730772206967.png" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="MPASI-101.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px; max-height: 538px;"></a> Referensi:<ul><li>Kemenkes. 2024. Pemberian Makanan Pendamping ASI yang Tepat untuk Pencegahan Stunting&nbsp; <a classname="e-rte-anchor" href="https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3121/pemberian-makanan-pendamping-asi-yang-tepat-untuk-pencegahan-stunting" title="https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3121/pemberian-makanan-pendamping-asi-yang-tepat-untuk-pencegahan-stunting" style="text-align: inherit;">https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3121/pemberian-makanan-pendamping-asi-yang-tepat-untuk-pencegahan-stunting</a></li><li>Meta Hanindita, Mommyclopedia: 99+ Resep MPASI, Terbitan pertama (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama: 2024), hal. 16-18</li></ul>

Panduan Menyimpan MPASI agar Tetap Higienis dan Nutrisi Terjaga

panduan-menyimpan-mpasi-agar-tetap-higienis-dan-nutrisi-terjaga-1733116057157

Menyusui adalah perjalanan yang indah dan berharga bagi setiap ibu. Proses ini tidak hanya memberikan nutrisi terbaik bagi si Kecil, tetapi juga memperkuat ikatan emosional antara ibu dan bayi. Dalam enam bulan pertama kehidupan bayi, pemberian ASI eksklusif memiliki manfaat luar biasa yang tidak bisa diabaikan. Mari kita jelajahi pentingnya menyusui, termasuk waktu ideal untuk menyusui, serta tantangan yang mungkin dihadapi oleh para ibu. Mom butuh informasi dan dukungan lebih untuk mendukung perjalanan meng-ASI-hi agar lebih menyenangkan? Yuk, beli <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" title="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" target="_blank"></a><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" title="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" target="_blank">Kelas Laktasi</a> bersama dr. Ria Yoanita, Sp.A di SuperClass Parenthood Institute 2024.Pentingnya ASI Eksklusif untuk Kesehatan Ibu dan Bayi﻿﻿Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama adalah langkah penting untuk memastikan kesehatan optimal bagi bayi. Nutrisi yang terkandung dalam ASI tidak dapat disamai oleh susu formula. Selain memberikan manfaat kesehatan bagi bayi, menyusui juga menawarkan sejumlah keuntungan bagi ibu, seperti:<ol><li>Mengurangi risiko kanker: hasil penelitian mengungkapkan, bahwa pemberian ASI minimal 6 bulan, dapat menurunkan risiko kanker endometrium hingga 11 persen.</li><li>Menjaga kesehatan Ibu dengan diabetes: hormon oksitosin yang dilepas saat menyusui dapat mengurangi stres dan memicu peningkatan kadar gula darah.</li><li>Menunda kembalinya kesuburan: Hormon yang berperan dalam produksi ASI dapat menekan ovulasi, menjadikan menyusui sebagai metode kontrasepsi alami untuk menjaga jarak kelahiran yang aman.</li><li>Meningkatkan naluri keibuan: secara psikologis, menyusui dapat meningkatkan kepercayaan diri dan memperkuat ikatan emosional antara ibu dan bayi.</li></ol>Menyusui juga memberikan pengalaman unik bagi Mom untuk memahami ritme dan kebutuhan bayi. Tidak ada durasi pasti untuk satu sesi menyusui, karena setiap bayi memiliki kebutuhan yang berbeda. Bayi yang kenyang akan tertidur dan biasanya meminta untuk menyusu kembali setelah 2-3 jam. Oleh karena itu, penting bagi Mom untuk bersikap responsif terhadap sinyal dari bayi, sehingga momen menyusui dapat berlangsung nyaman dan menyenangkan.Tantangan dalam Menyusui<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/c915be398049581092fa2f817e6a31034e_1730635108340.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Tantangan Menyusui-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Meskipun menyusui adalah pengalaman yang indah, proses ini seringkali tidak berjalan mulus. Banyak ibu menghadapi berbagai tantangan saat menyusui, seperti produksi ASI yang minim, payudara bengkak, puting lecet, hingga dehidrasi. Berikut adalah beberapa masalah umum yang mungkin dihadapi, apakah Mom mengalami salah satunya?<ol><li>Dehidrasi musuh utama Ibu menyusui</li></ol>﻿﻿ASI terdiri dari 88% air, sehingga penting bagi Ibu menyusui untuk tetap terhidrasi. Jika tubuh kekurangan cairan, produksi ASI dapat terganggu. Pastikan untuk mengonsumsi setidaknya 2,5-3 liter cairan setiap hari agar produksi ASI tetap optimal.2. Produksi ASI Minim, apa yang salah?﻿﻿Jika ASI yang diproduksi terasa sedikit, jangan khawatir. Produksi ASI dipengaruhi oleh prinsip supply and demand, semakin sering payudara dikosongkan, semakin cepat produksi ASI berlangsung. Rajinlah menyusui atau memompa ASI untuk merangsang produksi.3. Payudara bengkak﻿﻿Pembengkakan payudara sering terjadi setelah kelahiran saat produksi ASI meningkat. Jika payudara terasa penuh dan nyeri, seringlah menyusui atau memerah ASI. Memperbaiki perlekatan bayi juga sangat membantu.4. Puting lecetPuting lecet bisa disebabkan oleh posisi menyusui atau perlekatan yang salah. Pastikan posisi menyusui sudah benar agar tidak menimbulkan rasa sakit.5. MastitisMastitis adalah peradangan pada payudara yang dapat disebabkan oleh saluran ASI yang tersumbat. Tanda-tanda seperti nyeri, demam, dan payudara yang panas serta merah perlu diwaspadai. Tetaplah menyusui dan memerah ASI untuk mencegah sumbatan lebih lanjut.Menjadi ibu menyusui adalah sebuah perjalanan yang penuh tantangan, namun juga sangat berharga. Dengan memahami pentingnya menyusui, mengikuti ritme bayi, dan mengatasi tantangan yang muncul, setiap ibu dapat menikmati momen menyusui tanpa kendala.Ingatlah bahwa Mom tidak sendirian dalam perjalanan ini. Setiap tetes ASI yang Mom berikan adalah investasi berharga bagi kesehatan dan perkembangan bayi. Teruslah berusaha, jangan ragu untuk mencari dukungan, dan yakinlah bahwa Mom sedang melakukan yang terbaik untuk si Kecil.Mom butuh informasi dan dukungan lebih untuk mendukung perjalanan meng-ASI-hi agar lebih menyenangkan? Yuk, beli <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" title="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" target="_blank"></a><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" title="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" target="_blank">Kelas Laktasi</a> bersama dr. Ria Yoanita, Sp.A di SuperClass Parenthood Institute 2024. Jangan lewatkan kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan penting yang akan membantu Mom memberikan nutrisi terbaik bagi si Kecil. Beli sekarang dan mulailah perjalanan menyusui yang lebih mudah dan menyenangkan!MomDad juga dapat melihat video tutorial untuk beli kelas SuperClass <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/p/DB82jTdyfEE/" title="https://www.instagram.com/p/DB82jTdyfEE/" target="_blank">di sini.</a> <a href="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" target="_blank"><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/137919a97827a323a199e7177fce3eef_1730772167173.png" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="Kelas-Laktasi.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px; max-height: 538px;"></a> Referensi: <ul><li>Kemenkes. 2022. 4 Manfaat Pemberian ASI bagi kesehatan Ibu&nbsp; <a classname="e-rte-anchor" href="https://ayosehat.kemkes.go.id/4-manfaat-pemberian-asi-bagi-kesehatan-ibu" title="https://ayosehat.kemkes.go.id/4-manfaat-pemberian-asi-bagi-kesehatan-ibu" style="text-align: inherit;">https://ayosehat.kemkes.go.id/4-manfaat-pemberian-asi-bagi-kesehatan-ibu</a></li><li>Konsensus Nasional POGI 2013 : Kebutuhan Asupan Air Bagi Ibu Hamil, Melahirkan dan Menyusui</li></ul>