ASI adalah nutrisi terbaik untuk bayi. Namun ada kalanya&nbsp; pemberian ASI eksklusif tidak dapat terlaksana sehingga terpaksa dilakukan pemberian susu formula. Susu sapi merupakan protein asing yang pertama kali dikenal oleh bayi yang tidak mendapat ASI. Alergi susu sapi (ASS) tidak hanya dialami oleh bayi dengan konsumsi susu formula, namun dapat juga dialami oleh bayi dengan ASI eksklusif. ASI dapat mengandung komponen protein susu sapi dari susu yang dikonsumsi ibu.&nbsp; Selain menimbulkan gejala saluran cerna atau kulit, ASS dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak serta dapat berlanjut menjadi alergi lain di kemudian hari. Diagnosis dan tatalaksana ASS harus tepat untuk mencegah hal ini. Angka kejadian ASS berkisar antara&nbsp; 3-4% bayi, yang sebagian besar dialami oleh bayi di bawah 1 tahun.&nbsp;Gejala alergi susu sapi<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671529662901-9af5b85c.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-172713903-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> ASS umumnya menimbulkan gejala saluran cerna berupa muntah, kram perut, kolik, atau diare. Diare dapat disertai darah karena adanya reaksi peradangan yang berat di usus/rektum. Selain itu, ASS dapat menimbulkan gejala di kulit (seperti ruam) dan di saluran napas (pilek alergi atau napas grok – grok). Diagnosis ASS dapat dibantu dengan pemeriksaan kadar IgE spesifik atau uji kulit alergi. Jika tes ini belum dapat menegakkan diagnosis ASS, perlu dilakukan uji eliminasi dan provokasi, dengan menghentikan pemberian susu sapi selama 2 minggu dan memberikan bayi susu soya atau asam amino. Setelah gejala menghilang, susu sapi dapat diberikan kembali. Jika gejala muncul kembali, maka bayi dinyatakan mengalami ASS.Pengganti sufor<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671529668865-4578a345.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-898344338-612x612 (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Penghentian susu formula yang mengandung protein susu sapi merupakan strategi utama dan paling aman untuk pasien ASS. Namun, bayi tetap memerlukan asupan susu untuk sumber nutrisi. Pemilihan susu formula alternatif tergantung pada usia, potensi risiko alergi, biaya, ketersediaan, dan komposisi susu formula.Pada bayi ASS di bawah 1 tahun, konsumsi susu formula alternatif dipertahankan selama minimal 6 bulan atau sampai usia 9 – 12 bulan. Bayi yang diberikan susu formula alternatif dengan tepat terbukti dapat tumbuh dan berkembang secara normal.Beberapa jenis susu formula alternatif yang tersedia sebagai pengganti antara lain:1. Susu formula hidrolisat ekstensif. Pada susu ini, protein susu sapi terdapat dalam bentuk yang telah dipecah menjadi komponen yang lebih kecil. Sebagian besar bayi dan anak ASS dapat mentoleransi susu jenis ini dengan baik. Susu yang termasuk jenis ini misalnya Nutramigen®, Pregestimil®, dan Pepti-Junior®.&nbsp;2. Formula asam amino. Formula yang mengandung asam amino bebas (bentuk paling sederhana dari protein) sebagai sumber nitrogen ini merupakan pilihan terbaik untuk bayi dengan ASS, terutama pada ASS berat. Formula asam amino dianggap sebagai pengobatan pilihan pertama untuk ASS. Formula yang termasuk jenis ini misalnya Neocate®.&nbsp;3. Formula kedelai (soya). Formula ini menggunakan kedelai sebagai sumber protein untuk mengganti komponen susu sapi. Meskipun tidak mengandung susu sapi, namun dapat terjadi reaksi silang antara protein susu sapi dengan protein kedelai, sehingga 10 – 14% bayi ASS dapat mengalami reaksi alergi dengan penggunaan susu ini. Formula kedelai tidak dianjurkan untuk bayi di bawah 6 bulan. Formula ini dapat dipertimbangkan pada bayi dengan keadaan khusus, misalnya masalah ekonomi keluarga, bayi tidak dapat mentoleransi susu formula jenis lain, atau adanya preferensi khusus (pola makan vegetarian).&nbsp;4. Susu formula hidrolisat parsial tidak dianjurkan untuk bayi ASS.&nbsp;5. Durasi penggunaan susu formula alternatif bergantung pada keparahan gejala, usia, dan kadar IgE spesifik. Pemberian ulang susu sapi dapat dilakukan setelah penggunaan susu formula alternatif selama minimal 3 bulan (pada bayi IgE negatif atau gejala ringan) sampai 12 bulan (pada bayi IgE positif tinggi, gejala berat). Jika bayi mengalami gejala ulangan setelah pemberian susu sapi, maka penggunaan susu formula alternatif dilanjutkan selama 6 – 12 bulan. Namun, jika bayi tidak mengalami gejala ulangan, maka susu sapi dapat diberikan lagi secara penuh. Sebagian besar bayi dan anak ASS akan sembuh atau toleran terhadap susu sapi saat usia balita. Sebesar 50% bayi ASS akan sembuh pada suai 1 tahun, &gt;75% sembuh pada usia 3 tahun, dan &gt;90% sembuh pada usia 6 tahun.&nbsp;Nah, apabila si Kecil mengalami ASS, MomDad bisa mencoba alternatif sufor di atas, ya! ​MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar MPASI dan Laktasi bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" title="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum MPASI &amp; Laktasi</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Catatan: Artikel berdasarkan presentasi DR. dr. Zakiudin Munasir, SpA(K)&nbsp; pada acara Symposium A New Concept in Pediatric Clinical Practice di Jakarta, 14 – 15 Februari 2016.&nbsp;Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Si Kecil Alergi Susu Sapi? Coba Ganti dengan Alternatif Sufor Berikut! 

si-kecil-alergi-susu-sapi-coba-ganti-dengan-alternatif-sufor-berikut--1671529966121

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr style="height: 28px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 204.988px;">Kategori </td><td style="vertical-align: top; width: 870.023px;" class="">Camilan</td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 204.988px;">Waktu memasak</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 870.023px;">30 - 60 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 204.988px;">Usia </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 870.023px;">12 bulan ke atas</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 204.988px;">Porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 870.023px;" class="">10 porsi</td></tr><tr style="height: 53px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 204.988px;">Fun facts</td><td style="vertical-align: top; width: 870.023px;" class="">Udang mengandung protein dan lemak yang tinggi (90% kalori dari udang adalah dalam bentuk protein dan lemak). </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 204.988px;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 870.023px;" class="">63,1 kkal energi4,9 gram karbohidrat1,7 gram lemak6,7 gram protein0,8 mg zat besi0,5 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li>150 g daging ayam giling</li><li>50 g udang giling</li><li>4 lembar sawi hijau, cincang kasar</li><li>1 batang daun bawang, cincang kasar</li><li>1 siung bawang putih, haluskan</li><li>1 sdm saus tiram</li><li>1 telur ayam, kocok lepas</li><li>1 sdm tepung kanji</li><li>Merica secukupnya</li><li>Garam secukupnya</li><li>10 lembar kulit pangsit</li></ul>Cara membuat:<ul><li>Campur daging ayam, udang, sawi hijau, daun bawang, saus tiram, bawang putih, telur, tepung kanji, merica, dan garam hingga rata.</li><li>Bungkus dengan kulit pangsit, lalu kukus hingga matang.</li></ul><div><div>Referensi:&nbsp;Mommyclopedia 89 Resep Makanan Anak 2-5 Tahun oleh Dr. dr. Meta Hanindita, Sp.A(K)</div><div>Ilustrasi foto:&nbsp;Shutterstock</div></div>

Dimsum Ayam Udang

dimsum-ayam-udang-1684165235220

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr style="height: 28px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 204.988px;">Kategori </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 870.023px;">Makanan utama</td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 204.988px;">Waktu memasak</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 870.023px;">30 - 60 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 204.988px;">Usia </td><td style="vertical-align: top; width: 870.023px;" class="">12 bulan ke atas</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 204.988px;">Porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 870.023px;" class="">10 porsi</td></tr><tr style="height: 53px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 204.988px;">Fun facts</td><td style="vertical-align: top; width: 870.023px;" class="">Tempe merupakan bahan olahan kacang kedelai yang tinggi protein nabati, sehingga mudah dicerna oleh bayi. </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 204.988px;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 870.023px;" class="">102 kkal energi9,1 gram karbohidrat5,2 gram lemak6 gram protein0,8 mg zat besi0,6 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li>5 butir telur puyuh rebus, bagi dua</li><li>300 g kentang, potong kotak lalu goreng, haluskan selagi panas</li><li>250 g tempe, potong kotak lalu goreng, haluskan selagi panas</li><li>1/2 batang daun bawang, iris tipis</li><li>1 butir kuning telur, kocok lepas</li><li>Minyak untuk menggoreng</li></ul>Bumbu halus:<ul><li>2 butir bawang merah</li><li>1 siung bawang putih</li><li>Merica secukupnya</li><li>Garam secukupnya</li></ul>Cara membuat:<ul><li>Campur bumbu halus, daun bawang, kentang, dan tempe.</li><li>Ambil sedikit adonan, kemudian pipihkan, masukkan telur puyuh, lalu dibentuk bulat.</li><li>Celupkan pada kocokan telur, lalu goreng hingga matang.</li></ul><div><div>Referensi:&nbsp;Mommyclopedia 89 Resep Makanan Anak 2-5 Tahun oleh Dr. dr. Meta Hanindita, Sp.A(K)</div><div>Ilustrasi foto:&nbsp;Shutterstock</div></div>

Perkedel Tempe Puyuh

perkedel-tempe-puyuh-1671438829700

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr style="height: 28px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 194.988px;">Kategori </td><td style="vertical-align: top; width: 880.023px;" class="">Makanan utama</td></tr><tr style="height: 29px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 194.988px;">Waktu memasak</td><td style="vertical-align: top; width: 880.023px;" class="">45 - 90 menit</td></tr><tr style="height: 29px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 194.988px;">Usia </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 880.023px;">12 bulan ke atas</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 194.988px;">Porsi</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 880.023px;">3 porsi</td></tr><tr style="height: 53px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 194.988px;">Fun facts</td><td style="vertical-align: top; width: 880.023px;" class="">Telur kaya akan lemak jenuh, sehingga tepat untuk dijadikan salah satu makanan penambah berat badan bayi. Sementara dalam 100 gram daging ayam, terkandung 27 gram protein yang memiliki nilai biologis tinggi. </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 194.988px;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 880.023px;" class="">309 kkal energi36,5 gram karbohidrat10,4 gram lemak17 gram protein3,1 mg zat besi1,8 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li style="font-size: 12pt;">125 g beras putih</li><li style="font-size: 12pt;">1 liter air</li><li style="font-size: 12pt;">50 g daging ayam fillet, potong dadu kecil</li><li style="font-size: 12pt;">50 g hati ayam, kukus hingga matang</li><li style="font-size: 12pt;">1/2 batang daun bawang, iris tipis</li><li style="font-size: 12pt;">1/2 ruas jahe, geprek</li><li style="font-size: 12pt;">Merica secukupnya</li><li style="font-size: 12pt;">Garam secukupnya</li><li style="font-size: 12pt;">1/2 batang daun seledri, iris tipis</li><li style="font-size: 12pt;">2 sdm kacang kedelai, goreng</li><li style="font-size: 12pt;">Bawang goreng</li><li style="font-size: 12pt;">1 butir telur rebus</li><li style="font-size: 12pt;">1 sdm minyak jagung untuk menumis</li></ul><div><div>Bumbu halus:<ul><li style="font-size: 12pt;">3 butir bawang merah</li><li style="font-size: 12pt;">2 siung bawang putih</li></ul>Cara membuat:<ul style="margin-bottom: 1rem;"><li>Masak beras dengan 1 liter air.</li><li>Tumis bumbu halus dan jahe hingga harum.</li><li>Masukkan daging ayam, masak hingga ayam berubah warna, lalu tiriskan.</li><li>Saat beras yang dimasak sudah menjadi bubur encer, masukkan tumisan ayam, merica, dan garam.</li><li>Aduk sesekali dengan api kecil.</li><li>Jika bubur sudah mengental, masukkan daun bawang.</li><li>Hidangkan bubur dengan potongan hati ayam, kacang kedelai goreng, dan telur rebus.</li></ul></div><div>Referensi: Mommyclopedia 89 Resep Makanan Anak 2-5 Tahun oleh Dr. dr. Meta Hanindita, Sp.A(K)</div><div>Ilustrasi foto:&nbsp;Shutterstock</div></div>

Bubur Ayam

bubur-ayam-1672299207207

Begitu bayi akan genap berusia 6 bulan, ketika dia sudah dapat mulai diberi MPASI, hampir semua orang tua akan berusaha mempersiapkannya dengan matang. Mulai dari merinci kebutuhan alat-alat yang akan digunakan untuk makan bayi dan memasak, hingga beragam menu MPASI. Namun, tak sedikit pula yang mengalami banyak kendala. Kira-kira, apa saja kendala yang kerap dijumpai para orang tua saat memberikan MPASI pertama?1. Kesulitan menyesuaikan jam tidur dan jam makan bayi<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671424684188-280b3958.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1383504420-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Prinsip feeding rules adalah memberikan jeda 2-3 jam antara jam makan agar bayi memiliki waktu untuk mengosongkan lambung. Seringkali, pada bayi usia 6 bulan yang frekuensi tidur siangnya masih sering, hal ini membuat jam makan bertabrakan dengan jam tidur. Alih-alih bayi yang semangat makan, yang terjadi justru bayi “tidak mood” karena mengantuk pada saat jam makannya.Karena itu, MomDad perlu menyesuaikan jam makan bayi dengan jam tidurnya. Misalnya, apabila ia makan pagi pukul 8.00, sementara pada pukul 10.00 sudah jam tidurnya lagi, maka tidak usah dipaksakan untuk harus memberikan selingan pada jam 10.00. Bayi dapat diberikan ASI atau susu formula sebelum ia tidur, kemudian makan siangnya dapat diberikan 2 jam dari jam makan terakhirnya, yaitu jam 12.00.2. Bingung saat memberikan air putih<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671424784323-2beb75d3.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1144733656-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> MomDad seringkali bertanya, berapa banyak air putih yang seharusnya diberikan bersama MPASI. MomDad dapat memberikan air putih setelah bayi makan, tidak perlu banyak, mungkin hanya untuk membantu bayi menelan makanannya. Air putih tidak selalu perlu diberikan karena&nbsp; konsumsi ASI/susu formula pun termasuk ke dalam asupan cairan harian. American Academy of Pediatrics tidak memberikan batasan jumlah air putih yang dapat diberikan setiap kali minum, namun hanya memberikan rekomendasi jumlah keseluruhan air putih untuk usia 6-12 bulan, yaitu tidak melebihi 125-250 mL per hari.&nbsp;Pada awal pemberian MPASI, bayi sedang belajar makan sehingga kebutuhan gizi bayi tidak serta merta dapat dipenuhi oleh MPASI.Pada usia 6-8 bulan, bayi masih mengandalkan sekitar 70% kebutuhan kalorinya dari ASI atau susu formula. MPASI yang diberikan pun biasanya masih sangat encer dan mengandung banyak air, sehingga pada saat ini ibu tidak perlu menambahkan banyak air putih. Setelah bayi lebih terampil makan, terutama setelah dia mulai pintar makan makanan yang lebih padat, jumlah air putih yang diberikan bisa ditambahkan.3.&nbsp; BAB bayi keras saat MPASI pertama<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671424857621-bf236979.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-527030452-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> MemberikanMPASI berarti mengubah tekstur makan bayi, yang tadinya berupa makanan cair (ASI/susu formula) menjadi tekstur yang lebih padat. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi konsistensi tinja yang terbentuk, yang mungkin menjadi lebih keras, serta frekuensi defekasi yang mungkin akan menjadi lebih jarang. Proses ini dapat berlangsung sampai 1-2 minggu dan bersifat sementara. MomDad dapat membantu bayi dengan memastikan asupan cairannya cukup dan memantau apakah terdapat perbaikan konsistensi BAB-nya.4. Bingung kapan harus memberikan snack<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671424943943-abe1b27e.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-495453442-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Untuk MPASI pertama, menu utama dapat dimulai dengan 2-3 kali makan, ditambah&nbsp; satu kali snack apabila bayi menghendaki. Snack dapat memperluas variasi makanan dan referensi rasa bayi, namun tidak perlu dipaksakan, dan mengikuti nafsu makan bayi saja.5. Salah tekstur<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671425011327-56757485.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1397882944-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Pada prinsipnya, tekstur MPASI yang diberikan harus disesuaikan dengan keterampilan oromotor anak. Tekstur MPASI dibagi mulai dari bubur halus (biasanya di-blender atau disaring) dan bubur kasar (tanpa disaring atau di-blender, dan dengan jumlah air yang lebih sedikit). Kedua tekstur ini diperkenalkan bertahap, dari halus menjadi semakin kasar, pada rentang usia 6-9 bulan.Pada usia sekitar 7-8 bulan, bayi juga bisa mulai diperkenalkan dengan tekstur finger food atau makanan yang bisa dia genggam sendiri. Makanan ini bisa digenggam oleh bayi, tetapi harus bisa segera menjadi lembek ketika terkena air ludah sehingga tidak menimbulkan risiko tersedak, karena pada usia ini sangat mungkin bayi belum mampu mengunyah dengan baik.Nasi tim (bentuk semakin menyerupai nasi lembek) dan makanan yang dicincang halus (minced) atau dicincang kasar (chopped) secara bertahap dapat diberikan pada usia 9-12 bulan. Pada usia 12 bulan anak diharapkan telah mampu menerima makanan keluarga seperti nasi dengan lauk yang dipotong kecil-kecil sesuai dengan kemampuan oromotor anak.6. Takut saat melihat bayi gagging<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671425077023-932d1edd.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1203433733-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Gagging perlu dibedakan dengan choking (tersedak). Saat gagging, anak akan menjulurkan lidahnya, melepehkan makanannya dan batuk untuk mencegah masuknya makanan tersebut ke jalan napas. Sebaliknya, pada choking (tersedak), makanan sudah terlanjur masuk ke dalam saluran napas sehingga anak akan “diam” tidak bersuara lalu menjadi kebiruan.Jika sumbatannya tidak pada seluruh jalan napas, maka dapat terdengar bunyi mengi. Gagging merupakan proses normal yang terjadi pada bayi yang sedang belajar makan. Gagging merupakan respon yang dapat dijumpai pada saat bayi mendapatkan makanan dengan tekstur, rasa atau suhu yang “baru”.Saat gagging bayi sebenarnya sedang berusaha memproteksi jalan napasnya agar tidak ada benda asing yang masuk, kemudian mendorongnya dengan menjulurkan lidahnya keluar mulut. MomDad tidak perlu khawatir bila bayi mengalami gagging. Pantau sampai proses gagging selesai, kemudian berikan air putih.7. Bingung antara harus memilih MPASI homemade atau instan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671425245837-c2d1dc0f.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1384475212-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Makanan buatan sendiri (home-made) yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan adalah pilihan terbaik untuk MPASI bayi. Namun, hal ini sulit distandarisasi pada praktik sehari-hari, sehingga orang tua perlu diedukasi tentang bahan makanan serta komponen gizi penting apa saja yang harus ada pada MPASI pertama.MPASI instan, di sisi lain, merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan karena selain mengandung zat gizi yang sudah difortifikasi ke dalam makanan, pengukuran asupan juga dapat lebih dirinci apabila bayi mendapatkan MPASI fortifikasi. Kekurangan MPASI fortifikasi tentu saja ada pada rasa yang relatif konstan dan tekstur yang kurang bervariasi.Bayi yang mendapatkan MPASI fortifikasi sebaiknya juga diberi MPASI home-made agar proses pengenalan tekstur dan rasa pada bayi menjadi semakin kaya. Hal ini akan meningkatkan penerimaan bayi terhadap berbagai jenis makanan di kemudian hari.&nbsp;Kendala apa saja yang MomDad alami saat memberikan MPASI pertama pada si Kecil?&nbsp;Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" title="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum MPASI &amp; Laktasi</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho.Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

7 Kendala yang Kerap Dialami Saat Memberikan MPASI Pertama

7-kendala-yang-kerap-dialami-saat-memberikan-mpasi-pertama-1671426581772

Sangat penting bagi ibu menyusui untuk tetap terhidrasi agar kualitas dan kuantitas ASI tetap terjaga, serta Mom terhindar dari dehidrasi. Selain itu, bayi paling berisiko mengalami dehidrasi karena mereka memiliki tubuh yang lebih kecil dengan cadangan cairan yang sedikit, sehingga perlu menyusu.&nbsp; Lantas, berapa banyak sih kebutuhan cairan yang harus dipenuhi oleh ibu menyusui? Yuk, simak penjelasannya melalui video di atas!

Berapa Banyak Kebutuhan Cairan pada Ibu Menyusui?

berapa-banyak-kebutuhan-cairan-pada-ibu-menyusui-1671281050693

ASI seret seringkali jadi problematika yang bikin busui pusing. Udah pas DBF keluarnya dikit, dipompa apalagin. Nah, kira-kira gimana sih cara mengoptimalkan keduanya?