Begitu bayi akan genap berusia 6 bulan, ketika dia sudah dapat mulai diberi MPASI, hampir semua orang tua akan berusaha mempersiapkannya dengan matang. Mulai dari merinci kebutuhan alat-alat yang akan digunakan untuk makan bayi dan memasak, hingga beragam menu MPASI. Namun, tak sedikit pula yang mengalami banyak kendala. Kira-kira, apa saja kendala yang kerap dijumpai para orang tua saat memberikan MPASI pertama?1. Kesulitan menyesuaikan jam tidur dan jam makan bayi<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671424684188-280b3958.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1383504420-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Prinsip feeding rules adalah memberikan jeda 2-3 jam antara jam makan agar bayi memiliki waktu untuk mengosongkan lambung. Seringkali, pada bayi usia 6 bulan yang frekuensi tidur siangnya masih sering, hal ini membuat jam makan bertabrakan dengan jam tidur. Alih-alih bayi yang semangat makan, yang terjadi justru bayi “tidak mood” karena mengantuk pada saat jam makannya.Karena itu, MomDad perlu menyesuaikan jam makan bayi dengan jam tidurnya. Misalnya, apabila ia makan pagi pukul 8.00, sementara pada pukul 10.00 sudah jam tidurnya lagi, maka tidak usah dipaksakan untuk harus memberikan selingan pada jam 10.00. Bayi dapat diberikan ASI atau susu formula sebelum ia tidur, kemudian makan siangnya dapat diberikan 2 jam dari jam makan terakhirnya, yaitu jam 12.00.2. Bingung saat memberikan air putih<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671424784323-2beb75d3.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1144733656-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> MomDad seringkali bertanya, berapa banyak air putih yang seharusnya diberikan bersama MPASI. MomDad dapat memberikan air putih setelah bayi makan, tidak perlu banyak, mungkin hanya untuk membantu bayi menelan makanannya. Air putih tidak selalu perlu diberikan karena&nbsp; konsumsi ASI/susu formula pun termasuk ke dalam asupan cairan harian. American Academy of Pediatrics tidak memberikan batasan jumlah air putih yang dapat diberikan setiap kali minum, namun hanya memberikan rekomendasi jumlah keseluruhan air putih untuk usia 6-12 bulan, yaitu tidak melebihi 125-250 mL per hari.&nbsp;Pada awal pemberian MPASI, bayi sedang belajar makan sehingga kebutuhan gizi bayi tidak serta merta dapat dipenuhi oleh MPASI.Pada usia 6-8 bulan, bayi masih mengandalkan sekitar 70% kebutuhan kalorinya dari ASI atau susu formula. MPASI yang diberikan pun biasanya masih sangat encer dan mengandung banyak air, sehingga pada saat ini ibu tidak perlu menambahkan banyak air putih. Setelah bayi lebih terampil makan, terutama setelah dia mulai pintar makan makanan yang lebih padat, jumlah air putih yang diberikan bisa ditambahkan.3.&nbsp; BAB bayi keras saat MPASI pertama<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671424857621-bf236979.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-527030452-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> MemberikanMPASI berarti mengubah tekstur makan bayi, yang tadinya berupa makanan cair (ASI/susu formula) menjadi tekstur yang lebih padat. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi konsistensi tinja yang terbentuk, yang mungkin menjadi lebih keras, serta frekuensi defekasi yang mungkin akan menjadi lebih jarang. Proses ini dapat berlangsung sampai 1-2 minggu dan bersifat sementara. MomDad dapat membantu bayi dengan memastikan asupan cairannya cukup dan memantau apakah terdapat perbaikan konsistensi BAB-nya.4. Bingung kapan harus memberikan snack<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671424943943-abe1b27e.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-495453442-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Untuk MPASI pertama, menu utama dapat dimulai dengan 2-3 kali makan, ditambah&nbsp; satu kali snack apabila bayi menghendaki. Snack dapat memperluas variasi makanan dan referensi rasa bayi, namun tidak perlu dipaksakan, dan mengikuti nafsu makan bayi saja.5. Salah tekstur<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671425011327-56757485.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1397882944-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Pada prinsipnya, tekstur MPASI yang diberikan harus disesuaikan dengan keterampilan oromotor anak. Tekstur MPASI dibagi mulai dari bubur halus (biasanya di-blender atau disaring) dan bubur kasar (tanpa disaring atau di-blender, dan dengan jumlah air yang lebih sedikit). Kedua tekstur ini diperkenalkan bertahap, dari halus menjadi semakin kasar, pada rentang usia 6-9 bulan.Pada usia sekitar 7-8 bulan, bayi juga bisa mulai diperkenalkan dengan tekstur finger food atau makanan yang bisa dia genggam sendiri. Makanan ini bisa digenggam oleh bayi, tetapi harus bisa segera menjadi lembek ketika terkena air ludah sehingga tidak menimbulkan risiko tersedak, karena pada usia ini sangat mungkin bayi belum mampu mengunyah dengan baik.Nasi tim (bentuk semakin menyerupai nasi lembek) dan makanan yang dicincang halus (minced) atau dicincang kasar (chopped) secara bertahap dapat diberikan pada usia 9-12 bulan. Pada usia 12 bulan anak diharapkan telah mampu menerima makanan keluarga seperti nasi dengan lauk yang dipotong kecil-kecil sesuai dengan kemampuan oromotor anak.6. Takut saat melihat bayi gagging<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671425077023-932d1edd.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1203433733-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Gagging perlu dibedakan dengan choking (tersedak). Saat gagging, anak akan menjulurkan lidahnya, melepehkan makanannya dan batuk untuk mencegah masuknya makanan tersebut ke jalan napas. Sebaliknya, pada choking (tersedak), makanan sudah terlanjur masuk ke dalam saluran napas sehingga anak akan “diam” tidak bersuara lalu menjadi kebiruan.Jika sumbatannya tidak pada seluruh jalan napas, maka dapat terdengar bunyi mengi. Gagging merupakan proses normal yang terjadi pada bayi yang sedang belajar makan. Gagging merupakan respon yang dapat dijumpai pada saat bayi mendapatkan makanan dengan tekstur, rasa atau suhu yang “baru”.Saat gagging bayi sebenarnya sedang berusaha memproteksi jalan napasnya agar tidak ada benda asing yang masuk, kemudian mendorongnya dengan menjulurkan lidahnya keluar mulut. MomDad tidak perlu khawatir bila bayi mengalami gagging. Pantau sampai proses gagging selesai, kemudian berikan air putih.7. Bingung antara harus memilih MPASI homemade atau instan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671425245837-c2d1dc0f.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1384475212-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Makanan buatan sendiri (home-made) yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan adalah pilihan terbaik untuk MPASI bayi. Namun, hal ini sulit distandarisasi pada praktik sehari-hari, sehingga orang tua perlu diedukasi tentang bahan makanan serta komponen gizi penting apa saja yang harus ada pada MPASI pertama.MPASI instan, di sisi lain, merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan karena selain mengandung zat gizi yang sudah difortifikasi ke dalam makanan, pengukuran asupan juga dapat lebih dirinci apabila bayi mendapatkan MPASI fortifikasi. Kekurangan MPASI fortifikasi tentu saja ada pada rasa yang relatif konstan dan tekstur yang kurang bervariasi.Bayi yang mendapatkan MPASI fortifikasi sebaiknya juga diberi MPASI home-made agar proses pengenalan tekstur dan rasa pada bayi menjadi semakin kaya. Hal ini akan meningkatkan penerimaan bayi terhadap berbagai jenis makanan di kemudian hari.&nbsp;Kendala apa saja yang MomDad alami saat memberikan MPASI pertama pada si Kecil?&nbsp;Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" title="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum MPASI &amp; Laktasi</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho.Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

7 Kendala yang Kerap Dialami Saat Memberikan MPASI Pertama

7-kendala-yang-kerap-dialami-saat-memberikan-mpasi-pertama-1671426581772

Sangat penting bagi ibu menyusui untuk tetap terhidrasi agar kualitas dan kuantitas ASI tetap terjaga, serta Mom terhindar dari dehidrasi. Selain itu, bayi paling berisiko mengalami dehidrasi karena mereka memiliki tubuh yang lebih kecil dengan cadangan cairan yang sedikit, sehingga perlu menyusu.&nbsp; Lantas, berapa banyak sih kebutuhan cairan yang harus dipenuhi oleh ibu menyusui? Yuk, simak penjelasannya melalui video di atas!

Berapa Banyak Kebutuhan Cairan pada Ibu Menyusui?

berapa-banyak-kebutuhan-cairan-pada-ibu-menyusui-1671281050693

ASI seret seringkali jadi problematika yang bikin busui pusing. Udah pas DBF keluarnya dikit, dipompa apalagin. Nah, kira-kira gimana sih cara mengoptimalkan keduanya?

Menyusui Langsung & Memompa ASI, Ini Tips Mengoptimalkan Keduanya

menyusui-langsung-&-memompa-asi-ini-tips-mengoptimalkan-keduanya-1671172961891

Memperhatikan kemasan saat membeli makanan dan minuman kemasan untuk anak adalah hal penting yang perlu MomDad lakukan. Sebab, di luar sana banyak makanan dan minuman kemasan yang bisa mengganggu kesehatan si Kecil. Nah, agar asupan gizi si Kecil tetap terjaga, berikut kriteria memilih makanan dan minuman kemasan yang perlu MomDad ketahui!&nbsp;Perhatikan takaran gula dan garam<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671172307630-9d69e9ea.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Saat membeli makanan dan minuman kemasan, MomDad perlu memperhatikan kandungan gula dan garam di dalamnya. ﻿﻿Menurut National Health Service, asupan maksimal garam yang direkomendasikan adalah:<ul><li style="text-align: justify;">﻿﻿Pada bayi (0-12 bulan) adalah &lt;1 g per hari (setara dengan 0,4 g natrium)</li><li style="text-align: justify;">Pada anak usia 1-3 tahun adalah 2 g per hari (setara dengan 0,8 g natrium)</li></ul>Asupan gula bisa didapatkan dari makanan dan minuman manis yang dikonsumsi anak, sehingga penting bagi orang tua untuk selalu membaca label makanan dan memperhatikan kandungan gula per sajinya. American Academy of Pediatrics[1] juga menyatakan bahwa anak-anak harus membatasi asupan jus buah sebagai upaya mengurangi asupan gula, yakni: tidak mengkonsumsi jus buah pada anak usia &lt; 1 tahun, tidak lebih dari 125 mL/ hari pada anak usia 1-3 tahun, tidak lebih dari 125-175 mL/ hari untuk usia 4-6 tahun dan tidak lebih dari 250 mL/ hari pada anak usia 7-18 tahun.Pilih air minum yang berkualitas<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671172360039-1616e966.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="3.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Mengonsumsi air putih sangat penting untuk menjaga agar tubuh tetap terhidrasi. Namun, selain memperhatikan berapa jumlah air yang perlu dikonsumsi setiap hari, MomDad juga perlu memilih jenis air yang berkualitas, karena tidak semua air sama.&nbsp;Menurut Permenkes 492 tahun 2010, air yang memiliki kualitas baik adalah yang tidak berbau, tidak berwarna (jernih), tidak berasa, dan tidak mengandung zat berbahaya bagi tubuh.&nbsp;Kedaluwarsa<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671172370959-1f508f28.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="4.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Saat memilih makanan dan minuman kemasan, MomDad harus berusaha memilih tanggal kedaluwarsa yang masih jauh agar bisa disimpan lebih lama. Dalam hal ini, MomDad perlu mengetahui arti dari kedaluwarsa pada makanan dan minuman:<ul><li style="text-align: justify;">Best before: Ini adalah tanggal jaminan kualitas dan berfungsi sebagai "saran" untuk mengkonsumsi makanan dan minuman tersebut.&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Use by: Ini adalah tanggal yang disarankan kapan MomDad harus mengkonsumsi makanan atau minuman tersebut.&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Expiration: Biasa disingkat menjadi “exp”. ini adalah tanggal saat produk menjadi tidak layak untuk dikonsumsi.&nbsp;</li></ul>Hindari kandungan zat aditif<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671172398020-1a3b2626.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="5.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Aditif adalah zat yang ditambahkan ke dalam makanan atau minuman untuk mempertahankan atau meningkatkan keamanan, kesegaran, rasa, tekstur, atau penampilan produk kemasan. Zat aditif yang sering dijumpai pada makanan dan minuman kemasan antara lain MSG, pewarna, pengawet, pemanis, serta perisa buatan. WHO[2] menjelaskan bahwa bahan tambahan makanan (termasuk zat aditif) perlu diperiksa lebih lanjut karena ada kemungkinan menimbulkan efek berbahaya pada kesehatan. Oleh karena itu, sebaiknya hindari si Kecil mengkonsumsi zat aditif ya.Periksa label pada kemasan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671172408448-6f4b2ed4.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="6.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Selalu periksa label pada kemasan, kandungan bahan apa saja yang ada di dalam makanan atau minuman dalam kemasan tersebut. Selain itu, periksa juga apakah produk resmi terdaftar pada Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM-RI). Apabila si Kecil memiliki alergi terhadap suatu bahan makanan tertentu, pastikan produk tersebut tidak mengandung alergen tersebut. Misalnya, memastikan produk tidak mengandung susu atau turunannya apabila anak alergi terhadap susu.Nah, itu dia 5 hal yang perlu MomDad perhatikan saat memilih makanan dan minuman kemasan untuk si Kecil. Yuk, lebih teliti lagi dalam menentukan apa yang dikonsumsi si Kecil agar tidak mengganggu kesehatannya kelak!Sebelum lanjut mengambil kuis Parenthood Institute, pastikan MomDad telah membaca artikel di atas dengan seksama, ya. Semoga beruntung! Referensi:<ol><li style="text-align: justify;">American Academy of Pediatrics (Copyright © 2019)</li><li style="text-align: justify;">World Health Organization, 2018&nbsp;</li></ol>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Kriteria Memilih Makanan dan Minuman Kemasan untuk Anak

kriteria-memilih-makanan-dan-minuman-kemasan-untuk-anak-1671172642614

Air merupakan sumber cairan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Tak hanya memperhatikan asupan cairan setiap harinya, MomDad juga perlu memastikan air minum yang dikonsumsi si Kecil aman dan sehat. Bagaimana sih kriteria air minum yang baik untuk anak?&nbsp;Ketahui sumber air<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671040160566-e9c28fa1.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="1.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Penting untuk mengetahui dari mana air minum yang dikonsumsi si Kecil berasal. Sumber air akan sangat menentukan kualitas air minum yang dikonsumsi. Selain tidak boleh mengandung mikro-organisme berbahaya, air minum juga tidak boleh mengandung bahan kimia berbahaya. Pastikan memilih air minum dari sumber yang terpercaya. Jika mengonsumsi air minum kemasan, pastikan sudah mendapat izin edar dari BPOM.Hal ini mungkin tidak mudah apabila MomDad menggunakan sumber air minum yang berasal dari sumur, karena berarti MomDad harus memastikan tidak ada pembuangan limbah kimia berbahaya pada bagian hulu sungai. Karena itu, memastikan&nbsp; air minum berasal dari sumber air yang bagus dan sehat, sangatlah penting untuk mengurangi risiko&nbsp; adanya cemaran atau kontaminasi mikro-organisme atau bahan kimia berbahaya.&nbsp;Tidak memiliki bau, warna, dan rasa<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671040176168-56eab02b.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Air tidak di produksi dari dalam tubuh. Pastikan si Kecil terpenuhi kebutuhannya dengan menyediakan air minum yang sehat dan berkualitas, yaitu yang memenuhi persyaratan air minum yang baik sesuai Permenkes No 492/2010 :• Tidak berwarna (jernih)• Tidak berbau• Tidak berasa• Tidak mengandung zat-zat yang berbahaya/bebas kuman patogenJadi, sangat penting untuk mengonsumsi air berkualitas sesuai dengan persyaratan air minum yang baik dan berasal dari sumber air yang terpilih[1].Air minum dalam kemasan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671040222802-16f08d53.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="aqua.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Ada beberapa tipe air minum dalam kemasan di pasaran, antara lain:<ul><li style="text-align: justify;">Air mineral yang tidak mengalami proses pembuatan tambahan.</li><li style="text-align: justify;">Air demineral yang mengalami proses deionisasi, sehingga kandungan mineralnya berkurang.</li><li style="text-align: justify;">Air oksigen yaitu air mineral atau demineral yang ditambahkan O2.</li><li style="text-align: justify;">Air pH tinggi atau alkali yang mengalami proses ionisasi atau elektrolisis.</li></ul>Di antara keempatnya, air minum dalam kemasan yang paling baik untuk menjaga kebutuhan cairan tubuh adalah air mineral[2]. Nah, apabila MomDad memutuskan membeli air minum kemasan, pastikan produk tersebut sudah terdaftar BPOM ya, MomDad. Sebelum lanjut mengambil kuis Parenthood Institute, pastikan MomDad telah membaca artikel di atas dengan seksama, ya. Semoga beruntung! Referensi:<ol><li style="text-align: justify;">Permenkes Nomor 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum</li><li style="text-align: justify;">SNI AMDK 2006; SNI Air Mineral 3553:2015; SNI Air Demineral 6241:2015; BPOM, Kategori Pangan 2019</li></ol>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Kriteria Air Minum yang Aman & Sehat untuk Anak

kriteria-air-minum-yang-aman-sehat-untuk-anak-1671091985432

Sudah ditawari berbagai makanan, eh ternyata anak memilih makanan yang sama setiap harinya. Anak yang suka pilih-pilih makanan seperti ini pasti membuat MomDad khawatir. Apalagi makanan yang anak pilih belum tentu mencukupi kebutuhan asupan nutrisinya.&nbsp;Anak yang suka pilih-pilih makanan bisa disebut dengan picky eater. Anak terbiasa menyingkirkan makanan tertentu di piringnya atau menutup mulut saat diberikan makanan tertentu. Nah, untuk mengetahui penyebab dan cara mengatasinya, yuk simak artikel berikut ini!Pengertian Picky Eater<img src="https://storage.primaku.com/editor/1670993837960-230a467f.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1145812409-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Picky eater merupakan salah satu spektrum food preference yang terjadi pada masa kanak kanak. Food preference memiliki spektrum, mulai dari picky eater sampai selective eater. Picky eater didefinisikan sebagai anak yang menolak makanan tertentu atau pilih-pilih makan, namun masih mengkonsumsi minimal satu macam dari setiap kelompok makanan, yaitu karbohidrat, protein, sayur atau buah, baik makanan tersebut sudah dikenalnya ataupun belum.&nbsp;Sedangkan selective eater adalah anak yang menolak semua jenis makanan dalam kelompok makanan tertentu, misalnya menolak semua makanan sumber protein.Ciri Anak Picky EaterAnak dengan picky eater pada umumnya menolak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup. Dia sering menolak rasa atau tekstur makanan tertentu. Picky eater dapat merupakan fase normal perkembangan anak, namun selective eater merupakan kondisi patologis (kondisi tidak normal).Meski begitu, kebiasaan anak memilih-milih makanan tertentu harus diatasi karena anak harus mendapatkan asupan gizi seimbang untuk tumbuh kembang yang optimal. Untuk itu perlu beberapa cara untuk mengatasinya.&nbsp;Dampak Picky Eater﻿﻿Picky eating dapat mengakibatkan anak mengalami defisiensi zat gizi tertentu, bergantung pada makanan yang ditolak dikonsumsinya. Anak dengan juga lebih rentan mengalami berat badan kurang dan terganggu pertumbuhannya.Cara Mengatasi Picky Eater<img src="https://storage.primaku.com/editor/1670993847516-577f4d40.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1128146462-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Cara mengatasi picky eater maupun selective eater adalah dengan mengatasi ketidaksukaan terhadap makanan dengan pengenalan sistematik terhadap makanan baru (systematic introduction of new food), menggunakan beberapa cara berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Sajikan makanan dalam porsi kecil.</li><li style="text-align: justify;">Sajikan berbagai makanan yang bervariasi meskipun bukan merupakan makanan yang disukai orang tua.</li><li style="text-align: justify;">Paparkan anak terhadap makanan baru sebanyak 10-15 kali. Penelitian menunjukkan bahwa dibutuhkan 10 kali atau lebih paparan untuk meningkatkan penerimaan terhadap makanan baru pada anak usia 2 tahun; dan 8-15 kali paparan pada anak usia 4-5 tahun. Pengenalan awal dapat dilakukan dengan menyajikan makanan baru tersebut di piring orang tua.</li><li style="text-align: justify;">Sajikan makanan baru di meja pada jarak yang terjangkau oleh anak tanpa menawarkan kepada anak. Batita umumnya lebih tertarik untuk mencoba makanan baru bila mereka memegang kendali, namun bila mereka diminta atau disuruh memakan sesuatu yang baru, maka umumnya mereka secara spontan akan menolak.</li><li style="text-align: justify;">Berikan contoh makan makanan baru dengan cara yang menyenangkan tanpa menawarkan makanan tersebut kepada anak sampai ketakutan anak menghilang dan anak mengekspresikan ketertarikan kepada makanan baru tersebut. Semakin banyak orang di sekitar anak yang makan makanan serupa, maka anak akan semakin tertarik.</li><li style="text-align: justify;">Jika paparan terhadap makanan tertentu menyebabkan anak ingin muntah atau bahkan muntah, hentikan makan makanan tersebut dan cobalah makan makanan yang lebih mendekati makanan yang disukai anak.</li><li style="text-align: justify;">Campurlah sedikit makanan baru dengan makanan yang sudah disukai anak dan perlahan-lahan tingkatkan proporsi makanan baru (food chaining). Misalnya, apabila anak suka french fries maka Mom dapat memberikan modifikasi kentang olahan dengan membuat kroket/perkedel hingga pai ayam. Penelitian menunjukkan bahwa food chaining yang dilakukan selama 3 bulan pada anak usia 1-14 tahun dapat memperbaiki penerimaan makanan anak yang memiliki selektivitas yang ekstrim.</li><li style="text-align: justify;">Bersikap dan berpikir netral dan tenang dalam menyikapi asupan makanan anak.</li></ul>Usia Picky Eater pada Anak<img src="https://storage.primaku.com/editor/1670993942377-5e191c54.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-177849015-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Picky eater dapat merupakan fase perkembangan normal yang merupakan perluasan dari food neophobia. Food neophobia pada umumnya mulai terjadi pada usia 1-3 tahun, dan mencapai puncaknya pada usia 2-6 tahun. Perilaku ini seharusnya berkurang seiring dengan bertambahnya usia dan relatif stabil pada titik terendah pada usia dewasa.&nbsp;Perbedaaan utama picky eater dan food neophobia berasal dari sifat “novelty” atau kebaruan suatu makanan. Anak dengan picky eater menolak mengonsumsi makanan tertentu, baik yang sudah lama maupun yang baru dikenalnya, sedangkan pada food neophobia umumnya anak menolak mengonsumsi makanan yang baru dikenalnyaMencegah Picky Eater sejak DiniFaktor yang mempengaruhi terjadinya food neophobia dan food preference antara lain adalah paparan makanan pada usia dini, tekanan dalam proses makan, tipe kepribadian, parental feeding styles, dan pengaruh lingkungan.Paparan terhadap rasa sendiri sudah timbul sejak dari dalam kandungan, melalui cairan amnion. Paparan ini kemudian dilanjutkan dengan ASI, karena rasa makanan yang dimakan ibu juga akan diperkenalkan kepada bayi yang menyusu. Karena itu, pola makan ibu selama mengandung dan menyusui akan sangat mempengaruhi preferensi makan anak. Intervensi perilaku berupa pengenalan makanan baru sejak usia dini merupakan salah satu upaya pencegahan picky eater.Nah, itulah beberapa hal yang perlu MomDad ketahui mengenai picky eater. Dengan beragam cara di atas, diharapkan anak perlahan-lahan mau untuk mencoba berbagai jenis makanan dan tidak pilih-pilih lagi.&nbsp;MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar MPASI dan Laktasi bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" title="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum MPASI &amp; Laktasi</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Di Usia Ini Anak dapat Alami Picky Eater, Gimana Cara Mengatasinya?

di-usia-ini-anak-dapat-alami-picky-eater--gimana-cara-mengatasinya--1704945213849

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr style="height: 30px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 194.988px;">Kategori </td><td style="vertical-align: top; width: 880.023px;" class="">Makanan utama</td></tr><tr style="height: 29px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 194.988px;">Waktu memasak</td><td style="vertical-align: top; width: 880.023px;" class="">30 - 45 menit</td></tr><tr style="height: 29px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 194.988px;">Usia </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 880.023px;">12 bulan ke atas</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 194.988px;">Porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 880.023px;" class="">3 porsi</td></tr><tr style="height: 53px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 194.988px;">Fun facts</td><td style="vertical-align: top; width: 880.023px;" class="">Wortel merupakan sumber kalium, beta karoten (provitamian A), dan vitamin C. Semakin gelap warnanya, semakin banyak kandungan beta karoten di dalamnya. </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 194.988px;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 880.023px;" class="">349 kkal energi40,1 gram karbohidrat9,9 gram lemak9,6 gram protein1,2 mg zat besi1,4 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li style="font-size: 12pt;">500 g nasi</li><li style="font-size: 12pt;">100 g wortel, iris tipis lalu rebus</li><li style="font-size: 12pt;">50 g kacang polong rebus</li><li style="font-size: 12pt;">100 g daging ayam rebus, potong kecil</li><li style="font-size: 12pt;">2 butir telur</li><li style="font-size: 12pt;">1 buah bawang bombay, cincang kasar</li><li style="font-size: 12pt;">3 siung bawang putih, cincang halus</li><li style="font-size: 12pt;">4 butir bawang merah, cincang halus</li><li style="font-size: 12pt;">Merica secukupnya</li><li style="font-size: 12pt;">Garam secukupnya</li><li style="font-size: 12pt;">1 sdm minyak untuk menumis</li></ul><div><div>Cara membuat:<ul style="margin-bottom: 1rem;"><li>Tumis bawang bombay, bawang merah, dan bawang putih hingga harum.</li><li>Masukkan daging ayam, telur, wortel, dan kacang polong, aduk hingga semua matang.</li><li>Masukkan nasi, tambahkan merica dan garam, lalu aduk dan masak hingga semua bahan tercampur rata.</li></ul></div><div>Referensi: Mommyclopedia 89 Resep Makanan Anak 2-5 Tahun oleh Dr. dr. Meta Hanindita, Sp.A(K)</div><div>Ilustrasi foto:&nbsp;Shutterstock</div></div>

Nasi Gila

nasi-gila-1680769714957

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr style="height: 28px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 194.988px;">Kategori </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 880.023px;">Camilan</td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 194.988px;">Waktu memasak</td><td style="vertical-align: top; width: 880.023px;" class="">60 - 90 menit</td></tr><tr style="height: 29px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 194.988px;">Usia </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 880.023px;">12 bulan ke atas</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 194.988px;">Porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 880.023px;" class="">14 porsi</td></tr><tr style="height: 53px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 194.988px;">Fun facts</td><td style="vertical-align: top; width: 880.023px;" class="">Dalam 100 gram daging ayam, terkandung 27 gram protein yang memiliki nilai biologis tinggi. </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 194.988px;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 880.023px;" class="">57,3 kkal energi4,9 gram karbohidrat2,5 gram lemak3,7 gram protein0,4 mg zat besi0,3 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li>300 g kentang, kukus lalu haluskan</li><li>1/2 sdm mentega</li><li>25 g keju parut</li><li>Merica secukupnya</li><li>Garam secukupnya</li><li>50 g tepung terigu</li><li>50 g tepung panir</li><li>1 butir telur ayam, ambil putihnya, lalu kocok lepas</li></ul>Bahan isian:<ul><li>1/4 buah bawang bombay, cincang halus</li><li>2 siung bawang putih, haluskan</li><li>50 g daging ayam fillet, potong dadu kecil</li><li>50 g jamur shitake, potong dadu kecil</li><li>50 g wortel, potong dadu kecil</li><li>100 ml susu cair</li><li>Sejumput gula</li><li>Pala bubuk secukupnya</li><li>Merica secukupnya</li><li>Garam secukupnya</li></ul>Cara membuat isian:<ul><li>Tumis bawang putih dan bawang bombay hingga harum.</li><li>Masukkan ayam dan jamur, aduk sampai berubah warna.</li><li>Masukkan wortel, lalu tambahkan susu, garam, merica, pala, dan gula.</li><li>Aduk rata hingga ayam matang dan air habis. Sisihkan.</li></ul><div><div>Cara membuat kroket:<ul style="margin-bottom: 1rem;"><li>Campur kentang halus, mentega, keju, garam, dan merica, aduk sampai rata.</li><li>Pipihkan 1 sdm adonan kentang, masukkan bahan isian, lalu bentuk lonjong.</li><li>Lumuri dengan tepung terigu hingga permukaannya tertutup rata.</li><li>Celupkan ke dalam kocokan telur, lalu gulingkan ke dalam tepung panir.</li><li>Dinginkan adonan dalam freezer sekitar 20 menit.</li><li>Goreng dalam minyak panas.</li></ul></div><div>Referensi: Mommyclopedia 89 Resep Makanan Anak 2-5 Tahun oleh Dr. dr. Meta Hanindita, Sp.A(K)</div><div>Ilustrasi foto:&nbsp;Shutterstock</div></div>

7 Kendala yang Kerap Dialami Saat Memberikan MPASI Pertama

7 Kendala yang Kerap Dialami Saat Memberikan MPASI Pertama

Berapa Banyak Kebutuhan Cairan pada Ibu Menyusui?

Berapa Banyak Kebutuhan Cairan pada Ibu Menyusui?

Menyusui Langsung & Memompa ASI, Ini Tips Mengoptimalkan Keduanya

Menyusui Langsung & Memompa ASI, Ini Tips Mengoptimalkan Keduanya

Kriteria Memilih Makanan dan Minuman Kemasan untuk Anak

Kriteria Memilih Makanan dan Minuman Kemasan untuk Anak

Kriteria Air Minum yang Aman & Sehat untuk Anak

Kriteria Air Minum yang Aman & Sehat untuk Anak

Di Usia Ini Anak dapat Alami Picky Eater, Gimana Cara Mengatasinya?

Di Usia Ini Anak dapat Alami Picky Eater, Gimana Cara Mengatasinya?

Nasi Gila

Nasi Gila

Kroket Ayam Jamur

Kroket Ayam Jamur