Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan berat badan anak seret atau bahkan turun. Penyebab paling umumnya adalah praktik pemberian makan yang tidak tepat (inappropriate feeding practice)﻿﻿, malnutrisi, infeksi berulang hingga gangguan penyerapan makanan. Untuk mencegah BB anak seret, MomDad bisa coba terapkan tips penting ini! Menu Makan Seimbang<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/513eabba7023ba7dcfddd03740484549_1707615138879.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="cegah_bb_anak_seret_(1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1457px; min-height: 0px;"> Kunci utama pemberian MPASI adalah feeding rules&nbsp; dan untuk menaikan BB diperlukan makanan yang padat kalori, sehingga sekalipun anak hanya memakan dalam jumlah sedikit tetapi tetap dapat mencukupi kebutuhannya.&nbsp;Pastikan anak mendapatkan protein hewani yang cukup. Sebab, protein hewani adalah sumber asam amino esensial yang paling lengkap dan berkualitas tinggi. Asam amino esensial diperlukan untuk membentuk protein dan tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga dibutuhkan dari makanan dan minuman. Ada satu penelitian yang menunjukkan kadar anak asam amino esensial di anak stunting lebih rendah dibandingkan yang tidak stunting. Beberapa menu yang dapat dijadikan BB booster yaitu bubur ayam telur, spaghetti Bolognese, omelet keju, ikan saus mentega, butter rice salmon, opor ayam, dan lain-lain.&nbsp; Variasi MakananMelalui sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2015, tingkat kenaikan berat badan bayi dengan konsumsi MPASI campuran memiliki nilai paling tinggi dibandingkan bayi yang mengonsumsi MPASI buatan sendiri atau MPASI buatan pabrik. Dalam penelitiannya, ditemukan bahwa hubungan bermakna antara penerapan basic feeding rules dengan pertumbuhan laju berat badan anak bawah tiga tahun. Hal ini kemungkinan mendasari lebih tingginya berat badan bayi yang mengonsumsi MPASI campuran, karena mereka memperoleh dua manfaat dari dua jenis MPASI yaitu MPASI buatan sendiri yang segar dan bebas pengawet serta MPASI buatan pabrik yang komposisinya sudah jelas dan sesuai takaran. Vaksinasi<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/473d7d4d37c931e83f75dd01d7a349e3_1707615152273.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="cegah_bb_anak_seret_(2).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1457px; min-height: 0px;"> Beberapa penyakit tertentu, bisa menyebabkan berat badan anak turun, seperti infeksi, flu, diare, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, vaksinasi membantu menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity. Selalu pastikan si Kecil mendapatkan vaksinasi sesuai jadwal dengan memantaunya di aplikasi PrimaKu. Dapatkan juga diskon berbeda di setiap bulannya, agar MomDad lebih hemat. Spesial di bulan Februari, ada potongan harga Rp25.000 di Klinik Partner PrimaKu. Yuk, Booking Vaccine sekarang dan gunakan kode voucher: ​CINTA25. Referensi:&nbsp;<ul><li>Yusmar MP. 2015. Hubungan antara penerapan basic feeding rules dengan laju pertumbuhan berat badan pada anak. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Palembang (tidak dipublikasikan).</li><li>Homan GJ. Failure to Thrive: A Practical Guide. Am Fam Physician. 2016 Aug 15;94(4):295-9.</li><li>dr. Rina Pratiwi, SpA (K), UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik</li></ul>

Tips Cegah BB Anak Seret, Lakukan Hal Penting Ini!

tips-cegah-bb-anak-seret--lakukan-hal-penting-ini--1707615930487

Pertumbuhan tinggi badan seorang anak menjadi perhatian setiap orang tua. Orang tua akan merasa khawatir jika tinggi anak tidak sesuai dengan kurva pertumbuhan, maka akan dianggap stunting. Selain mencukupi asupan nutrisi, salah satu cara untuk menunjang pertumbuhan tinggi anak adalah dengan melakukan sunat. Sunat kerap dianggap dapat membuat anak cepat tinggi. Benarkah demikian?Mitos Sunat Bikin Anak Cepat Tinggi<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/7dbaa2f54ffbd43ebd910464be8fc12010_1706514948614.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sunat_(2).jpeg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;"> Sejauh ini, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung gagasan bahwa sunat dapat membuat anak tumbuh lebih tinggi. Umumnya orang-orang pada zaman dahulu melakukan sunat di usia akhir SD, sekitar 9-13 tahun, yang mana pada usia tersebut anak laki-laki mengalami pubertas, sehingga tampak mengalami percepatan tumbuh yang akhirnya dikaitkan dengan tindakan sirkumsisi yang dilakukan kepada anak. Padahal, sirkumsisi hanya tindakan secara anatomis, sehingga tidak memengaruhi pertumbuhan.Faktor Genetik dan Nutrisi<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/d7f99d39f35dff25e8b542bbc610265c1_1706514984419.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sunat.jpeg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;"> Pada anak, pertambahan tinggi dapat dibagi menjadi 3 periode: 2 tahun pertama kehidupan, pre pubertas, dan pubertas. Dalam 2 tahun pertama kehidupan, nutrisi memainkan peran yang lebih penting dalam optimalisasi tinggi badan anak. Setelahnya, kecepatan tumbuh dan peningkatan berat badan akan mulai menurun. Sebelum anak mencapai fase pubertas, kecepatan tumbuh hanya sekitar 5-6 cm per tahun dengan penambahan berat badan 2,5 kg per tahun. Terdapat berbagai faktor yang memengaruhi pertumbuhan tinggi anak, seperti olahraga, kecukupan tidur, hingga faktor genetic.Nutrisi yang seimbang adalah faktor penting dari pertumbuhan. Tidur yang cukup menstimulasi hormon pertumbuhan sehingga memengaruhi pertambahan tinggi. Olahraga membantu pertambahan tinggi dengan meningkatkan jumlah hormon pertumbuhan.Faktor Kesehatan UmumPada anak yang sedang bertumbuh, berat badan merupakan indikator pertumbuhan yang bersifat fluktuatif. Berat badan mudah dipengaruhi berbagai kondisi, misalnya oleh penyakit. Anak yang sakit akut seperti diare atau batuk pilek dapat mengalami penurunan berat badan akibat sakitnya, namun tinggi badan tidak akan langsung terpengaruh. Bila sakit terjadi berkepanjangan, anak menjadi tidak aktif, maka pertumbuhan tulang panjang juga dapat terganggu, berkaitan dengan berat badan yang tidak naik juga.Kesimpulannya, sunat tidak berhubungan dengan pertambahan tinggi badan. Selain fokus pada tumbuh tinggi anak, jangan abaikan pertumbuhan dan perkembangan lainnya ya MomDad, seperti berat badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, hingga keterampilan motoriknya.Referensi: Lee JH, dkk. Factors affecting height velocity in normal prepubertal children. <a class="e-rte-anchor" href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6177663/" title="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6177663/" target="_blank">Ann Pediatr Endocrinol Metab</a>. 2018 Sep; 23(3): 148–153.

Sunat Bikin Anak Cepat Tinggi, Mitos vs Fakta?

sunat-bikin-anak-cepat-tinggi--mitos-vs-fakta--1706598964747

Dalam memantau pertumbuhan bayi, salah satu yang perlu dilakukan secara rutin yaitu mengukur panjang bayi (PB). Seiring berjalannya waktu, bayi akan tumbuh besar dan mengukur panjang badan beralih menjadi tinggi badan (TB). Nah, mulai di usia berapa pengukuran PB bayi beralih menjadi TB?Mengukur PB bayi dilakukan pada posisi telentang karena umumnya bayi belum dapat berdiri dengan baik, posisi berdiri bayi umumnya juga belum baik dengan dasar lebar, serta bayi belum dapat kooperatif ketika diminta berdiri tenang atau diam saat pengukuran dikerjakan.&nbsp; Pengukuran PB dilakukan pada anak usia &lt; 2 tahun, sedangkan pengukuran TB dilakukan pada posisi berdiri saat anak berusia 2 tahun, dengan prosedur yang tepat seperti dijelaskan pada poin di bawah.&nbsp;<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/75f6af614d8d1f55a0b116ea277ce10106_1706156040885.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="panjang_badan_(1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1457px; min-height: 0px;"> Berikut ini langkah-langkah untuk menghitung PB anak:<ul><li>Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang&nbsp;</li><li>Bayi dibaringkan terlentang pada alas yang datar&nbsp;</li><li>Kepala bayi menempel pada pembatas angka</li><li>Petugas 1: Kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel pada pembatas angka nol (pembatas kepala)&nbsp;</li><li>Petugas 2: Tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan menekan batas kaki ke telapak kaki&nbsp;</li><li>Baca hasil pengukuran dan catat panjang anak dalam sentimeter (cm) sampai dengan sentimeter terdekat (0,1 cm)&nbsp;</li></ul> <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/691c49724c1fd814eee3e8553e781ff9_1706156058416.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="panjang_badan.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1457px; min-height: 0px;"> Metode yang Digunakan untuk Mengukur PB AnakUntuk anak usia 0-24 bulan, pengukuran harus dilakukan oleh dua orang dan bayi diletakkan pada posisi berbaring, sedangkan pada anak usia &gt; 24 bulan dapat dilakukan pada posisi berdiri. Jika anak umur 0-24 bulan diukur berdiri, maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan menambahkan 0,7 cm.Lakukan pemantauan pertumbuhan anak setiap bulan sampai umur 24 bulan, selanjutnya setiap 3 bulan sampai umur 72 bulan. Agar hasilnya akurat, saat mengukur PB bayi, pastikan kepala bayi terfiksasi di titik nol dan kedua kaki dalam posisi lurus saat melakukan bacaan hasil pengukuran.Referensi: Pedoman pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi dini TumbuhKembang Anak di Tingkat Pelayanan Dasar. Kementerian Kesehatan 2022.

Kapan Pengukuran Panjang Badan Beralih ke Tinggi Badan?

kapan-pengukuran-panjang-badan-beralih-ke-tinggi-badan--1708430619873

Berdiri dan berjalan merupakan bagian dari tahapan proses perkembangan seorang anak. Apabila seorang anak tidak memiliki masalah, baik dari faktor anak itu sendiri, faktor lingkungan, dan faktor aktivitas, maka anak tersebut tidak memerlukan latihan khusus untuk dapat berdiri dan berjalan. Hal ini dapat dipahami, karena proses berdiri dan berjalan merupakan proses alamiah yang seharusnya terjadi pada semua anak.&nbsp;Ada tiga faktor yang memengaruhi proses berdiri dan berjalan seorang anak, yaitu:1.Faktor anak&nbsp;	Faktor dari dalam diri anak yang memengaruhi proses berdiri dan berjalan antara lain:<ul><li>Keinginan dari dalam diri untuk bergerak&nbsp;</li></ul>Keinginan dari dalam diri untuk bergerak harus dimiliki seorang anak untuk dapat berdiri dan berjalan. Keinginan Ini harus didukung oleh nutrisi yang cukup, kemampuan sensoris dan kognitif yang baik, serta bagian tubuh bebas dari rasa nyeri dan kondisi jantung dan paru yang sehat.&nbsp;<ul><li>Persepsi&nbsp;</li></ul>Selain keinginan dari dalam diri, seorang anak memerlukan persepsi yang baik untuk dapat berdiri dan berjalan. Misalnya, persepsi terhadap gerak, arah, jarak, tempo, kecepatan, dan ruang.&nbsp;<ul><li>Pola gerakan yang baik&nbsp;</li></ul>Proses berdiri dan berjalan yang baik membutuhkan pola gerakan yang tepat. Untuk dapat berdiri, kaki perlu menumpu, lutut menekuk, panggul dan sumbu tubuh condong ke depan. Sedangkan untuk berjalan, memerlukan pola gerakan yang terdiri dari placing (menempatkan dan menumpukan kaki pada lantai) dan stepping (melangkahkan kaki). Stepping dan placing memerlukan koordinasi gerakan yang baik antara sisi tubuh kiri dan kanan.&nbsp;<ul><li>Tidak ada lagi refleks primitif.</li><li>Tonus otot normal (normotoni).</li><li>Sendi dapat digerakkan sesuai dengan batasan yang normal.</li><li>Memiliki kekuatan otot yang baik terutama otot sumbu tubuh, pinggul, lutut, dan tumit.</li><li>Memiliki keseimbangan yang baik (keseimbangan depan-belakang, keseimbangan atas-bawah, dan keseimbangan kanan-kiri).</li></ul>2. Faktor lingkunganFaktor lingkungan yang mendukung proses berdiri dan berjalan adalah yang memberikan peluang anak untuk berdiri dan berjalan sehingga faktor ini dipengaruhi oleh pola asuh. Kondisi lingkungan yang mendorong seorang anak untuk berdiri dan berjalan, misalnya meletakkan mainan pada posisi yang membuat seorang anak berdiri atau berjalan untuk mendapatkan mainan tersebut serta membuat lingkungan seaman mungkin sehingga anak tidak terjatuh, terbentur, hingga terpeleset yang membuat anak menjadi trauma. 3. Faktor aktivitas&nbsp;Anak didorong untuk beraktivitas sesuai dengan usia perkembangan anak yaitu sekitar usia 9 bulan untuk berdiri dan sekitar 12 bulan untuk berjalan. Jika pada usia tersebut anak terlalu banyak digendong atau duduk, maka tingkat perkembangan anak menjadi seperti anak berusia 6-7 bulan.&nbsp;Jika faktor anak, lingkungan, dan aktivitas semuanya baik, maka tentu saja proses berdiri dan berjalan anak akan lancar. Apabila anak mengalami keterlambatan dalam berdiri dan berjalan, maka langkah yang diambil oleh dokter adalah menentukan penyebab terganggunya proses berdiri dan berjalan seorang anak. Selain itu, ada penyebab medis (sindrom down atau palsi serebral) atau penyebab lain yang mendasari, misalnya:<ul><li>Masalah pada saraf tepi, sambungan otot saraf&nbsp;</li><li>Otot dan rangka&nbsp;</li><li>Fungsi jantung dan paru&nbsp;</li><li>Status nutrisi&nbsp;</li><li>Pola asuh</li><li>Lingkungan&nbsp;</li><li>Play level</li></ul>Aktivitas dan stimulasi akan memberikan kesempatan seorang anak menggunakan anggota tubuhnya, memperkuat otot-otot tubuh, mempelajari keseimbangan, mendapat input sensori lain yang akan berguna untuk membantunya berjalan dengan baik sesuai usianya.&nbsp;Jika MomDad menyadari tanda-tanda anak terlambat berjalan, bisa segera konsultasikan kondisi tersebut dengan dokter anak agar bisa diatasi sesuai dengan penyebabnya.&nbsp;Referensi: Dr. Luh Karunia Wahyuni, Sp.KFR(K). Tips Melatih Anak Berdiri dan Berjalan. <a class="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/tips-melatih-anak-berdiri-dan-berjalan#" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/tips-melatih-anak-berdiri-dan-berjalan#" target="_blank">Ikatan Dokter Anak Indonesia</a>, 2016.

3 Faktor Penting yang Memengaruhi Kemampuan Berjalan Anak

3-faktor-penting-yang-memengaruhi-kemampuan-berjalan-anak-1705988320920

Anak mulai berjalan merupakan pencapaian yang paling ditunggu para orang tua di masa perkembangannya. Namun, mungkin MomDad merasa khawatir saat melihat si Kecil belum bisa berjalan, sedangkan anak-anak yang lain seusianya sudah bisa berjalan, meskipun perkembangan setiap anak berbeda. Nah, kapan sih MomDad perlu khawatir jika anak terlambat berjalan? Kapan Anak Dianggap Terlambat Berjalan?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/8da2a8a383e55aee3177ee27891a93be_1705718473450.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="terlambat_berjalan.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1457px; min-height: 0px;"> Umumnya, seorang anak akan mulai berjalan pada usia 11-16 bulan. Namun, CDC menyarankan apabila anak belum bisa berjalan dengan mandiri pada usia 18 bulan maka MomDad&nbsp; sebaiknya berkonsultasi ke tenaga kesehatan.Beberapa kondisi lain yang perlu diobservasi dan mengindikasikan kondisi medis tertentu yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut di antaranya:<ul><li>Ketika tonus otot atau pola gerak tidak simetris pada kedua sisi tubuh&nbsp;</li><li>Tubuh kaku dengan bahu dan kepala dilempar ke belakang pada saat akan diposisikan duduk&nbsp;</li><li>Batang tubuh dan kedua tungkai lemas</li><li>Kedua kaki diangkat saat anak akan diberdirikan (anak tidak mau menapakkan kaki di lantai)</li><li>Duduk menumpu pada tulang ekor</li><li>Duduk dengan tungkai posisi “W”</li><li>Anak berdiri pada saat ditarik ke arah duduk dari posisi berbaring</li><li>Pada saat diberdirikan, lutut cenderung menekuk ke belakang</li></ul> Umumnya, seorang bayi akan belajar berjalan pada usia sekitar 12 bulan. Rentangnya dapat timbul pada usia 11-16 bulan dan paling lambat usia 18 bulan.Jika MomDad menyadari tanda-tanda anak terlambat berjalan, bisa segera konsultasikan kondisi tersebut dengan dokter anak agar bisa diatasi sesuai dengan penyebabnya.&nbsp; Referensi:<ul><li>National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities, <a class="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/milestones/milestones-18mo.html" title="https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/milestones/milestones-18mo.html" target="_blank">Centers for Disease Control and Prevention</a>&nbsp;</li><li>Dr. Luh Karunia Wahyuni, Sp.KFR(K). Tips Melatih Anak Berdiri dan Berjalan. <a class="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/tips-melatih-anak-berdiri-dan-berjalan#" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/tips-melatih-anak-berdiri-dan-berjalan#" target="_blank">Ikatan Dokter Anak Indonesia,</a> 2016.</li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://health.clevelandclinic.org/when-do-babies-start-walking" title="https://health.clevelandclinic.org/when-do-babies-start-walking" target="_blank">When Do Babies Start Walking?</a></li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.medicinenet.com/what_causes_delay_in_walking_in_babies/article.htm" title="https://www.medicinenet.com/what_causes_delay_in_walking_in_babies/article.htm" target="_blank">What Causes Delayed Walking in Babies?</a></li></ul>

Kapan Anak Dianggap Terlambat Berjalan?

kapan-anak-dianggap-terlambat-berjalan--1705718485819

Bayi cenderung menyelidiki dunia sekitar mereka melalui indera peraba dan indera penciuman. Salah satu cara yang umum ditemukan pada bayi adalah dengan memasukkan benda-benda ke dalam mulut mereka atau dikenal dengan istilah mouthing. Saat bayi sedang berada di fase mouthing, MomDad tidak perlu khawatir karena ini merupakan hal yang wajar. Namun, sampai kapan sih bayi berada di fase mouthing?Pengertian dan Manfaat MouthingMouthing adalah suatu fase perkembangan ketika seorang bayi mencari dan bereksplorasi dengan memasukkan segala sesuatu ke dalam mulutnya. Mouthing merupakan tanda fase oral pada bayi. Fase oral adalah suatu fase perkembangan dimana seorang anak paling peka dan paling banyak mendapatkan input stimulus dari mulut (oral).&nbsp;Fase oral umumnya akan berlangsung sejak lahir hingga usia 12-18 bulan. Pada fase oral pengenalan makanan padat menjadi sangat penting dan seorang bayi akan mendapat “kepuasan” dari stimulasi oral. Bayi yang sedang mengalami fase oral akan tampak memasukkan berbagai hal ke mulutnya seperti jari tangan, boneka, mainan dan lain sebagainya untuk mendapatkan input sensori mengenai rasa, tekstur, bentuk, dan sebagainya [1,2]. Seorang bayi juga bergantung penuh terhadap caregiver (yang memberikan makan; terkait fase oral) dan akan mengembangkan rasa percaya terhadap caregiver melalui stimulasi oral [1].Fase oral ini akan berangsur-angsur beralih ke fase perkembangan selanjutnya yaitu fase anal dari perkembangan anak, yang merupakan faktor penting untuk toilet training, kira-kira pada usia 1-3 tahun.&nbsp;Cara Memastikan Mouthing yang Aman untuk Bayi<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/d2017af63f5f5410fb4186554d19171009_1705657972656.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="mouthing_(1).jpeg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;">MomDad perlu memberikan kesempatan seorang anak belajar di fase oral dengan tidak melarang anak memasukkan benda atau tangan ke mulutnya, sepanjang benda tersebut masih aman (tidak menimbulkan potensi tersedak) dan bersih. Hindari benda-benda berukuran kecil, bulat, dan licin seperti anggur, makanan binatang peliharaan, popcorn, biji jagung, kacang, permen karet, permen, marshmallow dan lain-lain [3].&nbsp;Pastikan juga apabila bayi memasukkan benda ke mulutnya tidak ada benda berbahaya seperti makanan yang berjamur, kotoran binatang, baterai, pembunuh serangga, sabun atau sampo, tinta, bensin, aki, rokok, pelitur kayu, hingga tanaman hias di rumah dan lain-lain.&nbsp; &nbsp;<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/f10e8c215101feac6faf8153104e915eba8_1705657997965.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="mouthing_(2).jpeg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;"> Mouthing umumnya terjadi pada 2-3 tahun pertama kehidupan. Puncaknya berada pada usia sekitar 6 bulan, mulai berkurang sejak usia 12 bulan ketika bayi akan lebih sering menggunakan jarinya untuk mengeksplorasi mainan, dan hilang sempurna pada usia 3 tahun. Jika anak masih tampak mouthing pada usia &gt; 3 tahun maka MomDad perlu berkonsultasi untuk evaluasi penyebabnya [3,4].&nbsp;Referensi:<ol><li>Kesavelu, Dhanasekhar &amp; Sheela, K. &amp; Anandapandian, Ponsekar. (2021). Stages of Psychological Development of Child-An Overview. International Journal of Current Research and Review. 13. 74-78. 10.31782/IJCRR.2021.131320.</li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.britannica.com/science/psychological-development" title="https://www.britannica.com/science/psychological-development" target="_blank">Psychological development | Definition, Stages, Examples, &amp; Facts | Britannica</a></li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.healthline.com/health/baby/baby-mouthing#takeaway" title="https://www.healthline.com/health/baby/baby-mouthing#takeaway" target="_blank">Baby Mouthing — AKA Why Do Babies Put Everything in Their Mouths?&nbsp;</a></li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.babycentre.co.uk/x6721/why-does-my-baby-put-everything-in-her-mouth" title="https://www.babycentre.co.uk/x6721/why-does-my-baby-put-everything-in-her-mouth" target="_blank">Why does my baby put everything in her mouth? | BabyCentre</a></li></ol>

Si Kecil Suka Memasukkan Benda ke Mulut? Kenali Fase Mouthing!

si-kecil-suka-memasukkan-benda-ke-mulut--kenali-fase-mouthing--1705988352305

Stunting merupakan masalah kesehatan penting yang masih menghantui para orang tua di Indonesia. Umumnya, stunting disebabkan karena permasalahan gizi, yaitu asupan makanan yang tidak adekuat dan penyakit infeksi. Saat ini, ada banyak mitos seputar stunting yang kerap disalahartikan oleh para orang tua. Nah, supaya MomDad nggak ‘termakan’ hoax tentang stunting, simak mitos vs faktanya berikut ini, yuk! Stunting Hanya Menyebabkan Anak PendekMitos. Anak dengan stunting akan mengalami gangguan pertumbuhan serta perkembangan. Umumnya mereka memiliki kekebalan tubuh yang lebih rendah, sehingga lebih mudah terserang penyakit, atau infeksi berulang yang akan meningkatkan angka kesakitan dan kematian anak. Pada kelompok usia sekolah, hal ini juga berarti meningkatkan angka absentisitas dan penurunan performa akademik. Anak dengan stunting juga memiliki kecerdasan atau kognitif yang lebih rendah karena kurangnya bahan baku yang adekuat dari nutrisi, baik makro dan mikronutrien untuk mendukung perkembangan otak anak. Hal ini akan menurunkan kualitas hidup anak serta orang tua, dan memberikan beban besar bagi negara karena penurunan kualitas sumber daya manusia. [1-4]<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/2610051604892913c19f1d0988dd755a7_1705564350538.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="tinggi badan.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Sumber: De Sanctis V, Soliman A, Alaaraj N, Ahmed S, Alyafei F, Hamed N. Early and Long-term Consequences of Nutritional Stunting: From Childhood to Adulthood. Acta Biomed. 2021 Feb 16;92(1):e2021168. doi: 10.23750/abm.v92i1.11346. PMID: 33682846; PMCID: PMC7975963.Stunting Tidak Bisa DiobatiStunting adalah perawakan pendek menurut usia menurut standar WHO (&lt; -2 standar deviasi) yang disebabkan malnutrisi kronik, dan terjadi pada anak &lt; 5 tahun [5]. Kondisi malnutrisi kronik dapat disebabkan karena kurangnya asupan adekuat dan infeksi berulang dalam 1000 hari pertama kehidupan.Stunting memiliki prognosis yang baik jika dapat ditatalaksana sebelum 1000 hari pertama, karena otak anak terbentuk hingga 80% volume otak dewasa dalam 2 tahun pertama kehidupan. Tata laksana nutrisi perlu dilakukan segera ketika stunting didiagnosis, termasuk mencari kemungkinan penyebab stunting, misalnya kondisi alergi, penyakit jantung bawaan, infeksi kronis seperti TBC, gangguan penyerapan makanan dan lain sebagainya.Stunting karena KeturunanFase pertumbuhan anak dibagi menjadi fase intrauterin (dalam kandungan), fase infantil (bayi), childhood (anak) dan fase pubertas (remaja). Pada fase infantil yang berlangsung pada usia 0-2 tahun, anak akan mencapai 15% tinggi badan akhir saat dewasa. Fase ini sangat dipengaruhi faktor nutrisi dan hormonal. Sedangkan faktor genetik akan mulai mengambil alih sebagai faktor penentu tinggi badan anak sejak masa childhood sampai anak memasuki masa pubertas (sekitar usia 2-9 tahun). [6-7]Anak dapat menjadi pendek karena berasal dari keluarga yang relatif pendek, ayah atau ibu atau kakek atau nenek yang relatif pendek mungkin merupakan penyebab anak juga pendek. Hal ini disebut sebagai familial short stature.&nbsp;MPASI Dini dapat Mencegah StuntingPemberian MPASI perlu memperhatikan empat poin utama yaitu: tepat waktu, adekuat, aman dan diberikan secara responsif. Pada saat usia 6 bulan, kebutuhan nutrisi seorang bayi tidak lagi terpenuhi hanya dengan ASI saja. Oleh karena itu, WHO menyatakan selambat-lambatnya pada usia 6 bulan MPASI harus diberikan. Pada beberapa kondisi MPASI dapat dimulai pada usia 4-6 bulan apabila terindikasi misalnya pada bayi dengan kenaikan BB tidak adekuat, dan hal ini harus diputuskan oleh dokter. Namun, tak hanya berbicara soal usia, dan berat badan, namun pemberian MPASI juga harus mempertimbangkan kesiapan, baik fisik, enzimatik maupun psikologis.Jika MPASI dini diberikan sesuai anjuran dokter (lihat artikel tentang tekstur yang tepat untuk MPASI bayi) dan menyesuaikan dengan kemampuan bayi, maka akan dapat menunjang tumbuh kembang seorang bayi, namun apabila pemberiannya tidak memperhatikan kesiapan anak, maka dapat menimbulkan risiko infeksi maupun gangguan saluran cerna seorang bayi, bahkan mengancam nyawa bayi karena berisiko menimbulkan tersedak dan sumbatan jalan napas. Selain itu, pemberian MPASI dini yang tidak memperhatikan kecukupan energi serta sumber makanan yang tidak bernutrisi (misalnya hanya menggunakan buah untuk MPASI pertama), berisiko menimbulkan gangguan pertumbuhan seperti berat badan kurang, gizi kurang, hingga stunting. Tak hanya risiko kurang gizi, namun terdapat studi jangka Panjang lain juga menemukan bahwa introduksi MPASI dini (&lt; 12 minggu) justru berisiko menimbulkan berat badan lebih atau obesitas, dan hal ini lebih tinggi risikonya pada bayi yang mengonsumsi susu formula dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. [8-11]Stunting Disebabkan karena Anak Makannya SedikitAnak yang mengalami malnutrisi akan mengalami weight faltering, yaitu kenaikan BB tidak adekuat. Jika weight faltering tidak ditatalaksana dengan memadai, anak akan jatuh ke gizi kurang atau gizi buruk, serta perlambatan pertumbuhan tinggi badan, yang akhirnya akan menyebabkan seorang anak menjadi pendek.Penting untuk memahami fakta dan menghilangkan mitos seputar stunting agar upaya pencegahan dan penanganan dapat dilakukan secara lebih efektif. Pengetahuan yang akurat tentang stunting membantu membangun pemahaman yang lebih baik dan mendukung upaya global untuk mengurangi masalah ini.Referensi:<ol><li><a class="e-rte-anchor" href="https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126104-S-5830-Kejadian%20KEP-Literatur.pdf" title="https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126104-S-5830-Kejadian%20KEP-Literatur.pdf" target="_blank">8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian KEP Kekurangan Energi Protein (KEP)</a></li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://gizikia.kemkes.go.id/assets/file/pedoman/tatalaksana-gibur.pdf" title="https://gizikia.kemkes.go.id/assets/file/pedoman/tatalaksana-gibur.pdf" target="_blank">PENCEGAHAN DAN TATA LAKSANA GIZI BURUK PADA BALITA DI LAYANAN RAWAT JALAN</a></li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/defisiensi-nutrisi/malnutrisi-energi-protein" title="https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/defisiensi-nutrisi/malnutrisi-energi-protein" target="_blank">Malnutrisi Energi Protein</a></li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.who.int/publications-detail-redirect/9789240081864" title="https://www.who.int/publications-detail-redirect/9789240081864" target="_blank">WHO Guideline for complementary feeding of infants and young children 6-23 months of age</a></li><li>PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR ANTROPOMETRI ANAK</li><li>Batubara JRL, Tjahjono HA, Aditiawati. Panduan Praktik Klinis Ikatan Dokter Anak Indonesia Perawakan pendek pada anak dan remaja di Indonesia. UKK Endokrinologi IDAI. 2017</li><li>Nichols J, Duryea TK, Torchia MM. Normal growth patterns in infants and prepubertal children. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.uptodate.com/contents/normal-growth-patterns-in-infants-and-prepubertal-children#H30" title="https://www.uptodate.com/contents/normal-growth-patterns-in-infants-and-prepubertal-children#H30">https://www.uptodate.com/contents/normal-growth-patterns-in-infants-and-prepubertal-children#H30 </a></li><li>Przyrembel H: Timing of Introduction of Complementary Food: Short- and Long-Term Health Consequences. Ann Nutr Metab 2012;60(suppl 2):8-20. doi: 10.1159/000336287</li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/mmwr/volumes/69/wr/mm6947a4.htm#:~:text=The%20American%20Academy%20of%20Pediatrics,developmentally%20ready%20for%20complementary%20foods" title="https://www.cdc.gov/mmwr/volumes/69/wr/mm6947a4.htm#:~:text=The%20American%20Academy%20of%20Pediatrics,developmentally%20ready%20for%20complementary%20foods" target="_blank">Timing of Introduction of Complementary Foods — United States, 2016–2018 | MMWR.</a></li><li>Masuke R, Msuya SE, Mahande JM, Diarz EJ, Stray-Pedersen B, Jahanpour O, Mgongo M. Effect of inappropriate complementary feeding practices on the nutritional status of children aged 6-24 months in urban Moshi, Northern Tanzania: Cohort study. PLoS One. 2021 May 13;16(5):e0250562. doi: 10.1371/journal.pone.0250562. PMID: 33983950; PMCID: PMC8118559.</li><li>Yuliarti K. Apa yang perlu ibu ketahui tentang MPASI. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2017</li></ol>