ASI
Author:
Topik: bayi, Pra-sekolah
Praktik pemberian makanan yang benar pada awal kehidupan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, imunitas, pencegahan obesitas, perlindungan terhadap alergi, dan masalah jantung di kemudian hari. Hal ini sudah mulai disadari oleh banyak orangtua atau calon orangtua saat ini. Orangtua akan mencari fasilitas kesehatan atau rumah sakit yang mendukung pemberian ASI sebagai makanan awal bagi bayi. ASI memberikan zat gizi yang adekuat pada bayi di awal bulan kehidupan dengan proporsi yang tepat. Kebutuhan gizi dapat dipenuhi dengan pemberian ASI eksklusif 6 bulan, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, serta ASI diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih ditambah dengan pengetahuan yang baik tentang proses menyusui dan juga cara mengevaluasi kecukupan ASI dan makanan pendamping.
Dalam praktek sehari-hari, banyak ibu merasa ASI nya kurang karena bayi menangis terus pada malam hari. Penurunan berat badan pada minggu pertama walaupun normal tetap harus diwaspadai. Bimbingan yang baik dalam proses menyusui, memegang peran yang sangat penting dalam sebuah proses menyusui. Anjuran menyusui pada ibu tanpa diikuti proses menyusui yang baik seringkali menimbulkan masalah. Proses menyusui memang suatu proses natural namun tetap harus dipelajari. Pada zaman yang segalanya ingin diselesaikan dengan cepat dan mudah, seringkali ibu dan pasangannya berpikir bahwa ASI terproduksi sesuai dengan yang diinginkan. Pengetahuan tentang bagaimana ASI diproduksi pada ibu hamil jauh sebelum kelahiran terjadi penting untuk dilakukan.
Baca juga : DAMPAK DARI TIDAK MENYUSUI DI INDONESIA
ASI yang pertama kali keluar setelah melahirkan disebut kolostrum. Kolostrum jumlahnya sedikit dan akan meningkat terus dalam beberapa hari, bila kaidah kaidah menyusui dikuti dengan baik. Hari ke-1 sebanyak 5 mL, hari ke-2 sebanyak 5-15 mL, hari ke-3 sebanyak 15-30 mL, hari ke-4 sebanyak 30-45 mL dan hari ke-5 sebanyak 45-60 mL. Selanjutnya ASI transisi pada hari ke 5-14, volum ASI akan semakin bertambah dan matang pada hari ke-15.
Produksi ASI di atas dapat terjadi jika perilaku normal bayi saat lahir dapat dilakukan, yaitu kontak kulit bayi dengan kulit dada ibu. Kontak kulit dengan kulit ini dapat dilakukan pada semua jenis kelahiran termasuk persalinan dengan bantuan alat dan operasi caesar. Biarkan bayi menempel di dada ibu minimal 1 jam. Tentunya pada keadaan ibu sakit berat atau bayi tidak stabil ini tidak dapat dilaksanakan.
Baca juga : Masalah Ibu Bekerja: ASI Atau Susu Formula?
Langkah berikutnya adalah rawat gabung. Ibu dan bayi selalu bersama selama 24 jam sehari. Selama rawat gabung, ibu harus belajar mengenal tanda-tanda awal bayi lapar. Bayi akan bergerak, membuka mulut, menggerakan kepala dan mencari-cari. Tanda awal ini kemudian diikuti dengan memasukkan tangan ke mulut. Tanda akhir bayi lapar adalah menangis, gelisah, dan mukanya merah.
Jika bayi tidak dapat melekat setelah 6 jam pasca melahirkan, perah ASI, dan berikan dengan pipet atau sendok. Adanya rangsangan pada payudara ibu (hisapan bayi atau perahan tangan) akan meningkatkan produksi hormon oksitosin dan prolaktin. Hormon oksitosin yang tinggi pada hari ke-2 meningkatkan lamanya proses menyusui dan membuat ibu merasa tenang. Kadar prolaktin sangat penting untuk memulai proses laktasi dan juga mempertahankan lamanya laktasi.
Baca juga : Makanan Pendamping ASI (MPASI)
Tanda-tanda normal bayi mendapatkan cukup ASI:
1. Buang air kecil 1-2 x per hari dalam 12-24 jam pertama kehidupan
2. Urin yang sangat pekat dalam beberapa hari pertama dapat terlihat endapan merah bata yang merupakan kristal asam urat (brick dust)
3. Buang air kecil 6-8 x per hari setelah 5 hari
4. Tinja bayi pertama (mekonium) keluar dalam 24 jam pertama
5. Kolostrum membantu pengeluaran mekonium lebih cepat
6. Mekonium akan menipis menjadi hijau kecoklatan / hijau kekuningan dalam 3-6 hari. Lebih dari 6 hari, tinja ASI sudah terbentuk (cair, bau asam, bergas)
Kenali juga tanda-tanda bahaya, yaitu:
1. Urin berwarna merah bata pada popok setelah hari ke-5
2. Buang air kecil <6 kali dalam 24 jam setelah hari ke 5
3. Mekonium masih keluar setelah usia 5 hari
4. Kehilangan berat badan sebesar 7% atau lebih dalam 72 jam pertama, atau berat badan belum kembali ke berat lahir pada hari ke 7-10 maka sebaiknya mendapat evaluasi yang baik.
Agar berhasil dalam memberikan ASI eksklusif disarankan:
1. Menyusu on demand (sesuka bayi) dan membangunkan bayi dengan membuka “bedong” tiap 2 jam agar bayi terbangun dan menyusu
2. Menyusu sesering mungkin minimal 8 – 12 x/hari
3. Tidak memberikan minuman / makanan lain selain ASI
4. Tidak memberikan dot / kempeng karena akan mengakibatkan “bingung puting”
5. Mempelajari tehnik menyusui yang benar; posisi dan pelekatan bayi pada payudara agar bayi dapat mengosongkan payudara ibu dengan optimal
6. Mengevalusi berat badan pada hari hari pertama kelahiran. Bila penurunan berat badan terlalu banyak, dan proses menyusui masih sulit, memerah ASI dan memberikannya pada bayi seringkali sangat membantu (sambil tetap berlatih menyusui)
Penulis : Dr. Eveline P. N. Sp.A
Reviewer : Dr. I.G.A.N Pratiwi, Sp.A, MARS
Ikatan Dokter Anak Indonesia