Dalam memantau tumbuh kembang bayi, terutama di masa-masa awal kehidupan, banyak orang tua sering kali menganggap panjang dan tinggi badan sebagai hal yang sama. Padahal, kedua istilah ini memiliki perbedaan yang penting, terutama dalam konteks pemantauan pertumbuhan bayi. Pemahaman yang tepat mengenai perbedaan panjang dan tinggi badan akan membantu orang tua memantau pertumbuhan bayi secara lebih akurat, sekaligus mengetahui apakah bayi tumbuh sesuai kurva pertumbuhan yang dianjurkan. Perbedaan Panjang dan Tinggi Badan<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/2aee651a912b232e5e9a661338a33fb3_1749470884335.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="tinggi &amp; panjang badan bayi (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;"> Panjang badan biasanya digunakan untuk mengukur bayi dalam posisi tidur telentang. Ukuran ini umum digunakan untuk bayi berusia 0 hingga 24 bulan, yang belum bisa berdiri tegak sendiri. Pengukuran panjang badan dilakukan dengan cara membaringkan bayi di atas alat ukur datar yang disebut infantometer, lalu mengukur dari ujung kepala hingga tumit.Sementara itu, tinggi badan digunakan ketika anak sudah bisa berdiri sendiri tanpa bantuan, biasanya setelah usia 2 tahun. Pengukuran dilakukan dalam posisi berdiri, dari ujung kepala hingga telapak kaki. Karena perbedaan posisi tubuh saat diukur, hasil panjang badan biasanya sedikit lebih besar (sekitar 0,7 cm – 1 cm) dibandingkan tinggi badan.Perbedaan ini dijelaskan dalam pedoman pertumbuhan dari World Health Organization (WHO). WHO menggunakan istilah "length-for-age" (panjang badan menurut usia) untuk anak usia di bawah 2 tahun, dan "height-for-age" (tinggi badan menurut usia) untuk anak usia 2 tahun ke atas. Perbedaan ini penting untuk diperhatikan agar orang tua tidak keliru dalam menafsirkan grafik pertumbuhan atau kurva WHO, yang merupakan alat penting dalam memantau tumbuh kembang anak secara optimal.Mengukur panjang badan secara tepat juga memiliki tantangan tersendiri. Sebuah studi dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan bahwa ketidaktepatan dalam posisi tubuh bayi saat pengukuran bisa memengaruhi hasil secara signifikan. Oleh karena itu, pengukuran sebaiknya dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih atau dengan bimbingan dari tenaga kesehatan saat berada di fasilitas pelayanan kesehatan.Memahami perbedaan antara panjang dan tinggi badan bukan hanya sekadar soal istilah, tetapi berpengaruh besar dalam interpretasi tumbuh kembang bayi. Orang tua yang memiliki bayi baru lahir disarankan untuk rutin memantau panjang badan bayi menggunakan kurva pertumbuhan dari WHO, dan berkonsultasi dengan tenaga medis bila ada kekhawatiran terkait pertumbuhan. Dengan pemahaman yang tepat, orang tua dapat memberikan dukungan yang optimal dalam masa-masa penting pertumbuhan anak.Kalau MomDad masih bingung gimana cara memantau tumbuh kembang si Kecil dengan benar, yuk ikut <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/kelastumbuhkembang" title="https://primaku.page.link/kelastumbuhkembang" target="_blank">Kelas Parenting Tumbuh Kembang di SuperClass bareng dr. Hans Natanael, Sp.A,</a> dokter spesialis anak yang akan membimbing langsung para orang tua memahami semua aspek penting dalam pertumbuhan anak, mulai dari berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, sampai deteksi dini stunting dan faltering growth.<a href="https://primaku.page.link/kelastumbuhkembang" target="_blank"><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/bde37cfa4470b8bb459d35f57f3761de_1749470951129.png" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="Tumbuh kembang 2025.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px; max-height: 821px;"></a> Akses Kelasnya fleksibel, bisa dipelajari kapan aja dan berulang-ulang selama 1 tahun penuh. Jadi, nggak perlu takut ketinggalan materi!Jangan lewatkan kesempatan untuk dapetin harga spesial terbatas! Yuk, investasikan waktu dan perhatian untuk tumbuh kembang si Kecil dengan ilmu yang tepercaya dengan memulai perjalanan jadi orang tua yang lebih percaya diri hari ini. Referensi:<ul><li>World Health Organization. (2006). WHO Child Growth Standards: Length/height-for-age, weight-for-age, weight-for-length, weight-for-height and body mass index-for-age: Methods and development. Geneva: WHO.</li><li>Centers for Disease Control and Prevention. (2022). Measuring Growth in Infants. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/growthcharts/cdc-growth-charts.htm" title="https://www.cdc.gov/growthcharts/cdc-growth-charts.htm">https://www.cdc.gov/growthcharts/cdc-growth-charts.htm </a></li><li>de Onis, M., &amp; Garza, C. (2007). WHO Child Growth Standards. Acta Paediatrica, 95(S450), 5–101.</li></ul>

Kerap Dianggap Sama, Kenali Perbedaan Panjang dan Tinggi Badan Bayi

kerap-dianggap-sama--kenali-perbedaan-panjang-dan-tinggi-badan-bayi-1749471070434

Di sebuah desa kecil di pinggir hutan, tinggallah seorang anak perempuan bernama Lala. Lala suka banget jalan-jalan sambil belajar hal baru. Dia selalu bawa ransel ungunya yang penuh alat-alat ajaib. Teman baiknya, si monyet kecil yang ceria dan jago loncat, namanya Momo.Suatu pagi, Lala dan Momo menemukan sebuah peta tua di bawah akar pohon besar. Di peta itu, tertulis:"Biji Pelangi, tumbuhan ajaib yang bisa menumbuhkan pohon penuh buah warna-warni, tersembunyi di Puncak Bukit Cerah."“Wah, kita harus temuin bijinya, Mo! Kita bisa tanam di desa, biar semua anak-anak bisa makan buah enak dan sehat!” kata Lala semangat.Momo berseru, “Ayo berangkaaat!”Tapi... mereka nggak sendiri.Di bayang-bayang pepohonan, seekor musang bernama Sliwer menguping pembicaraan mereka. Sliwer terkenal licik dan suka nyolong barang. Dia berpikir, “Kalau aku punya biji itu, aku bisa jual mahal dan jadi kaya!” Untuk sampai ke bukit, Lala dan Momo harus melewati Jembatan Pelangi yang cuma bisa dilewati kalau menjawab teka-teki.Suara misterius dari awan berkata:"Apa yang selalu naik tapi tak pernah turun?"Lala berpikir keras. Momo garuk-garuk kepala.“Tinggi badan!” teriak Lala.Jembatan pun muncul dari kabut, penuh warna seperti pelangi.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/5476bb62adb9da8e8715be460673f7dd_1749437664731.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="dongeng 1.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Tapi dari kejauhan, Sliwer sudah mulai menyusun rencana untuk mengambil peta dari ransel Lala. Di dalam hutan, mereka bertemu kupu-kupu bersinar bernama Lumi.“Aku bisa bantu kalian tunjukkan jalan, tapi tolong selamatkan sarangku dari tanaman berduri yang tumbuh liar,” katanya.Dengan hati-hati, Lala dan Momo mencabut duri-duri itu. Sebagai ucapan terima kasih, Lumi menunjukkan jalan rahasia yang lebih cepat menuju bukit.Sliwer, yang sembunyi di semak, menggerutu. “Kenapa mereka selalu dibantu?!”<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/6f886d20674f3ffe3337010484b4ae75b_1749437701630.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="dongeng 3.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Saat Kritis: Biji yang DicuriAkhirnya mereka sampai di Puncak Bukit Cerah dan menemukan sebuah kotak kayu tua. Di dalamnya ada Biji Pelangi, bersinar lembut.Saat Lala mengangkatnya dengan hati-hati...“Cihihihi!”Sliwer melompat dari balik batu dan merebut biji itu!<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/a42b980b4f051092f2fd800446436139a_1749437725830.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="dongeng 2.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> “Terima kasih ya udah susah payah cariinnya! Sekarang ini punyaku!”Lala nggak marah. Dengan tenang dia bilang,“Sliwer, kamu boleh ambil bijinya. Tapi tahu nggak, biji ini cuma tumbuh kalau ditanam dengan niat baik. Kalau kamu tanam buat serakah, dia nggak akan tumbuh.”Sliwer tertawa mengejek dan lari turun bukit.Akhir Cerita: Tumbuh atau Tidak?Seminggu kemudian...Sliwer mencoba menanam bijinya. Dia siram, dia jaga, tapi... tanaman itu tak pernah tumbuh.Sementara di desa Lala, mereka menanam biji cadangan yang ditemukan Lumi di belakang batu.Karena semua menanamnya bersama-sama dengan niat berbagi, tumbuhlah pohon tinggi dengan buah warna-warni yang rasanya manis dan segar.Melihat itu dari kejauhan, Sliwer akhirnya datang ke desa. Dia malu. Tapi Lala menyambutnya,“Kalau kamu mau bantu rawat pohonnya dan berbagi dengan yang lain, kamu boleh ikut.”Sliwer terdiam... lalu mengangguk.Pesan moral yang dapat diambil dari kisah ini adalah niat baik yang tulus, ditambah kerja sama dan saling percaya, selalu bisa membawa kita pada hal-hal indah yang sebelumnya tak terbayangkan. Tapi kalau niatnya cuma untuk diri sendiri dan serakah, walau terlihat menang di awal, pada akhirnya nggak akan pernah menghasilkan apa-apa yang benar-benar berarti.

Dongeng: Petualangan Lala dan Biji Pelangi

dongeng--petualangan-lala-dan-biji-pelangi-1749437906470

Sebagai orang tua, momen ketika bayi mulai mengenali suara dan wajah kita adalah pengalaman yang sangat berharga. Interaksi awal ini tidak hanya mempererat ikatan emosional tetapi juga menandai perkembangan kognitif dan sosial bayi. Namun, kapan sebenarnya bayi mulai mengenali orang sekitar, khususnya MomDad, dan apa saja tanda-tandanya?1. Mengenali Suara Sejak dalam KandunganPenelitian menunjukkan bahwa bayi mulai mengenali suara ibunya sejak dalam kandungan, khususnya pada trimester ketiga. Setelah lahir, mereka menunjukkan preferensi terhadap suara ibu dibandingkan suara wanita lain, yang menunjukkan bahwa pengalaman prenatal memengaruhi kemampuan bayi mengenali suara ibunya.&nbsp;2. Mengenali Wajah Orang TuaPada usia 2 hingga 3 bulan, bayi mulai menunjukkan tanda-tanda mengenali wajah orang tuanya. Bayi akan menatap wajah orang tua lebih lama dibandingkan wajah orang asing, tersenyum saat melihat orang tua, dan menunjukkan ketenangan saat berada di dekatnya.&nbsp;3. Perkembangan Penglihatan dan MemoriSeiring dengan perkembangan penglihatan dan memori, bayi mulai dapat membedakan antara wajah yang familiar dan yang tidak. Pada usia 4 hingga 6 bulan, ia mulai menunjukkan preferensi yang jelas terhadap orang-orang yang sering mereka lihat dan mulai merasa cemas saat bertemu orang asing.&nbsp;4. Tanda-Tanda Bayi Mengenali Orang Tuanya﻿﻿Beberapa tanda bahwa bayi mulai mengenali suara dan wajah orang tuanya meliputi:<ul><li style="text-align: left;">Menoleh ke arah suara MomDad.</li><li style="text-align: left;">Tersenyum saat melihat wajah MomDad.</li><li style="text-align: left;">Menunjukkan ketenangan saat digendong oleh MomDad.</li><li style="text-align: left;">Menangis saat MomDad pergi dan tenang saat kembali.</li></ul>Mengenali suara dan wajah orang tua adalah langkah penting dalam perkembangan bayi. Interaksi yang konsisten dan penuh kasih sayang akan membantu memperkuat ikatan ini dan mendukung perkembangan emosional serta sosial bayi. Jika MomDad memiliki kekhawatiran mengenai perkembangan si Kecil, konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan saran yang tepat.Referensi:<a class="e-rte-anchor" href="https://www.parents.com/when-babies-recognize-parents-5218236" title="https://www.parents.com/when-babies-recognize-parents-5218236" target="_blank"></a><ul><li style="text-align: left;"><a class="e-rte-anchor" href="https://www.parents.com/when-babies-recognize-parents-5218236" title="https://www.parents.com/when-babies-recognize-parents-5218236" target="_blank">Here's When Your Baby Will Start To Recognize Your Face&nbsp;</a></li><li style="text-align: left;"><a class="e-rte-anchor" href="https://babyschool.yale.edu/does-my-baby-recognize-me" title="https://babyschool.yale.edu/does-my-baby-recognize-me" target="_blank">Does my baby recognize me?&nbsp;</a></li><li style="text-align: left;"><a class="e-rte-anchor" href="https://www.innovativeinterventionsnj.com/post/when-does-an-infant-recognize-their-mother" title="https://www.innovativeinterventionsnj.com/post/when-does-an-infant-recognize-their-mother" target="_blank">When Does An Infant Recognize Their Mother?&nbsp;</a></li></ul>

Tanda Bayi sudah Mengenali Suara dan Wajah Orang Sekitar

tanda-bayi-sudah-mengenali-suara-dan-wajah-orang-sekitar-1749208984515

Bahan:<ul><li>20 buah ceker ayam kampung</li><li>2 boah wortel</li><li>1 buah kentang</li><li>3 batang bawang prei</li><li>1/2 buah bawang bombay</li><li>3 batang daun seledri&nbsp;</li><li>3 sing bawang putih, keprek</li><li>5 siung bawang merah, keprek</li><li>1 ruas jari jahe, keprek</li><li>2 lembar daun salam</li><li>5 lembar daun jeruk</li><li>Air</li></ul>Cara membuat:<ol><li>﻿﻿Cuci bersih semua bahan: wortel, kentang, bawang bombay, dan bawang prei. Buang bagian tengah wortel, lalu potong kecil-kecil.&nbsp;Potong juga kentang, bawang bombay, dan bawang prei sesuai ukuran yang memudahkan untuk direbus dan diblender nantinya.</li><li>Rebus ceker ayam bersama daun salam, jahe, dan daun jeruk dalam air mendidih. Setelah mendidih, buang air rebusan pertama untuk menghilangkan kotoran dan lemak berlebih.</li><li>Tambahkan air baru, lalu masukkan kembali ceker ayam bersama semua bahan yang sudah dipotong-potong tadi.</li><li>Rebus dengan api kecil selama kurang lebih 1,5–2 jam, hingga air mulai surut dan semua bahan empuk.</li><li>Setelah matang, tiriskan semua bahan. Buang daun salam, daun jeruk, dan jahe dari rebusan.</li><li>Pisahkan semua tulang dari ceker, sisakan hanya kulit dan otot empuknya saja.</li><li>Blender atau chopper semua bahan (termasuk kulit dan otot ceker) dengan tambahan kaldu rebusan secukupnya, sampai teksturnya halus dan agak cair.</li><li>Masukkan kembali hasil blender ke panci, campur dengan sisa kaldu, lalu masak hingga mendidih dengan api sedang sambil diaduk terus.</li><li>Setelah mendidih, diamkan hingga agak dingin, lalu saring untuk memisahkan bagian kasar dan mendapatkan kaldu yang benar-benar halus.</li><li>Tuang kaldu ke dalam cetakan es batu berbahan silikon sesuai takaran, lalu simpan di freezer untuk stok MPASI.</li></ol><div>Catatan: porsi disesuaikan dengan penggunaan kaldu setiap masak.</div>

Bumbu MPASI: Kaldu Ceker Ayam

bumbu-mpasi--kaldu-ceker-ayam-1749095366432

MPASI Nusantara: Risoles Bihun Wortel

mpasi-nusantara--risoles-bihun-wortel-1749031717921

Memasuki pertengahan tahun 2025, dunia kembali menghadapi lonjakan kasus COVID-19. Varian baru seperti NB.1.8.1 dan XEC, yang merupakan turunan dari Omicron, telah menyebar di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat dan India . Meskipun gejalanya cenderung ringan, peningkatan kasus tetap menjadi perhatian, terutama bagi anak-anak. [1]Lantas, apa yang perlu diwaspadai orang tua terhadap varian baru COVID-19 ini? Apa yang Berbeda dari Varian COVID-19 Lainnya?Varian NB.1.8.1 dan XEC menunjukkan gejala yang mirip dengan varian sebelumnya, seperti: [2]<ul><li>Batuk kering</li><li>Sakit tenggorokan</li><li>Demam ringan</li><li>Kelelahan</li><li>Suara serak atau parau, yang menjadi gejala khas pada gelombang kali ini</li></ul>Meskipun gejalanya ringan, varian ini lebih mudah menular, sehingga risiko penyebaran di kalangan anak-anak tetap tinggi. Bagaimana Melindungi Anak dari COVID-19?Sebagai orang tua, langkah-langkah berikut dapat membantu melindungi anak dari COVID-19:<ul><li>Vaksinasi sesuai usia.</li><li>Gunakan masker yang sesuai untuk anak saat berada di tempat umum.</li><li>Ajarkan dan biasakan mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer.</li><li>Hindari kerumunan dan pastikan ventilasi yang baik di dalam ruangan.</li><li>Pantau kesehatan anak. Jika anak menunjukkan gejala seperti batuk, demam, atau suara serak, segera lakukan tes COVID-19. Isolasi mandiri selama minimal 5 hari dianjurkan jika hasil tes positif. [3]</li><li>Pastikan anak mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang dan cukup istirahat untuk mendukung sistem imunnya.</li></ul>Gejala COVID-19 pada anak umumnya ringan, seperti demam, batuk, dan kelelahan. Namun, anak dengan kondisi medis tertentu berisiko mengalami gejala yang lebih berat. [4] Gejala seperti suara serak menjadi lebih umum pada varian terbaru.Dengan meningkatnya kasus COVID-19 di tahun 2025, penting bagi orang tua untuk tetap waspada dan proaktif dalam melindungi anak-anak. Mengikuti protokol kesehatan, memastikan vaksinasi yang sesuai, dan menggunakan produk perlindungan tambahan dapat membantu menjaga kesehatan keluarga. Referensi:<a class="e-rte-anchor" href="https://time.com/7289133/new-covid-variant-nb-181/" title="https://time.com/7289133/new-covid-variant-nb-181/" target="_blank">1. What to Know About the New COVID-19 Variant NB.1.8.1 | TIME</a><a class="e-rte-anchor" href="https://timesofindia.indiatimes.com/life-style/health-fitness/health-news/covid-19-resurges-how-this-new-symptom-is-key-to-xfg-nb-1-8-1-and-lf-7-variants/articleshow/121510457.cms" title="https://timesofindia.indiatimes.com/life-style/health-fitness/health-news/covid-19-resurges-how-this-new-symptom-is-key-to-xfg-nb-1-8-1-and-lf-7-variants/articleshow/121510457.cms" target="_blank">2. COVID-19 resurges: How THIS new symptom is key to XFG, NB.1.8.1, and LF.7 variants | - Times of India</a><a class="e-rte-anchor" href="https://timesofindia.indiatimes.com/city/kolkata/overlapping-symptoms-make-cov-diagnosis-difficult-without-tests/articleshow/121605171.cms" title="https://timesofindia.indiatimes.com/city/kolkata/overlapping-symptoms-make-cov-diagnosis-difficult-without-tests/articleshow/121605171.cms" target="_blank">3. Overlapping symptoms make Cov diagnosis difficult without tests | Kolkata News - Times of India</a><a class="e-rte-anchor" href="https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/covid-in-children" title="https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/covid-in-children" target="_blank">4. Covid in Children: Covid Symptoms in Kids&nbsp;</a>

Waspada Lonjakan Kasus COVID-19, Lindungi Anak dari Ancaman Virus Varian Baru

waspada-lonjakan-kasus-covid-19--lindungi-anak-dari-ancaman-virus-varian-baru-1749027375962

Sebelumnya, proses login ke aplikasi PrimaKu dilakukan dengan menggunakan kode OTP yang dikirim melalui WhatsApp. Kini, hadir pembaruan fitur yang semakin memudahkan MomDad untuk login ke PrimaKu, yaitu dengan menggunakan password.Fitur ini dirancang untuk memberikan kenyamanan dan keamanan lebih saat mengakses aplikasi, terutama dalam situasi di mana sinyal tidak stabil atau pengiriman OTP mengalami kendala. Kemudahan Apa yang Bisa Didapatkan dari Fitur Ini?Fitur Login dengan Password memungkinkan MomDad untuk:<ul><li>Masuk ke aplikasi tanpa perlu menunggu OTP.</li><li>Menjaga privasi dan keamanan akun secara mandiri.</li><li>Melakukan pengaturan ulang (reset) password jika sewaktu-waktu lupa.</li><li>Fitur ini tersedia untuk semua pengguna, baik pengguna baru maupun pengguna yang sudah lama menggunakan PrimaKu.</li></ul> Bagaimana Cara Mengatur Password?Untuk pengguna lama, MomDad dapat mengaturnya dengan cara:&nbsp;<ul><li>Masuk ke aplikasi PrimaKu seperti biasa menggunakan OTP.</li><li>Setelah berhasil login, akan muncul popup pemberitahuan fitur baru.</li><li>Pilih tombol “Atur Password” dan buat password baru sesuai petunjuk.</li><li>Password telah aktif dan dapat digunakan untuk login berikutnya.</li></ul> Sementara bagi pengguna baru, MomDad dapat mengaturnya dengan cara:<ul><li>Pengguna baru akan diminta membuat password saat proses registrasi pertama kali di aplikasi.</li></ul>Jika suatu saat MomDad lupa password, cukup tekan “Lupa Password” di halaman login dan ikuti instruksi untuk meresetnya. Mengapa Perlu Menggunakan Password?Dengan menggunakan password, MomDad dapat:<ul><li>Mengakses aplikasi dengan lebih cepat dan efisien.</li><li>Melindungi informasi tumbuh kembang si Kecil secara lebih optimal.</li><li>Mengurangi risiko kendala login akibat gangguan sinyal atau keterlambatan OTP.</li></ul>Dengan hadirnya fitur ini, PrimaKu berharap proses login menjadi lebih nyaman, aman, dan efisien. Silakan atur password melalui aplikasi, dan nikmati kemudahan akses ke berbagai fitur PrimaKu kapan saja, di mana saja.

Login di PrimaKu Kini Lebih Mudah & Aman dengan Password!

login-di-primaku-kini-lebih-mudah---aman-dengan-password--1748848071824

Kemampuan berbicara merupakan salah satu aspek perkembangan bahasa yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Pada tahun-tahun awal kehidupan, terutama usia 1–3 tahun, stimulasi yang tepat dapat membantu anak mengembangkan keterampilan komunikasi secara optimal. Salah satu cara yang menyenangkan dan efektif untuk menstimulasi kemampuan bicara anak adalah melalui permainan. Bermain bukan hanya kegiatan rekreasi, tetapi juga menjadi sarana penting dalam mendukung perkembangan bahasa anak. Nah, berikut beberapa jenis permainan telah terbukti mampu merangsang kemampuan berbicara anak!1. Permainan Peran (Pretend Play)Permainan peran seperti bermain dokter-dokteran, masak-masakan, atau toko-tokoan memungkinkan anak meniru percakapan yang mereka dengar dari lingkungan sekitar. Anak belajar menyusun kalimat, memperkaya kosakata, dan memahami konteks penggunaan bahasa.2. Bermain Boneka atau Figur KarakterSaat anak berbicara kepada boneka atau membuat dialog antarboneka, mereka secara tidak langsung sedang melatih kemampuan berbicara. Kegiatan ini mendorong ekspresi emosi dan ide melalui kata-kata.3. Permainan Lagu dan GerakanMenyanyikan lagu anak-anak yang diiringi gerakan seperti “Kepala, Pundak, Lutut, Kaki” atau “Wheels on the Bus” dapat memperkuat pengenalan kata dan struktur kalimat. Ritme dan repetisi dalam lagu membuat anak lebih mudah mengingat kata-kata baru.4. Permainan Kartu Bergambar (Picture Cards)Menggunakan kartu dengan gambar objek atau aktivitas bisa merangsang anak untuk menyebutkan nama benda, warna, bentuk, dan membuat kalimat sederhana. Permainan ini cocok untuk memperkenalkan kosakata baru secara bertahap.5. Buku Cerita Bergambar (Interactive Book Reading)Walaupun bukan termasuk permainan, membaca buku bersama anak dengan cara interaktif seperti bertanya, meminta anak menebak, atau melanjutkan cerita, dapat merangsang percakapan dan meningkatkan kemampuan berbahasa.Pemilihan jenis permainan yang sesuai dengan usia dan minat anak dapat menjadi cara yang efektif dan menyenangkan dalam menstimulasi perkembangan bicara. MomDad juga bisa turut serta dalam permainan untuk memberikan contoh penggunaan bahasa yang baik dan mempererat hubungan emosional. Dengan bermain, anak bukan hanya bersenang-senang, tetapi juga belajar mengenal dunia melalui kata-kata.Referensi:<ul><li>Bolduc, J., &amp; Lefebvre, P. (2012). Using nursery rhymes to foster phonological and musical processing skills in kindergarteners. Creative Education, 3(4), 495–502. <a classname="e-rte-anchor" href="https://doi.org/10.4236/ce.2012.34075" title="https://doi.org/10.4236/ce.2012.34075">https://doi.org/10.4236/ce.2012.34075 </a></li><li>Nicolopoulou, A., Trapp, S., &amp; Tamis-LeMonda, C. (2015). Narrative play and emergent literacy: Storytelling and story-acting in preschool. In The Oxford Handbook of the Development of Imagination.</li><li>Quinn, S., Donnelly, S., &amp; Kidd, E. (2017). The relationship between play and language development. In Current Directions in Psychological Science, 26(6), 494–500.</li><li>Whitehurst, G. J., Falco, F. L., Lonigan, C. J., et al. (1988). Accelerating language development through picture book reading. Developmental Psychology, 24(4), 552–559.</li></ul>

Kerap Dianggap Sama, Kenali Perbedaan Panjang dan Tinggi Badan Bayi

Kerap Dianggap Sama, Kenali Perbedaan Panjang dan Tinggi Badan Bayi

Dongeng: Petualangan Lala dan Biji Pelangi

Dongeng: Petualangan Lala dan Biji Pelangi

Tanda Bayi sudah Mengenali Suara dan Wajah Orang Sekitar

Tanda Bayi sudah Mengenali Suara dan Wajah Orang Sekitar

Bumbu MPASI: Kaldu Ceker Ayam

Bumbu MPASI: Kaldu Ceker Ayam

MPASI Nusantara: Risoles Bihun Wortel

MPASI Nusantara: Risoles Bihun Wortel

Waspada Lonjakan Kasus COVID-19, Lindungi Anak dari Ancaman Virus Varian Baru

Waspada Lonjakan Kasus COVID-19, Lindungi Anak dari Ancaman Virus Varian Baru

Login di PrimaKu Kini Lebih Mudah & Aman dengan Password!

Login di PrimaKu Kini Lebih Mudah & Aman dengan Password!

Ajak Anak Main Ini di Akhir Pekan untuk Latih Kemampuan Bicaranya

Ajak Anak Main Ini di Akhir Pekan untuk Latih Kemampuan Bicaranya