Tahukah MomDad, kalau tidur bukan hanya waktu istirahat, tapi juga saat tubuh si Kecil melakukan banyak hal penting? Tidur membantu anak menyimpan apa yang mereka pelajari, menjaga sistem imun tetap kuat, dan yang paling penting, tidur adalah waktu di mana hormon pertumbuhan diproduksi. Itulah mengapa anak-anak di segala usia butuh tidur yang cukup agar mereka bisa aktif bermain, belajar, dan fokus sepanjang hari. Berapa Lama Anak Harus Tidur?Jumlah jam tidur yang cukup sangat penting untuk mendukung pertumbuhan, perilaku, dan kemampuan belajar anak. Kalau pola tidur si Kecil berantakan, ia mungkin akan kesulitan fokus, jadi lebih mudah marah, dan bahkan bisa memengaruhi kesehatannya di masa depan.Menurut American Academy of Sleep Medicine, kebutuhan tidur anak berdasarkan usianya adalah:<ul><li>Bayi (4-12 bulan): 12-16 jam per hari</li><li>Anak (1-2 tahun): 11-14 jam per hari</li><li>Anak (3-5 tahun): 10-13 jam per hari</li><li>Anak (6-12 tahun): 9-12 jam per hari</li><li>Remaja (13-18 tahun): 8-10 jam per hari</li></ul> Tidur yang cukup ini tidak hanya membuat anak lebih sehat, tapi juga membuat mereka lebih ceria dan punya kesehatan mental yang lebih baik. Anak yang cukup tidur juga cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih baik dan terhindar dari risiko kesehatan, seperti obesitas. Pola Tidur Sehat, Pertumbuhan OptimalJadi, MomDad, yuk pastikan si Kecil punya pola tidur yang sehat! Dengan tidur yang cukup, tidak hanya akan tumbuh dengan optimal, tapi juga membuat si Kecil jadi lebih ceria dan cerdas. Referensi:<ul><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://raisingchildren.net.au/newborns/sleep/understanding-sleep/about-sleep" title="https://raisingchildren.net.au/newborns/sleep/understanding-sleep/about-sleep">https://raisingchildren.net.au/newborns/sleep/understanding-sleep/about-sleep </a></li><li>Liu J dkk. Childhood sleep: physical, cognitive, and behavioral consequences and implications. World J Pediatr. 2022 Nov 23 : 1–11.</li></ul>

Rahasia Pola Tidur Ideal untuk Tumbuh Kembang Si Kecil

rahasia-pola-tidur-ideal-untuk-tumbuh-kembang-si-kecil-1727062444046

Pernah nggak sih merasa nyeri luar biasa di puting saat menyusui dan ternyata melihat ada titik putih di ujung puting? Nah, bisa jadi itu tanda adanya milk blister. Meskipun kecil, milk blister bisa bikin kegiatan menyusui jadi sangat nggak nyaman. Yuk, kita bahas lebih lanjut apa itu milk blister, penyebabnya, dan bagaimana cara mengatasinya! Apa Itu Milk Blister dan Bagaimana Terjadinya?Milk blister adalah luka kecil berwarna putih yang muncul di ujung puting. Luka ini biasanya berbatas tegas dan sangat nyeri, terutama saat si Kecil menyusu. Milk blister sering disertai tonjolan kecil yang menghubungkan blister ke payudara. Kondisi ini bisa terjadi karena adanya stasis ASI atau pengeluaran ASI yang kurang lancar. Akibatnya, ASI menumpuk dan menyebabkan benjolan putih yang nyeri pada puting.Selain itu, milk blister juga sering muncul bersamaan dengan keluhan blocked ducts atau saluran ASI yang tersumbat. Saat ini terjadi, menyusui bisa terasa sangat sakit, karena ASI yang menumpuk di bawah lapisan kulit pada puting. Penyebab Milk Blister: Apa Saja yang Harus Diperhatikan?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/f6cab1edf0c1bb6f74335d10cd931410ca_1727061757041.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Milk_blister-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> Penyebab utama milk blister adalah gesekan atau tekanan berlebih di ujung puting, yang bisa menyebabkan peradangan pada sel epitel. Saat peradangan terjadi, ASI bisa menumpuk di saluran di bawah permukaan epitel, menciptakan tekanan yang semakin memperparah peradangan. Selain itu, penumpukan sel darah putih di area yang meradang juga bisa menyebabkan munculnya milk blister.Untuk mencegah milk blister, penting untuk Mom memastikan perlekatan bayi saat menyusui dalam kondisi yang tepat. Pastikan juga payudara dikosongkan dengan optimal setiap kali menyusui, agar tidak ada ASI yang menumpuk dan menyebabkan masalah. Cara Mengatasi Milk BlisterJangan khawatir, Mom! Meski milk blister bisa sangat nyeri, ada beberapa cara sederhana yang bisa Mom lakukan di rumah untuk meredakannya:​<ol><li>Kompres Hangat: Gunakan kain hangat yang dicelupkan dalam larutan garam saline, lalu tempelkan pada area puting yang terkena blister. Ini bisa membantu melunakkan kulit dan mempermudah pengeluaran ASI.​</li><li>Kelembaban: Pastikan area puting tetap lembab untuk mencegah kulit kering dan pecah-pecah, yang bisa memperparah kondisi milk blister.</li><li>Perah atau Susui Langsung: Setelah kompres hangat, coba perah ASI atau susui bayi langsung untuk membantu membuka sumbatan pada saluran ASI.</li></ol> Jika cara-cara ini tidak berhasil, mungkin Mom perlu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Dokter bisa melakukan teknik blebs puncture, yaitu membuka sumbatan blister dengan jarum steril. Tapi jangan khawatir, meskipun memiliki milk blister, Mom masih bisa menyusui dengan aman, kok! KesimpulanMilk blister memang bisa bikin menyusui jadi kurang nyaman, tapi dengan penanganan yang tepat, Mom bisa mengatasinya dengan baik. Pastikan perlekatan saat menyusui benar, kosongkan payudara dengan optimal, dan lakukan perawatan yang tepat jika milk blister muncul. Kalau masih ragu, jangan segan untuk konsultasi ke dokter ya, MomDad! Referensi:<ul><li>Modul pelatihan Indonesian breastfeeding course for clinicians. Satuan tugas ASI ikatan dokter anak Indonesia 2022.</li><li>Pelatihan manajemen laktasi revisi tahun 2019</li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://kellymom.com/bf/concerns/mother/nipplebleb/" title="https://kellymom.com/bf/concerns/mother/nipplebleb/">https://kellymom.com/bf/concerns/mother/nipplebleb/ </a></li><li>Douglas P. Re-thinking lactation-related nipple pain and damage. Womens Health (Lond). 2022 Jan-Dec;18:17455057221087865. doi: 10.1177/17455057221087865. PMID: 35343816; PMCID: PMC8966064.</li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S088421752100277X" title="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S088421752100277X">https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S088421752100277X</a></li></ul>

Muncul Luka Putih di Puting Saat Menyusui: Kenali Milk Blister dan Cara Mengatasinya

muncul-luka-putih-di-puting-saat-menyusui--kenali-milk-blister-dan-cara-mengatasinya-1727062122091

<p dir="auto" style="margin-top: 12px; margin-bottom: 0px; caret-color: rgb(23, 43, 77); color: rgb(23, 43, 77); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, &quot;Noto Sans&quot;, Ubuntu, &quot;Droid Sans&quot;, &quot;Helvetica Neue&quot;, sans-serif; font-size: 14px;">BAHAN: 30 gram&nbsp;atau 2 sdm beras 40 gram&nbsp;daging beult atau 3 belut (ambil dagingnya), cincang 10 gram&nbsp;wortel, iris tipis 2 helai&nbsp;daun salam<p dir="auto" style="margin-top: 12px; margin-bottom: 0px; caret-color: rgb(23, 43, 77); color: rgb(23, 43, 77); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, &quot;Noto Sans&quot;, Ubuntu, &quot;Droid Sans&quot;, &quot;Helvetica Neue&quot;, sans-serif; font-size: 14px;">1/2 batang&nbsp;serai<p dir="auto" style="margin-top: 12px; margin-bottom: 0px; caret-color: rgb(23, 43, 77); color: rgb(23, 43, 77); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, &quot;Noto Sans&quot;, Ubuntu, &quot;Droid Sans&quot;, &quot;Helvetica Neue&quot;, sans-serif; font-size: 14px;">1/4 cm&nbsp;lengkuas<p dir="auto" style="margin-top: 12px; margin-bottom: 0px; caret-color: rgb(23, 43, 77); color: rgb(23, 43, 77); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, &quot;Noto Sans&quot;, Ubuntu, &quot;Droid Sans&quot;, &quot;Helvetica Neue&quot;, sans-serif; font-size: 14px;">60 ml&nbsp;atau 4 sdm santan<p dir="auto" style="margin-top: 12px; margin-bottom: 0px; caret-color: rgb(23, 43, 77); color: rgb(23, 43, 77); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, &quot;Noto Sans&quot;, Ubuntu, &quot;Droid Sans&quot;, &quot;Helvetica Neue&quot;, sans-serif; font-size: 14px;">150 ml&nbsp;air<p dir="auto" style="margin-top: 12px; margin-bottom: 0px; caret-color: rgb(23, 43, 77); color: rgb(23, 43, 77); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, &quot;Noto Sans&quot;, Ubuntu, &quot;Droid Sans&quot;, &quot;Helvetica Neue&quot;, sans-serif; font-size: 14px;">7,5 ml&nbsp;atau 1 1/2 sdt minyak sayur untuk menumis Garam secukupnya (jika diperlukan)<p dir="auto" style="margin-top: 12px; margin-bottom: 0px; caret-color: rgb(23, 43, 77); color: rgb(23, 43, 77); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, &quot;Noto Sans&quot;, Ubuntu, &quot;Droid Sans&quot;, &quot;Helvetica Neue&quot;, sans-serif; font-size: 14px;">BUMBU HALUS: 1 siung&nbsp;bawang putih 1 buah&nbsp;bawang merah<p dir="auto" style="margin-top: 12px; caret-color: rgb(23, 43, 77); color: rgb(23, 43, 77); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, &quot;Noto Sans&quot;, Ubuntu, &quot;Droid Sans&quot;, &quot;Helvetica Neue&quot;, sans-serif; font-size: 14px;">CARA MEMBUAT: 1.⁠ ⁠Tumis bumbu halus hingga harum, tambahkan satu helai daun salam, serai, dan lengkuas. 2.⁠ ⁠Masukkan cincangan belut, tambahkan wortel, lalu masak hingga matang. Sisihkan. 3.⁠ ⁠Rebus beras dengan air dan satu helai daun salam hingga air menyusut. 4.⁠ ⁠Tambahkan santan dan garam, lalu aduk hingga air menyusut. 5.⁠ ⁠Masukkan tumisan belut, aduk hingga tercampur rata. 6.⁠ ⁠Buang daun salam, serai, dan lengkuas. 7.⁠ ⁠Saring hingga halus.

Resep MPASI Bubur Gurih Belut

resep-mpasi-bubur-gurih-belut-1726972312532

BAHAN :KULIT:<ul><li style="font-size: 12pt;">400 gram tepung terigu</li><li style="font-size: 12pt;">30 gram margarin</li><li style="font-size: 12pt;">1 butir telur ayam</li><li style="font-size: 12pt;">100 ml air</li><li style="font-size: 12pt;">Minyak untuk menggoreng</li></ul><div> </div>ISI:<ul><li>350 gram tuna kukus, disuwir</li><li>2 helai daun jeruk</li><li>1 batang serai</li><li>1 ruas jahe</li></ul> BUMBU HALUS:<ul><li>4 siung bawang putih</li><li>5 buah bawang merah</li><li>3 butir kemiri sangrai</li><li>¼ sdt pala bubuk</li><li>Garam secukupnya</li></ul> CARA MEMBUAT:1.⁠ ⁠Kulit: campur terigu, margarin, dan kocokan telur, lalu aduk hinggatercampur rata. Tuang air sedikit demi sedikit, lalu uleni.2.⁠ ⁠Isi: Tumis bumbu halus hingga harum, lalu masukkan ikan tuna, daun jeruk, serai, dan jahe. Aduk sampai kering dan matang. Sisihkan.3.⁠ ⁠Giling adonan kulit, lalu bentuk bulat dengan diameter sekitar 5 cm.4.⁠ ⁠Beri isian, lipat setengah lingkaran, rekatkan dengan air, lalu pilin tepinya,5.⁠ ⁠Goreng hingga matang.

Resep MPASI Finger Foods: Pastel Abon Tuna

resep-mpasi-finger-foods--pastel-abon-tuna-1726575253473

BAHAN:<ul><li>50 gram atau ½ gelas bihun, direndam di air panas, lalu diangkat.</li><li>40 gram daging ayam atau 1 potong bagian ayam ukuran sedang​ (ambil&nbsp;dagingnya), cincang</li><li>15 gram brokoli, iris tipis</li><li>3 butir telur puyuh rebus, iris tipis</li><li>1 helai daun salam</li><li>200 ml kaldu ayam</li><li>10 ml atau 2 sdt minyak kelapa untuk menumis</li><li>Garam secukupnya (jika diperlukan)</li><li>Merica secukupnya (jika diperlukan)</li></ul> BUMBU HALUS:<ul><li>1 siung bawang putih</li><li>1 buah bawang merah</li></ul> CARA MEMBUAT:<ul><li>Tumis bumbu halus hingga harum, lalu masukkan daun salam.</li><li>Rebus daging ayam dalam kaldu sampai lunak.</li><li>Masukkan tumisan bumbu, brokoli, bihun, telur puyuh, garam, dan merica, lalu masak hingga semua matang.</li><li>Buang daun salamnya.</li><li>Sesuaikan teksturnya dengan yang dinginkan.</li></ul>

Resep MPASI 9-11 Bulan: Tim Bihun Ayam

resep-mpasi-9-11-bulan--tim-bihun-ayam-1726574760067

Pernahkah MomDad mendengar kalau kerokan bisa bikin badan jadi lebih enteng? Banyak orang percaya kalau lagi merasa demam atau masuk angin, bisa diredakan dengan kerokan. Tapi, tahukah MomDad kalau kerokan itu nggak selalu aman lho, terutama untuk bayi? Bolehkah Bayi Kerokan?Kerokan adalah tindakan menggesekkan suatu benda pada kulit untuk melebarkan pembuluh darah di bawah kulit sehingga diharapkan memberikan efek nyaman pada tubuh.Bagaimana jika benda tersebut digesekkan di kulit bayi? Sayangnya, bayi masih memiliki kulit yang tipis dan sensitif, sehingga dikhawatirkan tindakan kerok beserta bahan yang digunakan untuk mengerok tersebut bisa menimbulkan iritasi, bahkan nyeri, luka, bengkak, dan infeksi. Selain itu, bayi juga bisa jadi rewel dan nggak nyaman karena sensasi kerokan yang aneh. Maka dari itu, kerokan tidak dianjurkan untuk bayi di bawah usia 1 tahun. Efek Samping Kerokan pada Anak yang Perlu DiwaspadaiTidak hanya bayi, kerokan juga tidak direkomendasikan untuk anak-anak. Kerokan pada anak bisa memiliki efek samping, terutama karena kulit dan tubuh mereka masih dalam tahap perkembangan. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi adalah:<ul><li>Nyeri saat tindakan mengerok.</li><li>Iritasi akibat minyak atau bawang yang digunakan untuk mengerok. Kulit anak lebih tipis dan lembut dibandingkan orang dewasa. Selain menyebabkan memar kemerahan, kandungan pada minyak atau bawang juga dapat menimbulkan iritasi.</li><li>Iritasi kulit berlanjut menjadi peradangan, bahkan kuman bisa masuk ke dalam luka dan menginfeksi. Proses kerokan melibatkan gesekan yang bisa merusak lapisan pelindung kulit, meningkatkan risiko infeksi jika alat yang digunakan tidak bersih atau kulit terluka.</li><li>Bayi tidak nyaman saat dikerok dan menjadi rewel, begitu juga dengan anak yang lebih besar. Anak-anak mungkin merasa tidak nyaman atau takut dengan sensasi kerokan, yang bisa berdampak buruk secara psikologis.</li></ul> Cara yang Lebih Aman untuk Mengatasi Masuk Angin pada Bayi<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/59d0c28de8380ee85410f710ebfda36d83_1726535419470.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Anak_demam.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> Perlu MomDad ketahui, kerokan bukanlah metode yang diakui dalam pengobatan medis, terutama untuk anak-anak. Masuk angin atau gejala flu pada anak, lebih baik diatasi dengan istirahat, hidrasi yang cukup, dan pengobatan yang direkomendasikan dokter.Nah, daripada melakukan hal-hal yang berisiko membahayakan si Kecil, MomDad bisa melakukan beberapa hal berikut ini di rumah:<ul><li>Kompres hangat: Letakkan kompres hangat di dahi atau tubuh bayi untuk meredakan demam.</li><li>Berikan ASI lebih sering: ASI mengandung zat antibodi yang bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi.</li><li>Jaga kebersihan: Pastikan lingkungan sekitar bayi bersih dan steril.</li></ul> Jadi, sekarang sudah tahu kan, MomDad! Kerokan bukanlah pilihan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pada bayi dan anak-anak. Lebih baik mengutamakan metode pengobatan yang sudah terbukti aman dan efektif, seperti yang dianjurkan oleh dokter. Jika menemukan gejala yang mengkhawatirkan pada kesehatan si Kecil, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter, ya! Referensi:<ul><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://core.ac.uk/download/pdf/12345623.pdf" title="https://core.ac.uk/download/pdf/12345623.pdf">https://core.ac.uk/download/pdf/12345623.pdf </a></li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1432/kerokan" title="https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1432/kerokan">https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1432/kerokan</a></li></ul>

Anak Sakit, Boleh Nggak sih Dikerokin?

anak-sakit--boleh-nggak-sih-dikerokin--1726535487232

Setelah usia 6 bulan, bayi memerlukan makanan pendamping ASI (MPASI) karena ASI saja tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan kalori, zat gizi makro dan mikro yang sangat diperlukan bayi. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), MPASI yang baik harus mampu memenuhi kebutuhan kalori serta kebutuhan zat gizi makro dan mikro yang tidak lagi dapat dipenuhi dari ASI saja. Lalu, nutrisi apa saja yang perlu dipenuhi dari MPASI? Nutrisi penting yang perlu dipenuhi dari MPASI <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/a693a7b69a561642e2ee6ee17094be96_1726535141326.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="PMBA-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> MPASI harus mengandung makronutrien berupa karbohidrat, protein dan lemak, serta mikronutrien yang pada usia di atas 6 bulan tidak dapat lagi dipenuhi oleh ASIProtein hewani harus ada pada MPASI karena selain protein dengan komposisi asam amino esensial yang ideal, , prohe juga memiliki kandungan mikronutrien yang lengkap seperti zink, besi, yodium, magnesium, kalsium, vitamin A, B, dan D, yang sangat berperan dalam regulasi proses dalam tubuh untuk menunjang tumbuh kembang optimal.&nbsp;Nutrien lain selain asam amino esensial yang terdapat di dalam sumber makanan hewani yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi antara lain: <div><div dir="ltr" style="margin-left:0pt;" align="left"><table style="border: none;" class="e-rte-table"><tbody><tr style="height:59.25pt"><td style="border-width: 0.999997pt; border-color: rgb(0, 0, 0); vertical-align: top; padding: 0pt 5pt; overflow: hidden; overflow-wrap: break-word;"><span style="font-size: 12pt; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Asam lemak esensial</td><td style="border-width: 0.999997pt; border-color: rgb(0, 0, 0); vertical-align: top; padding: 0pt 5pt; overflow: hidden; overflow-wrap: break-word;" class=""><span style="font-size: 12pt; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Sangat penting untuk pertumbuhan otak dn sistem saraf. Terdapat dalam konsentrasi tinggi pada otak dan retina, dan sangat diperlukan pada 2 tahun pertama kehidupan.</td></tr><tr style="height:83.25pt"><td style="border-width: 0.999997pt; border-color: rgb(0, 0, 0); vertical-align: top; padding: 0pt 5pt; overflow: hidden; overflow-wrap: break-word;"><span style="font-size: 12pt; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Kalsium</td><td style="border-width: 0.999997pt; border-color: rgb(0, 0, 0); vertical-align: top; padding: 0pt 5pt; overflow: hidden; overflow-wrap: break-word;"><span style="font-size: 12pt; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Bahan baku utama penyusun tulang dan gigi, berperan dalam kontraksi dan relaksasi pembuluh darah, komunikasi antar sel saraf, kontraksi otot dan sekresi hormon seperti insulin, terlibat dalam regulasi fungsi protein, termasuk enzim, dan mengoptimalkan aktivitas enzim.</td></tr><tr style="height:47.25pt"><td style="border-width: 0.999997pt; border-color: rgb(0, 0, 0); vertical-align: top; padding: 0pt 5pt; overflow: hidden; overflow-wrap: break-word;"><span style="font-size: 12pt; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Zink</td><td style="border-width: 0.999997pt; border-color: rgb(0, 0, 0); vertical-align: top; padding: 0pt 5pt; overflow: hidden; overflow-wrap: break-word;"><span style="font-size: 12pt; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Berperan dalam berbagai proses metabolik yang berkaitan dengan pertumbuhan linear dan kognitif, serta berperan dalam komunikasi antar sel saraf.</td></tr><tr style="height:59.25pt"><td style="border-width: 0.999997pt; border-color: rgb(0, 0, 0); vertical-align: top; padding: 0pt 5pt; overflow: hidden; overflow-wrap: break-word;"><span style="font-size: 12pt; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Yodium</td><td style="border-width: 0.999997pt; border-color: rgb(0, 0, 0); vertical-align: top; padding: 0pt 5pt; overflow: hidden; overflow-wrap: break-word;"><span style="font-size: 12pt; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Penting untuk sintesis hormon tiroid yang meregulasi berbagai proses fisiologis, termasuk pertumbuhan, perkembangan, metabolisme, dan reproduksi, serta mielinisasi sistem saraf pusat.</td></tr><tr style="height:107.25pt"><td style="border-width: 0.999997pt; border-color: rgb(0, 0, 0); vertical-align: top; padding: 0pt 5pt; overflow: hidden; overflow-wrap: break-word;"><span style="font-size: 12pt; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Besi</td><td style="border-width: 0.999997pt; border-color: rgb(0, 0, 0); vertical-align: top; padding: 0pt 5pt; overflow: hidden; overflow-wrap: break-word;"><span style="font-size: 12pt; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Komponen penting berbagai protein dan enzim yang bertugas untuk metabolisme selular, termasuk yang berkaitan dengan transpor oksigen dan penyimpanan, penghasil energi, mielinisasi sel saraf, dan diperlukan dalam pembentukan neurotransmitter (senyawa kimia dalam tubuh yang berperan dalam komunikasi sel saraf dengan sel saraf lain, sel otot, kelenjar, dan sel lain dalam tubuh).</td></tr><tr style="height:59.25pt"><td style="border-width: 0.999997pt; border-color: rgb(0, 0, 0); vertical-align: top; padding: 0pt 5pt; overflow: hidden; overflow-wrap: break-word;"><span style="font-size: 12pt; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Magnesium</td><td style="border-width: 0.999997pt; border-color: rgb(0, 0, 0); vertical-align: top; padding: 0pt 5pt; overflow: hidden; overflow-wrap: break-word;"><span style="font-size: 12pt; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Terlibat dalam lebih dari 300 reaksi metabolik, komunikasi antar sel, berperan penting dalam pembentukan energi, sintesis asam lemak dan protein, bahan penyusun struktur tulang, dinding sel dan kromosom.</td></tr><tr style="height:47.25pt"><td style="border-width: 0.999997pt; border-color: rgb(0, 0, 0); vertical-align: top; padding: 0pt 5pt; overflow: hidden; overflow-wrap: break-word;"><span style="font-size: 12pt; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Vitamin A</td><td style="border-width: 0.999997pt; border-color: rgb(0, 0, 0); vertical-align: top; padding: 0pt 5pt; overflow: hidden; overflow-wrap: break-word;"><span style="font-size: 12pt; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Penting untuk perkembangan penglihatan dan ketajaman penglihatan, serta imunitas, dan pertahanan terhadap infeksi</td></tr><tr style="height:35.25pt"><td style="border-width: 0.999997pt; border-color: rgb(0, 0, 0); vertical-align: top; padding: 0pt 5pt; overflow: hidden; overflow-wrap: break-word;"><span style="font-size: 12pt; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Vitamin B</td><td style="border-width: 0.999997pt; border-color: rgb(0, 0, 0); vertical-align: top; padding: 0pt 5pt; overflow: hidden; overflow-wrap: break-word;"><span style="font-size: 12pt; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Berperan dalam mielinisasi sel saraf, pembentukan neurotransmitter dan fungsi sel saraf</td></tr><tr style="height:35.25pt"><td style="border-width: 0.999997pt; border-color: rgb(0, 0, 0); vertical-align: top; padding: 0pt 5pt; overflow: hidden; overflow-wrap: break-word;"><span style="font-size: 12pt; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Vitamin D</td><td style="border-width: 0.999997pt; border-color: rgb(0, 0, 0); vertical-align: top; padding: 0pt 5pt; overflow: hidden; overflow-wrap: break-word;"><span style="font-size: 12pt; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Penting untuk mineralisasi tulang dan regulasi keseimbangan kalsium dan fosfor</td></tr></tbody></table> Mengapa&nbsp;MPASI Itu Penting?Meskipun ASI masih disarankan sampai usia 2 tahun, ketikasi Kecil menginjak usia 6 bulan, ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Maka dari itu, MPASI diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi anak yang semakin meningkat untuk menunjang tumbuh kembang si Kecil secara optimal.Jadi, yuk MomDad, perhatikan asupan MPASI si Kecil agar tumbuh kembangnya optimal dan bantu si Kecil mencapai potensi terbaiknya! Artikel ini telah divalidasi oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D. &nbsp;Referensi:<ul><li>Abeshu MA, Lelisa A, Geleta B. Complementary Feeding: Review of Recommendations, Feeding Practices, and Adequacy of Homemade Complementary Food Preparations in Developing Countries - Lessons from Ethiopia. Front Nutr. 2016 Oct 17;3:41. doi: 10.3389/fnut.2016.00041. PMID: 27800479; PMCID: PMC5065977.</li><li>Parikh, P., Semba, R., Manary, M., Swaminathan, S., Udomkesmalee, E., Bos, R., Poh, B. K., Rojroongwasinkul, N., Geurts, J., Sekartini, R., &amp; Nga, T. T. (2021). Animal source foods, rich in essential amino acids, are important for linear growth and development of young children in low- and middle-income countries. Maternal &amp; Child Nutrition, e13264. <a classname="e-rte-anchor" href="https://doi.org/10.1111/mcn.13264" title="https://doi.org/10.1111/mcn.13264">https://doi.org/10.1111/mcn.13264</a></li></ul></div></div>