Saat usia si Kecil 6 bulan, ASI sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu, MomDad perlu memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk mendukung pertumbuhan si Kecil. Pada periode pemberian MPASI, anak bisa diperkenalkan tekstur, rasa, dan porsi yang sesuai dengan tahapan usia anak.Tak hanya menu makanan utama, anak juga perlu makanan selingan atau&nbsp;snack&nbsp;agar lebih banyak mengenal varian rasa, lho! Selain itu, varian zat gizi yang didapat juga akan semakin beragam. Lantas, seberapa penting sih memberikan snack dalam MPASI? Yuk, simak penjelasannya melalui video ini!

Seberapa Penting Pemberian Snack di Masa MPASI

seberapa-penting-pemberian-snack-di-masa-mpasi-1669805444321

<table class="e-rte-table" style="text-align: inherit; background-color: unset; width: 1059.33px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="width: 274.074px;">Nama Kegiatan</td><td style="width: 784.259px;" class="">Bermain Oper-operan </td></tr><tr><td class="" style="width: 274.074px;">Usia</td><td style="width: 784.259px;" class="">3-6 bulan</td></tr><tr><td class="" style="width: 274.074px;">Ranah Perkembangan​</td><td style="width: 784.259px;" class="">Sosial kemandirian </td></tr></tbody></table>​Bahan:﻿﻿<ul><li>Mainan</li></ul>Cara Bermain:<ul><li>Ambil satu mainan lalu goyangkan hingga bayi memperhatikan.</li><li>Katakan, "Mau lihat? Coba minta ke ibu." Dad bantu bayi untuk menengadahkan tangan (tanda meminta) sambil berkata, "minta."</li><li>Setelah bayi meminta, berikan dan biarkan bayi memainkannya beberapa lama.&nbsp;</li><li>Kemudian, gantian Mom berkata, "Lihat dong mainannya," sambil menengadahkan tangan) dan Dad bantu bayi untuk menyerahkan mainan ke Mom.</li></ul>Referensi: Panduan Tumbuh Kembang dan Stimulasi Anak Usia 0 - 5 Tahun oleh Rumah Dandelion

Stimulasi Bayi Usia 3-6 Bulan: Bermain Oper-operan

stimulasi-bayi-usia-3-6-bulan--bermain-oper-operan

Usai melahirkan, tidak sedikit Mom, mengalami berbagai masalah mental. Baby blues dan postpartum depression adalah dua masalah kondisi mental yang kerap kali terjadi pada Mom yang baru menjadi orang tua. Lantas apa yang membedakan keduanya? Yuk, simak penjelasan di bawah! Perbedaan baby blues dan postpartum depression<img src="https://storage.primaku.com/editor/1669173859019-4a00d137.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1341921082-612x612 (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Baby blues dan postpartum depression merupakan masalah atau pergolakan mental yang sering kali muncul pada Mom usai melahirkan. Tidak sedikit orang yang mengira keduanya merupakan hal yang sama, padahal keduanya sangat berbeda.Pertama, mari kita bahas mengenai baby blues.&nbsp;Baby blues adalah suatu pergolakan mental yang pada umumnya dirasakan Mom usai melahirkan. Baby blues ditandai dengan munculnya beberapa gejala, seperti:<ul><li style="text-align: justify;">Perasaan ambivalen</li><li style="text-align: justify;">Sedih</li><li style="text-align: justify;">Khawatir</li><li style="text-align: justify;">Ingin menangis</li><li style="text-align: justify;">Tidak bisa tidur</li><li style="text-align: justify;">Mudah tersinggung</li><li style="text-align: justify;">Konsentrasi menurun</li><li style="text-align: justify;">Kurang percaya diri</li><li style="text-align: justify;">Lelah</li></ul>Gejala baby blues tidak berat karena pada umumnya akan menghilang setelah Mom mengobrol dengan teman atau tidur sebentar.&nbsp;Pada umumnya baby blues akan menghilang dalam waktu dua minggu tanpa pengobatan. Untuk mengatasi baby blues, Mom perlu dukungan emosional, bantuan merawat bayi, harapan yang realistik, dan interaksi dengan Mom lain.Selanjutnya, postpartum depression.&nbsp;Postpartum depression&nbsp;adalah kondisi depresi berat atau gangguan mood yang ekstrim (postpartum psychosis) yang dialami Mom yang baru melahirkan. Kondisi ini bertahan lama, lebih dari dua minggu.Postpartum depression merupakan gangguan mental yang lebih serius dan berat sehingga memerlukan pengobatan.Gejala postpartum depression di antaranya:Suasana hati yang tertekan atau perubahan suasana hati yang parah<ul><li style="text-align: justify;">Menangis berlebihan</li><li style="text-align: justify;">Kesulitan menjalin ikatan dengan bayi</li><li style="text-align: justify;">Menarik diri dari keluarga dan teman</li><li style="text-align: justify;">Kehilangan nafsu makan atau makan lebih banyak daripada biasanya</li><li style="text-align: justify;">Sulit tidur (insomnia) atau tidur terlalu banyak</li><li style="text-align: justify;">Ketakutan/ kekuatiran berlebihan, merasa bukan Mom yang baik</li><li style="text-align: justify;">Berpikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bahkan bayi</li><li style="text-align: justify;">Pikiran berulang tentang kematian atau bunuh diri</li></ul>Peran pasangan dan support system<img src="https://storage.primaku.com/editor/1669173871454-0ffd23f4.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1351160342-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Saat sebelum maupun setelah melahirkan, perasaan seorang ibu biasanya akan menjadi lebih sensitif, terutama bila terkena baby blues atau postpartum depression. Pada situasi seperti ini, peran pasangan maupun orang sekitar untuk membantu dan memberi dukungan sangatlah penting.Hal yang bisa dilakukan oleh pasangan dan orang sekitar adalah:<ul><li style="text-align: justify;">Selalu menemani Mom</li><li style="text-align: justify;">Membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga sehingga Mom dapat fokus mengurus bayi</li><li style="text-align: justify;">Ajak Mom pergi keluar rumah sebentar, misalnya makan di luar atau berbelanja, untuk pergantian suasana</li><li style="text-align: justify;">Tawarkan diri untuk menggantikan Mom mengurus bayi</li></ul>Kapan Mom perlu berkonsultasi dengan ahli?Mom dapat melakukan skrining dengan dokter dalam setiap kunjungan setelah persalinan. Apabila hal-hal menyenangkan sudah dilakukan dan Mom tetap merasa sedih, khawatir, cemas berlebih, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.Apabila punya pertanyaan seputar si Kecil, MomDad dapat tanyakan pada ahli di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>.&nbsp;Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh ahli, lho! Sumber foto: FreepikReferensi:<ul><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.whattoexpect.com/first-year/postpartum-health-and-care/baby-blues#ppd" title="https://www.whattoexpect.com/first-year/postpartum-health-and-care/baby-blues#ppd">https://www.whattoexpect.com/first-year/postpartum-health-and-care/baby-blues#ppd </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.helpguide.org/articles/depression/postpartum-depression-and-the-baby-blues.htm" title="https://www.helpguide.org/articles/depression/postpartum-depression-and-the-baby-blues.htm">https://www.helpguide.org/articles/depression/postpartum-depression-and-the-baby-blues.htm </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/breastfeeding-family" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/breastfeeding-family">https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/breastfeeding-family </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/postpartum-depression/symptoms-causes/syc-20376617" title="https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/postpartum-depression/symptoms-causes/syc-20376617">https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/postpartum-depression/symptoms-causes/syc-20376617 </a></li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Baby Blues dan Postpartum Depression, Apa Bedanya?

baby-blues-dan-postpartum-depression--apa-bedanya-

Ibu menyusui pasti pernah menghadapi masalah saat mengASIhi si Kecil. Mulai dari puting lecet, posisi yang kurang tepat, hingga produksi ASI yang kurang. Namun, pernah enggak sih si Kecil menolak ASI? Bayi yang menolak ASI dikenal dengan sebutan nursing strike. Untuk mengenal lebih jauh apa itu nursing strike, yuk simak penjelasan di bawah!Pengertian nursing strike<img src="https://storage.primaku.com/editor/1669173214850-25234068.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1341921082-612x612 (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Nursing strike adalah sebuah kondisi bayi yang sudah menyusu dengan baik selama beberapa waktu namun secara mendadak menolak atau tidak mau menyusu. Umumnya, nursing strike berlangsung sementara, dan bayi akan kembali menyusu dalam 2-4 hari.&nbsp;Sebenarnya kondisi ini merupakan salah satu cara bayi untuk menandakan atau memberitahu MomDad bahwa telah terjadi sesuatu yang tidak nyaman padanya saat proses menyusui.Pemicu nursing strike<img src="https://storage.primaku.com/editor/1669173222727-6e25fe51.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1215320068-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Walau nursing strike wajar terjadi, namun tetap saja Mom mungkin khawatir kalau bayi tidak mau menyusu.&nbsp;Lantas, kenapa sih bayi menolak menyusu? Berikut beberapa faktor penyebabnya:<ul><li style="text-align: justify;">Mom mengganti parfum atau deodorant, sabun, atau lotion, sehingga ‘bau’ Mom terasa berbeda bagi bayi.</li><li style="text-align: justify;">Mom sedang dalam kondisi stress atau mengalami perubahan besar dalam keseharian, misalnya tugas atau pekerjaan yang berbeda, dinas luar kota, pindah tempat tinggal, atau menghadapi krisis dalam keluarga.</li><li style="text-align: justify;">Bayi sedang sakit yang menyebabkan proses menyusui menjadi tidak nyaman baginya, misalnya saat sedang infeksi telinga atau pilek, sariawan atau mengalami luka di daerah mulut.</li><li style="text-align: justify;">Bayi sedang tumbuh gigi sehingga gusinya terasa tidak nyaman.</li><li style="text-align: justify;">Perubahan pola menyusui, misalnya Ketika Mom mulai bekerja dan bayi lebih sering ditinggal bersama pengasuh, atau Mom menunda menyusui karena kesibukan dan lainnya.</li><li style="text-align: justify;">Mom bereaksi dengan kuat saat bayi menggigit, misalnya berteriak keras atau memarahi bayi sehingga membuatnya takut.</li><li style="text-align: justify;">Mom sedang hamil lagi dan pasokan ASI berkurang.</li><li style="text-align: justify;">Mom sedang mengalami ovulasi sehingga volume ASI berkurang sementara.</li><li style="text-align: justify;">Mom lebih jarang memompa ketika tidak bersama bayi.</li><li style="text-align: justify;">Mom sedang sakit dan sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat menurunkan produksi ASI.</li></ul>Pada beberapa kasus, terkadang Mom yang memiliki overactive let down reflex juga dapat menyebabkan bayi menolak menyusu karena aliran ASI yang terlalu deras menyebabkan bayi mengatupkan mulutnya akibat tidak dapat mengontrol alirannya.Saat bayi mengalami nursing strike, sebaiknya Mom tidak perlu panik. Nursing strike hanya bersifat sementara dan hanya akan berlangsung selamabeberapa hari saja, sekitar 2-5 hari. Nursing strike pada umumnya dialami saat bayi menginjak usia di atas 3 bulan.Itulah penjelasan mengenai nursing strike yang perlu busui ketahui. Saat si Kecil mengalami nursing strike, tetap tenang dan jangan panik, ya.&nbsp;Apabila punya pertanyaan seputar kendala menyusui, MomDad dapat tanyakan pada ahli di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>.&nbsp;Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh ahli, lho! Sumber foto: Freepik Referensi:<ul><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.llli.org/breastfeeding-info/nursing-strikes/" title="https://www.llli.org/breastfeeding-info/nursing-strikes/">https://www.llli.org/breastfeeding-info/nursing-strikes/ </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.babycenter.com/baby/breastfeeding/nursing-strike_8490" title="https://www.babycenter.com/baby/breastfeeding/nursing-strike_8490">https://www.babycenter.com/baby/breastfeeding/nursing-strike_8490 </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.laleche.org.uk/nursing-strikes/" title="https://www.laleche.org.uk/nursing-strikes/">https://www.laleche.org.uk/nursing-strikes/ </a></li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Mengenal Nursing Strike, Saat Bayi Menolak ASI

mengenal-nursing-strike--saat-bayi-menolak-asi

Kelahiran bayi yang sehat dan tidak kurang suatu apapun pasti menjadi rasa syukur bagi setiap orang tua. Apalagi jika bayi tampak besar dan menggemaskan. MomDad tentu boleh berbahagia, namun ada hal yang tidak boleh sampai dilewatkan, yaitu skrining bayi baru lahir.Skrining pada bayi baru lahir, bertujuan untuk deteksi dan intervensi dini agar tumbuh kembang bayi dapat optimal. Skrining pada bayi baru lahir ada yang rutin, ada pula yang hanya dilakukan pada keadaan khusus.Lantas, apa sih tujuan skrining dan mengapa sangat dianjurkan untuk dilakukan? Yuk, ketahui jenis skrining serta manfaatnya untuk si Kecil!1. Skrining pendengaran bayi baru lahir<img src="https://storage.primaku.com/editor/1669172353355-72d6da70.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1380745637-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Di beberapa rumah sakit, skrining ini termasuk skrining rutin, karena beberapa hal:<ul><li style="text-align: justify;">Gangguan pendengaran pada bayi dan anak sulit diketahui sejak awal.</li><li style="text-align: justify;">Adanya periode kritis perkembangan pendengaran dan berbicara, yang dimulai dalam 6 bulan pertama kehidupan dan terus berlanjut sampai usia 2 tahun.</li><li style="text-align: justify;">Bayi yang mempunyai gangguan pendengaran bawaan atau didapat yang segera diintervensi sebelum usia 6 bulan, pada usia 3 tahun akan mempunyai kemampuan berbahasa normal dibandingkan bayi yang baru diintervensi setelah berusia 6 bulan.</li></ul>Berikut ini kriteria bayi yang lebih berisiko mengalami gangguan pendengaran:<ul><li style="text-align: justify;">Riwayat keluarga dengan gangguan pendengaran</li><li style="text-align: justify;">Kelainan bawaan bentuk telinga dan kelainan tulang tengkorak-muka</li><li style="text-align: justify;">Infeksi janin ketika dalam kandungan (infeksi toksoplasmosis, rubella, sitomegalovirus, herpes)</li><li style="text-align: justify;">Sindrom tertentu seperti sindrom Down</li><li style="text-align: justify;">Berat lahir kurang dari 1500 gram</li><li style="text-align: justify;">Bayi yang mengalami kesulitan adaptasi saat lahir</li><li style="text-align: justify;">Perawatan di NICU</li><li style="text-align: justify;">Penggunaan obat-obat tertentu yang bersifat toksik terhadap saraf pendengaran</li></ul>Namun, 50% bayi dengan gangguan pendengaran ternyata tidak mempunyai faktor risiko tersebut di atas, MomDad! Karena itu, skrining pendengaran direkomendasikan untuk semua bayi baru lahir. Skrining pendengaran bayi baru lahir hanya menunjukkan ada/tidaknya respons terhadap rangsangan dengan intensitas tertentu, namun tidak mengukur beratnya gangguan pendengaran ataupun membedakan jenis tuli (tuli konduktif atau tuli saraf).Jenis skrining ini ada dua, yaitu otoacoustic emissions (OAE) atau automated auditory brainstem response (AABR). OAE dilakukan pada bayi baru lahir berusia 0-28 hari. Jika bayi melewati pemeriksaan kedua telinga dengan baik dan tidak ada faktor risiko yang dijumpai, maka tidak perlu tindak lanjut. Namun jika bayi memiliki faktor risiko, maka walaupun hasil OAE-nya baik, maka perlu diulang di usia 3 bulan. Nah, kalau hasilnya tidak baik maka dokternya akan merujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut yang harus dilakukan bertahap sampai anak bisa bicara.2. Skrining penglihatan untuk bayi prematur<img src="https://storage.primaku.com/editor/1669172345805-44fedc7f.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-987414544-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Retinopathy of prematurity (ROP) sering terjadi pada bayi prematur dan merupakan salah satu penyebab kebutaan bayi dan anak di dunia, termasuk di Indonesia. Kejadian ROP ini semakin meningkat seiring dengan meningkatnya angka harapan hidup bayi prematur. Untuk itu, perlu dilakukan skrining pada bayi prematur untuk mendeteksi dini ROP, sehingga dapat dilakukan terapi yang sesuai untuk mencegah terjadinya kebutaan.Skrining ROP sangat direkomendasikan untuk dilakukan pada bayi prematur dengan berat lahir kurang dari 1500 gram atau usia gestasi kurang dari 34 minggu. Selain itu, dokter juga akan meminta pemeriksaan ini dilakukan pada bayi yang mendapat transfusi darah selama perawatan, pemberian oksigen selama dirawat, dan jika dijumpai penyakit penyerta lain, seperti infeksi berat, kelainan jantung bawaan, perdarahan otak, dan gangguan napas.3. Skrining Hipotiroid<img src="https://storage.primaku.com/editor/1669172338912-0e244f80.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1329702742-612x612 (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Skrining ini bertujuan untuk mendeteksi dini adanya hipotiroid kongenital/bawaan. Hipotiroid kongenital yang tidak diobati sejak dini dapat mengakibatkan retardasi mental berat. Angka kejadian hipotiroid kongenital (bawaan) bervariasi antar negara, umumnya sebesar 1 banding 3000–4000 kelahiran hidup.Mengingat gejala hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir biasanya tidak jelas, dan hipotiroid kongenital dapat memengaruhi masa depan anak dengan menyebabkan retardasi mental berat, kecuali jika mendapat terapi secara dini. Oleh karena itu, sangat diperlukan skrining hipotiroid secara rutin pada bayi baru lahir untuk menemukan kasus hipotiroid secara dini.Program skrining hipotiroid ini memungkinkan bayi mendapatkan terapi secara dini dan diharapkan memiliki tumbuh kembang yang lebih optimal. Skrining ini dilakukan saat bayi berusia 48-72 jam dengan cara sedikit darah diteteskan di atas kertas saring khusus, setelah bercak darah mengering dilakukan pemeriksaan kadar hormon TSH.4. Skrining defisiensi G6PD<img src="https://storage.primaku.com/editor/1669172330612-753fdbba.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1027723150-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Kondisi kekurangan/defisiensi Glucose-6-phosphate dehydrogenase (G6PD) menyebabkan sel darah merah mudah pecah/lisis saat terpapar stres oksidatif, misalnya saat sedang sakit, terpapar antibiotik/obat-obatan tertentu, zat kimia tertentu seperti naphthalene. Akibatnya, seorang bayi dapat mengalami icterus/jaundice/kuning. Kuningnya seorang bayi menandakan tingginya kadar bilirubin di darah. Pada bayi baru lahir, bilirubin dapat melewati sawar darah otak dan menyebabkan akumulasi di otak, sehingga menyebabkan gangguan fungsi otak, kejang, bahkan kecacatan.Skrining defisiensi G6PD dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel darah bayi/anak yang dicurigai mengalami defisiensi G6PD. Namun, skrining ini belum rutin dilakukan pada bayi baru lahir.5. Skrining penyakit jantung bawaan kritis<img src="https://storage.primaku.com/editor/1669172323136-bb1d1169.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1169000364-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Skrining ini bertujuan untuk menyingkirkan adanya penyakit jantung bawaan kritis yang ditemukan pada 18 bayi dari 10.000 kelahiran. Hal ini bisa mengancam nyawa dan memerlukan tindakan segera. Skrining ini dilakukan dengan memasang pulse oximeter (untuk menilai saturasi oksigen bayi) di tungkai atas dan bawah bayi berusia 24 jam atau saat bayi dipulangkan. Jika hasil positif, maka bayi perlu dirujuk untuk evaluasi penyakit jantung bawaan kritis.Sayangnya, belum semua faskes menyediakan fasilitas skrining bayi baru lahir.Apabila faskes tempat MomDad tidak menyediakan fasilitas skrining baru lahir, MomDad dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk memberikan permintaan skrining bayi baru lahir yang dapat dilakukan di laboratorium terdekat.Pastikan MomDad membaca dan memahami penjelasan di atas ya, agar bisa menjawab Kuis dengan benar. Good luck, MomDad! Bahan bacaan:<ul><li style="text-align: justify;">Dahliana JK. Skrining bayi baru lahir yang perlu diketahui orangtua. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/“skrining”-pada-bayi-baru-lahir-untuk-diketahui-oleh-orangtua" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/“skrining”-pada-bayi-baru-lahir-untuk-diketahui-oleh-orangtua">https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/“skrining”-pada-bayi-baru-lahir-untuk-diketahui-oleh-orangtua </a></li><li style="text-align: justify;">Newborn screening: critical congenital heart defects. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.aap.org" title="https://www.aap.org">https://www.aap.org </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://kidshealth.org/en/parents/newborn-screening-tests.html" title="https://kidshealth.org/en/parents/newborn-screening-tests.html">https://kidshealth.org/en/parents/newborn-screening-tests.html</a></li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Kenali Jenis Skrining Bayi pada Bayi Baru Lahir

kenali-jenis-skrining-bayi-pada-bayi-baru-lahir

Usia bukan menjadi satu-satunya faktor menyekolahkan anak. Ada banyak faktor atau tanda lain yang perlu MomDad perhatikan saat ingin menyekolahkan si Kecil. Jadi kapan sih waktu yang tepat untuk menyekolahkan anak? Yuk, ketahui tanda anak siap ke sekolah berikut! Tanda anak siap sekolah<img src="https://storage.primaku.com/editor/1669179484331-53575103.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="1.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Bukan hanya faktor usia, tanda lain si Kecil siap sekolah adalah ia mampu berkomunikasi dengan baik dan dapat berkomunikasi dua arah dengan lawan bicaranya. Dengan begini, anak dapat dengan leluasa dan percaya diri untuk mengungkapkan atau mengutarakan keinginannya kepada orang lain. Selain itu, komunikasi yang terjalin baik, juga dapat membuat hubungannya dan orang lain terasa menyenangkan.Kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain secara baik<img src="https://storage.primaku.com/editor/1669179494050-b8edd4e2.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="3.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Memiliki kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain secara baik menjadi salah satu faktor lain bahwa anak sudah siap sekolah. Sebab, anak yang sudah mampu bersosialisasi akan dapat dengan mudah memiliki rasa percaya diri, sehingga bisa menempatkan dirinya pada lingkungan yang tepat.Misalnya: si Kecil dapat fokus terhadap suatu tugas yang diberikan oleh guru, bergiliran menunggu antrian, mengikuti perintah, berempati terhadap orang lain, berteman, dan menguasai diri atau menahan diri untuk tidak bersifat agresif terhadap temannya.Kemampuan anak untuk menggunakan toilet dengan baik (toilet trained)<img src="https://storage.primaku.com/editor/1669179503323-c92fee45.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Sebelum menyekolahkan si Kecil, pastikan ia sudah dapat menggunakan toilet dengan baik (toilet trained) ya! Setidaknya, ia sudah pandai memberi tahu sang guru bahwa dirinya mau buang air kecil atau buang air besar. Namun terkadang hal ini perlu ditanyakan kembali ke sekolahnya ya Mom!Proses ini tidak hanya mengajarkan si Kecil untuk mandiri, tetapi juga untuk menguji kepintarannya. Menurut Standford Children, toilet training merupakan sebuah ilmu edukasi untuk mengenali sinyal tubuhnya agar buang air kecil dan buang air besar.Perkembangan sensorik yang baik<img src="https://storage.primaku.com/editor/1669179513916-f1a1e700.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="5.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Perkembangan sensorik merupakan suatu keterampilan dan kemampuan si Kecil menggunakan panca indera untuk mengeksplorasi dan mengenal dunia di sekitarnya. Perkembangan sensorik anak mengacu pada kemampuan otak untuk menerima, menafsirkan, dan secara efektif menggunakan informasi yang disediakan oleh semua indera.Misalnya: si Kecil sudah mampu berhitung, bisa menulis angka dan huruf, mengetahui bentuk-bentuk (lingkaran, persegi panjang dan lainnya), sudah bisa nalar dan berdebat, serta memahami instruksi.Memiliki ketertarikan terhadap berbahasa, berhitung, menulis dasar<img src="https://storage.primaku.com/editor/1669179521996-97ef5d5e.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="4.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Tanda lainnya si Kecil sudah siap sekolah yaitu memiliki ketertarikan dan mampu dalam berbahasa, berhitung dan menulis dasar yang diperlukan sebagai penunjang aktivitas sekolah.Misalnya, si Kecil memiliki pemahaman tentang konsep dasar hitungan 1 sampai 10, konsep bunyi-huruf tertentu (misal suara aaa untuk huruf A, dan seterusnya), bentuk dan hubungan antar berbagai objek.Itulah 5 tanda anak siap sekolah yang penting diketahui setiap orang tua. Semoga bermanfaat ya untuk MomDad.Pastikan MomDad membaca dan memahami penjelasan di atas ya, agar bisa menjawab Kuis dengan benar. Good luck, MomDad!Referensi:​ <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/preschool/Pages/Is-Your-Child-Ready-for-School.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/preschool/Pages/Is-Your-Child-Ready-for-School.aspx">https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/preschool/Pages/Is-Your-Child-Ready-for-School.aspx </a>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Menyekolahkan Anak?

kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menyekolahkan-anak-

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr style="height: 29px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 191.991px;">Kategori </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 883.021px;">Makanan utama</td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 191.991px;">Waktu memasak</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 883.021px;">20 - 30 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 191.991px;">Usia </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 883.021px;">9-11 bulan</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 191.991px;">Porsi</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 883.021px;">2 porsi</td></tr><tr style="height: 53px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 191.991px;">Fun facts​</td><td style="vertical-align: top; width: 883.021px;" class="">Soun bisa diganti dengan misoa dengan takaran yang sama.</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 191.991px;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 883.021px;" class="">210 kkal energi25,05 gram karbohidrat7,4 gram lemak9,6 gram protein</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li style="font-size: 12pt;">50 g soun kering</li><li style="font-size: 12pt;">50 g daging ayam giling</li><li style="font-size: 12pt;">1 buah tomat, buang bijinya</li><li style="font-size: 12pt;">4 buah buncis rebus, iris halus</li><li style="font-size: 12pt;">200 ml air</li><li style="font-size: 12pt;">1 buah kuning telur rebus, hancurkan</li><li style="font-size: 12pt;">1/4 sdt garam</li></ul>Cara membuat:<ul><li style="font-size: 12pt;">Rendam soun dengan air matang hangat sampai mengembang, tiriskan.</li><li style="font-size: 12pt;">Campur daging ayam giling, tomat, buncis, dan air. Masak sampai mendidih dan daging ayam matang. Kecilkan apinya.</li><li style="font-size: 12pt;">Masukkan soun dan kuning telur rebus, masak sambil diaduk sampai soun mulai hancur. Angkat.</li></ul><div>Referensi:&nbsp;350 MPASI &amp; Makanan Sehat untuk Anak oleh Ahli Gizi Dr. Ari Istiany, M.Si &amp;&nbsp;Ayu Bulan Febry K D, AMG, S.KM, M.M </div>

Tim Soun Ayam

tim-soun-ayam-1677688151357

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr style="height: 29px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 17.8439%;">Kategori </td><td style="vertical-align: top; width: 82.0632%;" class="">Makanan utama</td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 17.8439%;">Waktu memasak</td><td style="vertical-align: top; width: 82.0632%;" class="">20 - 30 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 17.8439%;">Usia </td><td style="vertical-align: top; width: 82.0632%;" class="">9-11 bulan</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 17.8439%;">Porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 82.0632%;" class="">2 porsi</td></tr><tr style="height: 53px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 17.8439%;">Fun facts</td><td style="vertical-align: top; width: 82.0632%;" class="">Memasak dengan cara tim mampu mempertahankan kandungan gizi dan vitamin pada wortel, bayam, dan tomat. </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 17.8439%;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 82.0632%;" class="">129,2 kkal energi19,2 gram karbohidrat2,8 gram lemak6,3 gram protein</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li style="font-size: 12pt;">30 g beras, kukus setengah matang</li><li style="font-size: 12pt;">40 g tahu putih, iris kecil</li><li style="font-size: 12pt;">40 g daging ikan tuna</li><li style="font-size: 12pt;">20 g wortel, parut</li><li style="font-size: 12pt;">200 ml air</li><li style="font-size: 12pt;">1/2 sdt minyak wijen</li><li style="font-size: 12pt;">1/4 buah tomat, tanpa biji, iris kecil</li><li style="font-size: 12pt;">2 batang bayam, petik daunnya, iris tipis</li><li style="font-size: 12pt;">1 sdt keju parut</li><li style="font-size: 12pt;">1/4 sdt bubuk bawang putih</li></ul>Cara membuat:<ul><li style="font-size: 12pt;">Siapkan wadah tahan panas, isi dengan beras aron, tahu, daging ikan tuna, dan wortel. Beri air sampai bahan terendam.</li><li style="font-size: 12pt;">Kukus sampai bahan matang dan air habis. Tambahkan sedikit air panas, masukkan tomat, bayam, keju parut, dan bubuk bawang putih.</li><li style="font-size: 12pt;">Kukus kembali sampai menjadi nasi tim yang lembut.</li></ul><div>Referensi:&nbsp;350 MPASI &amp; Makanan Sehat untuk Anak oleh Ahli Gizi Dr. Ari Istiany, M.Si &amp;&nbsp;Ayu Bulan Febry K D, AMG, S.KM, M.M </div>

Seberapa Penting Pemberian Snack di Masa MPASI

Seberapa Penting Pemberian Snack di Masa MPASI

Stimulasi Bayi Usia 3-6 Bulan: Bermain Oper-operan

Stimulasi Bayi Usia 3-6 Bulan: Bermain Oper-operan

Baby Blues dan Postpartum Depression, Apa Bedanya?

Baby Blues dan Postpartum Depression, Apa Bedanya?

Mengenal Nursing Strike, Saat Bayi Menolak ASI

Mengenal Nursing Strike, Saat Bayi Menolak ASI

Kenali Jenis Skrining Bayi pada Bayi Baru Lahir

Kenali Jenis Skrining Bayi pada Bayi Baru Lahir

Kapan Waktu yang Tepat untuk Menyekolahkan Anak?

Kapan Waktu yang Tepat untuk Menyekolahkan Anak?

Tim Soun Ayam

Tim Soun Ayam

Tim Tahu Tuna

Tim Tahu Tuna