Cara Mendiagnosis Diabetes Mellitus Tipe 1
Oleh: dr. Afiah Salsabila
Topik: Diabetes Tipe 1, Diabetes, Juvenile Diabetes
Diabetes Mellitus tipe 1 (DM Tipe 1) adalah jenis diabetes autoimun di mana sistem kekebalan tubuh anak menghancurkan sel-sel beta dalam pankreas yang menghasilkan insulin. Akibat kehilangan insulin, glukosa yang masuk ke dalam tubuh tidak bisa dikonversikan menjadi energi. Saat ini DM tipe 1 belum dapat disembuhkan. Namun jika dikelola dengan baik, anak dengan DM tipe 1 bisa tumbuh dan berkembang, serta memiliki kualitas hidup selayaknya anak yang tidak mempunyai penyakit tersebut. Penanganan DM tipe 1 yang adekuat dimulai dari penegakkan diagnosis yang akurat. Artikel ini akan membahas cara mendiagnosis penyakit diabetes tipe 1 pada anak, sesuai dengan kriteria yang berlaku di Indonesia.
Anak dengan DM tipe 1 sering datang dengan keluhan klasik 3P (poliuria, polidipsia, dan polifagia). Pasien anak dengan DM tipe 1 juga kerap mengeluhkan enuresis (mengompol) walaupun sudah sempat berhenti sebelumnya. Berat badan anak dengan DM tipe 1 cenderung turun dengan drastis serta tampak lelah dan lesu. Jika perjalanan penyakit sudah sudah berkembang, pasien bisa datang dengan keluhan yang merujuk pada komplikasi diabetes. Komplikasi yang muncul bisa memiliki awitan akut maupun kronik, namun terlebih yang akut pada DM tipe 1. Komplikasi akut yang sering terjadi pada pasien DM tipe 1 adalah Ketoasidosis Diabetik (KAD) sedangkan komplikasi kronik meliputi penglihatan kabur akibat retinopati, gangguan ginjal, gangguan kardiovaskular, dan kaki diabetes. Infeksi seperti infeksi kulit dan khusus pada anak perempuan, kandidiasis vagina, juga sering terjadi sebagai komplikasi DM tipe 1. Pasien yang mengalami KAD biasanya datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan penurunan kesadaran, nyeri kepala, mual/muntah, dan tanda-tanda dehidrasi.
Untuk memastikan bahwa pasien benar memiliki DM tipe 1, pasien perlu memenuhi kriteria diagnostik yang telah ditetapkan. Kriteria diagnostik DM tipe 1 meliputi poin-poin berikut:
Poliuria, polidipsia, polifagia, enuresis, penurunan berat badan, yang disertai kadar glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dL (11.1 mmol/L)
Atau
Kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL (7 mmol/L)
Atau
Kadar glukasa plasma ≥ 200 mg/ dL (11.1 mmol/L) pada jam ke-2
Atau
TTGO (Tes Tolerasansi Glukosa Oral)
Atau
HbA1c >6.5% (dengan standar NGSP dan DCCT)
Pada pasien yang asimtomatis dengan kadar glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL, harus dikonfirmasi dengan tes glukosa plasma puasa atau dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO).
DM tipe 1 sering telat untuk didiagnosis. Hal ini karena gejalanya yang tidak spesifik dan dapat menyerupai penyakit lainnya yang juga sering muncul pada anak. Keterlambatan diagnosis harus dicegah karena kejadian tersebut dapat berujung pada progresi penyakit yang menyebabkan timbulnya komplikasi; pada DM tipe 1 yang sering terjadi adalah DKA, sebuah kondisi emergensi yang dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik. Sesak napas yang sering terjadi pada pasien DKA sering dianggap sebagai gejala bronkopneumonia; asidosis dan syok juga sering dianggap sebagai akibat dari gastroenteritis; Poliuria dan enuresis sering dianggap sebagai gejala infeksi saluran kemih; polidipsi sering dianggap sebagai gejala psikogenik. Cara untuk mencegah hal ini adalah dengan waspada bahwa gejala-gejala yang telah dipaparkan bisa saja terjadi karena DM tipe 1, khususnya bagi anak besar yang mengalami enuresis, dehidrasi berat namun masih mengeluarkan urin, terlebih jika terdapat napas bau keton (manis seperti buah), dan pernapasan Kussmaul.
Kesimpulannya, DM tipe 1 pada anak-anak adalah tantangan yang serius bagi anak dan keluarganya. Namun, dengan diagnosis yang mumpuni, pengelolaan yang tepat dapat diberikan secepatnya pada pasien, mengurangi risiko untuk terbentuknya komplikasi yang dapat menurunkan kualitas hidup serta meningkatkan risiko kematian bagi pasien.
Referensi:
Konsensus Nasional Pengelolaan DM tipe 1 edisi 3 (https://www.idai.or.id/professional-resources/pedoman-konsensus/konsensus-nasional-pengelolaan-diabetes-tipe-1)
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507713/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5606981/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470282/