Beberapa anak memang butuh waktu lebih lama untuk menghabiskan makanannya, terutama saat masih belajar mengenal tekstur makanan. Tapi kalau kebiasaan mengemut makanan terus berlanjut, ini bisa jadi tanda masalah yang berisiko pada tumbuh kembangnya. Yuk, kenali penyebab dan cara mengatasinya. Kenapa Anak Sering Mengemut Makanan?Anak yang sering mengemut makanan biasanya tidak fokus saat makan, terlalu banyak distraksi, atau kesulitan mengunyah makanan dengan tekstur tertentu. Jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa berdampak buruk pada asupan nutrisinya. Beberapa penyebab anak sering mengemut makanan:<ul><li>Terlalu banyak distraksi saat makan, misalnya sambil menonton TV atau bermain gadget</li><li>Belum terbiasa dengan tekstur makanan yang lebih padat</li><li>Sedang tidak ingin makan atau mengalami gerakan tutup mulut (GTM)</li><li>Sedang sakit sehingga tidak nyaman saat makan</li></ul> Bahaya Anak Sering Mengemut Makanan<ul><li>Berat badan sulit naik Anak yang sering mengemut makanan cenderung hanya memilih makanan yang lembut, manis, atau tinggi tepung, sehingga nutrisinya tidak seimbang. Ini bisa membuat pertumbuhan terhambat.</li><li>Pencernaan bermasalah Mengunyah adalah bagian penting dari proses pencernaan. Jika makanan tidak dikunyah dengan baik, tubuh sulit menyerap nutrisi, dan anak bisa mengalami masalah pencernaan seperti sembelit atau perut kembung.</li></ul> Cara Mengatasi Kebiasaan Mengemut Makanan<ul><li>Jauhkan distraksi saat makan. Matikan TV, jauhkan gadget, dan ajak anak fokus pada makanannya.</li><li>Berikan variasi makanan agar anak lebih tertarik mencoba dan tidak bosan.</li><li>Terapkan feeding rules dengan durasi makan maksimal 30 menit agar anak tidak terbiasa makan terlalu lama.</li><li>Potong makanan menjadi lebih kecil agar lebih mudah dikunyah tanpa perlu diemut terlalu lama.</li><li>Tingkatkan tekstur makanan secara bertahap meskipun anak belum memiliki gigi.</li><li>Kenalkan finger food untuk membantu anak lebih eksploratif dan tertarik mencoba makan sendiri.</li></ul> Membantu anak mengunyah dengan benar adalah langkah penting untuk memastikan asupan gizinya cukup dan tumbuh kembangnya optimal. Jika MomDad butuh panduan lebih lanjut dalam pemberian MPASI dan cara mengatasi tantangan makan anak, ikuti <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/mpasi101" title="https://primaku.page.link/mpasi101" target="_blank">Kelas MPASI 101</a> &amp; <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" title="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" target="_blank">Kelas Tantangan MPASI</a> di SuperClass Parenthood Institute atau MomDad bisa mengakses situs <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/parenthood-institute" title="https://primaku.com/parenthood-institute" target="_blank">primaku.com/parenthood-institute</a>!Di kelas tersebut, MomDad bisa belajar langsung dari ahlinya tentang cara memberikan MPASI yang tepat, mengatasi GTM, serta strategi makan yang efektif untuk mendukung pertumbuhan anak. Yuk, dapatkan akses kelasnya sekarang dan pastikan si Kecil mendapatkan nutrisi terbaik di masa MPASI! Referensi: Food and choking in children. Diakses dari <a class="e-rte-anchor" href="https://www.health.govt.nz/your-health/healthy-living/food-activity-and-sleep/food-related-choking-young-children/developing-chewing-and-swallowing-skills" title="https://www.health.govt.nz/your-health/healthy-living/food-activity-and-sleep/food-related-choking-young-children/developing-chewing-and-swallowing-skills" target="_blank">health.govt.nz</a>

Hati-Hati, Anak Sering Mengemut Makanan Bisa Bikin BB Seret & Kurang Gizi

hati-hati--anak-sering-mengemut-makanan-bisa-bikin-bb-seret---kurang-gizi-1738340422606

Memulai perjalanan MPASI pertama si Kecil adalah momen yang menggembirakan, namun tak jarang membawa tantangan bagi orang tua baru. MomDad mungkin merasa bingung dan cemas menghadapi kendala seperti jam makan yang bentrok dengan tidur siang, memilih antara MPASI homemade atau instan, atau bahkan khawatir saat bayi mulai gagging. Jangan khawatir!<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/9289a601296f1d2b73e8776bdf0f4c33_1736129749728.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="Kelas-tantangan-MPASI.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> Saatnya MomDad untuk ikut <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" title="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" target="_blank">Kelas Tantangan MPAS</a>I bersama dr. Citra, SpA, IBCLC, MKes di<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/PI2024" title="https://primaku.page.link/PI2024" target="_blank"> SuperClass</a>! Di Kelas ini, MomDad akan dibekali berbagai ilmu untuk menghadapi bermacam rintangan saat memulai MPASI dengan percaya diri.Sekarang, simak dulu yuk, beberapa kendala yang sering muncul dalam pemberian MPASI pertama!1. Ketika Jam Makan dan Tidur Bayi Tidak CocokMasalah: Seringkali, jam makan bayi bertabrakan dengan jam tidurnya, terutama di usia 6 bulan saat tidur siang masih cukup sering. Akibatnya, bayi bisa merasa ngantuk dan kehilangan selera makan, bukan malah semangat makan.Solusi: Prinsip feeding rules adalah memberikan jeda 2-3 jam antara jam makan bayi agar lambungnya punya waktu untuk kosong. Jika bayi makan pagi pukul 8.00 dan tidur siang sekitar pukul 10.00, sebaiknya jangan dipaksakan memberikan selingan jam 10.00. Cukup berikan ASI atau susu formula sebelum tidur siang, dan lanjutkan MPASI siang 2 jam setelah makan pagi, sekitar pukul 12.00.2. Bingung mengenai Air Putih pada MPASI Pertama?Masalah: MomDad seringkali bertanya-tanya berapa banyak air putih yang perlu diberikan setelah MPASI pertama. Apakah perlu ditakar secara khusus?Solusi: Sebenarnya, jumlah air putih yang diberikan tidak perlu terlalu diatur secara ketat. Berikan air putih setelah bayi makan, sesuai dengan keinginannya. Untuk bayi usia 6 bulan, ASI atau susu formula sudah mencukupi kebutuhan cairannya. American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan bahwa pada usia 6-12 bulan, bayi sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari 125-250 ml air putih per hari.Pada awal MPASI, bayi masih bergantung pada ASI atau susu formula untuk sekitar 70% kebutuhan kalorinya. MPASI pertama yang diberikan juga biasanya masih encer, mengandung banyak air. Seiring bayi mulai lebih mahir makan dan makanannya lebih padat, jumlah air putih bisa ditambahkan secara bertahap.3. BAB Keras? Ini hal yang Wajar!Masalah: Pada awal pemberian MPASI, banyak orang tua yang mengeluhkan BAB bayi menjadi lebih keras atau frekuensinya berkurang.Solusi: Hal ini normal terjadi karena bayi mulai beralih dari makanan cair (ASI/SF) ke makanan padat. Proses ini bisa berlangsung 1-2 minggu dan umumnya bersifat sementara. Untuk membantu, pastikan bayi tetap cukup cairan dan terus perhatikan konsistensi tinja. Jika masih ada masalah, konsultasikan dengan dokter anak.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/52944259721699e2edacebe349c7dcc0_1736129862427.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="tantangan_MPASI-4.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> 4. Kapan Memberikan Snack pada MPASI Pertama?Masalah: Bingung kapan waktu yang tepat untuk memberikan snack pertama bayi?Solusi: Pada awal MPASI, bayi dapat diberi 2-3 kali makan utama dalam sehari, ditambah satu kali snack jika bayi menginginkannya. Snack berguna untuk memperkenalkan berbagai variasi makanan dan rasa pada bayi, namun jangan dipaksakan. Ikuti nafsu makan bayi, ya!5. Salah Tekstur? Ini Cara Menyesuaikan MPASI dengan Kemampuan BayiMasalah: Memberikan tekstur MPASI yang terlalu kasar atau terlalu halus bisa membuat bayi kesulitan makan. Bagaimana menyesuaikannya?Solusi: Pada usia 6-9 bulan, tekstur MPASI harus disesuaikan dengan kemampuan oromotor bayi. Mulailah dengan bubur halus (yang biasanya diblender) dan berlanjut ke bubur yang lebih kasar (tanpa diblender). Bayi yang berusia 7-8 bulan juga bisa diperkenalkan dengan finger food (makanan yang bisa dipegang sendiri). Pastikan makanan tersebut mudah hancur saat terkena air liur bayi, agar menghindari risiko tersedak.Pada usia 9-12 bulan, bayi bisa mulai diberikan nasi tim yang lembek atau makanan yang lebih padat seperti minced atau chopped food. Pada usia 12 bulan, bayi diharapkan sudah bisa makan makanan keluarga dengan potongan kecil yang sesuai dengan kemampuan mengunyahnya.6. Gagging atau Choking? Jangan Panik!Masalah: Melihat bayi gagging saat makan bisa membuat orangtua panik. Bagaimana membedakan gagging dan choking?Solusi: Gagging adalah respon alami bayi yang sedang belajar makan. Pada gagging, bayi akan menjulurkan lidahnya dan melepehkan makanan, disertai batuk untuk mengeluarkan makanan dari saluran napas. Ini adalah mekanisme perlindungan normal. Sebaliknya, pada choking (tersedak), makanan sudah masuk ke saluran napas dan bayi akan diam atau kesulitan bernapas. Jika bayi mengalami gagging, tetap tenang, pantau sampai prosesnya selesai, dan beri air putih setelahnya.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/97afda5765614a76d499a5be45b5114c_1736129936297.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="tantangan_MPASI-5.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> 7. MPASI Homemade atau Instan? Mana yang Lebih Baik?Masalah: Bingung memilih antara MPASI homemade atau instan? Mana yang lebih bergizi?Solusi: MPASI homemade yang disiapkan dengan bahan-bahan segar tentu memberikan nutrisi terbaik karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan bayi. Namun, ini bisa sulit diatur dalam praktik sehari-hari. MPASI instan, di sisi lain, mengandung gizi yang telah difortifikasi, dan dapat lebih mudah disiapkan. Namun, meskipun MPASI instan praktis, pastikan bayi juga mendapatkan makanan homemade untuk mengenalkan variasi rasa dan tekstur yang berbeda, yang akan membantu perkembangan selera makan bayi.Memulai MPASI pertama adalah langkah besar dalam tumbuh kembang bayi. Kendala yang dihadapi saat ini adalah bagian dari proses belajar, baik bagi bayi maupun MomDad. Pastikan untuk memberikan makanan bergizi yang sesuai dengan kebutuhan usia bayi, sambil mengenalkan berbagai rasa dan tekstur secara bertahap.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/990ea75b1b7412d7231082dfe8429791f_1736129946227.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="Kelas-tantangan-MPASI.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> Optimalkan perjalan MPASI si Kecil dengan bergabung<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" title="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" target="_blank"> Kelas Tantangan MPASI </a>bersama dr. Citra, SpA, IBCLC, MKes di <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/PI2024" title="https://primaku.page.link/PI2024" target="_blank">SuperClass</a>. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh, MomDad akan lebih siap untuk memberikan variasi makanan yang sehat dan menarik bagi si Kecil, sehingga MPASI dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan dan tanpa stres.&nbsp;Beli sekarang dan pastikan si Kecil mendapatkan nutrisi yang optimal di setiap langkah perjalanannya!

Tantangan MPASI Pertama: BAB Keras hingga Salah Tekstur

tantangan-mpasi-pertama--bab-keras-hingga-salah-tekstur-1736130072144

Selama 6 bulan pertama kehidupannya, bayi mengandalkan cadangan zat besi yang ada di tubuhnya sejak dalam kandungan. Mereka juga mendapatkan sebagian zat besi dari ASI dan/atau susu formula. Namun, cadangan nutrisi ini akan berkurang seiring dengan pertumbuhan bayi. Sekitar usia 6 bulan, bayi mulai membutuhkan makanan padat yang kaya akan nutrisi, yang dikenal dengan MPASI. Pemberian MPASI tidak bisa sembarangan, MomDad perlu memahami panduan dasar agar berat badan anak tetap optimal.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/722cd67a108dd34e829d1d3a29e3686b8_1735897840835.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="MPASI-101.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;"> Persiapkan perjalanan MPASI si Kecil dengan tepat melalui <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/mpasi101" title="https://primaku.page.link/mpasi101" target="_blank">Kelas MPASI 101</a> bersama dr. Nunki Andria Samudra, Sp.A &amp; Nadya Puteri (1st RU Masterchef Indonesia S8) di <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/PI2024" title="https://primaku.page.link/PI2024" target="_blank">SuperClass</a>! Dalam kelas ini, MomDad akan mendapatkan panduan lengkap mengenai jadwal MPASI yang ideal, dari frekuensi hingga jenis makanan yang sesuai dengan tahap perkembangan bayi.Sekarang simak dulu yuk, pentingnya memerhatikan MPASI pertama untuk si Kecil! Kenapa Penting Memerhatikan MPASI Pertama?MPASI merupakan langkah penting dalam proses belajar makan anak dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian mereka. Pada usia ini, ASI atau susu formula mungkin sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan anak, terutama dalam hal asupan protein dan mikronutrien penting seperti zat besi dan zinc, yang berperan penting dalam pertumbuhan linier anak. Selain itu, pemberian MPASI juga menjadi saat bagi anak dan pengasuh untuk belajar "responsive feeding" agar suasana makan tetap menyenangkan dan aman bagi anak. Panduan untuk MPASI Pertama<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/e71824f2773cfb1f66b52ea13eb410622_1735897905197.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Panduan_MPASI-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;"> Agar MPASI pertama tepat sasaran dan memenuhi kebutuhan gizi si kecil, berikut beberapa panduan yang bisa diikuti:<ol><li style="font-size: 12pt;">Berikan makanan dengan komposisi gizi seimbang</li></ol>MPASI yang diberikan harus mengandung makronutrien dan mikronutrien yang cukup. Secara umum, komposisi makronutrien dalam MPASI harus terdiri dari:<ul><li>Karbohidrat: 50-60%</li><li>Lemak: 30-45%</li><li>Protein: 10-15%</li></ul>Selain itu, variasi protein hewani, sayuran, dan buah penting untuk memastikan asupan mikronutrien. Untuk mendukung kenaikan berat badan (BB), pastikan makanan yang diberikan memiliki kepadatan kalori, sehingga meskipun anak makan sedikit, kebutuhan gizi tetap terpenuhi. Menu BB booster bisa berupa bubur ayam telur, spaghetti Bolognese, omelet keju, ikan saus mentega, butter rice salmon, opor ayam, dan lain-lain. 2. Berikan dengan tekstur yang tepatTekstur MPASI harus disesuaikan dengan kemampuan oromotor anak. Pada usia 6-9 bulan, tekstur yang diberikan bisa mulai dari bubur halus (yang biasanya diblender atau disaring) hingga bubur kasar (tanpa disaring atau diblender, dengan sedikit air).Pada usia 7-8 bulan, anak bisa mulai dikenalkan dengan finger food atau makanan yang bisa digenggam sendiri. Makanan tersebut harus mudah hancur dengan air liur bayi agar tidak menyebabkan risiko tersedak.Di usia 9-12 bulan, nasi tim dan makanan yang dicincang halus atau kasar dapat diperkenalkan. Pada usia 12 bulan, anak diharapkan bisa mulai makan makanan keluarga yang dipotong kecil-kecil sesuai dengan kemampuan oromotor mereka. 3.&nbsp;Feeding RulesFeeding rules penting untuk mencegah anak GTM (gagal tumbuh makan) dan membantu kenaikan BB. Berikut adalah beberapa prinsip yang perlu diikuti menurut WHO:<ul><li>Terus berikan ASI sesuai permintaan hingga usia 2 tahun atau lebih.</li><li>Praktikkan pemberian makan responsif, seperti memberi makan langsung atau membantu anak makan dengan sabar. Jangan memaksanya, namun dorong untuk makan dan jaga kontak mata.</li><li>Terapkan kebersihan yang baik dan penanganan makanan yang benar.</li><li>Mulailah dengan porsi kecil dan tingkatkan secara bertahap sesuai usia anak.</li><li>Secara bertahap tingkatkan konsistensi dan variasi makanan.</li><li>Tambahkan frekuensi pemberian makan: 2-3 kali makan per hari untuk bayi usia 6-8 bulan, dan 3-4 kali makan per hari untuk bayi usia 9-23 bulan, dengan tambahan 1-2 kali camilan.</li><li>Gunakan makanan pendamping yang diperkaya atau suplemen vitamin-mineral sesuai kebutuhan.</li><li>Ketika anak sakit, tingkatkan asupan cairan, lebih banyak menyusui, dan berikan makanan lembut favorit.</li></ul> Menjalani perjalanan MPASI pertama si Kecil memang penuh tantangan, tapi dengan panduan yang tepat, MomDad bisa memastikan si Kecil tumbuh sehat dan bahagia.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/44d66737c3a3f8c8c90aa44d4ac6b852_1735897989759.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="MPASI-101.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;"> Yuk, bergabung dengan <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/mpasi101" title="https://primaku.page.link/mpasi101" target="_blank">Kelas MPASI 101 </a>bersama dr. Nunki Andria Samudra, Sp.A &amp; Nadya Puteri (1st RU Masterchef Indonesia S8) di S<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/PI2024" title="https://primaku.page.link/PI2024" target="_blank">uperClass!</a> Dengan materi yang lengkap dan aplikatif, Kelas MPASI 101 memastikan MomDad memiliki semua yang diperlukan untuk memberikan nutrisi seimbang bagi si Kecil. Segera daftar dan pastikan MomDad siap memberikan nutrisi terbaik bagi tumbuh kembang si Kecil!

Panduan MPASI Pertama agar BB Optimal, Ini Tips dari DSA!

panduan-mpasi-pertama-agar-bb-optimal--ini-tips-dari-dsa--1735898118816

3 Resep MPASI BB Booster untuk Usia 9-11 Bulan

3-resep-mpasi-bb-booster-untuk-usia-9-11-bulan-1734495087212

BAHAN:3 lembar roti tawar30 gram keju parut30 ml atau 2 sdm santan100 ml susu cair1 sdm tepung maizena1 lembar daun pandan CARA MEMBUAT:﻿﻿1.⁠ ⁠Campur santan, susu, dan daun pandan, lalu masak sampai mendidih.&nbsp;Kecilkan api.2.⁠ ⁠Masukkan tepung maizena yang sudah dilarutkan dengan sedikit air ke dalamnya, lalu masak hingga mengental seperti vla.3.⁠ ⁠Masukkan roti tawar yang sudah dipotong-potong dalam wadah tahan panas, lalu tambahkan vla, dan taburi dengan keju parut.4.⁠ ⁠Kukus sekitar 10 menit.

Resep Camilan MPASI: Setup Roti

resep-camilan-mpasi--setup-roti-1734325091991

Pernahkah MomDad merasa stres saat waktu makan si Kecil tiba? Si Kecil yang biasanya ceria, tiba-tiba rewel, menolak makan, atau bahkan terlihat sudah kenyang sebelum waktunya. Tenang, ada cara jitu untuk menghadapinya, yaitu dengan menerapkan responsive feeding. Metode ini bisa membantu membuat waktu makan jadi lebih lancar dan menyenangkan, tanpa drama atau stres. Nah, agar perjalanan MPASI si Kecil berjalan lebih lancar, yuk, beli <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" title="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" target="_blank"></a><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" title="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" target="_blank">Kelas Tantangan MPASI</a> bersama dr. Citra, SpA, IBCLC, MKes di SuperClass Parenthood Institute 2024! Di kelas ini, MomDad akan dibekali berbagai ilmu untuk menghadapi tantangan MPASI dan memulai MPASI dengan percaya diri. Jangan lewatkan juga <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/mpasi101" title="https://primaku.page.link/mpasi101" target="_blank">Kelas MPASI 101</a> bersama dr. Nunki Andria Samudra, Sp.A &amp; Nadya Puteri (1st RU Masterchef Indonesia S8) untuk persiapkan perjalanan MPASI dengan panduan lengkap. Sekarang, mari kita bahas bagaimana menerapkan responsive feeding untuk membantu si Kecil makan tanpa stres dan lebih lahap. Yuk, simak penjelasan lengkapnya! Apa itu Responsive Feeding?﻿﻿Responsive feeding adalah cara memberi makan yang mengutamakan respons terhadap sinyal lapar dan kenyang anak, tanpa paksaan. Proses ini dimulai dengan peran aktif MomDad saat menyuapi, lalu berlanjut mendorong anak belajar makan sendiri seiring bertambahnya usia. Fokusnya adalah mengikuti ritme alami tubuh anak sehingga waktu makan menjadi lebih menyenangkan dan penuh manfaat. Penerapan responsive feeding membantu anak mengatur rasa lapar dan kenyangnya, mengurangi risiko obesitas di masa depan, serta mempererat bonding antara orang tua dan anak. Metode ini membuat waktu makan lebih mudah dan menyenangkan, tanpa tekanan atau paksaan. Cara Praktikkan Responsive Feeding dalam MPASI <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/adbfab4673c3d943618eeeac5bc17a36_1733814248506.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Anak Suka Rewel Saat Makan-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa MomDad terapkan untuk memulai MPASI responsif: <ol><li>Kenali sinyal lapar dan kenyang</li></ol>﻿﻿﻿﻿Sinyal lapar: anak menggapai makanan, membuka mulut saat disuapi, atau terlihat antusias saat melihat makanan.Sinyal kenyang: anak mendorong makanan menjauh, menutup mulut, atau mengalihkan kepala. 2. Atur jadwal makan teraturCiptakan rutinitas makan yang terjadwal dan konsisten. Pastikan waktu makan tidak lebih dari 30 menit per sesi dan hindari camilan di luar jadwal agar anak bisa belajar memahami waktu makan. 3. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan﻿﻿Hindari distraksi seperti TV, gadget, atau mainan saat makan. Fokuskan perhatian pada anak dan proses makannya agar lebih terhubung. 4. Tanggapi dengan hangat﻿﻿Jika anak menolak makanan, tawarkan secara santai tanpa paksaan. Jika setelah 10–15 menit anak tetap menolak, akhiri makan dengan tenang dan tanpa drama. 5. Beri ruang untuk belajar﻿﻿Seiring bertambahnya usia, beri kesempatan pada anak untuk mencoba makan sendiri. Ini melatih kemandirian dan koordinasi motoriknya. Hindari Ini Agar Pengalaman Makan Lebih Positif ﻿﻿Untuk menjaga pengalaman makan tetap menyenangkan, ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari, seperti:<ul><li>Memaksa anak menghabiskan makanan meski sudah kenyang.</li><li>Mengabaikan sinyal lapar atau kenyang anak.</li><li>Memberikan distraksi seperti menonton TV atau bermain ponsel saat makan.</li></ul> Kesabaran adalah Kunci! Periode MPASI adalah perjalanan yang penuh tantangan, namun juga penuh kebahagiaan. Dengan menerapkan responsive feeding, MomDad tidak hanya membantu anak makan dengan baik, tetapi juga membangun kebiasaan makan sehat yang akan bermanfaat seumur hidup. <a href="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" target="_blank"><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/7adc66e5384ea176b1c87d665914128f_1733814212446.png" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="Kelas-tantangan-MPASI.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px; max-height: 538px;"></a> Agar perjalanan MPASI si Kecil lebih lancar dan MomDad bisa lebih percaya diri, jangan lewatkan kesempatan untuk beli <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" title="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" target="_blank"></a><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" title="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" target="_blank">Kelas Tantangan MPASI </a>bersama dr. Citra, SpA, IBCLC, MKes di SuperClass Parenthood Institute 2024! <a href="https://primaku.page.link/mpasi101" target="_blank"><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/eb19de2e9fe6f5c98903e2bfe92be251_1733814164945.png" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="MPASI-101.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px; max-height: 538px;"></a> Selain itu, dapatkan semua panduan dan tips langsung dalam mempersiapkan MPASI si Kecil dengan lebih baik dan lebih menyenangkan. Yuk, beli&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/mpasi101" title="https://primaku.page.link/mpasi101" target="_blank"></a><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/mpasi101" title="https://primaku.page.link/mpasi101" target="_blank">Kelas MPASI 101</a> bersama dr. Nunki Andria Samudra, Sp.A &amp; Nadya Puteri&nbsp;(1st RU Masterchef Indonesia S8)!&nbsp; Referensi:<ul><li>Meta Hanindita, Mommyclopedia: 99+ Resep MPASI, Terbitan pertama (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama: 2024), hal. 16-18.</li><li>Healthy Children. 2024. Is Your Baby Hungry or Full? Responsive Feeding Explained <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/feeding-nutrition/Pages/Is-Your-Baby-Hungry-or-Full-Responsive-Feeding-Explained.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/feeding-nutrition/Pages/Is-Your-Baby-Hungry-or-Full-Responsive-Feeding-Explained.aspx">https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/feeding-nutrition/Pages/Is-Your-Baby-Hungry-or-Full-Responsive-Feeding-Explained.aspx </a></li></ul>

Anak Suka Rewel Saat Makan? Coba Terapkan Responsive Feeding!

anak-suka-rewel-saat-makan--coba-terapkan-responsive-feeding--1734325745083

BAHAN:75 gram atau ½ ubi jalar kuning ukuran sedang, potong kecil-kecil45 gram daging ikan&nbsp;kembung atau ½ ikan kembung ukuran sedang (ambil dagingnya), potong kecil-kecil10 ml atau 2 sdt minyak jagung200 ml kaldu ayam BUMBU HALUS:﻿﻿﻿﻿½ siung bawang putih﻿﻿﻿﻿½ butir bawang merah¼ buah bawang bombai CARA MEMBUAT:1.⁠ ⁠Tumis bumbu halus hingga harum.2.⁠ ⁠Masukkan ubi jalar dan kaldu. Tutup masakan, lalu masak hingga kaldu mendidih.3.⁠ ⁠Masukkan ikan kembung, masak lagi hingga matang.4.⁠ ⁠Sesuaikan teksturnya,&nbsp;saring jika diperlukan.

Resep MPASI: Bubur Ubi Jalar Kembung

resep-mpasi--bubur-ubi-jalar-kembung-1734325854854

BAHAN:100 gram atau 1 kentang rebus ukuran sedang, haluskan20 gram daging belut atau1 belut (ambil dagingnya), rebus20 gram atau ⅔ hati ayam ukuran sedang10 gram bayam100 ml kaldu ayam7,5 ml atau 1½ sdt minyak sayur BUMBU HALUS:﻿﻿1 siung bawang putih1 buah bawang merah CARA MEMBUAT:﻿﻿1. Masukkan semua bahan ke dalam panci, lalu masak dengan api kecil hingga matang.2. Saring hingga menjadi bubur.

Hati-Hati, Anak Sering Mengemut Makanan Bisa Bikin BB Seret & Kurang Gizi

Hati-Hati, Anak Sering Mengemut Makanan Bisa Bikin BB Seret & Kurang Gizi

Tantangan MPASI Pertama: BAB Keras hingga Salah Tekstur

Tantangan MPASI Pertama: BAB Keras hingga Salah Tekstur

Panduan MPASI Pertama agar BB Optimal, Ini Tips dari DSA!

Panduan MPASI Pertama agar BB Optimal, Ini Tips dari DSA!

3 Resep MPASI BB Booster untuk Usia 9-11 Bulan

3 Resep MPASI BB Booster untuk Usia 9-11 Bulan

Resep Camilan MPASI: Setup Roti

Resep Camilan MPASI: Setup Roti

Anak Suka Rewel Saat Makan? Coba Terapkan Responsive Feeding!

Anak Suka Rewel Saat Makan? Coba Terapkan Responsive Feeding!

Resep MPASI: Bubur Ubi Jalar Kembung

Resep MPASI: Bubur Ubi Jalar Kembung

Resep MPASI: Bubur Kentang Belut

Resep MPASI: Bubur Kentang Belut