Sebagai orang tua, MomDad pasti khawatir jika melihat benjolan pada gusi bayi. Apalagi kalau kondisinya membuat bayi menjadi kesulitan menyusui karena merasa sakit pada area gusi. Nah, kondisi penyakit ini disebut dengan epstein pearl&nbsp;atau jerawat gusi.Pada dasarnya, jerawat gusi&nbsp;bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Namun, untuk mengenal lebih jauh mengenai kondisi ini, yuk simak penjelasan berikut!Apa itu epstein pearl?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/8f896f14c13f333f4dde485dbd4239dd_1679455230778.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-22T101703.866.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Benjolan putih pada gusi atau yang sering disebut sebagai jerawat gusi merupakan sebuah kista gusi yang dikenal dengan nama epstein pearl. Epstein pearl muncul sebagai benjolan kecil di garis gusi atau langit-langit berukuran 1-3 mm, berwarna kuning atau putih, dan teraba padat.Benjolan putih di langit mulut bayi muncul ketika jaringan epitel terperangkap selama perkembangan langit-langit mulut. Kulit yang terperangkap terjadi mulai dari saat struktur mulut bayi masih terbentuk dalam rahim.Karena kondisi ini terjadi saat perkembangan mulut dan rahang di dalam rahim, tentu saja tidak bisa dicegah. Namun, bukan berarti bisa menyalahkan kondisi selama hamil ya, Mom karena pada dasarnya epstein pearl yang muncul juga tidak berbahaya.Apa gejala yang dirasakan bayi ketika muncul jerawat gusi?Epstein pearl tidak menimbulkan gejala apapun saat muncul, bayi tidak akan merasa nyeri. Epstein pearl akan menghilang sendiri dalam beberapa minggu sampai bulan dan tidak diperlukan terapi khusus. Umumnya epstein pearl akan hilang saat bergesekan dengan puting ibu atau botol saat menyusu.Kapan perlu ke dokter?Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kondisi mutiara epstein ini tidak berbahaya. Namun, MomDad juga perlu melihat kondisi bayi kedepannya seperti apa. Apabila bayi merasa terganggu dan merasa sakit, tidak ada salahnya untuk menemui dokter.Kondisi gusi bayi putih juga cukup umum, jadi dokter bisa memeriksa apakah ada tanda-tanda gigi yang tumbuh saat bayi atau tidak. Selain itu, gusi bayi putih juga serupa ciri-cirinya dengan jamur pada rongga mulut. Untuk itu, kalau MomDad merasa ada yang tidak beres, bisa langsung bertanya pada dokter atau konsultasi di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>.Referensi:&nbsp;de Ortiz LED, Mendez MD. Palatal and gingival cysts of the newborn. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493177/" title="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493177/">https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493177/</a>

Jerawat Gusi pada Bayi, Berbahayakah?

jerawat-gusi-pada-bayi--berbahayakah--1679549530003

Ramadan sudah di depan mata. Demi menyambut bulan puasa, MomDad pasti sibuk menyiapkan berbagai hal, mulai dari mempersiapkan menu berbuka hingga sahur. Nah, ada satu hal lagi nih yang mungkin perlu MomDad siapkan, yaitu mengajarkan puasa pada si Kecil. Namun, kapan sih sebaiknya orang tua mengajarkan puasa pada anak? Yuk, kita lihat dari sudut pandang medis berikut! Kapan anak bisa diajarkan berpuasa?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/6bbf857f945089e967a6914d2faf7310c_1679454314016.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-22T100505.876.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Dalam segi medis, MomDad dianjurkan mengajarkan anak untuk berpuasa ketika ia sudah menginjak usia 7-8 tahun secara bertahap [1]. MomDad bisa mengajarkan anak untuk puasa setengah hari terlebih dahulu hingga anak terbiasa dan bisa puasa satu hari penuh.Sebelum mengajarkan anak berpuasa, ada beberapa hal yang perlu MomDad siapkan, yaitu [1 &amp;2]:<ul><li style="text-align: justify;">Memastikan anak mengerti tujuan berpuasa</li><li style="text-align: justify;">Mengajarkan anak puasa secara bertahap sesuai dengan kemampuannya</li><li style="text-align: justify;">Memastikan anak sehat sebelum mulai berpuasa</li><li style="text-align: justify;">Konsultasi dengan dokter terlebih dahulu apabila anak mengonsumsi obat-obatan secara rutin, memiliki penyakit lambung, maupun penyakit kronik</li><li style="text-align: justify;">Mengenali tanda-tanda anak kekurangan cairan maupun mengalami kondisi kadar gula rendah (hipoglikemia) dan mengerti bagaimana cara menanganinya di rumah</li></ul>Apa manfaat puasa dari sudut pandang medis?Selain merupakan kewajiban agama, faktanya puasa memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh, loh. Dari sudut pandang medis, berikut ini manfaat yang bisa didapatkan dari berpuasa [2]:<ul><li style="text-align: justify;">Dapat menjaga berat badan ideal</li><li style="text-align: justify;">Dapat menjaga stabilitas kadar gula darah</li><li style="text-align: justify;">Dapat mencegah penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah)</li><li style="text-align: justify;">Dapat membantu optimalisasi fungsi otak</li></ul>Itu dia penjelasan mengenai kapan sebaiknya anak diajarkan berpuasa dari sudut pandang medis. Jangan lupa juga untuk konsultasikan ke dokter apabila anak memiliki kondisi kesehatan yang memerlukan konsumsi obat secara rutin, ya.Sumber foto: FreepikReferensi:<ol><li style="text-align: justify;">Kalra S, Al Deeb A, Sahay S. Ramadan fasting in children. JPMA. 2019;69:745-6. </li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthline.com/nutrition/fasting-benefits" title="https://www.healthline.com/nutrition/fasting-benefits">https://www.healthline.com/nutrition/fasting-benefits</a></li></ol>

Kapan sih Anak dapat Diajarkan Berpuasa?

kapan-sih-anak-dapat-diajarkan-berpuasa--1679938700184

Umumnya, garis-garis di telapak tangan pada setiap bayi akan berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya dan terdapat beberapa garis. Namun, ada keunikan lain pada garis tangan yaitu hanya terdapat satu garis lurus yang tidak putus pada telapak tangan. Nah, hal ini dikenal dengan sebutan simian line. Apa itu simian line?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/432ea14f8ef17e7e52df7151628ffd74_1678965212471.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-16T181327.437.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Sumber foto: <a classname="e-rte-anchor" href="www.mountsinai.org" title="www.mountsinai.org">www.mountsinai.org </a>Simian line merupakan istilah yang digunakan apabila hanya terdapat garis tangan tunggal pada telapak tangan. Istilah ini telah diganti dengan sebutan single palmar crease karena penggunaan kata ‘simian’ berkonotasi negatif, yang artinya merujuk pada monyet atau kera.Simian line dapat terbentuk pada usia 12 minggu pertama perkembangan janin, atau trimester pertama. ​Meski&nbsp;tidak diketahui penyebabnya, kondisi ini biasa terjadi dan tidak menimbulkan masalah kesehatan bagi bayi.Walau simian line tidak dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius pada tubuh, tetapi ada beberapa kondisi yang dikaitkan dengan kelainan tertentu dan memengaruhi kondisi fisik dan mental, seperti:<ul><li style="text-align: justify;">Down syndrome</li><li style="text-align: justify;">Fetal alcohol syndrome</li><li style="text-align: justify;">Cohen syndrome</li><li style="text-align: justify;">Aarskog Syndrome</li><li style="text-align: justify;">Trisomy 13</li><li style="text-align: justify;">Sindrom rubella</li><li style="text-align: justify;">Sindrom Turner, dan sebagainya</li></ul>Umumnya, kondisi ini didasarkan pada riwayat keluarga, medis, dan pemeriksaan fisik lengkap.Garis telapak tangan yang normal pada bayi<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/ced44389e481df647d2418003895affc_1678965748806.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-16T182204.265.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Garis-garis pada telapak tangan berfungsi untuk membantu saat mengepal dan meremas. Saat kita mengepalkan tangan, garis telapak tangan akan memberikan jalan pada tangan untuk melipat, sehingga dengan mudah meraih dan menggenggam.Nah, umumnya garis-garis pada telapak tangan yang notmal memiliki 3 garis tangan, di antaranya:<ul><li style="text-align: justify;">Garis distal (mengarah menjauh dari tubuh) yang berada paling atas.</li><li style="text-align: justify;">Garis proksimal yang berada di bawah garis distal dan umumnya sejajar dengan garis distal.</li><li style="text-align: justify;">Garis thenar yang berjalan secara vertical di area dasar ibu jari.</li></ul>Itulah penjelasan mengenai simian line yang perlu MomDad ketahui. Apakah si Kecil memiliki 3 garis tangan atau hanya memiliki garis tangan tunggal?Sumber foto: Pinterest Referensi:<ul><li style="text-align: justify;">Afework M. (2019). Prevalence of different types of palmar creases among medical and dental students in Addis Ababi, Ethiopia. DOI: </li><li style="text-align: justify;">Jones KL, Jones MC, del Campo M. Recognizable patterns of malformation. In: Jones KL, Jones MC, del Campo M, eds. Smith's Recognizable Patterns of Human Malformation. 8th ed. Philadelphia, PA: Elsevier; 2022:chap 1.</li><li style="text-align: justify;">Knoll J, Forsyth R, Pryor S. Genetics: metabolism and dysmorphology. In: Kleinman K, Mcdaniel L, Molloy M, eds. The Harriet Lane Handbook. 22nd ed. Philadelphia, PA: Elsevier; 2021:chap 13.</li><li style="text-align: justify;">Slavotinek AM. Dysmorphology. In: Kliegman RM, St. Geme JW, Blum NJ, Shah SS, Tasker RC, Wilson KM, eds. Nelson Textbook of Pediatrics. 21st ed. Philadelphia, PA: Elsevier; 2020:chap 128.</li></ul>

Garis Tangan Tunggal pada Bayi, Waspada Simian Line!

garis-tangan-tunggal-pada-bayi--waspada-simian-line--1678965833485

Bayi memiliki kecenderungan untuk menggunakan mulutnya dengan berbagai cara, termasuk menjulurkan lidah. Menjulurkan lidah merupakan refleks normal pada bayi newborn hingga usia 4 bulan. Namun, jika si Kecil sering menjulurkan lidah, apakah perilaku ini normal? Penyebab bayi suka menjulurkan lidah<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/0ce8bbad12db91d0f1dd1c4117ce55fb_1678869292926.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-15T152857.789.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Bayi sering menjulurkan lidah karena adanya refleks ekstrusi. Refleks ekstrusi ini merupakan refleks yang normal ditemui pada bayi dan bertujuan memproteksi saluran napas agar tidak ada benda asing masuk yang berpotensi menimbulkan tersedak.Pada umumnya, refleks ini sudah didapatkan sejak bayi baru lahir dan akan menghilang dengan seiringnya waktu sampai usianya sekitar 4-6 bulan, bersamaan dengan mulainya mengkonsumsi MPASI. Hilangnya refleks ekstrusi ini merupakan salah satu penilaian kesiapan MPASI, sehingga bayi dapat menerima makanan yang lebih padat daripada ASI maupun susu formula.Nah, berikut ini ada 10 penyebab umum bayi menjulurkan lidah, di antaranya:<ul><li style="text-align: justify;">Bayi sedang bermain dengan lidahnya</li><li style="text-align: justify;">Bayi terus menjulurkan lidah karena kebiasaan</li><li style="text-align: justify;">Sebagai tanda bahwa mereka sedang lapar atau kenyang</li><li style="text-align: justify;">Memiliki lidah yang lebih besar dari rata-rata atau dikenal dengan macroglossia</li><li style="text-align: justify;">Bayi memiliki mulut yang lebih kecil dari rata-rata atau dikenal dengan micrognathia</li><li style="text-align: justify;">Down syndrome, DiGeorge syndrome, dan cerebral palsy</li><li style="text-align: justify;">Belum siap untuk MPASI</li></ul>Ciri menjulurkan lidah yang tidak normal dan cara mengatasinya<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/10aa3134fccfa60b4b77cc0352a87449b_1678869279098.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-15T152956.665.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Normalnya, bayi yang masih memiliki refleks ekstrusi akan menjulurkan lidahnya ketika MomDad memasukkan sendok ke mulutnya. Refleks ekstrusi akan berkurang seiring pertambahan usia bayi sekitar 4-6 bulan.Namun, jika MomDad menemukan bahwa lidah bayi selalu menjulur keluar dari mulutnya, tampak terus-menerus mengeluarkan air liur lebih dari yang biasanya atau kesulitan menelan, maka sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter karena hal ini memiliki kaitannya dengan masalah kesehatannya.Jika MomDad masih menjumpai refleks ini pada bayi yang sudah berusia 6 bulan, maka sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter atau di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>.Referensi:<ul><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.uptodate.com/contents/starting-solid-foods-during-infancy-beyond-the-basics#H3" title="https://www.uptodate.com/contents/starting-solid-foods-during-infancy-beyond-the-basics#H3">https://www.uptodate.com/contents/starting-solid-foods-during-infancy-beyond-the-basics#H3 </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthline.com/health/parenting/extrusion-reflex#takeaway" title="https://www.healthline.com/health/parenting/extrusion-reflex#takeaway">https://www.healthline.com/health/parenting/extrusion-reflex#takeaway </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthline.com/health/baby-sticking-tongue-out#TOC_TITLE_HDR_1" title="https://www.healthline.com/health/baby-sticking-tongue-out#TOC_TITLE_HDR_1">https://www.healthline.com/health/baby-sticking-tongue-out#TOC_TITLE_HDR_1 </a></li></ul>Sumber foto: iStock

Bayi Sering Menjulurkan Lidah, Apakah Normal?

bayi-sering-menjulurkan-lidah--apakah-normal--1679050405785

Berbeda dengan batita, bayi baru lahir memiliki kondisi fisik yang masih lemah dan rapuh. Tak sedikit orang tua yang merasa khawatir apakah cara mereka menggendong bayi baru lahir sudah benar. Agar tidak melakukan kesalahan, coba perhatikan beberapa hal berikut sebelum menggendong bayi baru lahir:1. Pastikan bahwa wajah dan jalan nafas bayi tidak tertutup saat menggendong2. Struktur gendongan harus kuat dan mampu menopang bayi3. Posisi kaki membentuk frog-leg4. Usahakan lutut bayi terbuka selebar panggul5. Karena bayi baru lahir belum kuat menopang kepala, kita perlu memberikan penyangga pada bagian leherCara menggendong bayi baru lahir juga perlu MomDad perhatikan. Setidaknya, ini 5 posisi menggendong yang bisa MomDad lakukan:<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/1c567deba107e06b6db84851455b3d501_1678783904793.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-14T142319.830.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> 1. Angkat bayi setinggi bahu dan letakkan kepalanya bersandar pada bahu MomDad. Letakkan tangan MomDad pada bagian belakang lehernya untuk mencegah kepalanya mendongak tiba-tiba. Sementara tangan Mom lainnya memeluk tubuh bayi.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/5769d0b2c1e848b422c2610eda6025f79_1678783921173.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-14T143259.064.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> 2. Letakkan kepala bayi hingga sebagian tubuh atasnya pada satu tangan, sedangkan tangan lainnya menopang bagian pantat.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/c075d71ee8d10210c8533f71eedfbd71de_1678783943572.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-14T142141.112.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> 3. Tempatkan bayi pada posisi tengkurap pada satu lengan MomDad dengan kepala pada bagian lengan atas, serta biarkan tangan dan kaki bayi menggantung.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/5ac24a104b2d8ae3794cba9f11073b3c6f_1678783970722.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-14T142422.117.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> 4. Letakkan tangan MomDad pada bagian belakang kepala bayi agar wajahnya menghadap wajah MomDad, sementara tangan yang lain digunakan untuk menopang tubuh bayi.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/656104b68b310816710cb47dbf2c62d88ff_1678783979901.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-14T142212.042.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> 5. Mirip seperti nomor 2, namun pada posisi ini MomDad menempelkan tubuh bayi ke tubuh MomDad sehingga bayi terdekap erat.Setelah membaca penjelasan di atas, semoga MomDad tak keliru lagi ya saat menggendong si Kecil.&nbsp;MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px; text-align: left;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Referensi: Wahyuni LK. Menggendong yang benar. Jakarta: Read Octopus Publications. 2018.Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Perhatikan 5 Hal Ini saat Menggendong Bayi Baru Lahir!

perhatikan-5-hal-ini-saat-menggendong-bayi-baru-lahir--1679278665612

Pompa ASI sudah menjadi tren yang semakin tinggi dijumpai pada komunitas ibu menyusui saat ini. Pasalnya memompa ASI tidak hanya dibutuhkan jika ibu akan bekerja, namun juga bermanfaat untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi ASI. Sebelum mulai memompa ASI, Mom harus mengetahui ada beberapa jenis pompa ASI yang tersedia di pasaran. Memerah ASI dapat dilakukan secara manual menggunakan metode Marmet, atau dengan pompa manual maupun elektrik.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/ea55f574332b6d2461fb8b7ea1a3ea10b_1678695012537.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-13T143007.408.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Nah, jika Mom saat ini sedang menyusui dan ingin membeli pompa ASI, yuk perhatikan hal berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Mengetahui berbagai pilihan pompa ASI dan disesuaikan dengan kebutuhan bunda merupakan hal penting yang perlu menjadi pertimbangan saat memilih pompa. Misalnya saja apabila hanya memerlukan pompa sesekali, pompa manual atau memerah menggunakan tangan dapat menjadi pilihan. Namun jika akan bekerja dan perlu lebih sering memompa ASI, maka pompa elektrik dapat mempermudah proses memompa ASI.</li><li style="text-align: justify;">Setelah memilih jenis pompa, maka ukuran corong juga harus diperhatikan karena dapat menentukan hasil pompa dan kenyamanan Mom. Pasalnya ukuran corong harus disesuaikan dengan ukuran puting, karena apabila terlalu kecil akan menyebabkan gesekan yang menyebabkan puting lecet, namun jika terlalu besar maka akan membuat pengosongan payudara tidak optimal dan produksi ASI bisa menurun.</li><li style="text-align: justify;">Satu hal yang tidak boleh dilupakan , yaitu “sparepart” pompa ASI yang harus diganti berkala sesuai saran dari produsen, karena kondisi “sparepart” yang sudah “aus” akan menurunkan kemampuan hisap pompa yang berakibat pengosongan payudara tidak maksimal.</li></ul> MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar MPASI dan Laktasi bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" title="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum MPASI &amp; Laktasi</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho.Daftar Bacaan:&nbsp;Manajemen Laktasi. Perkumpulan Perinatology Indonesia. Revisi 2019Artikel ini telah ditinjau oleh&nbsp;Dr. dr. Antonius Pudjiadi, SpA (K).

Hal yang Perlu Diperhatikan saat Membeli Pompa ASI

hal-yang-perlu-diperhatikan-saat-membeli-pompa-asi-1678956517902

Keamanan bayi adalah hal penting yang harus diperhatikan, terutama area di mana ia tidur. Sebab, bayi tidak boleh sembarang diletakkan di tempat tidur atau diberikan boneka di sekitarnya agar terhindar dari risiko terjadinya hal berbahaya. So, biar si Kecil dapat tidur dengan aman, berikut beberapa tips yang dapat MomDad terapkan. Room sharing<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/a82b60aada5d85f35c7110bbe9502b583_1678591901831.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-12T103128.705.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Menurut American Academy of Pediatrics, bayi sebaiknya tidur dalam ruangan yang sama (bukan di tempat tidur yang sama) dengan orang tua setidaknya sampai usia 6 bulan dan jika memungkinkan hingga usia 1 tahun [1]. Alasannya adalah karena room sharing dapat&nbsp;menurunkan risiko Sudden Infant Death Syndrom (SIDS) hingga 50% persen. Selain itu, tidur sekamar dengan anak dapat mempererat hubungan orang tua dengan anak dan tentunya mempermudah orang tua untuk memantau kondisi bayi jika sedang sakit.Berikan matras yang ‘firm’<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/510bf26bae472a7cb65a8983bd61077f4_1678591913042.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-12T103037.498.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Dengan memberikan matras yang tidak terlalu empuk untuk tempat tidur bayi akan menurunkan risiko terjadinya sufokasi pada bayi karena tertutupnya hidung bayi akibat kepala yang terlalu melesak ke kasur [1].Hindari menaruh selimut atau boneka<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/105c2332ade0a3ded3bc0953b1bacd266_1678591919834.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-12T103104.632.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Faktanya, menaruh selimut dan boneka di tempat tidur kasur tidak diperbolehkan karena berpotensi menutup jalan napas bayi [1].Pastikan area tidur bayi aman<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/39b3388800b502d8667b2ba5d87b64cf_1678591925789.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-12T103117.021.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Jika menggunakan floor bed dan bayi mungkin akan merangkak naik/turun secara mandiri, maka pastikan lingkungan sekitar di kamar bayi aman dengan menutup sumber listrik, dan menyimpan benda-benda tajam di area yang tidak terjangkau.Gunakan pagar pengaman<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/d8c828a6103ff8bdab6b1206b728d239e_1678591965049.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-12T103236.691.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Jika menggunakan ranjang bayi, maka pastikan agar pengaman telah terpasang dengan baik. Apabila bayi sudah mulai memanjat, pastikan posisi pagar tidak terlalu pendek sehingga tidak dapat dipanjat dan “dilompati” oleh bayi.Bukan hanya kenyamanan, namun juga keamanan bayi tidur harus diperhatikan ya. Dengan begitu, si Kecil bisa tidur dengan aman dan terhindar dari risiko terjadinya sesuatu yang berbahaya.Sumber foto: iStockReferensi:<ol><li style="text-align: justify;"> <a class="e-rte-anchor" href="https://www.aap.org/en/patient-care/safe-sleep/" title="https://www.aap.org/en/patient-care/safe-sleep/" target="_blank">https://www.aap.org/en/patient-care/safe-sleep/</a>&nbsp;</li></ol>