Memperkenalkan MPASI kepada si Kecil adalah momen yang membahagiakan, namun di sisi lain juga bisa menimbulkan beberapa perubahan, terutama pada sistem pencernaannya. Salah satu perubahan yang paling umum terjadi adalah perubahan konsistensi feses. Hal ini wajar terjadi karena bayi mulai mendapatkan asupan nutrisi selain ASI. Feses normal pada bayi setelah MPASI<ul><li style="font-size: 12pt;">Konsistensi</li></ul>Feses bayi setelah MPASI bisa lebih padat, lebih lunak, atau bahkan encer, tergantung pada jenis makanan yang mereka konsumsi.<ul><li>Warna</li></ul>Warna feses bayi setelah MPASI bisa bervariasi dari kuning, coklat, hingga hijau, tergantung pada warna makanan yang mereka konsumsi.<ul><li>Frekuensi</li></ul>Frekuensi BAB bayi setelah MPASI juga bisa bervariasi, dari beberapa kali sehari hingga sekali setiap beberapa hari. Perubahan feses yang perlu dikhawatirkan:<ul><li>Feses sangat keras</li></ul>Jika bayi mengalami kesulitan BAB, fesesnya sangat keras, dan terlihat kesakitan saat BAB, ini bisa menjadi tanda konstipasi.<ul><li>Diare</li></ul>Diare ditandai dengan feses yang encer dan berair, dan bisa disertai dengan gejala lain seperti muntah dan demam.<ul><li>Darah dalam feses</li></ul>Darah dalam feses bisa menandakan adanya masalah pencernaan yang serius. Tips menjaga pencernaan bayi sehat<ul><li>Berikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan</li><li>Perkenalkan MPASI secara bertahap</li><li>Berikan banyak air</li><li>Berikan makanan kaya serat</li><li>Konsultasikan dengan dokter anak</li></ul> Perubahan feses setelah MPASI adalah hal yang normal terjadi. Namun, penting untuk memperhatikan tanda-tanda feses yang tidak normal dan segera berkonsultasi dengan dokter anak jika ada hal-hal yang dikhawatirkan.Dengan memberikan MPASI yang tepat dan menjaga kesehatan pencernaan bayi, MomDad dapat membantu si Kecil tumbuh kembang dengan optimal. Referensi:<ul><li>Nutrition for Kids. 2021. Constipation in babies starting solids: Is it normal? <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.nutritionforkids.com.au/blog/constipation-babies-starting-solids" title="https://www.nutritionforkids.com.au/blog/constipation-babies-starting-solids">https://www.nutritionforkids.com.au/blog/constipation-babies-starting-solids</a></li></ul>

Feses Keras setelah MPASI, Apakah Normal?

feses-keras-setelah-mpasi--apakah-normal--1721727288673

ASI memiliki nutrisi yang sempurna, mudah dicerna, dan diserap oleh tubuh bayi, terutama bagi newborn. Namun, Mom mungkin tidak selalu bisa menyusui langsung dan harus memompa, serta menyimpan ASI untuk si Kecil. Bahkan terkadang, ASI yang disimpan bisa saja basi dan membuat ASI tidak aman untuk diberikan. Sebelum memberikannya, yuk ketahui dulu yuk, bagaimana menyimpan ASI yang tepat dan bagaimana ciri-ciri ASI basi. Aturan menyimpan ASIMomDad dapat menyimpan ASI dengan cara berbeda tergantung pada jadwal makan bayi, sehingga ASI bisa bertahan beberapa bulan. Berikut pedoman penyimpanan ASI agar tetap aman yang bisa Mom coba lakukan:<ul><li>4 jam ketika baru dipompa</li><li>4 hari di bagian belakang lemari es</li><li>6-12 bulan di freezer yang sangat dingin</li></ul>Pada suhu ruangan (hingga 77°F atau sekitar 25°C), ASI akan tetap aman hingga 4 jam. Sebaiknya, simpan ASI dalam keadaan sesegar mungkin. Para ahli merekomendasikan untuk mentutup ASI dengan handuk bersih dan dingin untuk menghindari kontaminasi. Jika bayi hanya minum sebagian ASI, sisa ASI harus digunakan atau dibuang dalam 2 jam. Ciri ASI basiMerupakan hal yang normal jika ASI terpisah dan memiliki warna kuning, oranye, biru, atau hijau. Namun, pastikan untuk mencicipinya sebelum diberikan kepada bayi. ASI yang baik biasanya tidak berbau dan rasanya sedikit manis. Buang ASI jika:<ul><li>Aroma berubah</li></ul>ASI yang masih layak pakai umumnya berbau manis, selintas manis, atau seperti sabun. Bila ASI berbau asam atau busuk, curigalah bahwa ASI sudah basi.<ul><li>Bentuk ASI</li></ul>ASI yang pernah didinginkan atau dibekukan umumnya berwarna putih dan terpisah antara lapisan lemak dengan air. Bila dikocok, lemak dan air akan bercampur lagi menjadi satu. Apabila bagian lemak dan air tidak bercampur lagi, maka kemungkinan besar ASI sudah basi.<ul><li>Rasa ASI</li></ul>Jika ASI terasa tidak enak atau asam, lebih baik ASI tersebut tidak digunakan lagi.<ul><li>Perubahan warna</li></ul>Perubahan warna tidak selalu merupakan tanda ASI sudah basi. Bila warna ASI berubah menjadi agak hijau, biru, ataupun coklat, ini masih merupakan hal yang normal.<ul><li>Usia ASI</li></ul>Periksa selalu ASI yang disimpan chiller untuk memastikan kesegarannya. Jika ASI disimpan lebih dari 3 hari, kemungkinan ASI sudah basi, terutama jika kulkas yg digunakan sering dibuka tutup. <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/f73434f2e1a105795dc3315ae513c1046b_1721371645015.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="86890c4226-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> ASI adalah sumber nutrisi terbaik untuk bayi, terutama yang baru lahir. Namun, Mom perlu mengetahui cara menyimpan ASI dengan benar agar tetap aman dan bergizi bagi si Kecil. Simpan ASI dalam kondisi sebaik mungkin dan perhatikan ciri-ciri ASI basi, seperti perubahan aroma, bentuk, dan rasa.Dengan pengetahuan ini, Mom dapat memastikan si Kecil mendapatkan ASI yang aman dan berkualitas, sehingga tumbuh kembangnya optimal. Jangan ragu untuk selalu memeriksa dan mencicipi ASI sebelum memberikannya kepada bayi untuk menjaga kesehatannya. Referensi:<ul><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.breastfeedingperspectives.com/how-to-tell-if-breast-milk-is-bad/" title="https://www.breastfeedingperspectives.com/how-to-tell-if-breast-milk-is-bad/">https://www.breastfeedingperspectives.com/how-to-tell-if-breast-milk-is-bad/ </a></li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.webmd.com/baby/is-it-safe-to-reuse-breast-milk" title="https://www.webmd.com/baby/is-it-safe-to-reuse-breast-milk">https://www.webmd.com/baby/is-it-safe-to-reuse-breast-milk</a></li></ul>

Tips Menyimpan ASI: Cara Hindari ASI Basi dan Tetap Sehat untuk Si Kecil

tips-menyimpan-asi--cara-hindari-asi-basi-dan-tetap-sehat-untuk-si-kecil-1721958286420

Bayi yang mulai MPASI akan mengalami perubahan frekuensi BAB hingga bentuk pada fesesnya. Pasalnya, bayi akan mulai mengonsumsi makanan lain selain ASI dan hal ini akan berdampak pada pencernaannya. Jika si Kecil saat ini baru mulai MPASI, MomDad wajib tahu perubahan frekuensi BAB dan bentuk fesesnya. Yuk, simak penjelasan di bawah berikut! Tekstur dan warna feses memulai MPASI <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/87d103fd6ed42f119c3d7e4191b65bb49_1721030516044.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="changing-diaper-baby-who-is-lying-bed_67651-3720-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> Frekuensi normal BAB anak sangat bervariasi tergantung diet dan usianya. Bayi &lt; 6 bulan dengan ASI eksklusif, dapat memiliki BAB 4x/hari atau lebih, sampai BAB setiap 1-2 minggu sekali. Konsistensi BAB dan gejala bayi penting diperhatikan. Bila BAB yang keluar lunak dan anak tampak tidak mengalami ketidaknyamanan akibat perut kembung atau perut yang nampak buncit atau tegang, maka hal ini masih bisa normal. Pada bayi yang mengonsumsi susu formula, BAB dapat mencapai 2-3 kali per hari, dengan warna yang lebih gelap dibandingkan bayi ASI eksklusif.Untuk anak yang lebih besar, pola BAB berkisar dari satu kali setiap 2-3 hari, hingga anak yang BAB 3x/hari. Yang penting diperhatikan adalah konsistensi BAB. Umumnya, orang tua dapat menggunakan modified Bristol Stool Form Scale for Children dengan konsistensi yang diharapkan atau dikatakan normal adalah tipe 3 atau 4 (lihat gambar di bawah).<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/fa2d93773a7e23411eb5bf73c3b24b54_1721030553139.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="The-modified-Bristol-Stool-Form-Scale-for-Children-mBSFS-C-translated-into-Amharic.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;">Referensi: <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.researchgate.net/figure/The-modified-Bristol-Stool-Form-Scale-for-Children-mBSFS-C-translated-into-Amharic_fig1_330378281" title="https://www.researchgate.net/figure/The-modified-Bristol-Stool-Form-Scale-for-Children-mBSFS-C-translated-into-Amharic_fig1_330378281">https://www.researchgate.net/figure/The-modified-Bristol-Stool-Form-Scale-for-Children-mBSFS-C-translated-into-Amharic_fig1_330378281 </a> Frekuensi BAB setelah MPASIUmumnya, bayi yang telah mengonsumsi MPASI akan memiliki konsistensi tinja yang lebih padat jika dibandingkan dengan bayi yang masih mengonsumsi ASI maupun susu formula [2]. Jenis makanan yang diberikan saat MPASI pun mempengaruhi feses. Semakin rendah kandungan air di MPASI, tentu akan meningkatkan kepadatan feses. Cara mengetahui anak mendapatkan cukup cairan saat memulai MPASITidak ada tanda-tanda dehidrasi dan anak tidak tampak kesulitan atau mengalami konstipasi saat BAB. Selain asupan cairan, asupan serat pada anak juga perlu diperhatikan, meskipun pada anak yang memulai MPASI belum ada konsensus mengenai batasan jumlah serat yang diharuskan dikonsumsi. Badan Kesehatan Amerika merekomendasikan asupan serat untuk anak di atas usia 2 tahun dihitung berdasarkan usia ditambah 5-10 gram. Misalnya, seorang anak berusia 3 tahun memerlukan sekitar 8 gram serat per harinya, dengan batasan maksimal 13 gram.Pertimbangan batasan maksimal ini adalah untuk menjaga agar anak tidak mengonsumsi serat berlebih yang dapat berdampak pada asupan kalori serta mikronutrien karena menurunkan kemampuan penyerapan mineral-mineral penting oleh tubuh. Untuk mudahnya, berikan sayuran dan buah yang bervariasi per harinya yang berasal dari sayuran berdaun hijau, sayuran berwarna jingga, dan buah-buahan. Sayuran dapat diberikan bersama setiap porsi makan, dan buah dapat diberikan sebagai selingan. Waspada akan alergi makananAlergi makanan bisa mempengaruhi frekuensi BAB. Gejala alergi makanan dapat sangat bervariasi, mulai dari gejala saluran cerna berupa diare atau muntah, hingga yang melibatkan sistem organ lain seperti batuk, mengi, gatal, ruam, pembengkakan wajah, mata berair. Anak yang dicurigai mengalami alergi makanan perlu penelusuran lebih lanjut dan dikonsultasikan dengan dokter. [3]Dengan mengetahui perubahan frekuensi BAB dan bentuk feses bayi yang normal setelah MPASI, MomDad jadi lebih waspada apabila terjadi sesuatu pada si Kecil, terutama dalam sistem pencernaannya. Referensi:<ol><li>Healthy Children. Constipation in Children. 2024</li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/abdominal/Pages/Constipation.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/abdominal/Pages/Constipation.aspx">https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/abdominal/Pages/Constipation.aspx </a></li><li>Baaleman DF, Wegh CAM, de Leeuw TJM, van Etten-Jamaludin FS, Vaughan EE, Schoterman MHC, Belzer C, Smidt H, Tabbers MM, Benninga MA, Koppen IJN. What are Normal Defecation Patterns in Healthy Children up to Four Years of Age? A Systematic Review and Meta-Analysis. J Pediatr. 2023 Oct;261:113559. doi: 10.1016/j.jpeds.2023.113559. Epub 2023 Jun 16. PMID: 37331467.</li><li>NHS. Food allergies in babies and young children. 2021</li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.nhs.uk/conditions/baby/weaning-and-feeding/food-allergies-in-babies-and-young-children/" title="https://www.nhs.uk/conditions/baby/weaning-and-feeding/food-allergies-in-babies-and-young-children/">https://www.nhs.uk/conditions/baby/weaning-and-feeding/food-allergies-in-babies-and-young-children/</a></li></ol>

Perubahan Frekuensi BAB & Bentuk Feses Anak Saat Mulai MPASI

perubahan-frekuensi-bab---bentuk-feses-anak-saat-mulai-mpasi-1721030698803

MomDad mungkin pernah mendengar istilah EVOO dalam pembuatan MPASI. EVOO adalah singkatan dari Extra Virgin Olive Oil, bentuk paling murni dari minyak zaitun. Minyak zaitun sendiri merupakan minyak yang diekstrak dari buah zaitun yang melibatkan proses penghancuran buah, pencampuran dan pemisahan minyak dari pulp dengan sentrifugasi. EVOO merupakan jenis minyak zaitun yang prosesnya paling sedikit sehingga sering dianggap sebagai bentuk paling sehat dan mengandung banyak antioksidan. Manfaat EVOO bagi kesehatanEVOO merupakan sumber yang baik untuk mendapatkan antioksidan seperti vitamin E, oleacein, dan oleocanthal, yang dapat membantu mencegah penyakit kardiovaskular, meningkatkan fungsi otak dan mencegah beberapa jenis keganasan. 70% kandungan minyak zaitun umumnya adalah lemak tidak jenuh tunggal, yang sering digolongkan sebagai lemak baik. Batasan jumlah EVOO yang boleh ditambahkan dalam MPASI per hariLemak dibutuhkan oleh seorang anak yang sedang bertumbuh untuk mencukupi kebutuhan energi per hari sebanyak sekitar 30-35% total energi harian. Dari 30-35% tersebut, maksimum sepertiganya, atau kurang dari 10% total energi harian, berasal dari lemak jenuh. Penting diingat bahwa kita tidak boleh membatasi asupan lemak untuk anak di bawah usia 2 tahun. Umumnya MomDad boleh saja menggunakan minyak zaitun sebagai sumber lemak MPASI, karena semua jenis lemak memiliki jumlah kalori yang setara (lihat perbandingan berbagai jenis lemak pada artikel tentang lemak MPASI).Hingga saat ini belum ditemukan bukti efek samping penggunaan minyak zaitun pada bayi, namun sebaiknya penggunaannya dianjurkan tetap mematuhi aturan dasar MPASI. Referensi:<ul><li>D'Auria E, Borsani B, Pendezza E, Bosetti A, Paradiso L, Zuccotti GV, Verduci E. Complementary Feeding: Pitfalls for Health Outcomes. Int J Environ Res Public Health. 2020 Oct 29;17(21):7931. doi: 10.3390/ijerph17217931. PMID: 33137971; PMCID: PMC7662522.</li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthline.com/nutrition/extra-virgin-olive-oil#basics" title="https://www.healthline.com/nutrition/extra-virgin-olive-oil#basics">https://www.healthline.com/nutrition/extra-virgin-olive-oil#basics</a></li></ul>

EVOO dalam Pembuatan MPASI

evoo-dalam-pembuatan-mpasi-1721364852345

Fussy eating (fussy eaters) atau yang sering juga disebut picky eater merupakan salah satu spektrum food preference yang terjadi pada masa kanak-kanak [1]. Food preference memiliki spektrum, mulai dari picky eater sampai selective eater. Fussy eaters didefinisikan sebagai anak yang menolak makanan tertentu atau pilih-pilih makan, namun masih mengonsumsi minimal satu macam dari setiap kelompok makanan, yaitu karbohidrat, protein, sayur atau buah, baik makanan tersebut sudah dikenalnya ataupun belum. Sedangkan selective eater adalah anak yang menolak semua jenis makanan dalam kelompok makanan tertentu, misalnya menolak semua makanan sumber protein.Perbedaan Fussy Eaters Normal vs Food Neophobia pada Anak<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/28ff5163c97ad151457a6803a10962f14_1719880196711.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="fussy_eaters_pada_anak_(1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> Fussy eaters erat kaitannya dengan food neophobia. Food neophobia merupakan bagian dari fase perkembangan normal seorang anak. Pada fase food neophobia, anak cenderung menolak makanan baru. Fase neophobia ini sebenarnya merupakan proses mekanisme evolusi survival yang menguntungkan untuk membantu anak menghindari konsumsi substansi beracun saat sang anak sudah memiliki kemampuan mobilitas dan memilih makanannya sendiri tanpa pengawasan orang tua. Food neophobia umumnya terjadi pada pengenalan makanan baru, sedangkan fussy eating dapat terjadi pada makanan yang baru maupun yang sudah dikenal sebelumnya.Penyebab picky eating termasuk kesulitan makan, keterlambatan pengenalan makan bertekstur pada periode MPASI, tekanan atau paksaan untuk makan, preferensi saat awal; efek psikologis orang tua misalnya ibu yang khawatir anaknya menjadi pemilih makanan [2].Dampak Fussy Eaters pada Pertumbuhan AnakFussy eaters dapat memengaruhi variasi dan pilihan nutrisi anak. Anak yang mengalami fussy eaters yang berkepanjangan dapat memengaruhi status gizi dan berisiko mengalami defisiensi nutrien yang tidak terkandung dari pilihan makanannya sehari-hari. Hal ini juga termasuk kekurangan serat pangan, sebagai akibat kurangnya asupan sayur dan buah, dapat mengakibatkan konstipasi pada anak dengan picky eating. [2]Strategi Mengatasi Fussy Eaters<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/6139d6849897cc04ebd978954b3e51ef_1719880306311.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="fussy_eaters_pada_anak_(2).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> Intervensi perilaku berupa pengenalan makanan baru sejak usia dini merupakan salah satu upaya pencegahan fussy eaters. Tata laksana fussy eaters maupun selective eater adalah mengatasi ketidaksukaan terhadap makanan dengan pengenalan sistematik terhadap makanan baru (systematic introduction of new food), menggunakan prinsip berikut: [3-4]<ol><li>Sajikan makanan dalam porsi kecil.</li><li>Sajikan berbagai makanan yang bervariasi meskipun bukan merupakan makanan yang disukai MomDad .</li><li>Paparkan anak terhadap makanan baru sebanyak 10-15 kali. Penelitian menunjukkan bahwa dibutuhkan 10 kali atau lebih paparan untuk meningkatkan penerimaan terhadap makanan baru pada anak usia 2 tahun; dan 8-15 kali paparan pada anak usia 4-5 tahun. Pengenalan awal dapat dilakukan dengan menyajikan makanan baru tersebut di piring MomDad.</li><li>Sajikan makanan baru di meja pada jarak yang terjangkau oleh anak tanpa menawarkan kepada anak. Batita umumnya lebih tertarik mencoba makanan baru bila mereka memegang kendali, namun bila mereka diminta atau disuruh memakan sesuatu yang baru, maka umumnya mereka secara spontan akan menolak.</li><li>Berikan contoh makan makanan baru dengan cara yang menyenangkan tanpa menawarkan makanan tersebut kepada anak sampai ketakutan anak menghilang dan anak mengekspresikan ketertarikan kepada makanan baru tersebut. Semakin banyak orang di sekitar anak yang makan makanan serupa, maka anak akan semakin tertarik.</li><li>Jika paparan terhadap makanan tertentu menyebabkan anak ingin muntah atau bahkan muntah, hentikan makan makanan tersebut dan cobalah makan makanan yang lebih mendekati makanan yang disukai anak.</li><li>Campurlah sedikit makanan baru dengan makanan yang sudah disukai anak dan perlahan-lahan tingkatkan proporsi makanan baru (food chaining). Misalnya, apabila anak suka French fries maka Mom dapat memberikan modifikasi kentang olahan dengan membuat kroket/perkedel hingga pai ayam. Penelitian menunjukkan bahwa food chaining yang dilakukan selama 3 bulan pada anak usia 1-14 tahun dapat memperbaiki penerimaan makanan anak yang memiliki selektivitas yang ekstrim.</li><li>Bersikap dan berpikir netral dan tenang dalam menyikapi asupan makanan anak.</li></ol>Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menangani anak yang fussy eaters, jadi MomDad jangan menyerah, ya!&nbsp;Referensi:<ol><li>Taylor CM, Wernimont SM, Northstone K, Emmett PM. Picky/fussy eating in children: Review of definitions, assessment, prevalence and dietary intakes. Appetite. 2015 Dec;95:349-59. doi: 10.1016/j.appet.2015.07.026. Epub 2015 Jul 29. PMID: 26232139.</li><li>Taylor CM, Emmett PM. Picky eating in children: causes and consequences. Proc Nutr Soc. 2019 May;78(2):161-169. doi: 10.1017/S0029665118002586. Epub 2018 Nov 5. PMID: 30392488; PMCID: PMC6398579.</li><li>Wolstenholme H, Kelly C, Hennessy M, Heary C. Childhood fussy/picky eating behaviours: a systematic review and synthesis of qualitative studies. Int J Behav Nutr Phys Act. 2020 Jan 3;17(1):2. doi: 10.1186/s12966-019-0899-x. PMID: 31900163; PMCID: PMC6942299.</li><li>Rekomendasi tatalaksana masalah makan pada anak dan balita. IDAI. 2014. UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik</li></ol>

Masalah Makan: Fussy Eaters pada Anak yang Bikin BB Turun

masalah-makan--fussy-eaters-pada-anak-yang-bikin-bb-turun-1722592416392

Bahan:<ul><li style="font-size: 12pt;">4 sendok makan nasi (60 gr)</li><li style="font-size: 12pt;">1 potong tempe (15 gram), potong kecil-kecil</li><li style="font-size: 12pt;">1 potong sedang daging ayam (40 gr) bagian dada, potong dadu</li><li style="font-size: 12pt;">1 genggam bayam brazil (10 gr), iris halus</li><li style="font-size: 12pt;">1 siung bawang merah</li><li style="font-size: 12pt;">1 siung bawang putih</li><li style="font-size: 12pt;">3/4 sdm minyak kelapa sawit (7,5 gr)</li></ul>Cara membuat:<ul><li style="font-size: 12pt;">Masak nasi menjadi bubur, sisihkan.</li><li style="font-size: 12pt;">Cuci bersih daging ayam dan pisahkan dengan bagian kulit, lalu potong dadu.</li><li style="font-size: 12pt;">Tumis bawang putih dan bawang merah yang dicincang halus dengan menggunakan minyak.</li><li style="font-size: 12pt;">Masukkan daging ayam yang dipotong dadu, lalu aduk hingga matang.</li><li style="font-size: 12pt;">Masukkan tempe, lalu tambahkan air. Masak hingga 7 menit.</li><li style="font-size: 12pt;">Masukkan bayam. Tunggu seluruh bahan memiliki tekstur yang lembut.</li><li style="font-size: 12pt;">Angkat bahan yang sudah matang, lalu haluskan dengan saringan kawat atau blender.</li></ul>

Bubur Ayam Tempe Bayam Brazil

bubur-ayam-tempe-bayam-brazil-1719823644759

Tidur merupakan fondasi penting bagi kesehatan mental dan fisik anak. Anak membutuhkan tidur yang cukup dan berkualitas agar tubuh mereka mendapatkan istirahat untuk mengoptimalkan pertumbuhan. Untuk menciptakan tidur berkualitas pada anak, selain memperhatikan rutinitas sesuai usia, MomDad juga perlu memberikan si Kecil asupan nutrisi yang dapat membantunya tidur dengan nyenyak. Well, nutrisi apa saja sih yang dibutuhkan anak agar kualitas tidurnya meningkat? Baca artikel ini lebih lanjut untuk memulai Gerakan Tidur Nyenyak (GTN) pada anak.DHA dan Omega 3<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/65336b1de10b3dca319254de63605dbc1_1719803582213.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="tidur anak.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> DHA mampu merangsang hormon melatonin yang mendukung proses tidur anak. Melatonin bekerja dengan ritme sirkadian tubuh untuk membantu mempersiapkan tidur dengan mengirimkan sinyal untuk beristirahat, membuat lebih rileks, mengurangi kadar hormon lain yang merangsang kewaspadaan, dan menurunkan suhu tubuh, serta tekanan darah. Penelitian menunjukkan bahwa kadar DHA omega-3 yang rendah menyebabkan kekurangan melatonin, sehingga peningkatan kadar DHA dapat meningkatkan kadar melatonin. [1]Sementara itu, kemampuan omega 3 untuk mengurangi peradangan dapat membuat asam lemak ini sangat membantu bagi orang dengan apnea tidur obstruktif (gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur). Penelitian menunjukkan bahwa kadar DHA omega 3 yang rendah dikaitkan dengan tingkat keparahan apnea tidur obstruktif yang lebih besar. Sebaliknya, peningkatan kadar DHA mengurangi risiko apnea tidur yang parah. [1]DHA dan omega 3 bisa ditemukan dalam berbagai jenis makanan, salah satunya salmon.Vitamin A<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/8f575d05fc68021fe4878c17ac4d1d91_1719803640305.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="tidur anak (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Vitamin A sangat penting diberikan mulai sejak dini. Vitamin A berperan penting dalam menjaga kesehatan mata dan penglihatan. Tanpa vitamin A yang cukup, otak tidak dapat membedakan antara siang dan malam, dan ritme sirkadian akan terganggu. [2]Selain penting untuk organ penglihatan, vitamin A juga berperan dalam pertumbuhan tubuh, pembelahan sel, kesehatan sistem reproduksi dan menunjang sistem kekebalan tubuh. Ketika imunitas anak terjaga, maka anak cenderung akan menjadi lebih aktif dan tidak gampang sakit, serta tidur menjadi lebih lelap karena sudah aktif seharian. Apabila seorang anak kekurangan vitamin A maka anak tersebut bisa menjadi rentan terserang penyakit infeksi seperti infeksi saluran pernapasan atas, campak, dan diare. [3]Sumber vitamin A yang baik untuk si Kecil antara lain sayuran seperti wortel dan labu madu, buah-buahan sperti aprikot dan semangka, serta produk hewani seperti daging sapi atau ayam.Zat Besi<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/9b5299719104e374cbeab06b4fbec3ef7_1719803661169.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="tidur anak (2).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Zat besi diketahui memiliki peran penting dalam metabolisme monoamin di otak. Oleh karena itu, kadar besi yang menurun dapat menyebabkan gejala seperti pasif, lesu, tidak sabar, dan lalai. Tes khusus yang valid untuk mendeteksi defisiensi besi adalah kadar ferritin serum dalam darah. Nah, karena pentingnya besi dalam metabolisme monoamin yang berdampak pada tidur, kualitas dan pola tidur diketahui dipengaruhi oleh defisiensi besi. Untuk memberikan asupan zat besi pada si Kecil, MomDad dapat memberikannya daging merah, ikan, atau kacang-kacangan. [4,5]Demi menjaga pola dan kualitas tidur si Kecil dalam menunjang tumbuh kembang, serta menghindari rewel akibat tidak cukup tidur di malam hari, MomDad bisa menemukan ketiga nutrisi di atas dalam Promina Bubur Bayi Salmon Butternut Squash!<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/c6fcbb10887ff1b1fc1a3ab9cc95b8283_1719803711279.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="photo_2024-07-01_10-14-57.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Promina Bubur Bayi Salmon Butternut Squash adalah varian terbaru dari rangkaian produk bubur bayi usia 6 bulan ke atas, yang dapat meningkatkan kualitas tidur anak karena mengandung Omega 3 + DHA, seperti salmon, yang bisa meningkatkan melatonin atau ‘hormon tidur’, sehingga Si Kecil bisa tidur lebih pulas di malam hari. Selain itu, Omega 3 baik untuk untuk perkembangan otak, membantu anak berkonsentrasi, dan meningkatkan ingatan.Tak hanya Omega 3 + DHA saja, Promina Bubur Bayi Salmon Butternut Squash juga tinggi akan Vitamin A, dari labu madu, serta tinggi akan zat besi, yang bisa bantu jaga imunitas si Kecil, sehingga ia bisa lebih aktif dalam menjalani hari dan tidur nyenyak di malam hari.Yuk, coba varian terbaru Promina Bubur Bayi Salmon Butternut Squash yang bisa didapatkan di <a class="e-rte-anchor" href="https://shopee.co.id/Promina-Bubur-Bayi-6-Salmon-Labu-Madu-Box-120-g-x-1-Pcs-i.136137338.25219570085?sp_atk=75301803-8d43-425c-ae43-beab67bcc154&amp;xptdk=75301803-8d43-425c-ae43-beab67bcc154&amp;utm_campaign=s136137338_ss_id_fbca_slmb&amp;utm_source=facebook-ca&amp;utm_medium=seller&amp;utm_content=" title="https://shopee.co.id/Promina-Bubur-Bayi-6-Salmon-Labu-Madu-Box-120-g-x-1-Pcs-i.136137338.25219570085?sp_atk=75301803-8d43-425c-ae43-beab67bcc154&amp;xptdk=75301803-8d43-425c-ae43-beab67bcc154&amp;utm_campaign=s136137338_ss_id_fbca_slmb&amp;utm_source=facebook-ca&amp;utm_medium=seller&amp;utm_content=" target="_blank">e-commerce</a>.Referensi: <ol><li><a class="e-rte-anchor" href="https://sleepdoctor.com/nutrition/can-omega-3-fatty-acids-help-sleep/#:~:text=DHA%20stimulates%20melatonin&amp;text=Research%20shows%20low%20levels%20of,cause%20melatonin%20levels%20to%20rise" title="https://sleepdoctor.com/nutrition/can-omega-3-fatty-acids-help-sleep/#:~:text=DHA%20stimulates%20melatonin&amp;text=Research%20shows%20low%20levels%20of,cause%20melatonin%20levels%20to%20rise" target="_blank">Can Omega 3 Fatty Acids From Fish Oil Help Sleep?</a></li><li>Pickard GE, Sollars PJ. Intrinsically photosensitive retinal ganglion cells. Rev Physiol Biochem Pharmacol. 2012;162:59-90. Diakses dari Does Vitamin A Make You Sleepy? | Performance Lab®</li><li>Kemenkes RI - Vitamin A. Diakses dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://perpustakaan.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2023/03/KEMENKES-RI-Vitamin-A.pdf" title="https://perpustakaan.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2023/03/KEMENKES-RI-Vitamin-A.pdf">https://perpustakaan.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2023/03/KEMENKES-RI-Vitamin-A.pdf </a></li><li>Murat S, Ali U, Serdal K, et al. Assessment of subjective sleep quality in iron deficiency anaemia. Afr Health Sci. 2015;15(2):621–627. doi:10.4314/ahs.v15i2.40. Diakses dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.dovepress.com/the-association-of-self-reported-iron-and-vitamin-d-levels-on-sleep-qu-peer-reviewed-fulltext-article-RMHP" title="https://www.dovepress.com/the-association-of-self-reported-iron-and-vitamin-d-levels-on-sleep-qu-peer-reviewed-fulltext-article-RMHP">https://www.dovepress.com/the-association-of-self-reported-iron-and-vitamin-d-levels-on-sleep-qu-peer-reviewed-fulltext-article-RMHP </a></li><li>Okan S, Cagliyan Turk A, Sivgin H, Ozsoy F, Okan F. Association of ferritin levels with depression, anxiety, sleep quality, and physical functioning in patients with fibromyalgia syndrome: a cross-sectional study. Croat Med J. 2019;60(6):515–520. doi:10.3325/cmj.2019.60.515. Diakses dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.dovepress.com/the-association-of-self-reported-iron-and-vitamin-d-levels-on-sleep-qu-peer-reviewed-fulltext-article-RMHP" title="https://www.dovepress.com/the-association-of-self-reported-iron-and-vitamin-d-levels-on-sleep-qu-peer-reviewed-fulltext-article-RMHP">https://www.dovepress.com/the-association-of-self-reported-iron-and-vitamin-d-levels-on-sleep-qu-peer-reviewed-fulltext-article-RMHP</a></li></ol>